Istri yang terabaikan Bab 5

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰

5. Teman Baru.

“Braaak!” 

Dengan membawa gunungan amarah Lana pulang ke rumahnya. Dia pun segera meluapkan emosinya yang membuncah itu dengan membanting pintu dan semua yang dia temui. 

Lana memang bersifat temperamental dan tidak pandai mengendalikan dirinya. Meski begitu dia sangat bucin terhadap perempuan yang dia cinta, yaitu Mika. Selain itu, Lana juga patuh terhadap kedua orang tuanya. 

“Beeeeen!” teriak Lana memanggil pelayannya. 

“Ya Tuan!” jawab pelayan Lana mendekat. 

“Telponkan Arbi! Suruh dia kesini, katakan padanya belikan aku ponsel terbaru!” ucap Lana menyuruh pelayan rumahnya menelpon sekertaris pribadinya. 

“Baik, Tuan!” jawab pelayan Lana menyanggupi perintah Lana tanpa menolak dan bertanya, meskipun dalam mereka penuh tanda tanya.

Lana kan punya ponsel sendiri, kenapa memanggil Arbi sampai menyuruhnya. Begitu melihat Lana yang sedang ngamuk dan membuat kamarnya berantakan, Beno tidak berani melawan. Dia melakukan apa yang Lana perintahkan. 

Lana kemudian bergegas ke ruangan santai di tepi kolam rumahnya. Lana menyambar satu botol wine koleksinya. Dia meneguknya berharap amarahnya reda. 

Sayangnya, entah kenapa, Lana merasa sangat sakit, marah dan terhina dengan kepergian Isyana. Bukan karena jumlah uangnya atau ponselnya yang dibawa pergi, jelas itu semua tak berarti apa- apa. 

Uang Lana banyak, Lana juga menyadari, hak Isyana selama ini lebih dari itu. Jatah belanja Isyana satu bulan seharunya tiga kali lipatnya dari uang diambil Isyana, tapi semuanya dia berikan pada Mika, bahkan Mika menghabiskan lebih dari itu. 

Lana merasa direndahkan dan dibodohi. Lana semlat mempercayai kata- kata Isyana dan selalu menganggap Isyana lemah. Nyatanya Isyana punya keberanian.

Lana juga sangat tidak suka jika kemauanya ditentang, apalagi ada yang berani melawanya dan mengelabuhinya.

“Berani- beraninya dia kabur dariku? Dia pikir dia siapa?” batin Lana masih tidak terima. Lana mengingat Isyana pura- pura minta maaf tapi teryata kabur bahkan punya ide mencuri. 

“Krak!” saking geramnya Lana memecahkan gelasnya dan membuat tanganya berdarah, di saat yang bersamaan. Arbi datang. 

“Permisi Tuan!” sapa Arbi. 

Lana menoleh ke Arbi tanpa menjawab hanya menggerakan matanya sebagai isyarat menyuruh Arbi duduk menemaninya. 

“Ini ponsel yang Tuan pesankan. Lengkap dengan nomer barunya. Ini ponsel keluaran terbaru Tuan!” tutur Arbi memberitahu. 

Lana meliriknya dan mengambilnya. 

“Cari istriku sampai ketemu! Bawa dia pulang!” ucap Lana memberi perintah. 

“Ehm... maksud Tuan, Nyonya Isyana?” tanya Arbi sedikit kaget.

Setahu Arbi, Nyonya Isyana adalah seorang perempuan muda yang menjadi istri yang sangat patuh dan lugu.

Bahkan Arbi juga sangat kasihan mengetahui kenyataan nama Hanggara yang tersemat dalam nama Isyana sekarang hanya pajangan. Isyana hanya menjadi istri di atas kertas, tapi perlakuan Lana menjadikan Isyana seperti tawanan.

Arbi juga tahu, Lana dua hari ini absen kerja karena datang ke kampung halaman istri yang disembunyikan Lana. Kenapa tiba- tiba Arbi disuruh mencarinya?

“Prak!” Lana marah lagi dan menendang kursinya. “Kau pikir siapa lagi? Cari Isyana sampai ketemu! Dia kabur dariku!” jawab Lana lagi.

Arbi menelan ludahnya menahan debaran jantung karena dibentak.

“Dimana saya harus mencari Nyonya Isyana, Tuan?” tanya memberanikan diri bertanya. 

“Ya terserah kamu lah, kalau aku tahu dimana istriku aku tidak menyuruhmu, bodohh!” jawab Lana lagi.

“Maksud saya... bagaimana kronologi, anda berpisah dari Nyonya Isyana Tuan? Agar saya bisa melacaknya?” tanya Arbi lagi berfikir rasional. 

Lana pun menceritakan kronologinya.

Dalam hati Arbi menertawai Lana dan memuji keberanian Isyana. Menurut Arbi, seharusnya sudah sejak lama Isyana melakukan itu, tapi kenapa baru sekarang setelah ayahnya meninggal. 

Meski begitu, karena sumber mata pencaharian Arbi masih pada Lana, Arbi tetap mematuhi kata Lana dan bersedia mencari Isyana. 

“Dia membawa ponselku, seharusnya kau bisa melacaknya dengan cepat!” tutur Lana. 

“Baik Tuan!” jawab Arbi. 

Lana pun mengeratkan rahangnya, tidak sabar. Jika Isyana kembali dia ingin segera menyiksa Isyana lagi. Sementara Arbi mohon undur diri. 

Lana bergegas mandi dan berangkat bekerja. Dalam hal pekerjaan, Lana memang handal dan tidak diragukan. Meski dia bukan pemilik utama perusahaan otomotif itu, tapi nama Lana dikenal di kalangan pembisnis kalangan atas. Lana juga dipercaya oleh pemilik nomer satu perusahaan otomotif itu. 

*****

Di kota B

Isyana mulai tinggal di kontarakan barunya.

Sebuah kontrakan kecil satu pintu di komplek perukoan yang bersekat- sekat. Hanya ada satu kamar tidur, ruangan kecil untuk ibadah, dapur dan kamar mandi, dan satu kotak lagi untuk ruang tamu. Ruang tamunya hanya muat ditempati sofa kecil. 

Satu kelebihan kontrakan itu, mempunyai halaman depan dan halaman belakang yang lumayan luas. Tempat itu juga beriklim sejuk, tidak panas dan nyaman. 

Kota B tergolong kota yang asri dan sepi jauh dari jangkauan orang ibu kota. Isyana yakin tempatnya bersembunyi akan susah dilacak Lana. 
“Aku aman kan di sini? Seharusnya dia senang kan aku pergi darinya? Dia bisa menikah dengan Mika?” batin Isyana sembari menatap jendela kamarnya. 

Isyana kemudian keluar kamar. Isyana memandangi bunga- bunga yang dia borong dari Pak Diman, sahabat singkat yang dia temui tempo hari. 

“Aku yakin, kalau aku bisa memasarkan bunga- bunga ini aku bisa sukses!” batin Isyana mengingat dulu tetangga di dekat rumah neneknya bisa beli mobil hanya dengan jualan bunga. 

Isyana melihat Mang Diman kurang laku karena dia hanya berjualan keliling. Jadi jangkauanya sedikit dan lelah badan.

“Aku akan jual secara online!” batin Isyana kemudian. 

Isyana masuk ke kamarnya, dipandanginya lagi ponsel Lana. 

“Jika aku nyalakan ponsel ini dan kugunakan ponsel ini, aku pasti akan kelacak. Aku beli ponsel baru saja. Nggak harus mahal kan yang penting kameranya bagus,” batin Isyana kemudian mulai merancang langkah baru hidupnya.  

Isyana ke kamar mandi dan berniat pergi ke pasar untuk membeli ponsel modal dia jualan. 

“Aku tidak punya baju lagi, sebaiknya aku juga beli baju!” batin Isyana saat hendak ganti, tapi tak punya baju. 

Isyana memandangi dirinya di depan cermin itu. Wajah Isyana memang berjerawat dan kusam berminyak. Rambutnya Isyana juga kering keriting bercabang, pirang lagi.

Isyana teringat semua penghinaan Mika, Lana, pemilik mobil bak dan tukang konter semalam. 

“Semua orang melihat dan menilai manusia dari penampilan. Aku juga harus mengubah penampilanku!” batin Isyana mengepalkan tanganya. 

Meski hanya memegang uang 5 juta. Isyana yakin bisa membeli beberapa helai baju. Setahu Isyana biaya perawatan wajah yang dia dengar dari peayan di rumah Lana berkisar 500 ribu. Isyana masih punya uang untuk itu.

Yang terpenting sekarang adalah membeli ponsel, agar Isyana bisa berjualan dan uangnya berkembang. 

Isyana pun keluar dari kontrakanya, mencari tempat penjual hape terdekat. Yang pasti bukan penjual hp yang semalam dia datangi. 

“Yang 2 jutaan aja Kak!” ucap Isyana memilih ponsel sederhana mengingat budgetnya pas- pasan. Karena awal usaha, yang penting tepat guna. 

Setelah membeli ponsel dan mengaktifkanya, Isyana kemudian mencari baju, untuk dia ganti. Kali ini Isyana tidak lagi memilih baju- baju daster seperti yang diberikan Mika di rumah. 

Meski bahanya tak sebagus pakaian mahal, Isyana membeli pakaian yang bermodel kekinian. Isyana membeli dress- drees lokalan yang manis dan cantik, warnanya juga cerah- cerah, tidak mahal dan mewah tapi enak dipandang mata dan terlihat feminin. 

“Aku harus segera bikin akun media sosial untuk tanamanku,” batin Isyana semangat. 

Isyana hendak pulang, lalu melewati pedangang sayuran segar. 

“Oh iya, aku kan butuh makan, di kontrakan sepertinya ada kompor. Aku juga harus membeli sayuran dan bahan makanan lain,” batin Isyana lagi. 

Isyana melihat sayuran sawi hijau di sebuah ruko pedangan milik laki- laki muda. Itu yang paling segar. Isyana pun mendatangi pedagang sayur itu. 

“Mas...sawi hijaunya berapa ya?” tanya Isyana ke Mas- mas penjual sayur. 

Penjual sayur itu menoleh ke Isyana dan tersenyum. Rupanya dia salah satu pedagang yang melihat insiden Isyana dengan bapak- bapak mobil Bak. 

“Neng 500 ribu ya?” celetuk Mas- mas penjual sayur itu. 

Gleg 

Isyana menelan ludahnya dan celingak celinguk. Isyana tidak menyadari ada orang yang mengenalinya dan mengetahui apa yang menimpanya.

“Maaf tidak jadi!” jawab Isyana ingin segera pergi. 

“Tunggu!” panggil mas- mas penjual sayur mengejar Isyana.

“Kenalkan, namaku Adnan, tapi orang sini memanggilku Bang Nan. Aku tahu kamu orang baik, bolehkan kita berteman?” tutur Adnan mengulurkan tanganya. 

Isyana terdiam melihat tangan yang terulur di depanya itu. 

“Maafkan pamanku? Dia pemasok sayuranku, dia memang begitu, namanya Pak Nanang. Bajumu masih baju yang semalam kau pakai, kulihat belanjaanmu juga pakaiaan. Aku juga melihatmu bersama Pak Diman cari kontrakan. Kamu pendatang kan?” tanya Adnan lagi karena diam- diam semalam Adnan mengikuti Isyana. 

Mendengar Adnan tahu banyak tentang Isyana, Isyana tidak lagi menghindar. 

“Iya!” jawab Isyana mengangguk. 

“Belilah sayuran di tempatku, dan mari kita berteman, aku akan membantumu, siapa namamu?” tanya Andan lagi. 

Adnan tertarik pada Isyana karena Isyana menunjukan itikad baik, pada Mang Diman dan beberapa orang yang mencibirnya. 

Isyana diam lagi, kali ini Isyana akan mengubah namanya. Nama panjang Isyana kan Isyana Putri Anjani. 

“Putri!” jawab Isyana akhirnya mau berteman dengan Adnan. 

“Mulai sekarang kita berteman Putri, pilihlah sayuran yang kau mau. Aku kasih gratis untukmu hari ini?” tutur Adnan. 

Isyana pun tersenyum dan kemudian memilih sayuran yang dia butuhkan. Akan tetapi Isyana memilih membayar. 

Bersambung. 🥰🥰Lanjut bab 6

gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn






Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 5"