Istri yang terabaikan Bab 122

   Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Emosi

Di ruang tamu rumah Nenek kini dua direktur dari dua perusahaan Suntech berhadapan. Perusahaan otomotif terbesar di negara itu. 


Tuan Aksa sedikit naik darah menemui kenyataan kalau Lana adalah mantan suami Isyana. Terlebih dengan sikapnya sekarang. 


Tuan Lana Hanggara pun merasa sakit hati dan terancam. Sangat tidak suka mengetahui mantan istrinya dekat dengan duda tampan di depanya ini. Apalagi mendengar perkataan Tuan Aksa yang bernada ejekan. 


Lana mengulum lidahnya tersenyum masam. 


“Kenapa Mas Binar tegang begini? Saya kan hanya bertanya, setahu saya, Isyana tidak pernah berteman dengan Nyonya Ara. Oh ya, Mas Binar tahu kan, Isyana sedang mengandung penerusku tentu saja saya harus peduli dan tahu seperti apa lingkungan Isyana sekarang,” jawab Lana berkilah. 


Tuan Aksa yang mendengarnya tersenyum lagi, dengan senyum mengejek. 


“Oh begitu... sepertinya Mas Lana mantan suami yang baik ya, mengawasi circle pertemanan Nyonya Isyana, bahkan setelah bercerai. Saya saja nggak sempat tanya, kapan istri saya kenal Nonya Isyana. Saya hanya cukup tahu, istriku dan Nyonya Isyana bahagia, Karena itu saya juga harus baik ke Nyonya Isyana.” jawab Tuan Aksa menyindir. 


“Tapi sepertinya agak aneh ya, kalau mendiang Bu Ara yang berteman tapi Mas Binar malah yang ada di sini sekarang? Kan sekarang Bu Ara sudah tidqk ada?” jawab  Tuan Lana lagi balik menyindir Tuan Aksa. 


Tuan Aksa mengangguk lagi, agak aneh memang. Tapi kan ada Bu Dini dan Putri. 


“Ah.. ya, Nyonya Isyana memang berteman dengan mendiang istriku, tapi satu lagi, dia juga tante kesayangan putriku, dia juga berteman denga ibuku, salah ya kalau saya menjaga putri dan ibuku?” jawab Tuan Aksa lagi. 


“Oh gitu,” jawab Lana mulai kehilangan kata- kata. 


“Santai saja, bersama kami Isyana bahagia, kandunganya akan sehat, seharusnya Mas Lana berterima kasih kan ke kami?” tutur Tuan Aksa lagi menohok, ingin mengatakan kamu jadi calon ayah kemana aja. 


Tapi Lana tetap Lana tidak mudah tahu diri. Tuan Lana tersenyum. 


“Oh ya..., Tapi saran saya, Mas Binar kan baru ditinggal Nyonya Tiara, tidak perlulah repot- repot, mempwehatikan anqk saya dan mantan istri saya. Saya bisa jaga anak saya sendiri.” Jawab Lana. 


"Apa ini artinya. Mas lana keberatan saya berteman denhan Nyonya Isyana?" tanya Tua Aksa tapi Lana belum jawab


Di saat yang bersamaan Tuan Aksa dan Tuan Lana ngobrol Dina keluar membawa minuman. Lalu menyajikannya.


Tuan Aksa pun tak bertanya lagi. di saat itu pula Putri menggeliat dan terbangun. 


“Daddy...,” gumam Putri. 


“Hai, Sayang... kamu sudah bangun?” tanya Tuan Binar Aksa lembut. 


Putri bangun dari tidurnya dan berusaha duduk sambil mengucek matanya. 


“Daddy... kita dimana?” tanya Putri 


“Hai... Putri... ini Kakak Dina.” Sahut Dina. 


Putri mengucek matanya lagi menatap Lana dan sekeliling. 


“Oh di rumah Tante Bunga, dimana Tante Bunga?” tanya Putri. 


“Di dalam lagi istirahat,” jawab Dina tersenyum. 


Putri masih terbengong dan memandangi kawan Daddynya. 


“Mau ikut ke dalam nggak?” tanya Dina. 


“Om ini siapa?” tanya Putri menunjuk Lana. 


“Hai... anak cantik, kenalkan, Om Lana.. teman Daddymu,” jawab Tuan Lana mengeluarkan senyum ramahnya ke Putri. 


“Hai Om..., aku Putri, Kata Daddy dan Mommy, aku princessnya Daddy dan Mommy,” jawab Putri sudah sadar sehingga kambuh cerewetnya. 


“Oh yaya,” jawab Lana. 


“Om punya, Princess juga nggak?!” tanya Putri.


“Emmm.... mau punya,” jawab Lana yang dimaksud anak Isyana. 


“Berapa?” 


“Baru mau punya satu!” 

“Oh gitu, Kalau Daddyku mau punya dua prince! Oh ya, Tante Dina tahu nggak?” 


“Apa?” tanya Dina.  


“Tante Bunga sama Daddy mau menikah lho! Nanti aku punya adek, jadi princenya Daddy ada dua1” celetuk Putri senang, hendak mengadu pada Dina. 


“Uhuk...,” Lana yang dari tadi kehausan, begitu Dina menurunkan gelasnya langsung diambil hendak diminum, mendengar kata Putri lagung kaget. 


“Hati- hati Om minumnya, kata tante Bunga kalau minum itu baca doa dulu! Terus pelan- pelan!” celetuk Putri lagi seperti biasa cerewet. 


Lana pun hanya menyeringai, mendadak pucat dan menatap tajam Tuan Binar. 


Dina pun jadi kaget, lalu melirik senang ke Lana. 


“Waah, benarkah?” tanya Dina. 


“Iya... katanya kalau orang menikah itu tinggal satu rumah, Kakak Dina ikut tinggal di rumah Putri ya!” ucap Putri lagi sangat bersemangat. 


“Boleh- boleh!” jawab Dina lagi mengompori.


Tuan Aksa di sini hatinya bersorak melihat ekspresi Lana. Putri memang sangat bisa diandalkan. 


Sayangnya di dekat Pintu, Bu Wira dan Bu Dini mendengarkan. Bu Wira pun sangat kaget mendengarnya. 


“Putri...,” panggil Bu Dini. 


“Ya Oma...,” jawab Putri. 


“Cucu Oma baru bangun tidur, bauk! Cuci muka dulu yuk, sumur di rumah Nenek ini airnya sangat segar lho!” tutur Bu Dini bijak, bisa kacau kalau Putri terus nyerocos di dalam. 


“Ayuk...,” jawab Putri. 


Putri pun turun dari pangkuan Daddynya dan ke belakang. 


Bu Wira masih syok dan menatap Tuan Binar. 


“Nak..Binar?” panggil Bu Wira dengan menelan ludahnya. 


“Ya Tante,” 


“Apa benar yang dikatakan, Putri tadi?” tanya Bu Wira langsung to the point. 


“Ehm... ehm,...,” Binar hendak menjawab dan menjelaskan, tapi Lana keburu memotong. 


“Saya nggak nyangka yah, Mas Binar ternyata begini? Pantas saja Nyonya Tiara sakit- sakitan. Dari dulu hidup suaminya, dikelilingi perempuan lain. Bahkan orang yang katanya teman Bu Tiara mau dinikahi?  Mas, Isyana itu mantan istriku, Mas, dia sedang mengandung anakku!” ucap Lana ke Binar seakan tidak terima.  


“Lana!” pekik Bu Wira merasa omongan Lana ngarang dan tidak disaring.


Tuan Aksa pun emosi mendengar kata Lana yang menyangkut pautkan Isyana dengan penyakit Bu Tiara. Akan tetapi dia sadar diri di rumah Nenek. 


“Jaga omonganmu!” lirih Bu Wira. Lalu menatap Binar lagi. 


“Benarkah Nak Binar, apa Nak Binar dan Isyana akan menikah?” tanya Bu Wira. 


Tuan Aksa tidak menjawab dan mnatap Lana dengan wajah permusuhan. Sangat tajam, Tuan Aksa mengepalkan tananya ingin menonjok, tapi di rumah orang, ada Isyana, ada Putri juga. Mau menjelaskan kalau dirinya snagat setia dan Bu Tiaralah mak comblang Isyana dan Tuan Aksa juga percuma. 


“Saya tidak tahu akan menikahi Isyana atau tidak, Tante! Tapi saya akan selalu berusaha menjaga putriku dan orang- orang yang disayang putriku, bahagia! Dalam pengawasanku!” jawab Tuan Aksa. 


Lana tersenyum simpul dan mengejek. 


“Picik sekali kamu Mas, menggunakan anakmu unntuk mendekati mantan istri orang? Kok bisa sih? Apa nggak ada perempuan lain, yang jelas- jelas tidak hamil? Yang masih gadis kan banyak, kuburan Nyonya Tiara belum kering lho. Apa jangan- jangan di belakang Bu Tiara selama ini ada main?” ejek Lana lagi. 


Tuan Aksa pun emnarik nafas dalam tidak sabar ingin menonjok dan membuang nafasnya menahan sabar. 


“Kayaknya nggak enak kita ngobrol di sini Mas. Ayo kita ngobrol di luar!” jawab Tuan Aksa gatal ingin balas memaki Lana dan memukulnya. 


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 122"