Istri yang terabaikan Bab 121

   Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


121.bukankah Kalian Sudah bercerai.

Dengan kemahiran Binar Aksa, kebetulan mobil yang Bu Dini bawa mobil kecil Tuan Binar Aksa nekad masuk, dan memanfaatkan parkir di samping Lana. Halaman nenek yang sempit hampir penuh dia mobil "Ada tamu siapa?" tanya Bu Dini. "Platnya bukan orang sini?" gumam tuan Aksa. "Memang Nek TjuTju punya anak di rantau?" tanya Bu Dini "Binar tidak tahu. Ayo turun!" ajak Tuan Binar. Bu Dini pun membuka pintu mobilnya begitu juga Tuan Aksa. "Bangunkan Isyana dan Putri, Mamah ingin numpang ke kamar mandi sebentar!" ucap Bu Dini. "Ya Mah!" jawab Bu Dini. Bu Dini berjalan masuk lebih dulu. Sementara Tuan Aksa dengan jantung berdebat membuka pintu mobil belakang. Tuan Aksa menelan ludahnya, menahan deguban jantungnya yang keras. Bukan hanya sekarang setelah Bu Tiara meninggal. Sejak Bu Tiara meminta Tuan Aksa menikahinya, Tuan Aksa memang memang jadi kepikiran dan diam- diam memperhatikan Isyana Hanya saja dulu menghargai istrinya. .Meyakinkan dirinya kalau dia bukan suami yang dzolim, tega menduakan istrinya yang sakit. Kalau sekarang, bahkan permintaan Istrinya yang meminta Tuan Aksa menjaga Isyana. Bu Tiara yang memohon jangan salah pilihkan mamah sambung untuk Putri. Itu saja Tuan Aksa selalu meyakinkan dirinya kalau itu salah. Namun nyatanya, doa ibu, doa istri sholehah lebih kuat. Sekuat apapun Tuan aksa meyakinkan diri menghindar dari Isyana, pesona Isyana seperti mengejarnya. Semakin Tuan Aksa menjauh semakin bayang Isyana mendekat. Ya sudah didekati saja. Kini mereka pun sangat dekat, di dalam mobil berhadapan, tidak ada lima cm. Wajah Isyana tampak di depanya, terlelap sangat tenang. Isyana sangat bekerja keras sehingga tidurnya begitu dalam. Kalau Tuan Aksa mau jahat, sangat mudah menciuum dan menikmati bibit mungil tipisnya. Sayang Tuan Aksa tahu batasan. "Nyonya Banngun.. sudah sampai," tutur Tuan Aksa hanya berani menggoyangkan bahunya lalu menjauhkan wajahnya. "Eh...," Isyana mengerjapkan matanya. Sedikit menggeliat. "Hah!" Isyana pun terpekik kaget dirinya bertiga dengan Tuan Aksa. Isyana sangat malu ketahuan tidurnya kebo. Tuan Aksa tampak membangunkan Putri, tapi Putri hanya menggeliat. Tuan Aksa pun hendak memapah Putri dan menggendongnya. "Sudah sampai, Mamah mau numpang ke kamar mandi. Saya juga mau numpang sholat," ucap Tuan Aksa. "Oh iya, maaf!" jawab Isyana Seperti layaknya pasangan suami istri dan satu anak. Tuan Aksa turun menggendong Putri, lalu Isyana berjalan di belakangnya. **** Bu Dini. Bu Dini yang ingin BAK berjalan cepat mengucap salam "Assalamu'alaikum," "Waaalikum salam," nenek dan Dina yang mendengar mobil datang langsung keluar menyambut dengan senyum Bu Dini dan Bu Tiara kan suka nyawer Dina banyak. Jadi Dina ramah "Ibu.. mangga... damang?" "Ah..ya. Mau numpang ke kamar mandi," tutur Bu Dini "Oh ya.Mangga mangga...tapi kotor berantakan," jawab Nenek ramah. "Ah nggak apa- apa!" jawab Bu Dini. "Oh iya.. lagi ada tamu ya?" "Iya... itu di dalam, tamunya Neng Isya," "Tamunya Isyana?" tanya Bu Dini ikut kaget dan penasaran. Nenek mengangguk. Bu Wira dan Lana yang di dalam seperri hancur dunianya. Nyali seperri hilang, ingin kabur rasanya. Mereka sangat bingung kenapa Bu Dini kebal nenek dan bersama Isyana. Bahkan Bu Wira mendadak pucat mau bilang apa ke Bu Dina. Bu Dini pun masuk. "Dheg!" Langkah Bu Dini terhenti begitu melewati pintu masuk. Matanya terbelalak bertatapan dengan teman arisanya. "Bu Wira?" pekik Bu Dini. "Bu Dini?" Pekik Bu Wira gelagapan. Hassrat untuk buang Air kecil Bu Dini dan Bu Wira mendadak sama- sama terhenti. Bu Dini kemudian menatap Lana, dengan tatapan menelisik. "Bu Wira? Kalian di sini?" "Ya.. Bu Dini sendiri kok di sini?" balas Bu Wira. Belum mereka menjawab. "Braak!" Isyana kaget dan menjatuhkan tasnya. Mereka pun saling pandang dan tertegun. Isyana benar-benat tidak siap bertemu dengan momen ini. "Isyana!" pekik Bu Dini dan Bu Wira bersamaan. Sementara Lana dan Tuan Aksa sama- sama mengeratkan rahangnya. Isyana sendiri bingung mau bagaimana menjelaskan. Malu. "Bu Wira.. ah maaf pesanan anggreknya belum ada.. ya. Belum Ada!" jawab Isyana gugup dan ingin terus berbohong. Saat di acara arisan kan Isyana pura-pura Bu Wira langganan anggreknya. Akan tetapi kali ini Bu Dini dan Bu Wira tidak mau diajak sandiwara. Baik Bu Dini dan Bu Wir tak menanggapi Isyana yang gelagapan dan mencoba berbohong. Bu Dini pun tersenyum "Isyana sayang. Kenapa kamu harus takut dan berbohong? Apa dia mantan mertuamu? Sapalah mamah mertuamu?" tutur Bu Dini menebak dan mencairkan suasana. Bu Wira menunduk malu dan Isyana juga karena ketahuan berbohong. "Maafkan Mamah Nak," ucap Bu Wira dengan besar hati mohon maaf. Isyana pun mematung. "Ya.. harusnya dari awal Mamah jujur, Isyana memang menantuku!" jawab Bu Wira. Isyana masih terpaku. "Mamah...,"gumam Isyana gemetaran. Walau bagaimanapun Bu Wira sangat baik pada Isyana. "Jadi benar mantan suami Nyonya itu, Mas Lana?" tanya Tuan Aksa. "Ya. Saya mantan suaminya Mas. Kenapa? Jadi kalian akrab? Bagaimana kalian bisa kenal?" jawab Lana malah menampakan wajah sengak. Tuan Aksa tersenyum, Tuan Aksa kan selama ini bertanya-tanya siapa sosok suami yang tega biarkan istrinya hamil bekerja keras. "Nyonya Isyana adalah perempuan yang sangat disayangi Putri dgn mendiang istriku. Tentu saja kenal," jawab Tuan aksa. Setelag mereka saling sapa. Nenek yang jadi wasit akhirnya kebagian jatah. "Maaf Ibu.. ibu.. kok pafa berdiri. Duduk mangga duduk!" tutur Nenek menata bangku. "saya mau ke kamat mandi," tutur Bu Dini "Saya juga!" sahut Bu Wira.. "Oh yaaa.. Mangga!" jawab Nenek. Sementara Tuan Aksa yang menggendong putri berat langsung duduk, setidaknya bersandar kan lebih ringan..Tuan Lana juga ikut duduk. Mereka berhadapan. Isyana tidak peduli mereka. Isyana yang syok masuk ke dalam bersama Dina. "Teteh haus Din!" ucap Isyana "Teteh habis darimana?" tanya Dina "Kasih minum!" jawab isyana menyodorkan gelas tak peduli kata Dina. Dina pun menuangkan air. sa.bil manyun "Teteh keren, teteh milih siapa?" goda Dina. "Apa sih din. Teteh pusing!" jawab Isyana. ****. Di kamat mandi Bu Dini dan Bu Wira jadi berebut kamat mandi. Tapi karena Bu Dini yanh akrab dengan nenek dia yang lebih dulu. Bu Wira yang terakhiran. **** Di Ruang Tamu Tuan Binar dan Tuan Lana saling langsung. Tuan Binar tidak menduga, geram dan kesal.. Kenapa ada laki- laki setega Laba. Sementara Lana kesal, kenapa Binar harus akran dan kenql denhan Isyana. "Bagaiamna kalian saling mengenal?" tanya Lana mendahului. "Apa urusan Mas Lana. Bukankah kalian sudah bercerai?" tanya tuan Aksa.Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 121"