Istri yang terabaikan Bab 123

   Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


123.Jawab Jujur ya. Bu Dini juga mendengar perkataan Putri. Meski Bu Dini tahu itu hanya ucapan seorang bocah, apalagi dirinya juga berharap. Bu Dini tak menyanggah. Akan tetapi Bu Dini bijak. Bu Dini tak ingin terlibat terhadap Lana dan Binar. Biar saja, bagaimana keseriusan Binar menghadapi kenyataan ini. Lana Hanggara, anak sahabat Tuan Priangga yang sangat dipercaya, ternyata adalah orang yang selama ini Tuan Aksa kutuk dan membuatnya penasaran. Orang yang dipuji- puji Ayahnya ternyata orang yang menurut Tuan Aksa tak punya hati. Bu Dini memilih menepi dan mengurusi cucunya. "Waah, ini kan tanaman tante Bunga?" pekik Putri melihat hasil ekskusi Isyana yang hendak mulai mengumpulkan bahan greenhouse lagi. "Iya, Nak. Katanya tantemu mau jualan Bunga lagi!" jawab Nenek yang sedang menata camilan buat disajikan. "Ini untuk dijual Nek?" tanya Bu Dini. "Iya... perut Neng Isya sudah semakib besar, kuliahnya juga padat banget. Saya kasian kalau Isyana harus ikut ngamen sampai tengah malam," tutur Nenek lembut Bu Dini dan Putri mendengarkan dengan seksama penuturan Nenek. Benar, Isyana memang bekerja keras sendiri. Tak ada yang menyangka kalau dia menantu Tuan Hanggara. "Mbak Dina," panggil Bu Dini "Ya Nyonya," "Minta tolong temani Putri ke sumur ya!" tutur Bu Dini. "Putri sama Kak Dina. Cuci muka wudzu, sholat ashar terus kita pulang!" tutur Bu Dini ke Putri mengajari disiplin. "Ya Oma!" jawab Putri patuh. Rupanya Bu Dini mau mewawancarai Nenek. "Nek...," panggil Bu Dini "Ya" jawab Nenek berhenti dari aktifitasnta. "Isyana di kamar, tadi menangis dan katanya ingin sendiri sebentar!" jawab Nenek. "Nenek siapa tahu mereka?" tanya Bu Dini "Sepertinya Bu Dini yang lebih kenal dengan mereka," jawab Nenek "Ya.. memang, saya kenal baik dengan mereka, maksud saya, apa Nenek tahu siapa mereka? Sebelumnya pernah bertemu mereka? Atau mereka sering ke sini?" tanya Bu Dini menelisik. "Nenek baru pertama bertemu, tapi Dina sudah pernah bertemu beberapa kali. Kenapa Bu?" tanya Nenek "Nenek tahu dia siapanya Isyana?" "Kata Dina dia mantan keluarga Neng Isya," Bu Dini mengangguk tersenyum "Nenek tahu dari kapan?" "Baru, Bu Dini. Kenpa Bu Dini tanya begini?" "Asal Nenek tahu, mereka itu temanku, tapi mereka tidak jujur dan memberitahuku, kalau Isuana menantinya. Aku sakit hati Nek, aku kaget kenapa bertemu di sini Kalay terbuka dari awal kan saya nggak bingung," jawab Bu Dini. "Saya tidak tahu menahu tentang masalalu Neng Isya. Saya hanya bertemu dengan Isya saat Neng Isya bantu saya jualan dan saat itu neng Iysa butuh tempat tinggal, Nyonya," jawab Nenek "Neng Isya banyak bawa dampak baik buat Dina dan rumah ini. Selebihnya saya tidak tahu menahu," jawan Nenek panjang. "Ya sudah, Nek.. makasih, berarti Bu Wira memang baru tahu Isyana di sini. Apa kata Dina Isyana dan Lana sering bertemu?" tanya Bu Dini lagi. "Saya tidak tahu pasti katanya sih justru di takziahaany menantu Bu Dini," tutur Nenek lagi. "Hoooh... yaya. Baiklah Nek. mana kamar Isyana?" tanya Bu Dini. Nenek kemudian menunjuk kamar Isyana. Bu Dini pun berniat menemui Isyana. Rumah Nenej ternyata pintu kayinya sudah rusak untuk bagian kamar, tidak bisa dikunci. Bu Dini jadi bisa membukanya. Ternyata Isyana belum keluar karena sedang sholat ashar. Bu Dini pun menunggu Isyana selesai sholat. Setelah mengintip lihat Isyana selesai sholat, Bu Dini pun mengetuknya. "Boleh ibu masuk?" tanya Bu Dini. "Silahkan Bu?" jawab Isuana lirih. "Kenapa kamu mengurung diri kamar?" tanya Bu Dini lembut. "Isyana bingung, Isyana malu sama Bu Dini," "Sama Ibu?" tanyq Bu Dini menunjuk dirinya sendiri "Maaf, karena Isyana berbohong, tapi sungguh Isyana tidak punya maksud dan tujuan apapun..Isyana hanya, Isyana hanya malu Bu!" tutur Isyana menunduk. Isyana seharusnya tau sejak awal keluarga Bu Dini dan Bu Wira dekat. Pasto tidak nyaman jika ketahuan. Apalagi Isyana malah dapat bantuan dari Bu Dini. "ssssstt...," Bu Dini langung menghentikan Isyana, meraih bahu Isyana dan mengangkat wajahnya. "Ibu tahu posisimu, ibu juga mungkin akan melakukan hal yang sama jika ada di posisimu. Tak apa. Ibu memaafkanmu. Kamu pasti punya niat baik menyembunyikan identitasmu, justru ibu yang minta maaf ya!" tutur Bu Dini. "Terima kasih," jawab Isuana menunduk. "Kenapa kamu tak menemuinya? Aku sangat kenal Bu Wira orang yang hatinya baik. Dia jauh- jauh ke sini pasti karena merindukanmu. Temui mereka," tutur Bu Dini lembut.. Isyana menunduk bingung. "Apa kamu merasa tidak nyaman karena ada kami?" tanya Bu Dini lagi. "Maaf bukan begitu Bu!" jawab Isyana "Ibu paham kok!" jawab Bu Dini kembali tersenyum "Saya malu sama Mamah. Saya bingung harus berkata apa?" "Yang penting temui. Satu hal yang ibu ingin tanya, tolong jawab jujur ya?" tutur Bu Dini pelan "Ya...," "Apa kamu masih mencintai Lana?" tanya Bu Dini hati - hati. Isyana sedikit tersentak. Isyana menundukan wajah dan mengambil jeda. "Isyana tidak tahu, Bu!" jawab Isyana. "Apa kamu masih berharap atau ingin kembali padanya?" tanya Bu Dini lagi. "Tidak!" jawab Isyana tegas. Bu Dini pun tersenyum senang. "Apa kamu ada kepikiran untuk membuka diri dan berumah tangga lagi dengan seseoamrang?" tanya Bu Dini kali ini serius. Ditanya seperti itu Isyana jadi gemetaran. Saat bersama Putri tadi, Kata Tuan Aksa kan hanya untuk senangkan Putri.. "Saya tidak kepikirab tentang itu. Saya hanya ingin lahirkan anak saya dengan sehat, dan seleseaikan kuliah saya seperri kata Bu Dini," jawab Isyana. "Ehm....," mendengar jawaban Isyana Bu Dini sedikit lega. Ada harapan untuk Binar Aksa anaknya. "Oke...," "Kenapa Bu Dini tanya begitu?" tanya Isyana. "Nggak apa- apa. Maaf ya. Ibu kan yang jadi wali kamu di kampus. Ibu hanya ingin lastikan apa bantuan ibu masih perlu mengingat kamu menanfu Bu Wira," jawab Bu Dini beralasan meski sedikit mengandung tanda tanya. Setidaknya dan seharusnya kan kalau pun sudah cerai menantu pejabat masa hidupnya ngamen. . "Maaf," tutur Isyana. Bu Dini tidak tahu, kalau hak nafkah Isyana selama ini diambil Mika. Bahkan tanah hibah yanh mau diberikan ke Isyana oleh bu wira juga mau direbut. Isyana benar- benar keluar dengan tangan kosong. "Ya sudah, terima kasih untuk hari ini. Ibu mampir mau numpang sholat aja. Maaf ganggu. Kita pulang ya...," tutur Bu Dini bijak. "Terima kasih Bu," "Temui mereka Nak!" tutur Bu Dini menepuk lembut bahu Isyana. Isyana mengangguk mengerti.. Bu Dini kemudian memanggil Putri untuk pulang.. **** Di Luar. Tuan Binar dan Tuan Lana sedang bersitegang kemudian dilerai Bu Wira. "Lana.. jaga perkataanmu!" pekik Bu Wira.. "Ada apa ini?" tanya Bu Dini keluar hendak mengajak Binar keluar.



Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 123"