Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 112

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Rasa

Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Oscar sedang bertugas dilampu merah bersama beberapa polisi lainnya. Meski dia Komandan dia juga sering turun lapangan. Untuk mengkoordinir para bawahannya.


Tok tok tok tok tok


Oscar mengetuk pintu sebuah mobil. Pintu kaca terbuka.


"Boleh lihat SIM dan KTP anda Nona?". Ujar Oscar.


"Sebentar Pak".


Gadis itu mencari tasnya didalam mobil, letak dimana dompetnya.


"Aduhh, kenapa bisa ketinggalan?". Gadis itu menepuk jidatnya.


"Heheh Maaf Pak. Dompet saya tidak dibawa, ketinggalan dikamar. Jadi SIM dan KTP saya juga ada disana". Sahut gadis itu.


"Kalau begitu silahkan keluar dari mobil Nona. Anda saya tilang". Ucap Oscar dingin. Kenapa gadis ini lagi?


"Yahhh Pak, tidak bisa begitu. Saya buru-buru Pak. Atau saya balik saja ambil dompet saya ya Pak?". Ujar gadis itu.


"Silahkan keluar Nona". Oscar tak mau mendengarkan ocehan gadis itu lagi.


Silva keluar dari mobil dengan wajah ditekuk kesal. Yah gadis itu adalah Silva, harusnya pagi ini dia ada jadwal meeting bersama beberapa klien dan menyiapkan semua berkas untuk atasannya.


"Pak".


Namun Oscar tak menjawab. Dia sibuk mencatat plat nomor mobil Silva. Tidak peduli dengan panggilan gadis itu padanya.


"Silahkan ambil dikantor polisi Nona". Oscar menyerahkan surat tilang pada Silva.


"Pak, jangan ditilang ya Pak? Saya buru-buru Pak". Ucap Silva dengan memohon.


Oscar menghela nafas "Anda yang buru-buru kenapa saya yang harus tahu Nona?". Tanya Oscar dingin.


"Cihh, Dasar batu es". Cibir Silva.


"Saya mendengarnya Nona". Ujar Oscar menatap Silva tajam


"Pak, pagi ini saya ada meeting mendadak. Berkas-berkas nya belum saya siapkan". Ujar Silva lagi "Please tolong saya Bapak Polisi tampan, ya ya ya?". Rayu Silva menampilkan puppy eyes nya.


Oscar memalingkan wajahnya takut terpesona dengan gadis itu.


Oscar menghela nafas panjang. Kenapa dia selalu direpotkan oleh gadis ini? Kenal saja tidak, hanya bertemu satu kali dan gadis itu mengatakan namanya Silva dan ini kenapa dia yang harus repot lagi? Gerutu Oscar dalam hati.


"Ya sudah ayo". Ajak Oscar


"Terima kasih Pak". Silva tersenyum senang.


"Freddy".


"Siap Komandan?". Sahut salah satu polisi


"Silahkan lanjutkan. Jangan lupa laporan untuk briefing sore". Tintah Oscar.


"Siapkan laksanakan Komandan".


Oscar dan Silva masuk kedalam mobil. Silva terkagum-kagum melihat mobil mewah Oscar. Meski sudah dia kali menaiki mobil ini. Namun tetap saja dia merasa kagum.


Diperjalanan tak ada obrolan. Oscar yang memang berwajah datar dan dingin sama sekali tidak melirik gadis yang duduk disampingnya.


Drt drt drt drt drt


Oscar meronggoh ponselnya dan mengangkatnya.


"Hallo Bik?".


"Apa?".


"Baik saya segera pulang".


Oscar memutar balik arah mobilnya. Dia melajukan mobilnya dengan kencang. Wajahnya terlihat panik.


"Pak ada apa? Kenapa kita balik? Kita mau kemana Pak?". Tanya Silva heran.


"Diam".


Otomatis Silva terdiam. Seperti nya polisi ini sedang marah. Dia tidak boleh memancing emosi Oscar, bisa-bisa dia diturunkan ditengah jalan.


Sampai dirumahnya Oscar langsung turun tanpa menunggu Silva. Dia berlari masuk kedalam, entah telpon dari siapa yang dia terima? Sehingga membuatnya panik seperti itu.


"Bunda". Oscar berhambur masuk kedalam kamar Ibunya.


"Oscar". Lirih Margaretha


Silva ikut masuk. Meski dia tidak tahu apa penyebab Oscar berlari.


"Bunda dimana yang sakit? Apa yang terjadi pada Bunda?". Cecar Oscar dia panik bukan main "Maafkan aku Bunda. Harusnya aku menjaga Bunda". Ucap Oscar merasa bersalah.

Bukannya menjawab pertanyaan putranya. Margaretha malah menatap Silva yang masuk kedalam kamarnya.


"Selamat pagi Bik. Perkenalkan saya Silva". Silva menyalimi tangan Margaretha.


Margaretha tersenyum simpul "Apakah kau kekasih Oscar?". Tanya Margaretha penuh harap.


"Ohhh bukan Bik. Bukan". Jawab Silva cepat.


"Sudah tidak usah malu. Jangan panggil Bibi ya, panggil saja Bunda". Senyum Margaretha lembut "Sini Nak, peluk Bunda sebentar". Walau bingung Silva menurut saja. Sedangkan Oscar menghembuskan nafas nya kasar. Pasti Ibunya ini salah paham, dia juga lupa tadi saking paniknya. Harusnya dia melarang Silva masuk.


"Tolong jaga Oscar untuk Bunda ya. Bunda bahagia akhirnya Oscar menemukan wanita yang dia cintai". Silva hanya tersenyum kikuk dan juga bingung.


"Bunda". Oscar hanya menghela nafas pelan.


"Boleh Bunda minta disuapin sama Silva?". Pinta Margaretha penuh harap. Dia menyukai Silva yang sopan santun padanya.


"Tentu saja boleh Bunda".


Dengan senang hati Silva menyuapi Margaretha. Apalagi dari kecil dia sudah kehilangan sosok figur seorang Ibu. Silva hanya hidup dengan Ayahnya, Ayahnya bekerja sebagai asisten pribadi seorang pengusaha kaya.


"Terima kasih Nak".


Tanpa sadar sudut bibir Oscar tertarik. Dia tersenyum simpul ketika Silva menyuapi Margaretha dengan sabar dan telaten. Selama ini Margaretha memang sering jatuh sakit, apalagi ketika kehancuran pernikahan Orlando membuat wanita paruh baya itu depresi berat hingga membuatnya jatuh sakit.


Jantung Oscar berdegup kencang. Ini pertama kali dalam hidupnya dia merasakan jantungnya berdebar-debar.


"Rasa apa ini?". Batin Oscar menggeleng mengenyahkan perasaan nya


.


.


.


.


Orlando berjalan masuk kedalam rumah mewahnya dengan langkah tergesa-gesa. Ada Susi yang juga mengikuti nya dari belakang tampak membawa tas yang diyakini alat medis didalamnya.


Orlando panik ketika mendapat telpon dari asisten rumah tangganya bahwa Margaretha terjatuh dan pingsan saat hendak ingin memasak didapur. Padahal Orlando sudah sering melarang Margaretha memasak namun wanita paruh baya itu tidak menggubris dia senang memasak untuk kedua putranya.


"Bunda".


"Kak".


Orlando masuk dengan wajah paniknya "Bunda apa yang terjadi? Apa Bunda baik-baik saja?". Cecar Orlando


Margaretha tersenyum simpul "Bunda tidak apa-apa Orland". Sahut Margaretha.


Orlando menghela nafas tenang. Dia takut terjadi sesuatu pada Ibu nya itu


"Bunda diperiksa dulu ya?". Ujar Orlando. Margaretha mengangguk


"Dokter Susi, tolong periksa Ibu saya".


"Baik Dok". Senyum Susi lalu duduk dibibir ranjang Margaretha dan membuka alat-alat medisnya "Permisi ya Nyonya, saat akan memeriksa anda". Ujar Susi tersenyum simpul.


"Iya Nak".


Susi memeriksa keadaan Margaretha dengan lembut dan telaten.


"Bagaimana Dok?". Tanya Orlando.


"Nyonya Margaretha tidak apa-apa dia hanya kelelahan saja". Sahut Susi "Nyonya jangan terlalu banyak berpikir ya. Jaga pola makan. Saya akan resepkan vitamin untuk anda". Ucap Susi lembut sambil menulis resep obat untuk Margaretha.


"Kak Susi".


"Silva".


Kedua gadis saling melihat heran "Kau ada disini? Dengan siapa?". Tanya Susi heran.


"Bersama Pak Oscar Kak". Sahut Silva


"Kalian saling kenal?". Tanya Margaretha


"Iya Bik. Kak Susi ini, saudara sepupu saya. Ayah saya dan Ibu nya Kak Susi Kakak adik". Sahut Silva mewakili.


**Bersambung......


Ed & Ei


Kek nya udah mulai tumbuh tanda-tanda cinta di hati Babang Oscar ya??? Wkwkwkkkkkkk....


Siapa yang kangen Raina Erwin??


Yuk ikutin terus yaa. Jangan lupa dukungan buat Author ya**...


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn


Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 112"