Istri kecil CEO Lumpuh Bab 98

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Sederhana


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Erwin menatap Raina yang tengah menyiapkan makanan dan obat untuknya. Dia tersenyum hangat pada wanita yang sempat dia lukai dan kecewakan itu. Wajah ayu Raina selalu membuat Erwin merasa bersalah.


"Ayo sayang makan sama minum obat dulu ya". Senyum Raina.


"Terima kasih sayang". Balas Erwin tersenyum hangat.


Raina menyuapi Erwin dengan sabar dan telaten. Hubungan keduanya semakin hari semakin langgeng. Raina menerima Erwin apa adanya. Dia tidak lagi mempermasalahkan kondisi Erwin. Benar kata Eidra, cinta itu menerima. Ketika menerima seseorang yang dicintai dengan tulus maka kebahagiaan sesungguhnya adalah milik mereka yang masih bersyukur.


Erwin juga sudah mulai mencintai Raina. Perlahan perasaannya tumbuh pada istrinya itu. Mungkin terlambat tapi begitulah cara Tuhan menyadarkan Erwin. Ternyata bahagia itu cukup sederhana, cintai orang yang mencintaimu. Jaga orang yang menjaga mu. Dan terima orang yang menghargaimu.


"Minum dulu sayang obatnya". Raina menyedorkan gelas berisi air dan beberapa butir obat pada Erwin


Erwin mengambilnya lalu meminum obat yang diberikan istrinya.


"Terima kasih sayang".


Raina mengangguk dengan senyum. Lalu mengumpulkan piring dan gelas bekas makanan suaminya.


"Sayang, apa kau kelelahan? Bagaimana dengan perutmu?". Tanya Erwin mengelus perut Raina. Kandungan Raina berusia tujuh bulan.


"Tidak sayang. Aku tidak lelah. Perutku, sedikit berat dan agak susah bergerak". Sahut Raina.


"Kalau begitu, istirahat sayang. Jangan terlalu lelah. Aku tidak mau kau dan calon anak kita nanti kenapa-kenapa". Ujar Erwin penuh perhatian.


Hati Raina menghangat. Dia bahagia, beginikah rasanya diperhatikan orang yang kita sayang? Sederhana sekali bahagia itu, pikir Raina.


"Tidak apa-apa sayang. Aku baik-baik saja". Sahut Raina tersenyum simpul.


"Oh ya sayang. Setelah melahirkan aku ingin melanjutkan kuliah. Apakah boleh?". Raina menatap suaminya penuh harap.


Erwin menghembuskan nafas berat "Apakah harus dilanjutkan? Apa sebaiknya tidak usah saja?". Erwin sedikit tidak setuju jika Raina kembali kuliah. Pasti akan banyak lelaki yang mendekati istrinya itu.


"Sayang kalau tidak lanjutkan. Lagian aku sudah semester tujuh, hanya tinggal magang saja, trus menyusun skripsi dan aku bisa dapat gelar Dokter". Jelas Raina "Aku berjanji akan menjadi Ibu dan istri, serta mahasiswi terbaik untuk suamiku. Bagaimana?". Senyum Raina lembut sambil mengenggam tangan suaminya.


Erwin menghela nafas. Tidak tega jika dia harus melarang Raina mewujudkan mimpi-mimpi nya.


"Baiklah sayang. Asal itu yang terbaik untukmu". Sahut Erwin tersenyum.


"Terima kasih sayang". Raina memeluk suaminya.


Erwib tersenyum simpul sambil mengelus kepala wanita hamil itu. Disaat dia terpuruk, Raina selalu menemaninya tanpa bosan pada pria lumpuh seperti nya. Menjadi lumpuh tidak seburuk yang Erwin pikirkan. Banyak pelajaran yang dia dapat sejak duduk dikursi roda.


Erwin melepaskan pelukan istrinya.


"Maafkan aku ya. Aku belum bisa menjadi suami terbaik untukmu". Lirih Erwin. Rasanya sangat menyesal pernah menyakiti Raina.


Raina menggeleng "Kau sudah menjadi yang terbaik dalam hidupku Erwin. Aku mencintaimu apa adanya. Maaf juga karena aku pernah berpikir menyerah dan meninggalkan mu. Tapi seperti kata Ei, bahwa cinta itu menerima dan memberi. Jika kita saling menerima, aku yakin hidup hidup kita akan bahagia". Jelas Raina sambil tersenyum.


"Terima kasih ya. Aku mencintaimu". Erwin mengecup bibir istrinya.


"Aku mencintaimu juga sayang". Ucap Raina membalas ciuman suaminya. Keduanya sudah menjadi pasangan bucin. Raina sama sekali tidak pernah meninggalkan suaminya.


"Erwin".


Erwin dan Raina terkejut mendengar seseorang memanggil nama Erwin.


"Mom. Dad".


Wajah Erwin langsung berubah dingin. Dia berusaha tenang terhadap kedua orangtua yang sudah membuangnya itu.

"Mom. Dad". Raina menganggukkan kepala memberi hormat kepada kedua mertuanya.


Keizo dan Pristy mendekati Raina dan Erwin.


Pristy berkaca-kaca. Dia merasa bersalah karena seolah tak peduli pada putranya dan malah mementingkan kehidupan sosialnya.


"Maafkan Mommy Son".


Pristy berjongkok menyamakan tingginya dengan Erwin. Sedangkan Raina bergeser dan membiarkan kedua mertuanya berbicara dengan sang suami.


Erwin membuang muka. Hatinya sakit diasingkan dan tidak dianggap oleh kedua orangtuanya. Dia terluka akibat keegoisan kedua orangtuanya sendiri.


"Maafkan Daddy Erwin".


Keizo ikut berjongkok. Erwin adalah putra nya satu-satunya. Sedangkan Edgar hanya putra angkat Ayahnya.


"Apa yang kalian lakukan?". Tanya Erwin menatap kedua orangtuanya dingin.


"Maafkan Mommy Erwin. Maafkan Mommy. Mommy menyesal sudah meninggalkanmu Erwin". Pristy mengenggam tangan putranya


Erwin enggan menatap kedua orangtuanya. Rasa sakitnya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ini pertama kalinya kedua orangtuanya datang menjenguknya setelah dia dinyatakan lumpuh.


Keizo dan Pristy saling bertangisan meminta maaf pada Erwin. Ternyata harta tidak bisa dibandingkan dengan anak. Akibat keegoisan dan ketamakan mereka. Anak semata wayang mereka harus menjadi korban.


"Hapus air mata buaya kalian. Karena aku tidak akan pernah memaafkan kalian". Ucap Erwin dingin "Kalian bukan hanya menyakitiku. Tapi juga menyakiti Kak Edgar, Raina dan Ei. Jadi untuk apa kalian meminta maaf? Bukankah ambisi kalian sudah tercapai. Menguasai harta Kak Edgar membuatnya lumpuh. Mengasut ku agar ikut mencelakai Kak Edgar dan aku yang menanggung dosa kalian?". Ujar Erwin lagi. Hatinya panas dan juga sakit.


"Son".


"Harta lebih berharga dari pada aku. Kalian tega meninggalkan ku hanya karena malu pada media memiliki putra lumpuh seperti ku?". Sentak Erwin berteriak pada kedua orangtuanya "Apa kalian tahu jika aku terluka? Aku merasa tidak berguna. Apa salahku yang lumpuh? Dalam hidupku aku juga tidak pernah meminta lumpuh pada Tuhan. Tapi aku juga tidak bisa menolak takdir. Apa kalian pikir aku baik-baik saja selama ini, tidak. Tidak. Sama sekali". Pekik Erwin dengan tangisnya. Dia meluapkan semua perasaan terlukanya.


"Sekarang aku mengerti bagaimana perasaan Kak Edgar. Dia dikucilkan. Diasingkan. Dan bahkan kalian malah membuat kakinya semakin lumpuh. Kalian takut jika dia sembuh akan membalaskan dendam nya pada kalian?". Tuduh Erwin "Apa kalian tahu Kak Edgar sangat menyanyangi kalian dan juga menyanyangiku. Lihatlah, saat kalian tidak peduli, dia yang datang menolong ku. Dia yang memberikan tempat tinggal dan makan untukku. Sedangkan kalian sangat tahu jika harga saham turun". Erwin menangis segugukan.


"Kalian tidak pernah menyanyangiku. Kalian sudah membuangku dan aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi". Ucap Erwin menyeka air matanya.


Raina ikut menangis dia paham perasaan suaminya. Sama dia juga ditinggalkan oleh Robby dan Astrid. Sampai hari ini Raina tidak tahu dimana keberadaan kedua orangtuanya.


"Sekarang kalian pergi dari rumahku". Usir Erwin.


"Son".


"Erwin".


Keizo dan Pristy merenggek. Keegoisan mereka telah menimbulkan luka dihati Erwin.


"Pergi aku bilang. Pergi". Teriak Erwin lagi "Aku tidak mau melihat wajah kalian. Aku tidak mau memiliki orangtua yang jahat".


Deg


Jantung Keizo dan Erwin terasa mencelos mendengar teriakkan Erwin. Benarkah Erwin tak ingin memiliki orangtua jahat seperti mereka? Kenapa rasanya sakit sekali??


**Bersambung....


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn




Posting Komentar untuk "Istri kecil CEO Lumpuh Bab 98"