Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 95

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Perasaan


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Eidra masih menatap gadis kecil itu dengan senyum sumringah.


"Adelle".


Eidra dan gadis kecil itu menoleh kearah sumber suara.


"Oma. Kak Eve". Gadis kecil itu tersenyum.


Eidra berdiri dan memberi hormat kepada dua wanita yang mungkin orang tua dari gadis kecil yang dia tabrak tadi.


"Maaf Nyonya saya tidak sengaja menabrak gadis kecil ini". Tangan Eidra terulur mengelus kepala gadis kecil itu.


"Maaf ya Nona". Ucap Eve


Sedangkan wanita paruh baya disamping Eve terdiam mematung. Dia menatap Eidra dengan lekat. Seakan ada perasaan aneh yang menjelajar diseluruh tubuhnya. Seketika tubuhnya melemas. Kenapa wajah Eidra sangat mirip dengannya? Apa jangan-jangan?


"Nyonya". Panggil Eidra tersenyum.


"Nyonya".


"Oma".


Adelle dan Eve ikut melihat kearah wanita paruh baya itu. Dia menatap Eidra dengan berkaca-kaca. Entahlah saat melihat Eidra dia bisa melihat gambar dirinya.


"Ahhh iyaaaa". Wanita paruh baya itu tersadar. Dia menatap Eidra dengan sendu, seakan ingin mengungkapkan semua perasaan yang mengendap.


"Apa kau baik-baik saja?". Tangan Eidra terulur menyentuh lengan wanita paruh baya itu.


Sementara sang wanita bungkam seketika. Entah kenapa lidahnya terasa kelu dan kaku hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan Eidra. Perasaan nya sulit dijelaskan.


"Bibi baik-baik saja?". Eidra mengubah nama panggilan nya barang kali wanita paruh baya itu tidak lagi diam.


"Ak-aku baik-baik saja". Ucapnya tergagap.


"Nama Aunty siapa?". Adelle mengulurkan tangannya kearah Eidra.


Eidra berakhir pada Adelle "Nama Aunty Ei". Jawab Eidra tersenyum lembut sambil menyambut uluran tangan Adelle.


"Aku Adelle".


"Iya Adelle. Nama yang cantik seperti orangnya". Goda Eidra terkekeh. Adelle tersipu malu.


"Tuhan, apa dia putriku? Jantungku berdebar menatap wajahnya. Dia sangat cantik dan aku merasa nyaman berada didekat nya. Apakah dia putriku Tuhan? Bolehkah aku memeluknya?". Batinnya menatap Eidra dengan berkaca-kaca


"Ibu".


Suara itu berhasil membuyarkan percakapan Adelle dan Eidra. Kedua wanita berbeda usia itu terlihat akrab padahal baru kenal. Tentu saja Eidra yang memang berisik bukan main langsung menyesuaikan dengan Adelle


"Ayah". Adelle tersenyum sumringah.


Eidra mengerutkan keningnya. Seperti nya dia pernah bertemu pria ini. Tapi dimana dan kapan? Maklum sejak hamil lupa suka sama dia, padahal dia tidak suka lupa, celetuk Eidra.


"Eidra".


"Kak Leon, bukan?". Dengan senyum sumringah Leonardo mengangguk.


"Ayah kenal Aunty Ei?". Sambung Adelle menatap kedua orang dewasa itu.


"Iya sayang". Leonardo mengangkat tubuh putrinya lalu mengendong Adelle.


"Adelle, anak Kakak?". Tanya Eidra menatap Adelle dan Leonardo. Ada sedikit kemiripan diwajah Ayah dan anak itu.


"Iya Ei, dia putriku". Sahut Leonardo "Dan ini Ibuku. Bu perkenalkan ini, Eidra". Ujar Leonardo pada Ibunya


Namun sang Ibu malah terdiam. Dari tadi matanya terus menatap Eidra.


"Bu". Leonardo merangkul bahu Ibunya.


"Sayang".


Edgar dan Julio datang menghampiri Eidra. Edgar panik mencari istrinya. Pikirannya mulai kalut jika ada yang mencuri istri nya.

"Edgar".


"Leon".


Kedua lelaki itu langsung menampilkan wajah dinginnya. Sepuluh tahun tidak bertemu membuat keduanya enggan untuk saling melihat. Terakhir bertemu ketika ulang tahun Keizo dan setelah kecelakaan itu keduanya terpisah entah kemana. Leonardo dan Anggela yang memilih menikah dan pergi keluar negeri. Sementara Edgar menyadari jika kakinya lumpuh.


Dulu mereka adalah sahabat baik dan bahkan tumbuh bersama. Leonardo juga memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi sama dengan Edgar. Mereka menjadi incaran para kaum hawa. Namun tetap mencintai wanita yang sama yaitu Anggela.


.


.


.


.


Disebuah ruang VVIP restourant mewah, tampak beberapa orang tengah makan dengan diam. Hanya Eidra dan Adelle yang selalu berisik. Sedangkan Leonardo, Edgar dan wanita paruh baya itu diam tanpa berbicara apapun.


"Adelle mau lagi?". Adelle mengangguk. Lalu Eidra menyuapi gadis kecil itu.


"Bby". Eidra tersenyum pada suaminya "Mau lagi?". Edgar hanya menggeleng saja. Dia memaksakan senyum. Padahal hatinya sangat takut, takut jika Leonardo membawa istrinya pergi.


"Kak Leon. Bibi Elizabeth, silahkan makan ya. Jangan malu-malu. Tenang suamiku yang bayar, hehehe". Celetuk Eidra terkekeh


Sudut bibir Elizabeth tertarik. Sudah lama rasanya dia tidak tersenyum.


"Bagaimana kabarmu Edgar?". Tanya Leonardo sekedar basa-basi. Dia tidak mau jika Eidra dan Adelle merasa tidak nyaman dengan sikap dinginnya dan Edgar.


"Baik". Jawab Edgar dingin.


"Bik Elizabeth, ayo makan lah. Apa mau Ei suapin?". Leonardo ikut menatap Ibu nya


Elizabeth mengangguk tanpa berkata apapun. Lidahnya masih belum mampu berucap.


Eidra lalu menyuapi Elizabeth dengan telaten. Sekarang bayi besarnya bertambah satu yaitu Elizabeth. Biasanya Edgar yang dia suapi tapi sekarang Elizabeth juga dia suapi.


Edgar dan Leonardo hanya menatap kedua wanita itu. Dalam hati Leonardo merasa heran, kenapa dia menghangat ketika melihat Eidra seperti melihat Ibunya sendiri. Mata Eidra berwarna biru, sama dengan matanya dan juga mata sang Ibu.


"Aku baru sadar jika mata Ei sangat mirip dengan Ibu. Wajahnya juga". Batin Leonardo menatap Eidra dan Elizabeth bersamaan.


"Kenapa wajah Aunty Ei dan Oma milip?". Seru Adelle menatap kedua orang itu secara bergantian "Mata bilu, hidung mancung, ada tahi lalatnya". Sambung Adelle lagi.


Kening Eidra berkerut. Dia merasa tidak ada yang sama dengan wanita paruh baya itu. Sedangkan Edgar juga berpikiran sama.


"Sayang, ayo makan-makan. Kita harus pulang. Kau tidak boleh lelah". Ucap Edgar. Dia tidak tahan bersama Leonardo terlalu lama


"Nak Edgar, bolehkah Bibi meminta kalian berdua makan malam dirumah Bibi?". Pinta Elizabeth. Dia sangat ingin berlama-lama dengan Eidra.


Edgar terdiam sejenak. Jika dulu sudah biasa dia dan Leonardo menghabiskan waktu bersama dirumah Leonardo. Maka berbeda dengan sekarang.


"Nanti aku pikirkan Bik. Istriku tidak boleh lelah". Sahut Edgar dingin.


Elizabeth menatap Eidra. Wajah Eidra benar-benar mirip dengannya ketika waktu muda. Apakah benar jika wanita hamil ini adalah putrinya yang hilang? Jika iya, Elizabeth ingin rasanya menangis dan memeluk Eidra dengan hebat.


"Datang ya, Bibi menunggumu dirumah". Ucap Elizabeth berkaca-kaca.


Eidra mengangguk dengan senyum "Tenang saja Bi. Ei usahakan datang. Tapi tergantung Tuan Suami, Ei tidak bisa pergi jika tanpa nya". Sahut Eidra.


Elizabeth mengangguk paham. Elizabeth yakin, jika Eidra adalah putrinya yang hilang dua puluh tahun lalu. Elizabeth yakin karena hatinya yang mengatakan hal itu dan bukankah hati itu tidak pernah berbohong?


Sedangkan Eidra biasa saja. Mungkin karena fokus dengan kehamilan nya. Dia tidak merasakan apapun pada wanita paruh baya itu. Namun tak bisa Eidra pungkiri bahwa hatinya merasakan sentuhan seorang Ibu ketika Elizabeth menyentuh tangannya.


**Bersambung....


Ed & Ei


Sekian dulu ya gaeessss, masih penasaran gimana nanti terungkapnya? Yuk ikutin aja terus yaaaa author bakal tumpas sampai ke akar-akarnya. Biar gak penasaran terus pantengin biar dapat notif dari author kalau up lagi. Hshhee**....



Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 95"