Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 94

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Ikatan Batin


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹 🌹🌹🌹🌹


Setelah kesepakatan mereka tadi. Edgar mengajak istrinya belanja perlengkapan bayi.


"Sayang".


Rasanya Edgar tak mampu mengungkapkan rasa bahagianya. Dia terus mencium punggung tangan istrinya dengan sayang dan haru.


"Aku turut bahagia melihat Tuan dan Nona bahagia. Semoga dengan kehadiran malaikat kecil itu, bisa menambah kebahagiaan mereka berlipat kali ganda. Dan semoga aku segera menyusul, amin". Doa Julio dalam hati.


"Aku bahagia Bby. Terima kasih ya sudah mau menerimaku apa adanya. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Hanya ini yang ku punya". Ucap Eidra dengan mengelus perut nya.


Edgar menggeleng "Tidak sayang. Kau sudah memberikan semua yang terbaik padaku. Kau dan mereka adalah harta paling berharga dalam hidupku. Aku yang harus minta maaf karena belum bisa menjadi suami yang melindungi mu. Tapi aku berjanji sebelum mereka lahir, aku akan berjuang biar bisa berjalan karena aku ingin bermain kejar-kejaran bersama mereka kelak". Ujar Edgar. Air mata Eidra luruh. Dia tahu jika suaminya ini menahan perih dihatinya.


"Bby, aku menerimamu apa adanya. Mau kau bisa berjalan atau tidak, tidak akan pernah merubah rasa cintaku padamu. Aku mencintaimu tanpa syarat. Tanpa alasan". Edgar tersenyum gemes mendengar ucapan istrinya yang sangat pandai menggombal.


"Terima kasih".


"Pasti jantungmu berdebar kan Bby?". Eidra mengedipkan matanya dengan jahil


Edgar mengendus kesal bagi saja menikmati moment bahagia. Istrinya sudah berulang kembali.


"Kau ini.......". Dengan gemes Edgar menghujani wajah Eidra dengan ciuman.


"Hahaha Bby, geli Bby. Geli". Eidra tertawa lepas tanpa beban.


Julio hanya bisa tersenyum. Padahal dalam hati ingin berteriak dan mengatakan jangan bermesraan didepan ku, aku iri karena Julia tidak ada disini, batin Julio.


Eidra membantu suaminya turun dari mobil. Kedatangan mereka disambut hangat oleh manager Mall. Karena Mall ini adalah milik Edgar.


"Selamat datang Tuan. Nona". Sapa manager itu dengan sopan sambil tersenyum ramah.


Mereka tercenggang melihat Edgar yang bisa berjalan kembali. Mereka menatap tak percaya. Bagaimana mungkin orang yang sudah diponis lumpuh permanen dan tidak akan pernah bisa berjalan, kini berdiri dengan tegak meski harus dipapah dan menggunakan tongkat. Tapi setidaknya tidak duduk lagi dikursi roda.


"Terima kasih Paman". Senyum Eidra memapah Edgar masuk.


"Tolong antar kami ke perlengkapan bayi dan mainan anak-anak". Tintah Edgar.


"Iya Tuan". Sahut sang Manager.


"Julio, tolong Carikan kursi roda untukku. Kasihan istriku. Dia pasti kelelahan".


"Baik Tuan".


"Bby".


"Sayang, aku tidak mau kau kelelahan". Sergah Edgar "Biarkan aku dikursi roda dan didorong oleh Julio seperti biasa. Tidak apa-apa untuk kali ini. Aku masih bisa belajar berjalan di villa nanti". Imbuh Edgar.


Eidra menghela nafas "Baiklah".


"Ayo kita duduk dulu". Ajak Edgar sambil menunggu Julio membawa kursi roda untuknya.


"Pelan-pelan sayang". Mereka duduk didalam ruangan yang sudah disediakan oleh pihak Mall untuk mereka.


"Cepak tidak?". Eidra menggeleng "Ya sudah, minum dulu sayang". Edgar membuka tutup botol untuk istrinya minum "Pelan-pelan sayang". Ucap Edgar membantu istrinya minum.


"Hubby tidak minum?". Tanya Eidra


"Ini mau minum". Edgar langsung menunggak minuman bekas istrinya.


Eidra tersenyum simpul. Sudah biasa mereka minum satu gelas, satu piring, satu sendok dan satu botol, namanya juga sudah menjadi satu.


"Tuan". Julio datang membawa kursi roda.


"Terima kasih Kak". Senyum Eidra.


"Jangan tersenyum padanya sayang. Senyummu milik ku, aku tidak sudi jika Julio juga menikmati senyum itu". Ujar Edgar kesal


"Maaf Tuan". Julio langsung kikuk. Jangan sampai singa pencemburu itu mengamuk lagi


Eidra menggeleng gemes saja. Suaminya semakin hari semakin posesif saja.

"Ayo Bby". Eidra membantu suaminya duduk dikursi roda.


"Sayang, biarkan Julio yang dorong ya. Kau berdiri saja disampingku. Genggam tanganku dan berjalan pelan-pelan". Ucap Edgar tegas.


"Iya Hubby". Eidra memutar bola matanya malas.


Punya suami posesif memang merasa disayang dan dimiliki namun jika berlebihan itu membuatnya sedikit risih. Tapi mau komentar juga percuma, suaminya itu sudah pencemburu akut. Eidra paham, karena Edgar pernah kehilangan dimasa lalu. Dan dia tidak keberatan sama sekali, justru Eidra bahagia memiliki suami yang menjaganya dari orang lain.


Mereka berjalan masuk kedalam mobil. Semua mata menatap kagum pada Eidra. Apalagi dengan perut buncit nya. Wajahnya lembut, imut dan menggemaskan. Poni yang bertengger dikeningnya menjadikan wanita hamil itu cantik luar biasa.


Sementara Edgar menampikan wajah dinginnya, dia tahu jika para pengunjung Mall menatapnya dengan damba. Ingin rasanya Edgar memasukkan istrinya kedalam jacketnya agar tidak ada yang bisa melihat Eidra. Tapi Edgar takut jika istrinya susah bernafas, bisa-bisa dia yang gila nanti.


"Bby, ini bagaimana?". Eidra mengambil beberapa perlengkapan bayi.


"Boleh sayang. Ambil saja yang kau mau". Senyum Edgar


"Iya Bby".


"Sayang, aku ingin kesana melihat mobil-mobilan. Apa kau mau ikut?". Tanya Edgar


"Tidak Bby, aku disini saja. Aku masih ingin mencari beberapa lagi". Jawab Eidra.


"Ya sudah. Aku melihat mu dari sana ya, ingat jangan jauh-jauh". Tegas Edgar


Julio mendorong kursi roda Edgar menuju tempat mobil-mobilan anak-anak yang terlihat begitu menarik perhatian Edgar. Edgar tersenyum membayangkan jika dia bermain bersama putranya kelak.


Sementara Eidra masih memilih baju anak perempuan. Eidra membelalak melihat harga yang tertera dilabel baju.


"Gila. Satu baju bisa buat makan setahun". Eidra menggeleng "Tuan Suami memang kaya, tapi aku nya yang miskin masalah belanja". Eidra terkekeh sendiri "Uang sebanyak itu mau digunakan untuk apa saja tidak akan habis. Kepalaku sampai pusing berpikir cara menghabiskannya". Monolog Eidra sambil cekikikan sendiri seperti orang gila. Dia sampai syok melihat uang suaminya yang berlemari-lemari itu.


Brakkkkkkkkkkk


Eidra terkejut saat sebuah benda kecil menabrak.


"Hei sayang, maaf yaaaa". Eidra membantu gadis kecil itu berdiri.


"Tidak apa-apa Aunty". Sahut gadis itu sambil menepuk-nepuk ujung baju yang dia pakai.


"Siapa namamu sayang?". Eidra menjongkokkan badannya dan menyamakan tingginya dengan gadis kecil ini "Disini dengan siapa? Mau beli apa? Orangtuamu mana? Apa mereka tidak mencarimu? Sangat berbahaya jika gadis seperti mu sendirian". Cecar Eidra. Gadis kecil itu hanya menatap Eidra bingung, dia tidak tahu mau menjawab pertanyaan Eidra yang mana dan bahkan dia sampai lupa dengan pertanyaan Eidra.


"Kenapa Aunty, milip dengan Oma ku?". Tanya gadis kecil itu heran


Kening Eidra berkerut "Oma mu?". Ulang Eidra.


Gadis kecil itu mengangguk dengan wajah polos nya "Apa Aunty kenal dengan Oma ku? Kenapa wajah kalian milip?". Tanya sang gadis itu pagi penasaran. Saat melihat Eidra dia seperti melihat wajah neneknya. Ada ikatan batin yang mengikat mereka.


Eidra mengaruk tengguknya yang tidak gatal, dia tidak mengerti dengan ucapan gadis kecil. Memangnya dia mirip siapa? Apa ada orang yang kebetulan mirip didunia ini jika tidak ada ikatan batin??


**Bersambung........


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 94"