Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 93



Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Ultrasonografi (USG)

Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Mau jalan atau pakai kursi roda Bby?". Tanya Eidra sambil memasang jacket suaminya.

"Aku ingin berjalan saja agar kakiku terbiasa". Ujar Edgar tersenyum.

"Yakin?".

Edgar mengangguk sambil tersenyum hangat "Tapi jika aku jatuh, tidak usah ditolong. Aku tahu kau tidak mampu menampung berat badanku". Ucap Edgar

"Tidak bisa begitu Hubby. Aku akan tetap menolong mu. Mampu tidak mampu, aku tidak akan membiarkan mu terjatuh". Sergah Eidra

Edgar terkekeh. Hatinya jadi berbunga-bunga mendengar ucapan Eidra. Apalagi ketika Eidra mengatakan tidak akan membiarkannya terjatuh, sungguh hati Edgar serasa mendapat undian berhadiah.

"Ayo".

Eidra memasangkan tangan suaminya dileher jenjang miliknya. Tangan Edgar yang satu memegang tongkat yang disanggah lewat ketiak.

Mereka berjalan keluar kamar dengan langkah pelan. Edgar sengaja ingin melatih kakinya agar terbiasa. Meski sejujurnya kakinya masih benar-benar sakit. Namun Edgar harus melawan rasa sakit itu, dia tidak mau lagi duduk dikursi roda selamanya. Edgar ingin berjalan normal. Dia ingin mengendong istrinya Eidra dan mengajak Eidra berkeliling pantai berdua.

"Apakah sakit?".

Edgar menggeeleng sambil tersenyum "Tidak". Sahut Edgar singkat.

Bukan hanya Julio yang tercenggang tapi semua pelayan di villa Edgar tercenggang melihat Tuan Muda mereka bisa berdiri dan berjalan meski harus dipapah oleh Eidra.

Selama ini Julio memang tidak tahu jika Edgar melatih diri untuk berjalan. Karena dia selalu sibuk mengurus perusahaan dan pekerjaan yang lainnya. Waktunya berada divilla hanya malam saja itu pun menjelang tengah malam atau saat Edgar menugaskannya menjaga Eidra.

"Silahkan masuk Tuan. Nona". Walau masih terkejut namun Julio berusaha untuk tetap tenang dan jangan sampai membuat Tuan-nya itu marah.

"Terima kasih Kak".

Eidra membantu suaminya masuk kedalam dengan sabar dan telaten

Julio hanya melihat dan dia masih belum percaya jika Edgar yang lumpuh selama sepuluh tahun itu akhirnya bisa berjalan kembali meski belum normal namun setidaknya dia tidak lagi duduk dikursi roda kemana pun ingin pergi.

"Julio, apa kau sudah mengurus jadwal periksa istriku?". Tanya Edgar saat mereka sudah berada didalam mobil.

"Sudah Tuan". Sahut Julio sambil mengangguk dan fokus menyetir.

"Bukan dokter pria kan?". Edgar memincingkan matanya. Dia tidak mau jika dokter yang memeriksa istrinya adalah pria. Edgar takkan akan sudi jika pria lain melihat perut istrinya.

"Bukan Tuan". Julio menelan ludahnya susah payah.

Sedangkan Eidra menggeeleng gemes. Bukan hanya posesif dan pencemburu akut, suaminya ini juga punya mata dan telinga yang tajam. Edgar selalu mendnegar bisik-bisik para pelayan pria yang membicarakan kecantikan istrinya. Dan dia marah sekali, sampai mengamuk.

"Bby".

"Iya sayang?". Tangan Edgar terulur menyenderkan kepala istrinya didada bidang miliknya "Ada apa hmm?". Edgar mengelus kepala sang istri.

"Setelah periksa, kita jalan-jalan ya. Aku ingin mengajakmu membeli perlengkapan bayi". Eidra tersenyum hangat.

"Tidak. Suruh Julio saja, nanti jika kau kelelahan bagaimana?".

Tentu saja Edgar tidak setuju. Dia tidak mau jika ada pria lain yang melihat istrinya dengan tatapan damba.

Julio hanya diam saja. Sudah biasa jadi pesuruh. Lagian dia digaji dengan sangat mahal. Jadi apapun yang disuruh oleh Edgar walau ke ujung dunia selain pun Julio akan berjuang melaksanakan perintah Tuan-nya.

"Tidak Bby". Eidra melepaskan pelukkan nya pada sang suami "Aku ingin kita membelinya berdua. Kak Julio kan belum punya anak, jadi dia tidak akan tahu perlengkapan bayi". Celetuk Eidra kesal

Julio mengendus kesal. Disinggung belum punya anak membuatnya ingin segera menikahi Julia. Tapi waktunya belum tepat. Dia masih disibukkan dengan perintah edgar yang bejibun segunung itu.

"Tapi.........".

"Pokoknya aku ingin kita yang beli Bby". Sanggah Eidra cepat.

"Baiklah sayang. Kita akan membelinya bersama ya".

Edgar mengalah karena dia tidak mau jika istrinya marah. Mood wanita hamil itu tidak boleh dipancing, bisa-bisa dia dihukum tidur diluar nanti.

"Julio setelah dari rumah sakit, kita langsung belanja perlengkapan bayi. Pastikan semua pengawalan ketat, dan aku tidak mau ada yang mengganggu dan menyakiti istriku". Tintah Edgar.

"Baik Tuan". Sahut Julio.

"Terima kasih Hubby". Eidra memeluk lengan Edgar dengan manja dan penuh cinta.

Julio mendorong kursi roda yang ditaiki Eidra dengan pelan. Karena Julio harus menjaga jarak dengan istri Tuan-nya itu. Jika tidak, dia bisa dipotong gaji selama setahun.

"Maaf ya sayang, aku tidak bisa mendorong kursi rodamu". Ujar Edgar sedih, dia berjalan pelan sambil berpegangan dengan tangan istrinya.

"Tidak apa-apa Bby. Maka nya cepat sembuh biar bisa sekalian mengendongku". Eidra mengedipkan matanya jahil.

"Siapp. Aku akan sembuh demi kau dan buah hati kita".

Julio mengenduskan nafas kasar. Lagi dan lagi dia menjadi obat nyamuk diantara dua orang yang tak pernah berhenti mengumbar kemesraan didepannya itu.

Sampai diruangan dokter kandungan. Julio hendak membantu Eidra namun belum juga menyentuh tangan Nona Muda-nya itu suara teriakkan langsung membuatnya kikuk.

"Apa yang kau lakukan Julio, jangan pegang-pegang istriku". Hardik Edgar menatap Julio tajam "Biar dokter saja yang bantu, mereka sama-sama perempuan. Tidak mungkin jika dokter ini akan jatuh cinta pada istri ku". Timpal Edgar. Eidra menggeleng gemes.

Sementara Julio mengumpat dalam hati. Suami istri sama saja tidak ada bedanya. Tidak Eidra, tidak Edgar sama saja, sama-sama tidak waras, batin Julio dalam hati. Hanya mampus diucapkan dalam hati, karena kalau dikeluarkan bisa-bisa dia tidak akan bisa mempersunting Julia menjadi istrinya.

Eidra dibantu oleh dokter patuh baya berbaring di brangkar ruang dokter kandungan.

"Saya akan menuangkan gel diperut anda Nona". Dokter itu menuangkan jel diperut buncit Eidra.

"Iya Dokter". Senyum Eidra.

"Tarik nafas ya Nona. Lalu hembuskan pelan-pelan. Saya akan memulai untuk mendeteksi bayi anda". Eidra mengangguk paham.

Edgar mengenggam tangan istrinya sambil duduk dikursi. Tangannya menatap kearah layar monitor yang menggambarkan bayi mereka. Sedangkan Julio sudah keluar karena Edgar takkan mengizinkan pria berada diruang istrinya.

"Anda lihat itu Nona?".

Eidra mengangguk dia benar-benar tak habis pikir, melihat bintik-bintik hitam keputihan dilayar serta pergerakan seorang manusia kecil didalam perutnya.

Dokter kembali mengarahkan alat yang diyakini sebagai pendeteksi letak bayi Eidra. Setelah selesai memeriksanya dokter segera membersihkan perut Eidra dari bekas gel.

"Pelan-pelan Nona". Senyum dokter itu lembut.

"Terima kasih Dok". Ujar Eidra.

"Bagaimana keadaan bayi kami dok?". Tanya Edgar tak sabar.

"Mereka sehat-sehat saja Tuan". Sahut dokter itu tersenyum.

"Mereka?". Beo Edgar dan Eidra bersamaan mereka saling melihat satu sama lain.

"Iya Nona. Tuan. Selamat Nona Eidra mengandung bayi kembar tiga"

"Kembar tiga?". Lagi-lagi Eidra dan Edgar bertanya bersamaan.
"Iya Tuan. Nona. Lihat ini". Dokter menunjukkan hasil USG yang sudah berbentuk klise "Ini adalah bayi-bayi anda. Mereka sehat, tanpa kekurangan apapun". Dokter itu tersenyum.

"Lalu apa jenis kelamin mereka Dok?". Tanya Edgar berkaca-kaca. Bahagia dan sangat-sangat bahagia.

"Laki-laki da perempuan Tuan".

"Untuk Nona Eidra, saya harap untuk lebih ketat lagi menjaga kesehatan. Dan kalau bisa Nona harus berolahraga, agar otot-otot tulang anda kuat saat melahirkan nanti. Saya akan meresepkan vitamin dan susu yang wajib anda minum". Ucap sang dokter sambil menulis resep obat.

"Terima kasih Dok".

"Sayang".

Edgar memeluk istrinya dengan tangis bahagia. Edgar tak pernah membayangkan jika dia akan menadi Ayah dari tiga bayi sekaligus. Rasanya kebahagiaan Edgar tak bisa dibandingkan dengan apapun.

Eidra membalas pelukkan suaminya dengan sayang. Dia juga bahagia tanpa sadar dia juga menangis. Sebentar lagi dia akan menjadi Ibu dari tiga bayi yang akan melengkapi keluarga kecil mereka

**Bersambung........

Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya

gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 93"