Istri kecil CEO Lumpuh Bab 101

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Berdiri kembali


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Edgar memasangkan baju istrinya. Dia menulikan telinganya saat Eidra menolak karena malu.


"Biarkan aku merawatmu sayang. Kita bergantian ya". Ujar Edgar.


"Tapi aku malu Bby". Wajah Eidra sudah merah padam. Apalagi saat suaminya memasangkan bra nya. Rasanya ingin kembali kedalam perut Ibu nya, kalau bisa.


"Kenapa harus malu? Aku suamimu". Edgar mengecup bibir Eidra dengan gemes agar istrinya itu berhenti mengomel.


Eidra mengendus kesal. Masih sempat nya Edgar nakal dan ambil kesempatan.


"Sekarang aku mandi dulu. Sayang duduk tunggu aku ya. Jangan ke dapur. Biar aku yang siapkan sarapan untukmu". Edgar mengecup ujung kepala istrinya.


"Emang bisa?". Tanya Eidra tak percaya jika suaminya itu bisa memasak. Apalagi jarang menginjak dapur.


"Jangan salah sayang. Suamimu ini, adalah pria mandiri. Jadi sudah biasa dengan hal-hal seperti itu". Jawab Edgar tersenyum gemes sambil menyombongkan dirinya. Dia mengedipkan pada istrinya.


"Yah yah. Selain kaya, suamiku juga mandiri dan pandai mengombal". Ujar Eidra memutar bola matanya malas.


Edgar terkekeh. Lalu dia membersihkan diri dikamar. Edgar bahagia dan tak menyangka jika dirinya bisa berjalan kembali. Edgar sempat berpikir jika dia tidak akan pernah bisa berjalan sampai kapanpun. Namun, lihatlah sekarang kakinya yang dulu diponis tidak bisa bergerak dan berjalan seumur hidup kini bisa melangkah dengan tegap.


Setelah selesai membersihkan diri, Edgar segara keluar dari kamar mandi dan dia tersenyum hangat ketika melihat baju ganti nya sudah disiapkan oleh sang istri, Eidra.


"Tidak perlu repot-repot, menyiapkan baju untukku sayang. Aku bisa sendiri dan kau jangan terlalu lelah ya. Aku tidak mau kalian berempat sampai kelelahan". Tungkas Edgar sambil mengelus perut istrinya.


"Tidak apa-apa Bby. Aku senang melayani suamiku. Jadi biarkan kita saling melayani satu sama lain ya?". Ujar Eidra.


Edgar terkekeh lalu memasangkan baju yang dipikul istrinya. Istrinya itu selalu tahu baju yang pas dan warna yang kontras dengan kulit Edgar.


"Ayo sayang. Kita ke bawah sarapan. Biarkan aku memapahamu ya".


"Iya Bby".


Mereka berdua keluar dari kamar sambil berbincang-bincang. Edgar benar-benar sembuh total. Kaki nya sudah berjalan kembali normal. Tak ada kaku lagi, benar kata pepatah usaha tidak pernah menghianati hasil. Selama ini Edgar berjuang keras melatih kakinya agar bisa berdiri kembali dan sekarang terbukti kakinya bisa berjalan seperti semula.


"Selamat pagi Tuan. Nona". Sapa Julio.


"Pagi Kak Julio". Sahut Eidra.


"Maaf Tuan, Nona. Ada Tuan Erwin dan Nyonya Raina yang sudah menunggu diruang tamu". Imbuh Julio.


Kening Edgar berkerut "Kenapa mereka pagi-pagi ada disini?". Tanya Edgar sedikit dingin. Bagaimana pun dia takkan melupakan jika Erwin perang menyukai istrinya.


"Saya tidak tahu Tuan. Mungkin mereka hanya ingin bersilaturahmi". Sahut Julio asal.


"Biarkan saja Bby. Ayo kita temui mereka". Eidra memeluk lengan suaminya dengan manja.


Edgar tersenyum hangat pada istrinya "Iya sayang. Ayo".


Mereka berdua berjalan kearah ruang tamu.


"Kak Nana".


"Ei".


Eidra dan Raina saling berpelukkan hangat. Mereka rindu. Karena tidak setiap hari bertemu.


"Bagaimana kabarmu dan mereka?". Raina melepaskan pelukkan nya lalu tangannya terulur pada perut Eidra.


"Aku dan mereka baik-baik saja Kak". Sahut Eidra "Bagaimana dengan Kakak dan dia?". Eidra melakukan hal yang sama.


"Kami juga sehat Ei". Senyum Raina.


Sedangkan Erwin menatap Edgar tak percaya. Kakaknya itu sekarang sudah berdiri tegap dengan gagah. Otot-otot tulangnya terlihat kekar.


"Kak". Sapa Erwin lidahnya kelu. Dulu Edgar yang duduk dikursi roda, sekarang dirinya. Sungguh dunia ini bisa membalikkan kehidupan manusia.


"Apa kabar mu Erwin?". Tanya Edgar dingin. Dia duduk disamping istrinya tak lupa tangannya merangkul bahu istrinya seakan takut jika ada yang mengambil Eidra dari nya.


"Baik Kak". Sahut Erwin mencoba tersenyum. Dia malu, karena sekarang dialah yang duduk dikursi roda.


"Kak Nana, katanya mau datang semalam. Kenapa tidak jadi?". Ujar Eidra mengalihkan pembicaraan.


"Ehhh iya Ei. Kakak takut menganggu istirahat mu. Makanya Kakak datang pagi-pagi saja. Sekalian kita sarapan bersama". Jawab Raina sambil tersenyum "Ini Kakak bawakan makanan kesukaan mu. Ini tidak pedas, jadi tidak perlu takut". Raina menyerahkan rantang nasi pada Eidra.


"Wahhh terima kasih Kak. Aku sangat merindukan makanan ini". Eidra menyambut dengan senyum sumringah.


"Tuan. Nona. Sarapan sudah siap".

"Baik Bik". Sahut Edgar "Ayo kita makan". Ajak Edgar pada ketiga orang itu "Ayo sayang". Tangan Edgar mengenggam tangan istrinya.


Mereka menuju meja makan. Raina mendorong kursi roda Erwin. Sedangkan Edgar memapah Eidra berjalan. Padahal Eidra masih kuat berjalan usia kandungan nya juga masih lima bulan. Tapi karena suami posesif nya itu membuatnya harus mengikuti semua keinginan Edgar tanpa berani membantah.


"Ayo Kak Nana. Adik ipar. Silahkan makan. Jangan malu-malu ya. Anggap saja rumah kami". Celetuk Eidra. Edgar hanya menggeleng gemes.


Erwin dan Raina terkekeh kecil. Edgar mengambilkan Istrinya makanan, mereka akan makan sepiring berdua. Setelah Edgar bisa berjalan, dia yang mengganti posisi Eidra dan melayani istrinya itu.


Sementara Raina juga mengambilkan makanan untuk Erwin.


Mereka makan dengan sesekali diselingi dengan obrolan singkat. Edgar dan Eidra makan sepiring berdua saling suap-suapan. Meja makan yang dihuni empat orang itu terdengar ramai dengan gelak tawa yang menggema.


Setelah selesai makan, Eidra membuatkan suaminya ramuan cinta. Meski suaminya sudah sembuh namun Eidra tetap mengharuskan Edgar minum ramuan itu.


"Ini Bby". Eidra meletakkan gelas itu didepan suaminya.


"Terima kasih sayang". Sambut Edgar.


"Adik ipar ini untukmu. Minumlah". Eidra menyerahkan segelas ramuan pada Erwin.


Erwin mengambilnya lalu mencium bau minuman itu


"Ini apa Kakak ipar, kenapa bau sekali?". Erwin menutup hidungnya karena tak mampu mencium bau ramuan itu.


"Kotoran kerbau adik ipar". Sahut Eidra asal.


"Ck, kau jahat sekali pada adik mu ini Kak". Cibir Erwin meletakkan minuman itu kembali.


"Jangan banyak protes adik ipar, minumlah. Kak Nana bantu suami mu itu meminumnya". Raina mengangguk sambil tersenyum melihat perdebatan suami dan adiknya.


"Ayo sayang minum". Ucap Raina mengangkat gelas itu dan memberikan nya pada Erwin.


"Tidak mau. Baunya saja tidak enak. Apalagi rasanya". Tolak Erwin menutup hidungnya dan mendorong gelas itu agar menjauh.


"Ck, adik ipar kau payah sekali". Kesal Eidra "Sini, Kak Nana". Eidra mengambil minuman itu dari tangan Raina. Sedangkan Edgar menyaksikan saja sambil menggeleng kepala. Istrinya memang pemaksa.


"Cepat buka mulutmu adik ipar".


"Tidak mau". Erwin malah menutup mulutnya.


"Ohh oke baiklah. Kak Nana, sebaiknya kau mencari lagi laki-laki yang bisa berjalan agar bisa mengendong dan mengenggam tanganmu. Lihatlah aku sekarang, aku bahagia memiliki laki-laki yang bisa berjalan". Ujar Eidra sengaja menyinggung Erwin.


"Baiklah aku akan minum". Ucap Erwin. Dia tidak akan mau jika Raina mencari laki-laki lain.


"Yessss". Eidra berjingkrak senang "Silahkan diminum adik ipar. Rasanya memang pahit tapi tidak sepahit putus cinta". Celetuk Eidra.


Dengan terpaksa Erwin meminum ramuan itu. Namun belum juga ramuan itu masuk kedalam perut nya. Erwin ingin memuntahkan dengan cepat Eidra menutup mulut Erwin.


"Telan adik ipar telan. Telan. Telan".


Gukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk


Raina menggeleng tak percaya melihat cara Eidra memaksa Erwin meminum ramuan itu.


"Kau benar-benar ingin membunuhku Kakak ipar?". Gerutu Erwin sambil mengelap mulutnya.


"Cihhh, untuk apa aku repot-repot membunuhmu. Aku juga tidak mau jika Kakak ku menjadi janda". Sahut Eidra.


Edgar tersenyum simpul. Dia teringat pertama kali meminum ramuan itu. Dia juga dipaksa dengan cara yang sama.


**Bersambung.....


Ed & Ei


Hai guys maaf ya aku baru up, hari ini sibuk banget karena pelayanan dan tugas-tugas kantor yang menumpuk hari kemarin.


Thanks banget buat yang udah ikutin cerita Author. Terima kasih untuk kritik dan saran dari teman-teman semua.. Mohon maklum ya jika ada penulisan kata yang kurang tepat dan huruf2 yang kurang jelas, hehe. Author penulis pemula dan juga ngetiknya dik hp. Kadang gak konsentrasi.


Mohon kiranya untuk membantu author mengkoreksi cerita ini, kalau ada yg kurang tepat teman-teman boleh komen dibawah dan author akan dengan senang hati menerima pendapat teman-teman.


Sekian dulu dari author. Maaf cuma bisa satu bab heheh. Bsok diusahain lebih dari satu.


LoveUsomuch ❤️**


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn




Posting Komentar untuk "Istri kecil CEO Lumpuh Bab 101"