Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 91

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Mengharap sebuah pertemuan.


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Perpisahan adalah menunda temu, hingga menumpuk rindu. Tak peduli perpisahan itu sudah lama atau baru berlangsung beberapa jam yang lalu rasanya sangat berat dan begitu menusuk kedalam relung hati.


Ditaman sebuah rumah mewah bak istana kerajaan. Rumah yang memiliki tingkat hampir sepuluh itu terlihat begitu memukau sejauh mata memandang.


Seorang wanita paruh baya tengah memegang kertas kecil bergambar yang diyakini adalah sebuah foto. Foto seorang bayi munggil dengan gaun mewah serta pita rambut melingkar di kepalanya. Bayi itu tersenyum ramah sambil tertawa lebar.


"Nak".


Air mata menetes membasahi pipi keriput nya. Dua puluh tahun berlalu, sangat sulit melupakan putrinya yang hilang sejak bayi itu. Penjuru dunia sudah dijelajahi hanya untuk mencari bayi menggemaskan tersebut. Namun waktu berjalan lama pun tak juga membawanya pada titik temu dengan sang putri yang begitu dia rindukan.


"Ibu merindukan mu Nak. Apa kabarmu disana? Bagaimana keadaan mu? Apa kau baik-baik saja? Apa kau sudah besar? Pasti kau sangat cantik? Ibu sangat ingin bertemu denganmu dan memelukmu. Ibu, ingin hiks hiks". Tangisnya pecah memeluk selembar foto itu. Tak bisa dibohongi bahwa ketika rindu menyerang akal sehat pun hilang.


"Maafkan Ibu yang tidak bisa menjaga mu waktu itu. Maafkan Ibu Nak. Ibu menyesal sekali karena meninggalkan mu ditempat itu. Seandainya Ibu membawa mu bersama Ibu, pastilah saat ini kita sudah hidup bahagia bersama". Ucapnya memeluk foto itu dengan isak tangis.


"Oma".


Segera dia menyeka air matanya ketika mendengar suara munggil yang begitu dia kenal.


"Adelle". Dia mencoba tersenyum lembut ketika sang cucu menatapnya dengan heran.


"Ada apa sayang, hmmm?". Dia mengangkat cucunya dan mendudukkannya dipangkuan nya.


"Kenapa Oma menangis?". Tanya gadis kecil itu menatap wajah Neneknya.


"Oma tidak menangis sayang. Oma hanya sedang bahagia karena Adelle ada disini". Kilahnya


"Ohhhhh". Sahut gadis kecil itu manggut-manggut seakan mengerti apa yang diucapkan sang Nenek.


Gadis kecil itu melihat foto yang masih dipegang Nenek nya "Dia siapa Oma? Apa ini Adelle waktu kecil?". Tanyanya mengambil foto itu dari sang Nenek


Wanita paruh baya itu menggeleng "Bukan saya. Itu foto, Aunty kamu". Sahutnya mengulas senyum lebar, lebih tepatnya dipaksakan.


"Aunty?". Beo nya "Adelle punya Aunty?". Tanyanya baru tahu


Wanita itu mengangguk "Iya sayang". Sahut.


"Telus Aunty Adelle kemana Oma? Kenapa tidak pelnah jengguk Adelle?". Tanyanya polos dan juga heran.


Wanita itu menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan cucunya.


"Aunty......". Suaranya tercekat.


"Adelle".


"Ibu".


Seorang pria tersenyum sumringah melihat kedua orang yang begitu dia cintai.


"Ayah".


Gadis kecil itu turun dari pangkuan sang Nenek, lalu berlari memeluk Ayahnya.


"Sayang-nya Ayah". Dia berjongkok menyambut pelukkan hangat putrinya.


"Ayah sudah pulang?". Tanyanya bergelut manja digendongan sang Ayah.


"Iya sayang". Pria itu menciumi wajah putrinya dengan gemes.


"Ibu". Dia berjalan menghampiri sang Ibu.


"Leon". Wanita itu tersenyum dia tidak mau ketahuan menangis lagi.


"Ohh ya Bu. Hari ini karena aku pulang cepat. Aku mau mengajak Ibu dan Adelle jalan-jalan, sekalian mengajak Eve, apa Ibu mau?". Tawarnya.


Wanita paruh baya itu tampak berpikir. Dia jarang sekali keluar dan selalu mengurung diri.


"Oma ayo. Adella mau membeli mainan". Gadis kecil itu menarik baju Neneknya.


"Iya sayang. Kita jalan ya". Tangannya terulur mengelus rambut panjang cucunya.


.


.


.


.


Ditempat lain. Seorang pria paruh baya melangkah kakinya dengan tongkat yang selalu setia menemani nya.

"Silahkan masuk Tuan".


"Terima kasih Dedi". Dia masuk dan duduk dikursi penumpang.


"Kita mau kemana Tuan?". Tanya sang asisten.


"Menemui Keizo. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya". Sahutnya.


"Baiklah Tuan". Sahut Dedi.


Dedi menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mewah itu. Sampai digedung pencakar langit Dedi langsung memarkirkan mobilnya.


"Selamat datang Tuan Buana". Sapa asisten Keizo.


"Terima kasih".


Dedi membantu sang Tuan masuk kedalam perusahaan milik sahabatnya. Sudah lama dia tidak bertemu dengan sahabatnya itu. Hampir puluhan tahun sudah.


"Buana".


"Keizo".


Kedua pria paruh baya seusia itu saling memeluk melepaskan kerinduan yang selama ini menumpuk.


"Bagaimana kabarmu? Kapan kau datang ke Indonesia?". Cecr Keizo sambil membantu Buana duduk disoffa ruang kerjanya.


"Seperti yang kau lihat. Hampir sebulan yang lalu". Sahut Buana tersenyum hangat sambil menyusuri ruangan Keizo dengan ekor matanya "Tempat ini tidak berubah masih sama seperti saat kita remaja dulu". Ujarnya.


"Ya begitulah. Aku sengaja tidak mengubah dekorasi ruangan ini, sebagai caraku mengenang jasa Ayahku". Sahut Keizo.


"Aku minta maaf tidak bisa datang saat Ayahmu meninggal waktu itu". Ucap Buana merasa tak enak hati.


"Tidak apa-apa aku mengerti posisimu". Sekretaris Keizo masuk dan membawa nampan berisi dua cangkir minuman "Minumlah". Ucap Keizo mempersilahkan.


"Terima kasih". Sahut Buana mengangkat cangkir itu lalu mengesap isinya.


Sedangkan Dedi menunggu diluar, dia tidak mau menganggu Tuan-nya. Apalagi Buana dan Keizo sudah lama tidak bertemu hampir empat puluh tahun. Mereka berpisah sejak remaja. Saat itu Buana harus melanjutkan pendidikannya di Inggris. Sedangkan Keizo melanjutkan study di Jepang. Setelah selesai dengan pendidikannya Keizo kembali ke Indonesia dan menikah dengan wanita pilihan Ayahnya.


"Bagaimana dengan putramu? Apa kau sudah menemukan dimana keberadaan nya?". Tanya Keizo. Meski mereka tak pernah bertemu selama empat puluh tahun namun mereka tetap berkomunikasi dengan baik.


Buana menggeleng lemes "Belum. Aku sudah mencarinya di Inggris dan benua Asia lainnya. Tapi aku sama sekali tidak menemukan jejak putraku. Entah kemana para Mafia itu membawanya kabur?". Dia menghela nafas panjang.


"Apa kau pernah mencari nya ke Indonesia?". Tanya Keizo.


"Belum. Tidak mungkin mereka membawanya ke Indonesia. Waktu itu dia sudah berusia lima tahun. Dia tidak bisa bahagia Indonesia, dan lagian menurut ku mereka tahu jika aku orang Indonesia". Jawab Buana lemes.


Keduanya terdiam sangat lama. Keizo memang mendapat informasi jika sahabatnya itu diserang oleh kelompok Mafia tiga puluh tahun yang lalu. Namun dia tidak bisa membantu dan terbang ke Inggris karena saat itu, Pristy sedang melahirkan Erwin.


"Bagaimana keadaan kedua putramu?". Buana mengalihkan pembicaraan. Dia rasanya tidak sanggup membahas tentang kehilangan putranya.


Keizo menggeleng lemes "Kedua putraku mengalami kecelakaan dan mereka lumpuh".


"Lumpuh?". Tanya Buana terkejut.


"Iya. Edgar lumpuh karena kecelakaan sepuluh tahun yang lalu. Erwin juga lumpuh kecelakaan beberapa waktu lalu". Keizo menghela nafas panjang. Walau bagaimana pun dia seorang Ayah dan tentu merasakan apa yang dirasakan oleh kedua putranya.


**Bersambung......


Ed & Ei.


Siapakah Buana???????


Dan siapakah putra yang dia cari???


Siapakah wanita paruh baya itu???


Yuk pantengin terus karya author.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 91"