Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 84

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Maafkan Aku Ei


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Eidra masih menunggu penjelasan Susi. Wanita hamil itu terlihat tak sabar. Sebenarnya Edgar ingin memenjarakan Susi. Namun dicegah oleh Eidra. Karena Eidra tahu jika Susi adalah wanita baik-baik.


"Jelaskan Kak". Ujar Eidra mulai jenggah.


Susi menunduk tanpa dia sadari air mata berjatuhan dipipi cantiknya. Dokter itu terlihat merasa bersalah. Dia tidak bermaksud berkhianat. Apalagi dari dulu hubungannya dan Eidra sangat dekat. Mereka seperti adik dan Kakak, tapi Susi dengan teganya menghianati Eidra.


"Maafkan aku Ei". Susi terisak tak sanggup menatap wajah wanita hamil itu.


Eidra menghela nafas panjang. Setiap orang yang melakukan kesalahan selalu saja meminta maaf. Apa tidak bisa mengatakan, aku tidak akan mengulanginya lagi?


"Kak, aku tidak butuh air matamu. Yang aku butuhkan itu jawaban mu. Jadi jangan menangis, karena tangisan Kakak tidak akan bisa menjawab pertanyaan ku". Celetuk Eidra kesal.


Susi menyeka air matanya. Dia berusaha mengumpulkan semua kekuatan nya agar mampu menjelaskan yang sebenarnya.


"Aku disuruh Tuan Baskoro dan Tuan Keizo". Sahut Susi "Mereka mengancam akan mencelakai Ibu jika aku tidak mengikuti perintah mereka". Imbuh Susi.


Eidra menghembuskan nafas kasar. Dia tidak tahu harus berkata apa. Ternyata selama ini Ayah nya dan Ayah mertuanya bekerja sama untuk menghancurkan mereka.


"Lalu apa hubungan Kakak dan Kak Lisna?". Tanya Eidra lagi "Apa kalian berteman?".


Susi menggeleng "Nona Lisna, ingin menghancurkan mu Ei". Sahut Susi.


Eidra menyenderkan punggung belakangnya. Sekarang dia merasa seperti sedang melakukan test wawancara saja.


"Lalu apa yang ingin Kak Lisna lakukan padaku?". Cecar Eidra. Dia malas melihat air mata Susi.


"Nona Lisna, ingin kau dan Tuan Edgar berpisah".


Eidra memejamkan matanya. Tanpa sadar tangannya terkepal sangat kuat. Lebih kuat. Namun dia berusaha tenang, tidak boleh emosi. Nanti bayi dalam perutnya ikutan emosi, celetuk Eidra.


"Apa ada lagi yang Kak Susi tahu tentang Kak Lisna?". Tanya Eidra "Katakan saja Kak, jangan malu. Cuma ada kita berdua saja disini. Mereka tidak akan mendengar nya". Celetuk Eidra.


Susi menghela nafas pelan. Lalu menghembuskan nya.


"Nona Lisna mengancam Nona Raina, jika tidak menghancurkan kau dan Tuan Edgar. Maka bayi dalam kandungan yang akan mengandung akibatnya".


Eidra mendengar tak percaya. Sungguh luar binasa sekali Kakak nya itu. Eidra tak habis pikir, jenis otak apa yang melekat dikepala Kakak nya itu. Kenapa selalu punya ide untuk mengancam orang lain. Benar-benar membuat Eidra ingin guling-guling tak percaya. Jika orang geleng-geleng kepala, maka Eidra ingin guling-guling saja.


"Apa Kak Raina mengikuti perintah Kak Lisna dan takut pada ancamannya?". Tanya Eidra lagi.


"Aku tidak tahu masalah itu Ei. Aku hanya mendnegar sekilas percayakan mereka ketika Nona Raina di rawat saat itu". Sahut Susi.


"Baik Kak terima kasih informasinya". Ucap Eidra "Sini Kak peluk aku dulu. Tadi kau menangis aku malah lupa memelukmu. Anggap saja ini sebagai bayaran".


Susi terkekeh lucu. Lalu dia memeluk Eidra dengan sayang. Susi berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Karena Susi tahu minta maaf saja tidak cukup jika tidak disertai dengan perbuatan, seperti nasehat Eidra.


"Maa..........".


"Jangan minta maaf lagi Kak, aku bosan mendengarnya. Kakak harus berjanji agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Baru aku menerima maaf". Seru Eidra.


Susi mengangguk paham "Aku berjanji Ei, aku tidak akan melakukannya lagi dan masalah obat itu, memang benar jika kandungan yang terdapat didalamnya bukan menyembuhkan Tuan Edgar tapi malah membuat kakinya semakin lumpuh". Imbuh Susi


"Aku sudah tahu Kak. Tapi tenang saja, aku sudah membuatkan ramuan cinta untuk suamiku. Ramuan itu bukan hanya menyembuhkan tapi juga mematikan racun yang meresap ditilang Tuan Suami". Jelas Eidra.


"Terima kasih Ei. Semoga kau bahagia dan bayi dalam kandungan mu selalu sehat". Senyum Susi, dia mengelus perut Susi.


"Terima kasih Kak Susi. Terima kasih sudah jujur dan mengatakan semuanya padaku. Aku tahu Kakak orang baik jadi jangan berubah jadi orang jahat ya".


Susi terkekeh gemes. Eidra ini sungguh tak berubah, selalu mampu membuatnya tertawa ditengah ketegangan.


"Iya Ei. Aku juga ingin menikah. Hanya saja tidak ada laki-laki yang mau padaku". Susi tersenyum kecut.


"Tenanglah Kak. Masih banyak pria jomblo yang menanti cintamu". Eidra mengedipkan matanya jahil. Membuat Susi tertawa lepas..


"Ya sudah Kak, sebaiknya kau kembali saja ke rumah sakit. Aku ingin menjengguk Kak Nana dan adik ipar".

Susi mengangguk.


.


.


.


.


Setelah mengantar Susi kembali kerumah sakit. Eidra meminta Julio untuk mengantarnya berkunjung kerumah baru Erwin dan Raina. Sejak Erwin pulang dari rumah sakit, Eidra tidak pernah lagi bertemu Kakak dan adik iparnya itu.


"Ei". Raina berhambur memeluk Eidra.


"Kak Nana". Eidra membalas pelukkan Raina. Keduanya saling melepaskan rindu.


"Apa kabarmu? Kakak merindukanmu". Raina melepaskan pelukkanya.


"Seperti yang Kakak lihat. Sehat dan juga cantik". Ujar Eidra terkekeh. Sebenarnya malu memuji diri sendiri, tapi kalau menunggu orang memuji diri kapan lagi? Pikir Eidra.


"Ya sudah ayo masuk". Ajak Raina "Kenapa tidak telpon dulu mau datang? Kemana Kak Edgar kenapa tidak bersamamu?". Cecar Raina sambil mengandeng Eidra.


"Silahkan masuk Kak Julio". Suruh Raina sopan.


"Terima kasih Nona". Julio mengekor dari belakang.


"Tuan Suami sedang istirahat Kak. Jadi dia tidak bisa ikut bersamaku".


"Duduklah".


Mereka duduk diruang tamu rumah mewah Erwin. Rumah itu terletak dikawasan elit yang hanya terdapat satu rumah, yaitu rumah Erwin. Rumah yang dibelikan Edgar untuk adiknya.


"Adik ipar". Sapa Eidra. Saat Erwin menghampiri mereka dengan memutar rodanya.


"Heii Kakak Ipar". Erwin tersenyum hangat


"Tuan Muda". Sapa Julio. Erwin mengangguk.


"Kapan kalian datang? Mana Kak Edgar". Raina membantu suaminya dan memasang stel kursi roda Erwin.


"Baru saja. Dia sedang banyak urusan jadi tidak ikut". Jawab Eidra "Bagaimana kabarmu adik ipar?".


"Ya seperti yang kau lihat". Balas Erwin.


Erwin memilih berdamai dengan hatinya. Dia berusaha membuang semua obsesi nya pada Eidra. Menganggap wanita itu sebagai Kakaknya.


Sedangkan Eidra juga sudah melupakan semua yang terjadi. Dia ingin suami dan adik iparnya berdamai seperti saudara pada umunya.


"Silahkan Nona. Tuan". Bik Yuk melekatkan beberapa gelas berisi minuman serta toples cemilan keatas meja.


"Terima kasih Bik". Senyum Eidra.


"Ohhh ya Kak Nana, aku ingin mengelilingi rumah jelekmu ini. Bolehkah kau menemaniku?". Pinta Eidra tak lupa menampilkan jurus puppy eyes nya. Sehingga membuat Raina, Julio dan Erwin terpesona dan luluh.


"Ck, rumah sebagus ini kau bilang rumah jelek". Cibir Erwin kesal


"Aku sedang tidak membutuhkan pendapat mu adik ipar". Sahut Eidra santai.


Raina menggeleng kepalanya gemes. Sedangkan julio menghela nafas kasar. Dimana pun Eidra berada dia selalu berdebat dengan orang lain, termasuk Julio.


**Bersambung........


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 84"