Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 83

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Mencari


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Seorang pria paruh baya terduduk lemes didepan pusara istrinya. Dunianya serasa runtuh, gelap gulita dan abu-abu tanpa warna. Hari ini tepat 30 tahun sudah sang istri menghadap Pencipta.


"Arlettha". Gumamnya mengelus batu nisan bertuliskan nama istrinya "Apa kabarmu disana? Aku merindukanmu sayang?". Lirihnya lagi, air mata luruh dipelupuk Matanya.


Pria itu menangis dengan hebat. Menangis dan meluapkan semua emosi nya. Emosi marah dan juga rindu menjadi satu. Marah karena kematian begitu cepat memisahkan mereka. Rindu karena ingin melihat dan bertemu istrinya. Selama 30 tahun dia hidup sebatang kara, tanpa istri dan anaknya yang menghilang saat penyerangan 30 tahun yang lalu.


"Maafkan aku sayang. Sampai hari ini aku belum menemukan dimana putra kita. Maaf belum bisa menepati janji untuk membawanya kesini". Lirihnya.


Gerimis mengundang. Butiran air dari langit turun membasahi bumi dan tanah yang tengah ditapaki.


"Tuan". Sang asisten mendekat dan memayungi Tuan-nya yang sudah dia temani sejak mereka beranjak usia dewasa.


"Ayo kita pulang Dedi". Dia meraih tongkat yang membantunya berdiri.


"Mari Tuan saya bantu". Sang asisten bernama Dedi itu membantu Tuan nya.


Dia masuk kedalam mobil. Hujan semakin deras. Petir ikut menyambar. Perlahan mobil itu dijalankan meninggalkan pemakaman umum.


Pria itu bergeming ditempatnya. Dia menatap butiran hujan yang jatuh ke bumi membasahi jalan hingga menganak di parit-parit jalan.


"Bagaimana Dedi, apa ada petunjuk dimana keberadaan putraku?". Tanyanya melihat kosong keluar. Hujan semakin deras, namun dia sama sekali tak terusik dengan suara hujan yang berjatuhan di atap mobil.


"Belum Tuan. Saya masih terus melakukan pencarian". Sahut sang asisten sambil fokus menyetir. Usia keduanya hampir kepala enam. Namun wajah tampan tak terkurang sama sekali.


Dia tak lagi merespon. Kejadian 30 tahun lalu masih begitu membekas dalam dirinya. Akibat dia yang terlibat dalam dunia Mafia, membuatnya harus kehilangan istri dan anaknya. Istrinya ditembak oleh para Mafia, sedangkan putra menghilang entah kemana. Bahkan jejak kakinya saja tidak terlihat.


Sampai disebuah rumah mewah bertingkat. Sang asisten langsung menghentikan mobilnya lalu turun dan membukakan pintu untuk sang Tuan.


"Pelan-pelan Tuan".


"Terima kasih Dedi". Ujarnya memaksakan senyum hangat.


Mereka masuk kedalam dan langsung disambut oleh para pelayan yang berbaris rapih. Semua pelayan memakai seragam khusus dari rumah mewah tersebut. Bahkan masing-masing pelayan memakai seragam sesuai dengan tugas dan tanggung jawab nya.


"Selamat datang Tuan". Sapa mereka seperti biasa.


Dia hanya mengangguk tanpa merespon dengan ucapan.


"Dedi pulanglah. Serahkan masalah perusahaan pada Joni". Tungkasnya sambil duduk


"Baik Tuan. Saya permisi". Ucap Dedi sedikit membungkukkan badan dan memberi hormat.


Pria itu menghela nafas pelan. Hidupnya hanya sepintas rumah, kantor dan kamar. Tidak ada aktivitas lain yang dia lakukan sejak 30 tahun yang lalu. Bayangan penyerangan itu masih membekas dihatinya.


Tangannya terulur mengambil sebuah foto yang selalu di pajang dimeja kerjanya.


"Arlettha. Ezra". Dia mengelus foto itu dengan detail air mata.


Tampak seorang wanita cantik dan pria tampan serta seorang bocah kecil berusia lima tahun. Foto yang tersenyum itu seakan menandakan kebahagiaan yang sangat seolah takkan terpisahkan oleh ruang dan waktu. Namun pada kenyataannya, perpisahan yang selalu dihindari benar-benar terjadi.


"Aku merindukan kalian". Dia memeluk foto itu dengan Isak tangis yang menggema.


Sulit sekali untuk bangkit dari patah hati terdalam. Andai saja bisa diberikan kesempatan untuk meminta, dia ingin mengulang waktu. Dia ingin mengulang moment bersama istri dan anaknya. Dia berjanji memang bisa mengulang waktu, dia akan menebus semua kesalahan nya dan membahagiakan kedua orang itu.


.


.


.


.


"Apa tidak ada info tentang adikku?". Dia mengurut pangkal hidungnya.


"Maaf Tuan kami sudah mencarinya. Namun sampai hari ini kami tidak mendapat apapun tentang bayi itu". Sahut sang aissten.

"Lalu bagaimana dengan Eidra? Apa Lisna sudah mengatur pertemuan ku dengan gadis ku itu?". Tumpahnya lagi.


"Maaf Tuan. Sampai hari ini Nona Lisna belum juga memberi kabar pada saya". Ucap sang asisten.


"Baik. Kau boleh keluar".


Pria itu memejamkan matanya pelan. Kepalanya benar-benar pusing. Dia tidak tahu harus berbuat apa.


"Kemana lagi aku harus mencarinya? Kasihan Ibu". Dia mendesah pelan.


"Ayah".


Dia terkejut ketika mendengar suara yang begitu dia kenal tiba-tiba memangilnya.


"Sayang". Refleks dia berdiri dari duduknya dan menyambut sang putri.


"Ayah". Gadis kecil itu berhambur kedalam gendongan nya.


"Sama siapa Adelle datang kesini?". Tanyanya megendong putrinya dengan sayang.


"Kak Eve". Dia menunjuk seorang wanita yang tersenyum sambil menenteng tas sekolahnya.


"Eve terima kasih ya sudah jaga Adelle". Dia tersenyum pada wanita itu. Eve anak Bik Sumi, pengasuh Adelle.


"Sama-sama Tuan, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya menjaga Nona Kecil". Ujar Eve.


"Kalian sudah makan?". Tanyanya membawa sang putri duduk.


"Belum Ayah". Sahut Adelle.


"Mau makan bareng Ayah?".


"Mau. Mau. Mau". Sahut Adelle antusias.


"Ya sudah kita makan bareng ya. Ayah akan pesan makan untuk kita". Senyumnya mengelus kepala putrinya dengan sayang.


"Iya Ayah". Sahut Adella.


"Eve duduklah". Suruhnya pada gadis itu.


"Baik Tuan". Eve duduk disamping Adelle sambil tersenyum hangat pada putri Tuan nya itu.


Tidak lama kemudian makanan yang dia pesan datang. Mereka bertiga makan dengan lahap. Sesekali Eve menyuapi Adelle. Karena gadis kecil itu sudah biasa diperlakukan seperti ratu oleh Ayahnya.


Sang pria tersenyum hangat. Putrinya adalah segalanya untuk nya. Adelle adalah belahan jiwanya dan Adelle adalah harta paling berharga yang dia miliki.


"Pelan-pelan makannya sayang". Dia mengelap bibir putrinya dan membuang beberapa makanan yang menempel di bibir putrinya


"Iya Ayah". Sahut gadis kecil itu dengan mulut penuh makanan dan itu terlihat sangat menggemaskan.


Eve tersenyum simpul melihat kemesraan Ayah dan anak itu. Dia jadi teringat dengan suaminya yang sudah meninggal beberapa tahun silam dan pernikahan mereka tidak karunia anak. Namun Eve tetap berusaha kuat dan dia sudah menganggap Adelle sebagai anak nya juga.


Bersambung......


Ed & Ei


Mana sajen buat author 😒 author mulai lemes liat like nya berkurang... Yuk come dukung terus biar author semangat buat up nya..... Author sayang kalian....


Jangan lupa jaga kesehatan. Jaga mata DNS jaga hati juga ya.... Hehhe.......


Sekian dan terima gaji.......


LoveUsomuch ❤️


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 83"