Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 76

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Cinta Itu Menerima.


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Diluar ruangan Eidra dan Raina sedang menunggu. Sedangkan Julio, mengurus semua hal yang bersangkutan dengan media dan menutup rapat informasi tentang kecelakaan Erwin. Julio juga menyiapkan tempat tinggal baru untuk Raina dan Erwin, sesuai dengan perintah Edgar dan Eidra.


Saat tahu jika Erwin diasingkan dan ditolak oleh kedua orangtuanya. Edgar memutuskan untuk membeli sebuah rumah yang jauh dari cacian orang-orang untuk adiknya. Bagaimana pun Erwin tetaplah adiknya dan selalu begtu. Eidra sangat mendukung keputusan sang suami. Malah Eidra bangga dengan kepedulian Edgar pada Erwin. Eidra tidak tahu saja, jika yang Edgar lakukan adalah demi kebahagiaan Eidra.


"Kak Nana". Tangan Eidra terulur mengelus tangan Raina


"Hikksss, Ei. Maafkan aku". Raina terisak dengan menunduk "Aku sudah jahat padamu. Aku sudah menghinamu. Aku menyakiti mu. Aku juga menghina suamimu. Maafkan aku Eidra". Gumam Raina menunduk malu.


Eidra menghela nafas pelan "Kak Nana". Eidra merengkuh tubuh wanita lemah itu. Dia membiarkan Raina memeluknya dengan erat.


"Menangis lah Kak". Eidra mengusap punggung Raina.


Raina menangis sejadi-jadinya dipelukkan Eidra. Dia ingin meluapkan semua perasaan bersalahnya. Perasaan sakitnya. Perasaan terlukanya. Perasaan tak berdaya nya. Perasaan hancurnya. Semuanya ingin Raina luapkan.


Bahu Eidra selalu menjadi sandaran ternyaman untuk Raina. Berulang kali dia menyakiti adiknya ini. Namun Eidra tak pernah menaruh dendam. Raina selalu mendapatkan maaf dari Eidra. Ini bukan pertama kalinya Raina menyakiti Eidra, tapi sudah berulang kali dan selalu saja begitu.


"Maafkan Kakak Ei". Isak Raina.


Eidra hanya mengelus punggung Raina dengan lembut. Ada sedikit sakit tertinggal dihati Eidra, tapi dia paham. Eidra yang memang dewasa sebelum waktunya itu selalu menerima kenyataan hidupnya dengan lapang dada. Eidra pun tahu jika yang Raina lakukan padanya hanyalah kesalahan pahaman saja. Bukan rasa bencinya.


"Aku sudah memaafkanmu Kak". Sahut Eidra membiarkan Raina yang masih memeluknya dengan tangis.


Setelah cukup lama menangis dan merasa perasaan nya jauh lebih baik, Raina melepaskan pelukkan Eidra. Meskipun rasanya dia sangat malu, namun dia tidak ingin menunda lagi untuk menyimpan rasa menyesalnya.


"Ei". Raina mengenggam tangan Eidra "Maafkan Kakak ya. Kakak sudah jahat padamu".


"Sttttttttttt". Sergah Eidra "Lupakan Kak. Aku sudah memaafkan Kak Nana. Sebelum Kakak meminta maaf padaku. Aku paham perasaan Kakak". Ujar Eidra tersenyum hangat dan lembut.


"Terima kasih Ei. Kakak banyak belajar darimu". Sahut Raina "Kakak ingin seperti mu".


Eidra menggeleng "Jangan berpikir menjadi seperti ku Kak. Aku hanya wanita dan manusia biasa. Aku sama seperti Kakak. Wanita yang jatuh cinta pada pria yang tepat. Wanita yang sebentar lagi menjadi Ibu. Dan aku menerima takdir hidupku tanpa mengeluh tanpa bersunggut-sunggut". Jawab Eidra dia mengelus perutnya dan melihat perut Raina "Kak, kita hamil bersamaan ya. Semoga saat mereka lahir nanti mereka berteman juga seperti kita". Eidra terkekeh sendiri.


Sedangkan Raina berkaca-kaca. Eidra sama sekali tak berubah tetap menjadi adik yang lucu dan juga menggemaskan.


"Kenapa Kak?". Eidra mengusap pipi Raina bekas air matanya mengalir "Jangan menangis lagi ya. Nanti dedek bayinya ikut menangis". Celetuk Eidra


"Ei".


"Iya Kak?". Eidra tersenyum halus dan lembut "Katakan apa yang ingin Kakak katakan?". Seru Eidra.


Raina menghela nafas "Ayah dan Ibu memaksaku meninggalkan Erwin. Mereka juga menyuruhku mengugurkan bayi ini". Sahut Raina.


Mata Eidra membulat sempurna mendnegar penuturan Raina. Yang benar saja?.


"Kenapa bisa begitu Kak?". Tanya Eidra tak paham dengan pemikiran orangtua Raina.

"Mereka malu memiliki menantu lumpuh dan mereka tidak mau jika masa depanku tidak terjamin bersama Erwin. Mereka ingin aku menikah dengan pria normal dan pilihan mereka".


Eidra menggeleng tak percaya. Sungguh orangtua Raina tidak berubah dan masih saja jahat. Luar biasa pikir Eidra.


"Lalu bagaimana dengan perasaan Kakak?". Tanya Eidra menyelidik.


"Kakak tidak tahu Ei". Jawab Raina lemes.


"Kenapa tidak tahu Kak?". Tanya Eidra heran


"Kakak bingung Ei. Apalagi melihat kondisi Erwin sekarang?". Raina mendesah pelan tangannya mengelus perutnya.


"Kakak cinta sama adik ipar?".


Raina mengangguk "Kakak sangat mencintainya Ei. Sangat malah. Tapi.....".


"Apa yang membuat Kakak ragu?". Tanya Eidra lagi dia seperti sedang melakukan wawancara terhadap pekerja baru.


"Atas apa yang sudah Erwin lakukan padaku". Jawab Raina.


Eidra tersenyum lucu. Seperti nya Raina belum paham apa arti mencintai?


"Kak". Eidra mengambil tangan Raina lalu memangku tangan Kakaknya "Kalau Kakak memang cinta pada adik ipar harus nya Kakak tidak ragu. Kakak tidak perlu memikirkan permintaan Paman Robby dan Bibi Astrid. Kakak juga tidak perlu mengingat apa yang sudah dilakukan adik Ipar pada Kakak". Ucap Eidra. Raina terdiam menatap Eidra "Kakak tidak perlu mendengar kan pendapat orang lain. Yang perlu Kakak kontrol, adalah hati Kakak sendiri. Cinta itu menerima Kak. Cinta itu memberi. Tidak peduli jika seluruh dunia tidak setuju, karena yang lebih tahu itu Kakak". Jelas Eidra.


"Ei".


"Kakak harus mengenal adik ipar baru Kakak bisa memahami isi hatinya. Apa Kakak ragu karena adik ipar lumpuh? Apa Kakak malu memiliki suami lumpuh? Apa Kakak berpikir jika Kakak tidak memiliki masa depan hanya karena menikah dengan pria lumpuh?".


Raina terdiam. Mulutnya bungkam mendnegar pertanyaan beruntun dari Eidra. Entah kenapa hatinya seperti tertikam oleh pertanyaan adiknya.


"Kak. Apa Kakak tahu? Ketika aku menikah dengan Tuan Suami. Aku juga dipaksa dan diancam, jika aku tidak menikah dengan Tuan Suami. Maka Ayah Baskoro dan Ibu Seselia akan menyakiti semua anak-anak panti. Mereka akan mengusur panti asuhan. Sehingga aku tidak bisa menolak dan menerima tawaran mereka". Eidra menarik nafas dalam mengenang kembali diawal pernikahan nya "Tapi aku tidak marah saat yang kunikahi adalah pria lumpuh, yang membuatku sedih aku menikah dengannya adalah hanya untuk merawat nya. Dengan kata lain aku hanya dijadikan sebagai babu suamiku". Ujar Eidra "Tapi aku berusaha menerima takdir. Menerima suamiku. Berusaha mencintainya walau mungkin dia tidak mencintai ku. Tapi seiring waktu berjalan kami saling menerima. Kami saling mencintai. Aku tidak pernah malu walau dia lumpuh, bukan karena hartanya. Sekalipun dia tidak memiliki apa-apa aku tidak pernah malu dan merasa tidak punya masa depan bersamanya. Aku menerima dia. Aku mencintainya. Apa adanya. Aku juga diancam untuk meninggalkan suamiku, tapi untuk kali ini aku tidak akan pernah menuruti kata orangtuaku. Aku berhak bahagia. Berhak mendapatkan cinta".


Raina menunduk "Kak, jika Kakak mencintai adik ipar. Jangan pernah ragu. Jangan pernah dengarkan kata orang lain. Terima adik ipar apa adanya. Masalah masa depan, kita semua punya masa depan hanya berbeda waktu dan tempatnya saja. Aku yakin adik ipar juga akan mencintai Kakak dengan tulus dan apa adanya".


"Ei".


Raina kembali memeluk Eidra dengan isakkan tangis. Perkataan Eidra seperti bom yang meledak kan hati. Betapa dia bodoh berpikir untuk menyerah. Harusnya dia mencintai Erwin tulus dan apa adanya. Raina sadar bahwa ini adalah takdir hidupnya. Dia akan menerima Erwin dan mencintai suaminya dengan tulus.


Bersambung......


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 76"