Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 75

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Mengunjungi


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Eidra sedang memasang baju suaminya. Setelah mendengar kabar tentang kecelakaan Erwin. Eidra mengajak suaminya untuk memgenjengguk sang adik. Meski sebenarnya Edgar menolak dengan keras, namun siapa yang bisa mengalahkan Eidra jika masalah berdebat?


"Tuan Suami".


"Iya sayang?". Tanya Edgar mendongrak kan kepalanya menatap wajah sang istri.


Eidra berjongkok sambil tersenyum hangat. Dia mengenggam tangan Edgar dengan lembut.


"Apa boleh aku minta sesuatu?". Pinta Eidra.


"Apapun yang kau inginkan tanpa diminta aku pasti akan memberikan nya. Semua milik ku juga milikmu". Jawab Edgar dramatis. Entah dari mana dia bisa mengucapkan kata-kata itu?


Eidra tersenyum bangga. Suaminya semakin pandai menggombal.


"Maukah Tuan Suami berdamai dengan adik ipar?".


Edgar terdiam mendengar permintaan istrinya. Dia menatap lekat wanita pemilik mata biru itu.


"Maksudmu?". Tanya Edgar setengah tak mengerti. Berdamai?


"Berbaikan dengan adik ipar dan memaafkan semua kesalahan adik ipar. Aku tidak ingin Tuan Suami menyimpan dendam". Ujar Eidra lagi mengenggam tangan istrinya.


Edgar terdiam sejenak. Dia tidak tahu harus menjawab apa? Setelah kepergian dan kecelakaan sepuluh tahun silam, hubungannya dan Erwin memang dingin. Bahkan mereka jarang sekali bertegur sapa. Meski Erwin selalu menampilkan wajah ramah padanya. Tapi Edgar tahu jika adik nya itu menyimpan dendam dan amarah padanya.


"Aku tidak tahu". Sahut Edgar cepat.


"Kenapa tidak tahu?". Tanya Eidra heran "Apa karena perasaan mu belum sanggup?". Edgar mengangguk dengan cepat.


"Selama ini hubungan kami memang tidak pernah baik-baik saja. Aku tidak pernah membencinya tapi dia yang membenciku". Jelas Edgar pada istrinya.


Eidra mengangguk paham. Jika begitu, masalahnya bukan pada suaminya tapi pada Erwin.


"Ya sudah ayo". Eidra bangkit dan mendorong kursi roda suaminya dengan senyum sumringah.


Jujur Edgar keberatan bertemu Erwin. Adiknya itu masih menyimpan rasa pada istrinya. Tentu saja Edgar cemburu. Meski pun dia mendapat kabar bahwa Erwin juga lumpuh seperti nya, tapi bukan berarti dia bahagia melihat adiknya lumpuh. Dia juga sedih dan juga terluka. Namun bagaimana lagi jika takdir memang berkata lain.


Edgar menghela nafas ketika melihat wajah sumringah istrinya. Wanita hamil itu terlihat bahagia hari ini. Untung saja mereka berdua tidak lagi mengalami morning sickness, jika saja masih ada maka Edgar takkan berani mengajak istrinya itu untuk pergi keluar.


"Bagaimana keadaan anak kita?". Edgar mengelus perut buncit istrinya.


"Aku sehat-sehat Daddy". Seru Eidra menirukan suara anak kecil "Daddy, juga sehat-sehat yaaa". Timpalnya lagi. Edgar terkekeh geli


.


.


.


.


Eidra membantu suaminya turun dari mobil. Meski Edgar tegas menolak namun Eidra tetap bersikeras. Sementara Julio hanya membantu dengan membuka pintu mobil. Eidra sama sekali, tidak mau Julio membantunya. Takut jika Julio menyukai suaminya, sungguh Julio tidak habis pikir dengan pikiran Nona Muda-nya.


"Julio".


"Iya Tuan?".


"Pastikan media tidak tahu bahwa aku mengunjungi Erwin. Tutup semua media yang datang ke rumah sakit". Tintah Edgar.


"Baik Tuan".


Mereka masuk. Para dokter dan perawat yang berpapasan dengan mereka memberi hormat. Eidra membalas dengan senyuman manis. Sedangkan Edgar hanya menampilkan wajah datar bak tembok. Julio mengekor dari belakang

Sampai diruangan Erwin. Tampak Raina tengah memaksa Erwin untung makan. Sejak tahu dirinya lumpuh hidup Erwin bak diujung tanduk.


"Kak Nana".


Suara itu berhasil membuat pasangan suami istri itu menoleh kearah pintu.


"Ei. Tuan Edgar". Gumam Raina berbalik.


"Kak Edgar. Eidra". Gumam Erwin melihat kedua orang itu. Ada Julio dibelakang mereka.


Eidra masuk dengan mendorong kursi roda suaminya. Sedangkan Raina dan Erwin hanya terdiam. Bertemu dengan Edgar dan Eidra membuat nyali mereka seketika menciut dan malu atas apa yang sudah mereka lakukan pada pasangan suami istri itu.


"Kak Nana". Senyum Eidra hangat dan ramah "Apa kabar?". Tanya Eidra lembut. Dia sama sekali tidak mendendam pada Kakak nya itu.


"B-baik". Jawab Raina gugup sambil menunduk. Apalagi tatapan Edgar yang seakan mampu mematikan syaraf tubuhnya.


"Tuan Suami. Berbicaralah padanya. Aku akan membawa Kak Nana keluar sebentar".


Edgar mengangguk. Diperjalanan menuju rumah sakit tadi, Edgar sudah sepakat akan memaafkan semua kesalahan Erwin. Meski tetap ada perasaan janggal namun Edgar berusaha berdamai dengan hatinya demi Eidra. Edgar tidak mau Eidra sedih hanya karena keegoisan nya sendiri.


"Kak Nana. Ayo". Eidra mengandeng tangan Raina untuk keluar dari ruangan Erwin. Raina hanya menurut dan mengikuti Eidra untuk keluar


Kini hanya ada Edgar dan Erwin didalam ruangan itu. Edgar menatap Erwin datar. Sedangkan Erwin membuang muka malu. Dia tidak sanggup menatap Kakak nya.


"Bagaimana kabarmu?". Tanya Edgar membuka pembicaraan.


"Seperti yang kau lihat". Sahut Erwin tanpa melihat Edgar.


"Apa yang terjadi? Kenapa bisa kecelakaan?". Cecar Edgar. Walau hubungan mereka tidak baik. Edgar tetap menyanyangi Erwin.


"Aku tidak tahu". Lirih Erwin "Kau pasti senang kan melihatku juga lumpuh seperti mu?". Tuduh Erwin. Dia belum berani menatap wajah Kakak nya.


"Apa untungku?". Ujar Edgar tersenyum sinis "Melihatmu lumpuh tidak akan mengembalikan semuanya seperti semula". Sambung Edgar "Jika bukan karena istriku. Aku juga tidak ingin bertemu denganmu. Bertemu denganmu semakin membuat luka dihatiku mengangga".


Erwin memejamkan matanya mendengar ucapan jujur yang terlontar dari mulut Edgar. Dia adalah salah satu orang yang terlibat dalam kecelakaan yang di alami oleh Kakaknya.


"Maaf". Lirih Erwin.


"Untuk apa?". Ujar Edgar dingin. Sebenarnya dia tak ingin mengenang masa lalu, tapi semua sudah terlanjur.


"Aku sudah membuatmu lumpuh". Setelah mengumpulkan keberanian nya, Erwin mengarahkan pandangan pada Kakaknya.


"Lupakan. Penyesalan mu takkan membuat ku bisa berjalan kembali". Sahut Edgar dingin.


"Maukah kau memaafkanku Kak?". Pinta Erwin penuh harap "Daddy dan Mommy mengasingkan ku bahkan selama aku berada disini mereka tidak pernah menjengguk ku". Adu Erwin pada Kakak nya


"Lalu apa urusannya denganku?". Tatap Edgar tajam "Begitulah rasanya ketika kehadiran kita tidak dianggap". Sambung Edgar lagi.


Erwin terdiam. Ini seperti hukum karma untuk dirinya. Bahkan dia mendapatkan balasan yang lebih kejam lagi. Bolehkah Erwin menyesali semua perbuatan yang dia lakukan pada Edgar?


Sementara Edgar terasa mencelos hatinya ketika tahu bahwa Erwin juga dalang dibalik kecelakaan yang dia alami. Edgar sudah mengetahui semuanya sejak sepuluh tahun lalu, tapi dia menepis dan berpikir tidak mungkin jika Erwin tega melakukan hal itu. Namun ketika mendengar pengakuan itu langsung dari mulut adiknya, membuat hatinya berdenyut sakit.


Edgar bukanlah pria yang suka bahagia diatas penderitaan orang lain. Dia paham peraasaan Erwin. Edgar sudah lebih dulu mengalaminya. Ditolak. Diasingkan. Tidak dianggap. Dia juga dikucilkan. Bahkan hidup dalam kesepian sepanjang masa sampai kehadiran Eidra dalam hidupnya.


Bersambung.......


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 75"