Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 74

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Makan Sebelah.


Happy Reading 🌹🌹 🌹🌹🌹🌹🌹


"Katakan saja berapa yang kalian mau?". Tanya Edgar tak mau basa-basi. Apalagi melihat senyum licik kedua mertuanya.


"Tidak banyak Nak". Baskoro berwajah sendu dan menarik nafas dalam "Hanya lima miliyar"Lanjut nya.


"Apa lima miliyar?". Protes Eidra "Itu sangat banyak Ayah. Suamiku bukan bank yang seenaknya kalian mintai uang. Tidak. Tidak". Protes dan menolak dengan keras..


Edgar justru tersenyum simpul melihat wajah kesal istrinya. Istrinya ini masih saja meragukan kekayaan nya. Jika ada waktu Edgar akan membawa istrinya melihat betapa banyak uang yang dia miliki.


"Sayang, tenanglah. Aku memiliki uang itu". Senyum Edgar tangannya terulur mengelus kepala istrinya.


"Tapi...........".


"Julio".


"Iya Tuan?". Julio mendekat dan memberikan sebuah cek yang bertulisan angka uang.


"Ini Tuan".


Edgar mengambil cek putih itu. Lalu dia menatap kedua mertuanya. Dalam hati Edgar jika tidak takut dosa ingin menembak mati kepala kedua orang itu. Namun, sebagai menantu yang baik dia memang harus memberikan sedikit dari harta miliknya.


"Ini sepuluh milliyar. Ambilah". Edgar meletakkan cek itu diatas meja.


Mata Baskoro dan Seselia membulat sempurna mendengar angka uang yang diberikan Edgar. Jika mereka meronta-ronta ingin membawa uang itu pergi.


"Tuan Suami". Protes Eidra.


"Aku akan menanam saham diperusahaan kalian. Julio akan mengurus semua berkas nya". Sambung Edgar. Dia mengenggam tangan istrinya dan tersenyum menandakan bahwa semua tidak apa-apa.


Baskoro mengambil cek itu dengan tangan bergetar "B-benarkah?". Tanya Baskoro terbata.


Edgar hanya mengangguk dengan wajah datarnya. Dia bisa melihat jika kedua orang ini memang haus akan uang. Padahal perusahaan yang mereka pimpin termasuk perusahaan besar namun karena kesombongan dan ketamakan mereka berdua akhirnya berada diujung kebangkrutan.


"Terima kasih Nak". Baskoro tersenyum simpul.


"Terima kasih Ei. Semoga kau dan Edgar selalu bahagia. Dan bayi dalam kandungan mu sehat-sehat". Ujar Seselia mengelus perut Eidra.


"Terima kasih Bu". Balas Eidra. Meski dia tahu ucapan Ibu nya hanyalah formalitas saja didepan suaminya.


"Ya sudah kalau begitu kami permisi dulu". Ujar Baskoro tersenyum hangat setelah mendapatkan apa yang dia mau.


"Sayang, Ayah pulang ya. Jaga diri baik-baik. Dan jaga cucu Ayah". Rasanya Eidra ingin memuntahkan seluruh isi perutnya mendengar ucapan sang Ayah.


"Iya Ayah". Walau jengkel dan dongkol dia tetap membalas dengan senyum sambil menyalimi kedua orangtuanya secara bergantian.


Eidra menatap suaminya dengan kesal. Bukan Eidra marah jika suaminya memberi kedua orangtuanya uang. Hanya saja orangtuanya tidak akan pernah puas. Lihat saja nanti, kedua orangtuanya pasti akan datang lagi dan lagi, sampai mereka memeras Edgar dengan habis.


"Berhenti mengerutu sayang". Ujar Edgar terkekeh. Istrinya dari tadi mengomel.


"Bukan begitu Tuan Suami. Lihat saja nanti mereka pasti datang lagi dan meminta uang padamu". Celetuk Eidra kesal "Nanti jika kau bangkrut bagaimana? Kau tahu kan aku tidak bekerja? Kita mau makan apa? Terus bagaimana masa depan anak kita?". Omel Eidra.


Edgar menatap istrinya dengan senyum. Dia biarkan saja istrinya ini mengomel. Mumpung dia sedang mengalami Sindrom Couvade yang menyukai jika istrinya mengomel. Karena menurut Edgar saat Eidra marah justru terlihat manis, lucu dan juga menggemaskan.


"Apa aku cari kerja saja ya? Bagaima.....". Eidra mengerutkan keningnya ketika melihat suaminya hanya tersenyum sambil menatapnya.


"Sudah?". Eidra mengangguk dengan wajah polosnya.


"Sini, duduk dipangkuanku".


Eidra menurut. Lalu duduk dipangkuan suaminya. Suaminya ini benar-benar tampan dan juga menawan. Meski lumpuh aura ketampanan nya tak berkurang sama sekali. Meski usianya hampir empat puluhan tapi tetap saja tampannya seperti usia dua puluhan.


"Kenapa Tuan Suami?". Tanya Eidra menatap suaminya heran.


"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Bagaimana apa kau mau?". Edgar memainkan ujung rambut istrinya.


"Mau menujukkan apa?".Tanya Eidra bingung menatap suaminya yang tersenyum simpul.


"Ada dehhhh". Edgar mengerlingkan matanya jahil.


"Ayo".


Eidra bangkit dari pangkuan suaminya. Lalu dia mendorong kursi roda Edgar. Entah kemana Edgar akan mengajaknya. Eidra tidak tahu.


Mereka masuk kedalam sebuah ruangan yang tidak pernah Eidra kunjungi. Ruangan itu berada dilantai paling atas divilla mereka.


"Ini tempat apa Tuan Suami?". Tanya Eidra menelisik ruangan itu dengan matanya yang melihat kesana-kemari.


"Ikut saja". Jawab Edgar tersenyum simpul.


Lalu Edgar menyuruh Eidra berhenti tepat disebuah ruangan kecil didalam ruangan yang mereka masuki tadi.

"Buka sayang. Ini kuncinya".


Eidra mengambil kunci itu dari tangan suaminya dan perlahan dia memasukan kunci itu kedalam lubangnya.


Cekreekkkk


Pintu terbuka lebar. Mata Eidra membulat sempurna melihat apa yang ada didalam ruangan itu.


"Tuan Suami".


"Bawa aku masuk sayang". Suruh Edgar lembut.


Eidra membawa suaminya masuk. Mulut wanita itu terbuka sempurna melihat apa yang ada didalam ruangan itu.


Berbagai emas batangan dengan berbagai jenis dan terdapat dua warna, kuning dan putih. Uang dengan jumlah yang tak dapat dihitung tersusun rapih dimasing-masing lemari, seperti sebuah perpustakaan.


"Tuan Suami". Eidra masih belum sadar dari keterkejutan nya.


Edgar terkekeh geli. Eidra adalah orang pertama yang dia bawa melihat asset kekayaan nya. Bahkan Julio sendiri tidak pernah mengunjungi tempat rahasianya.


"Sini sayang".


Eidra berjongkok dihadapan sang suami. Dia masih belum percaya atas apa yang dia lihat. Bukan hanya uang dan mas yang ada disana, tapi berbagai barang antik yang harganya mencapai milyaran juga ada disana. Serta beberapa jam tangan, serta sepatu mahal koleksi Edgar.


"Sayang, ini semua adalah asset kekayaan ku. Kau bisa lihat sendiri kan?". Eidra mengangguk "Uangku banyak. Hartaku banyak. Masa depan anak kita akan terjamin. Hartaku tidak akan habis hanya karena memberi Ayah Mertua sepuluh milliyar. Jadi jangan khawatir ya. Bantu aku aku habis kan". Ujar Edgar tersenyum lembut.


"Tuan Suami. Apa kepala mu tidak pusing menghitung uang sebanyak itu?". Tanya Eidra menatap satu lemari yang terisi uang penuh dan disusun rapuh seperti sebuah buku. Ada juga lemari lain yang berisi uang dolar, milik Edgar.


"Aku tidak pernah menghitung nya sayang". Sahut Edgar tersenyum hangat "Jadi apa saja yang kau inginkan kau boleh memakainya sebanyak yang kau mau". Ucap Edgar lembut.


Eidra menggeleng "Aku bahkan bingung ingin digunakan untuk apa Tuan Suami?". Celetuk Eidra. Membuat Edgar gemes sendiri dengan ucapan istrinya.


"Apa kau tidak ingin mobil? Perhiasan? Baju-baju mahal? Tas bermerk? Atau rumah mewah?". Tawar Edgar


Lagi-lagi Eidra menggeleng "Memangnya ditengah pulau begini, aku mau dipakai dimana Tuan Suami?". Ujar Eidra "Aku tidak butuh apapun. Lagian aku mau pamer pada siapa? Semua orang tahu jika Tuan Suami kaya?". Jelas Eidra


Tangan Edgar terulur mengapai kepala istrinya dia mengelus dengan lembut dan pelan.


"Yang kau katakan benar sayang. Aku juga tidak butuh apapun. Aku hanya untuk kau selalu berada disampingku. Berjanji ya tidak akan pergi". Edgar menujukkan jari kelingking nya.


"Iya Tuan Suami".


Eidra mengaitkan jari kelingking nya dengan sang suami. Lalu mereka tertawa bersama.


**Bersambung.... 


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 74"