Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 70

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ISTRI KECIL CEO LUMPUH “ novel yang baru setelah novel istri yang tak dianggap ,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Lumpuh


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹


"Erwin". Raina menggenggam tangan Erwin. Dia tidak peduli dengan perintah Robby dan Astrid yang menyuruhnya meninggalkan Erwin.


"Buka matamu Erwin". Lirih Raina.


Kondisi Erwin cukup memperihatinkan. Kedua kakinya diperban. Kepalanya juga diperban. Dihidungnya oksigen sengaja ditempel untuk membantunya bernafas.


.


.


.


Sedangkan Pristy dan Keizo pulang duluan. Mereka syok mendengar ucapan Dokter. Entah bagaimana nanti Keizo menghadapi media. Sebagai keluarga berpengaruh tentu mereka akan diincar oleh para wartawan masalah kondisi Erwin.


Pristy juga terlihat frustasi. Berkali-kali wanita paruh baya itu mengenduskan nafasnya dengan kasar. Pristy tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan teman-teman sosialita nya masalah Erwin.


"Apa yang akan kita Keizo? Media sedang mengincar Erwin. Jika para pemegang saham tahu, mereka bisa menarik investasi mereka dan harga saham bisa turun". Keluh Pristy.


"Aku juga tidak tahu Hon". Keizo menarik nafas kasar. Saat ini mereka sedang berada dimobil menuju jalan pulang.


"Apa kita asingkan saja Erwin. Seperti Edgar?". Ujar Keizo sambil berpikir.


"Tidak. Erwin itu putra kandung kita. Dan dia satu-satunya anak kita. Aku tidak mau dia menderita seperti pria sialan itu". Tolak Pristy tegas.


"Ayolah Hon. Maksudku mengasingkannya bukan seperti Edgar di villa jauh dari kota. Tapi biarkan istrinya yang merawat Erwin di Apartemen nya. Dengan begitu media tidak akan tahu. Apartemen Erwin kan tidak bisa dikunjungi oleh sembarangan orang". Timpal Keizo.


"Tapi aku tidak tega dengan Erwin. Bagaimana pun dia putra kita". Pristy menarik nafas dalam


"Ya aku tahu. Aku juga tidak tega. Tapi ini demi perusahaan dan nama baik keluarga. Coba kau bayangkan jika semua orang tahu bahwa kedua putra kita lumpuh? Apa kata dunia, mereka pasti beranggapan bahwa keluarga kita pembawa sial". Jelas Keizo.


Pristy tampak berpikir. Sebagai seorang Ibu dia sama sekali tidak tega mengasingkan putranya, meski pun tinggal di apartemen. Tapi Pristy juga tidak mau jika seluruh media mengetahui kondisi putranya saat.


"Baik aku setuju". Sahut Pristy.


"Aku akan menutup semua berita tentang Erwin. Mereka tidak boleh tahu jika Erwin lumpuh". Sambung Keizo. Pristy mengangguk setuju.


Keizo dan Pristy lebih mementingkan ego dan keinginan daging mereka akan harta. Mereka rela mengorbankan putra mereka yang seharusnya butuh dukungan dalam kondisi seperti ini.


Jika mereka mengasingkan Edgar, mungkin wajar karena Edgar hanya anak yang diangkat oleh Bagara. Tapi jika mereka mengasingkan Erwin, bukankah itu akan menyakiti hati Erwin? Bagaimana perasaan putranya jika diasingkan seperti itu? Apalagi Erwin adalah putra bungsu dan satu-satunya, bahkan mereka sangat menyanyangi Erwin dan memanjakan Erwin dengan segelas kemewahan.


Tapi ketika tahu jika Erwin lumpuh, seketika perasaan mereka berubah. Apakah mereka malu? Apakah mereka tidak mau jika Erwin menjadi aib keluarga? Apakah harta adalah alasannya?


Bagaimana jika Erwin tahu? Pastilah pria itu akan terluka. Mungkin juga dia akan membenci kedua orangtuanya karena merasa kehadiran nya tidak diterima.


.


.


.


Erwin mengerjab-ngerjabkan matanya. Kepalanya terasa berat. Dan seluruh tubuhnya terasa hancur berkeping-keping.


"Erwin".


Segera Raina memanggil dokter agar memeriksa suaminya.


"R-raina". Lirih Erwin.


"Erwin". Mata Raina berkaca-kaca. Suaminya akhirnya bangun.


"Dimana yang sakit?". Tanya Raina lembut.


"Aku dimana?". Erwin menelusuri ruangan yang terasa asing dimatanya.


"Dirumah sakit". Raina mengelus kepala suaminya "Katakan padaku dimana yang sakit?". Tanya Raina lembut berusaha menahan tangisnya.


"Kakiku berat Raina. Kenapa tidak bisa digerakkan". Ucap Erwin memegang kakinya.


"Erwin dengarkan aku". Erwin menatap Raina.


Raina memejamkan mata. Sebenarnya dia tidak tega mengatakan ini. Tapi bagaimana pun Erwin harus tahu kondisinya.


"Kau lumpuh".


Deg


Seperti disambar petir seluruh tubuh Erwin terasa tersengat listrik mendengar ucapan istrinya.

"K-kau berbohong?". Erwin menggeleng tidak terima. Dia berusaha mengerakkan kakinya dan benar saja kaki nya tidak bisa digerakkan sama sekali.


"Arggghhhhh. Tidak. Tidak. Aku tidak mau lumpuh". Erwin memberontak dan memukul kedua kakinya.


"Hentikan Erwin". Hardik Raina.


"Aku tidak mau lumpuh". Teriak Erwin histeris.


Segera Raina mendekap tubuh suaminya yang bergetar menangis. Tangis Erwin pecah didalam pelukkan Raina. Dia tidak percaya jika dia lumpuh. Tidak Erwin tidak terima.


"Raina, katakan padaku jika aku sedang bermimpi. Katakan ini tidak benar?". Desak Erwin menguncang tubuh istrinya dan memberontak.


Raina semakin erat memeluk Erwin. Dia juga menangis. Dia juga tidak terima. Tapi bagaimana lagi, itulah yang terjadi.


"Tenanglah Erwin. Meski kau lumpuh, aku akan selalu berada disampingmu". Peluk Raina erat. Dia membiarkan suaminya menangis dalam pelukan nya.


"Aku tidak mau lumpuh Raina. Aku tidak mau duduk dikursi roda seumur hidup. Aku mau kembali berjalan normal, hiks hiks". Tolak Erwin menggeleng. Air mata luruh begitu deras dipipi tampannya.


Raina tak merespon. Dia hanya memeluk Erwin semakin erat. Ikut menangis dan merasakan perasaan suaminya. Meski dia juga tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya lumpuh. Riana ingin Erwin seperti dulu lagi bisa berjalan normal seperti semula.


"Hiks hiks... Aku tidak mau lumpuh Raina". Racau Erwin. Tangisnya perlahan mengecil, mungkin sudah kehabisan tenaga sehingga Erwin tertidur didalam pelukkan Raina.


Raina meletakkan kepala Erwin dengan pelan dan telaten. Dia menatap wajah Erwin yang basah karena air mata. Kondisi suaminya sungguh membuat hati Raina berdenyut sakit. Wajah yang biasanya tampan dan menawan, kini penuh dengan luka-luka. Matanya bengkak karena menangis.


Raina menaikkan selimut suaminya. Membiarkan pria itu istirahat dengan tenang.


Raina menangis dalam diam. Bagaimana dengan nasib anaknya nanti? Bagaimana dia akan hidup? Erwin lumpuh, dan seumur hidup akan duduk dikursi roda.


Sekilas Raina teringat pada Eidra, dia pernah mengejek Eidra karena menikahi pria lumpuh. Dan sekarang dia yang berada diposisi itu, benar kata orang-orang hukum karma itu berlaku.


Raina menyeka air matanya dan keluar dari ruangan Erwin. Dia tidak mau ketahuan menangis. Dia juga berusaha tegar dan kuat, ada nyawa didalam perutnya yang harus dia jaga dengan baik.


Raina duduk dibangku tunggu depan kamar rawat suaminya. Wanita itu menatap kosong ke depan. Dia terlihat rapuh dan tak berdaya. Dadanya serasa serasa sesak dan tangisnya tak bisa lagi keluar.


"Raina".


Raina mengangkat pandangan nya melihat siapa yang datang.


"Kak Orland". Sontak wanita hamil itu berdiri.


"Bagaimana keadaan Erwin?". Tanya Orlando dingin. Dia masih ingat bagaimana Raina menganiaya Eidra.


Raina menggeleng dengan lemes "Dia lumpuh Kak". Sahut Raina berusaha tegar.


Mata Orlando membulat sempurna "L-lumpuh?". Ulang Orlando memastikan.


Raina mengangguk "Akibat benturan yang sangat keras. Membuat persendian nya mati hingga beberapa tulang kakinya patah". Jelas Raina. Sebagai dokter spesialis tulang dia sedikit tahu.


Orlando terdiam dan tak menyangka jika Erwin juga lumpuh. Dia tahu Erwin ada dirumah sakit nya saat mendengar bisikan para perawat dirumah sakit, dan Orlando bergegas keruangan Erwin.


Orlando terduduk. Dia menarik nafas dalam. Tidak tahu harus berkomentar apa.


"Dia tidak akan bisa berjalan Kak. Dia lumpuh permanen". Sambung Raina.


Orlando mengangguk paham "Setelah kondisinya lebih baik aku akan mencoba beberapa terapi untuk pengobatan nya". Ucap Orlando "Persiapkan semua kebutuhan nya". Orlando berdiri dari duduknya.


"Baik Kak, terima kasih".


Orlando pergi begitu saja meninggalkan Raina. Dia masih belum bisa berdamai dengan hatinya atas apa yang Raina lakukan dulu pada Eidra. Meski kejadian itu sudah cukup lama, tapi tetap saja Orlando mengingat bagaimana kejamnya Raina menjambak rambut Eidra.


Bersambung.....


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 70"