Istri yang terabaikan Bab 245

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang suka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Kandang Harimau


"Ada apa Mah?" tanya Isyana menuntun Putri ke depan. Isyana mendengar mertuanya mengatai seseorang.


Bu Dini dan Dina pun menoleh. Sadar ada Putri yang masih di bawah umur, Bu Dini ingin segera menutup pembahasan.


Bu Dini menyunggingkan senyum dan menepuk bahu Isyana berkedip.


"Tidak apa- apa bukan hal penting!  Udah siap bekalnya. Nak?" tanya Bu Dini menoleh ke Putri. 


"Ready Oma?" jawab Putri tersenyum


"Cium tangan Mommymu, kita berangkat ya!" 


"Ya Oma!"


Putri pun mencium tangan Isyana dengan mengeratkan kedua tumpuan tali tasnya Putri berlebggang ke mobil.


Bu Dini sengaja berjalan pelan lalu mendekat ke Isyana berbisik.


"Kamu minta ke Dina. Biar Dina forward videonya, kamu lihat sendiri ya!"


"Video apa Mah?" tanya Isyana jadi penasaran.


Bu Dini hanya menepuk bahu Isyana lagi berpamitan. Bu Dini menyusul Dina ke mobil.


"Daaah Mommy!" Seru Putri melambaiakan tangan.


"Daah Sayang. Sekolah yang enjoy ya!" seru Isyana membalas Putri. 


Isyana berdiri di depan pintu sampai mobil mertuanya mengilang dari pandangan. Seperginya Putri membawa penasaran yang mencokol Isyana masuk ke kamarnya mencari benda pipih mahal pemberian suaminya.


"Mana Dina belum ngirim apa- apa?" gumam Isyana. 


Yang memberi pesan banyak bukan Dina, malah Binar yang tak bosan memberi pesan tidak penting seperti anak remaja. 


Isyana hanya membalasnya singkat.


"Met bekerja, suamiku Sayang!" ketik Isyana singkat. 


Perjanjian semalam, Binar may Isyana panggil Binar Sayang, bukan cuma Mas. 


Lalu Isyana mengetik permintaan ke Dina. Sepertinya Dina juga tidak berani bermain ponsel saat bersama Bu Dini. 


Tidak mau membuang waktunya memegang ponsel terlalu lama hanya menunggu balasan dari Dina. Isyana memilih melanjutkan aktivitasnya.


Padahal rencana Isyana kemarin kan bangun pagi- pagi biar bisa antar Putri sekaligus lama- lama di rumah sakit menemani Bian. Setelah itu kuliah, demi Papanya anak- anak. Yang lain kebagian waktunya Isyana mepet.


Isyana kemudian segera pumping, mengemasi Asinya dalam termos. Siap- siap mengemasi barang untuk kuliah, setelah itu sarapan dan berangkat. 


Sesampainya di rumah sakit, Isyana langsung menyerahkan Asinya. Mencuci tangan menggunakan pakaian steril dan menyapa Bian.


"Assalamu'alaikum. Hai jagoan Mommy? How are you?" sapa Isyana lirih merogoh tangan kecil nan merah dari lubang jendela inkubator.


Isyana selalu meneteskan air matanya setiap bertemu dengan Bian.


Isyana pun merenung. Kelak Isyana akan cerita, ke Bian. Demi menegakan kebenaran dan menghentikan kesalahan kakeknya, Bian yang harus tanggung semua ini. 


"Terima kasih, kamu sudah berjuang Nak. Kamu hebat," tutur Isyana lagi bisa membedakan sekarang jari jemari Bian mulai ada dagingnya.


"Mommy sekarang bisa temui kamu setiap hari. Kamu happy kan? Mommy tunggu kamu. Cepat sehat dan pulang yah!" bisik Isyana.


"Mommy pengen peluk kamu. Mommy pengen gendong kamu. Kamu juga mau kan Mommy peluk?" bisik Isyana lirih. Walau tak ada jawaban, tapi Isyana yakin bayinya mendengar. 


Isyana pun duduk mengelus pelan dan setiap bagian tubuh Bian yang bisa Isyana jangkau dari jendela kecil itu.


Tiba- tiba Bian memberikan reflek tangan dan kakinya bergerak acak.


Isyana tersenyum sangat senang. Putranya benar- benar memberikan respon positif, bertumbuh dan berkembang setiap hari, walau dipaksa mandiri padahal seharusnya masih bergantung di tubuh ibunya.


Bahkan sekarang memberikan reflek menggenggam jari telunjuk Isyana. Mata Isyana berbinar sangat bahagia. Meskipun Bian masih memakai alat nafas yang memenuhi hidungnya. Isyana sangat bersyukur. 


Sayangnya di saat bahagia itu, alarm Isyana berbunyi. Isyana memang sudah mensetting, Isyana harus kuliah. 


"Nanti sore. Mommy ke sini lagi. Maafin Mommy ya. Mommy kuliah dulu ya? Kamu cepat sehat ya. Baik- baik sama suster ya!" Bisik Isyana meneteskan air mata terasa berat meninggalkan Bian. 


Meski perhitungan Isyana dia akan telat je kampus, melihat dokter spesialis anaknya datang, Isyana memilih berkonsultasi.


Dokter pun menjelaskan alat yang terpasang di Bian sudah berbeda dengan alat yang sebelumnya. Rencana sekitar 5 harian alat akan dilepas dan diganti dengan oksigen biasa. 


Setelah diganti oksigen biasa Isyana akan 


diajari kangoroo mother care. Jika semuanya baik terutama minumnya baik akan segera pulang.


"Terima kasih, Dok!" jawab Isyana pamitan.


Isyana pun keluar rumah sakit dengan riang. Dia rela telat kuliah jika selalu mendapat berita baik ini.


Isyana pun segera meraih ponselnya dan mengabari suaminya. Di saat yang bersamaan video dari Dina terkirim. Selama di mobil Isyana pun menonton video amatir yang diunggah anak nakal sore itu.


Isyana yang tadi riang pun berubah ekspresi masam.


"Astaghfirulloh, Mas Lana.. kamu mengataiku cepat move on dan mengatai Mas Binar. Tapi kamu sendiri sudah berganti pasangan. Ck. dasar. Apa kamu lupa ada Bian Mas? Kenapa melakukan ini? Apa kamu tidak berfikir bagaimana respon Bian kelak mengetahui kelakuan ayahnya?" guman Isyana langsung mematikan video itu.

Walau sudah tidak ada hubungan apapun, tidak bisa dirubah, Lana ayah Bian. Isyana jadi malu sendiri dengan berita yang beredar.


Isyana jadi mengambil kesimpulan, untuk mendekatkan Bian ke ayahnya perlu pertimbangan lagi.


Karena sedang whatsapan dengan Binar. Isyana pun segera memberitahu Binar akan berita itu.


Begitu pesan Isyana terkirim, Binar langsung menelpon Isyana, sampai Isyana kaget.


"Halo Mas?" sapa Isyana.


"Yang kamu nggak salah kasih berita kan?" tanya Binar to the point tanpa salam.


"Assalamu'alaikum, halo Suamiku Sayang. Salam dulu kenapa sih?"


"Yaya Waalaikum salam, Sayangku. Buru itu beneran beritanya?" tanya Binar sangat bersemangat.


"Ya itu videonya begitu?"


"Waah. Aku berhasil!" celetuk Binar malah berbangga hati.


"Hmmmm. Berhasil apanya?"


"Usaha jodohin mereka!"


"Tapi ya jangan malu- maluin gitulah Mas?" ucap Isyana.


"Ya udah yang penting mereka nikah! Kamu nggak cemburu kan?"


"Issh apaan sih? Mulai deh. ngambek nih aku? "


"Yaya nggak. Maaf!"


"Ya udah. Ada perlu apalagi? Mas nggak kerja?" tanya Isyana mengingatkan.


"Ini lagi nunggu klien!"


"Oh ya...?"


"Kok kamu nggak nanyain Mas, sih?" tanya Binar.


"Tanya apa?"


"Tanya kek. Kapan Mas pulang?"


"Hmmm...kalau aku tanya gitu Mas nanti nggak fokus kerja? Udah kerja yang bener ya? Isyana bentar lagi sampai. Daah!"


"Eeh tunggu!" jawab Binar.


Sayangnya Isyana sudah mematikan teleponya.


Isyana sampai di kampus dan segera masuk kelas untuk kuliah.


****


Binar yang mendengar Amanda digrebek bersama Lana langsung tertawa puas di negeri orang sana. Tapi dia jadi gatal dan merasa dilangkahi.


Masa Lana yang kenal instan langsung tancap gas. Binar masih diam di tempat. Binar sampai frustasi dosa apa dia kenapa selalu diuji kesabarannya dengan hal- hal yang menghambat keinginannya itu.


"Ya Tuhan, percepat kesembuhan istriku. Aku menikahinya dengan niat yang baik dan dengan cara yang baik. Tolong kali ini berkahi pernikahanku?" batin Binar.


Adik- adik Binar hanya saling tatap melihat perubahan mood Binar yang berubah- ubah. Tiba- tiba diam tiba- tiba cengengesan, sayangnya mereka tidak ada yang berani bertanya.


Selang beberapa menit klien mereka tiba. Mereka pun mengobrol beberapa saat dan tim Binar presentasi. Setelah banyak pertimbangan mereka pun membuat kesepakan bekerja.


Bahkan mereka menjamu Binar untuk makan siang dan berkunjung ke resort rekan Binar.


"I have a friend, his name is Lukman Sutopo? Do you know Him?" tanya Teman Binar.


Binar langsung mengangguk bersemangat, baru saja diceritakan sekarang ditanyakan..


"Yes. I know him? He use to be my partner?" jawab Binar memberi tahu kalau mereka pernah berpartner tapi baru- baru ini mereka berselisih.


Binar sebenarnya agak ragu menceritakan itu. Tapi Prinsip Binar, dia mau jujur saja.


Dan di luar dugaan Binar. Temannya itu langsung memberi pujian ke Binar kalau Binar harus menjauhinya.


"Why?" tanya Binar.


"Mr. Lukman is... he....," tutur Teman Binar memberitahu.


Kalau Tuan Lukman di negara yang Binar kunjungi itu punya casino dan dia sendiri ikut berjudi. Baru 2 hari kemarin dia kalah berjudi dan utang banyak. Itu sebabnya dia pulang.


"Hoh!" Binar pun hanya terbengong dan menelan ludahnya..


"Untung aku menikahi Isyana. Lana masuk ke kandang harimau, ternyata?" guman Binar langsung bersyukur ke Tuhan.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 245"