Istri yang terabaikan Bab 243

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang suka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰

Menyatu


Sesampainya mansion Tuan Lukman Sutopo, Amanda langsung masuk ke kamar tanpa berbincan. Amanda sudah sangat ingin merebahkan dirinya di kasur. 


Sementara Tuan Sutopo yang pulany belakangan langsung masuk ke ruang kerjanya. Tuan Sutopo memutar otak memikirkan aturan apa saja yang hendak dia berikan pada menantunya Lana.


Tuan Sutopo pembisnis sejati yang menilai apapun selalu berdasar untung dan rugi. Terhadap pernikahan anaknya pun, Tuan Lukman tidak mau rugi.


Tuan Lukman pun memikirkan dengan matang dan penuh perhitungan. Pokoknya jangan sampai dia rugi menikahkan Amanda dengan Lana.


Setelah menimbang dan berfikir. Semua persyaratan sudah dia susun. Tuan Lukman pun menuju ke kamar Amanda untuk memastikan.


"Manda… ini Papah. Buka pintunya!" panggil Tuan Lukman. 


Sayangnya, Amanda yang tidur tidak menyahut.


Tuan Lukman terus menggedor pintunya. 


"Maaf, Tuan. Non Amandanya tidur!" ucap Art memberitahu.


Tuan Lukman mengangguk. Tapi bukan Tuan Lukman namanya kalau sabar dan terima. Tidak peduli anaknya mengantuk atau tidak. Dia mengambil kunci cadangan dan membuka kamar Amanda.


Tuan Lukman masuk ke kamar Amanda tanpa ijin. Dia pun menarik selimut Amanda membangunkan Amanda.


"Manda. Bangun! Papah mau ngomong!" bentak Tuan Lukman.


"Papah?" keluh Amanda mengerjapkan matanya malas bangun.


"Bangun! Papah mau ngomong!" bentak Tuan Lukman lagi.


Amanda pun terpaksa menuruti Papahnya. Turun dari ranjang walau kepalanya pening. 


"Sejak kapan kamu pacaran dengan anaknya Larasati?" tanya Tuan Lukman.


"Papah tanya apa sih? Pacaran apa? Nggak penting banget! Manda mau tidur Pah!" jawab Amanda malas. 


"Jawab dulu pertanyaan Papah. Apa pekerjaan laki- laki yang menjadi suamimu itu? Lulusanya apa?" tanya Tuan Lukman.


"Dia mantan direktur Suntech 3 dan Suntech satu. Tapi dia berselisih dengan Binar. Sekarang dia pengangguran!" jawab Amanda.


Tuan Lukman sedikit terhenyak setelah tahu Lana mantan petinggi Suntech, dulu dia sering berkumpul bersama orang Suntech tapi tak melihat Lana.


Tuan Lukman kemudian berpikir. Semenjak Amanda lulus dan bisa dipercaya memegang perusahaan Tuan Lukman memang jarang nertemu rekan bisnisnya, jadi Dia tidak kenal Lana. Apapun itu, di mata Tuan Lukman, Lana mempunyai nilai plus.


"Apa yang dia punya sekarang?" tanya Tuan Lukman.


"Dia punya tanah yang banyak di kota B. Keluarganya juga punya saham di Suntech. Entah 20 persen? 30 persen atau 40 persen, Amanda nggak ngerti!" jawab Amanda menahan kantuk.


Tuan Lukman pun tersenyum mengangguk mendengar itu.


"Oke… Papah mau pernikahan kalian disahkan dan diadakan resepsi, tapi dengan syarat!" ucap Tuan Lukman.


Amanda yang ngantuk langsung melotot.


"Kamu bahagia kan?" tanya Tuan Lukman.


"Bahagia apa? Nggak mau!" jwab Amanda cepat 


Tuan Lukman yang berdasar cerita Bu Mutia, mereka berdua pacaran jadi kaget. Bisa- bisanya Amanda yang pacaran sampai berhubungan badan mau dibuatkan pesta tidak mau.


"Apa- apaan. Kamu sudah ketangkap basah begitu. Nggak mau gimana? Terus hubungan kamu mau bagaimana?"


"Pah aku dan Lana hanya coba- coba. Itu kesalahan! Tidak harus menikah beneran!" jawab Amanda dengan jujurnya karena pengaruh Alkohol belum sembuh sempurna.


Tentu saja Tuan Lukman tercengang, mendengar alasan Amanda. 


"Amanda!" bentak Tuan Lukman jadi tambah gatal ingin segera membenarkan pola pikir dan gaya hidup Amanda.


Walau Tuan Lukman suka jajan, tapi tidak rela anaknya kenapa- kenapa. Apalagi ikut- ikutan suka berhubungan tanpa ikatan. Tuan Lukman juga ingin punya penerus dan keturunan.


"Kamu harus menikah dengan benar!"


"Aku nggak mau menikah dengan dia? Papah. Kan kemarin aku cuma nyoba! Bukan berarti untuk menikah beneran?" jawab Amanda lagi.


"Kamu itu apa- apaan? Hal seperti itu kamu bilang coba? Haduh?" jawab Tuan Lukman pusing.


"Kamu sadar kan? Kalian sudah menikah. Dan besok Papah akan resmikan kalian. Enak saja coba- coba. Cukup Amanda. Kamu sudah tua. Kamu anakku! Menikahlah dan beri cucu untuk Papah!" ucap Tuan Lukman lagi menegaskan.


"Papah. Aku tidak ingin menikah denganya!" Rengek Amanda lagi. 


"Hhh….! Tidak ada alasan. Kamu jangan gila! Hubungan macam apa yang akan kamu jalin jika tidak menikah?" Tuan Lukman jadi gemas sendiri. Masa Amanda jadi play girl dan perawan tua.


Di saat yang bersamaan telepon Amanda berdering. Tuan Lukman langsung melotot ke arah telepon. Tuan Lukman tidak membiarkan Amanda yang angkat. Tapi dia sendiri yang angkat. 


Begitu melihat namanya Tuan Lukman langsung melotot dan melirik Amanda.


"Halo. Ndaa…!" Panggil Lana santai mengira itu Amanda.


"Ehm….ehm…!" Tuan Lukman langsung berdehem memberitahu kalau itu dia.


"Eh. Om Lukman. Selamat malam Om?" sapa Lana.


"Ada apa?" tanya Tuan Lukman tegas..


Lana pun menjelaskan keadaanya. Lana butuh bantuan untuk mendapatjan tempat tinggal karena ibunya kedinginan sementara mobil Lana rusak tidak bisa digunakan. Sekarang dini hari dan akses susah.


Tidak berbeda dengan Bu Mutia yang berniat menjodohkan untuk mengambil manfaat, Tuan Lukman yang sudah dengar kalau harta Lana masih banyak jadi mau menjemput Lana.


"Ya. Orangku segera meluncur!"


Tuan Lukman pun memerintahkan anak buahnya menjemput Lana dan Bu Mutia.


"Terima kasih. Om!" jawab Lana.


Amanda yang ngantuk tidak peduli ayahnya telponan dengan siapa dan memilih tidur lagi.


Sekitar satu jam, Supir Tuan Lukman kembali ke rumah menjemput Lana dan Bu Mutia. Karena bersama Bu Mutia, Tuan Lukman pun bersikap lembut dan memberikan kamar yang baik.


Tuan Lukman juga mengira Amanda dan Lana saling mencintai. Tuan Lukman mengijinkan Lana tidur di kamar Amanda.


"Itu kamarnya. Masuk saja!" ucap Tuan Lukman ke Lana.


"Ya Om!"


"Ehm...panggil Papah!" ucap Tuan Lukman.


"Iya Pah!" jawab Lana.


Lana pun mengikuti petunjuk Tuan Lukman, menyeret kakinya ke kamar Amanda, membuka pintunya pelan. Di kamar yang bernuansa putih abu, di atas kasur yang besar dengan selimut berwarna coklat muda, terlihat Amanda berbaring nyenyak.


"Ehm…," dehem Lana canggung masuk ke kamar Amanda. Lana kemudian menutup pintunya.


Sebenarnya Lana sangat tidak nyaman menjadi laki- laki yang pulang ke rumah perempuan. Padahal Lana punya istana sendiri.


Dengan ragu Lana mendekat dan duduk di ujung kasur Amanda. Sementara Amanda terlihat masih bergelung nyaman di balik selimut, tidak terusik dengan kedatangan Lana.


"Amanda!" panggil Lana menggoyangkan ujung kaki Amanda yang ada di balik selimut.


"Apalagi sih? Pah?" tanya Amanda kesal tidurnya diganggu terus.


"Ini aku Lana!" ucap Lana.


"Hmmm...,"


"Amanda ini aku Lana!" ucap Lana membangunkan Manda lagi.


"Hah?" pekik Amanda bangun mendengar kata Lana. Manda membuka matanya memastikan itu Lana.


Lana langsung berdehem salah tingkah. 


"Kamu? Ngapain malam- malam ke kamarku?" tanya Amanda masih belum menerima.


"Aku kan sekarang suamimu!" jawab Lana.


"Oh iya ya?"


"Ya. Aku dipaksa menikahimu! Ingat itu!" 


"Aish kenapa juga, kamu mau menikahiku sih?" decak Amanda teringat beberapa jam yang lalu kesal.


Mendengar ucapan Manda, Lana yang juga tidak suka Manda jadi ikut kesal bertambah merasa dilecehkan.


"Papahmu nih yang hajar bikin aku babak belur begini!" jawab Lana.


"Ya salahmu sendiri. Tapi? Bukanya tadi itu kita bohongan ya?" tanya Amanda.


Lana menghela nafasnya berdecak kesal. Dia menyesali perbuatan mereka. Lalu membuang pandanganya.

"Kenapa kamu melakukan itu sih? Jadi gini kan?" Celetuk Amanda masih menyalahkan Lana.


"Kamu salahin aku?" jawab Lana tidak terima.


Amanda lalu diam


"Kamu kan yang ajak aku! Kamu yang salah!" ucap Lana kemudian.


"Tapi kan aku mabuk!"


"Ya sama aku juga!" jawab Lana membentak.


Amanda terdiam, lalu sama- sama merenungi perbuatan mereka.


Dan ketika diam begitu, mereka juga sama- sama masih mengingat bagaimana kenikmatan yang mereka raih. Bahkan semua bentuknya sama- sama, masih melekat di ingatan mereka. 


Walau tadi di bawah kendali alkohol, tapi mereka setengah sadar dan ingat. Obat dari Pal Kyai juga lumayan manjur membuat tawar efeknya. Hanya saja kepala mereka sekarang jadi sakit.


"Ehm…," mereka berdua kemudian berdehem dan saling pandang lagi.  


Karena keduanya mengingat hal yang tadi mereka lakukan mereka mendadak dheg- dhegan lagi.


"Tapi kenyataanya sekarang kita suami istri!" celetuk Lana.


"Tapi aku tidak mencintaimu!"


"Aku juga! Kamu pikir aku cinta ke kamu? Aku juga terpaksa!" 


"Hhh terus gimana?"


"Ya udah. Nggak usah dibahas. Kenyataanya aku sekarang suamimu. Aku pusing dan aku mau tidur!" jawab Lana kemudian dengan seenaknya merebahkan diri di kamar Amanda.


"Eeits enak aja. Ini kamarku..aku nggak mau tidur denganmu!" tolak Amanda.


"Tapi aku suamimu!" ucap Lana


Lana nekad. Lana kan kepalanya babak belur sedikir reda nyeri karena habis diberi injeksi anti nyeri. Lana tidak peduli kata Amanda, berbaring miring di atas kasur.


Amanda masih tidak terima.


"Eits jangan di sini. Sana pergi. Pernikahan kita bohongan!" gerutu Amanda.


Lana tidak perduli dan tetap memejamkan matanya. Amanda yang tidak suka pun mendorong Lana paksa hingga terjatuh. Bahkan Amanda menggunakan kakinya, tanpa ampun. 


"Ak….ck!" Keluh Lana merasakan pegal karena terjatuh. Untung bawah kasur Amanda karpet halus dan tebal.


Jika dulu Lana yang menyiksa Isyana, juga menghajar Mika. Kini setelah diamuk masa, dipukuli Tuan Lukman, ditambah oleh istrinya sendiri, Lana diperlakukan kasar.


"Aku nggak mau tidur denganmu!" tegas Amanda.


"Hh…" Lana masih mengaduh kesakitan berbaring, di bawah.


"Nih aku kasih bantal sama selimut. Jangan tidur di kamarku!" omel Amanda melempar bantal kasar.


"Kamu tega sekali. Kamu tidak lihat mukaku bonyok begini?" keluh Lana mengiba.


"Bodo amat!"


"Ini kan karena kamu!"


"Aku gimana? Kamu yang masukin ke aku!"


"Kamu kan yang bilang penasaran dan memintaku memasukan barangku ke kamu!"


"Enak aja. Kamu yang kasih tahu aku katanya mau buat aku terbang ke surga? Ya kan aku jadi ingin!" jawab Manda lagi.


Tanpa sadar mereka berdua saling mengungkapkan kalau semuanya masih teringat jelas, bahkan percakapanya.


"Tetap saja kamu yang salah. Kamu yang memancingku. Kamu yang membuatku menikahimu. Dan sekarang KDRT!" Lana masih tidak mau mengaku.


"Aku nggak KDRT kok. Mana ada aku KDRT? Aku cuma dorong kamu jangan tidur di sini!" jawab Manda sekenanya.


"Ya sama aja! Itu namanya KDRT!"


"Pokoknya udah kamu tidur di situ! Titik!" omel Manda.


Lana yang terbiasa memerintah, diomelin dan dikasari tidak terima. Lana mengepalkan tanganya gengsi. Lalu Lana bangun.


"Kamu bilang kamu tidak mau tidur denganku. Tapi kamu sudah menyerahkan tubuhmu ke aku! Sama saja. Brug.." omel Lana lalu nekad tidur di kasur Amanda lagi bahkan sengaja mepet mendekat ke Amanda.


"Ehm…!"


Kali ini Amanda jadi tidak bisa menjawab malah tubuhnya jadi mendadak panas dingin. 


Amanda kalah, terpaksa Amanda membiarkan Lana tidur denganya.


Amanda kemudian bergeser ke pinggir membatasi Lana dengan bantal dan memejamkan matanya lagi.


****


Pagi harinya.


Entah bagaimana posisi awal mereka tidur, tidak mereka sadari mereka terbangun saling berpelukan.


Kaki mereka saling bertaut, tangan mereka saling memeluk. Bahkan Amanda yang semalam memakai outer dress tidur terlepas sehingga tubuh bagian atasnya terekspos dan menempel ke dada Lana. 


"Amanda?" pekik Lana melihat Amanda dibawah pelukanya dan merasakan tekanan dua bola kenyal di dadanya.


"Lana?" Amanda ikut tersadar.


"Ehm…ehmm…," keduanya kemudian berdehem dan saling melepaskan.


Lalu saling membelakangi karena malu. Mereka terdiam cukup lama.


Mereka berdua merenungi semua yang terjadi. Bayangan yang mereka lakukan datang lagi. Kamar Amanda yang dingin dan bayangan yang datang membuat pusaka Lana bangun lagi. Apalagi Amanda sekarang sangat seksi.


"Ehm,...," Dehem Lana lagi berbalik.


Ternyata Amanda juga panas dingin melakukan hal yang sama berbalik, sehingga bersamaan dan tanpa sengaja kaki Amanda mengenai pusaka Lana.


"Ehm…," gantian Amanda berdehem canggung dan segera menarik kakinya.


Lana melirik ke bawah menyadari barangnya bangun.


"Pernikahan sudah terjadi. Kita tetap harus melanjutkan pernikahan kita!" ucap Lana lirih.


"Ehm…..ya!" jawab Amanda menahan rasa merinding dan tergugup.


Lana sudah terpancing dengan suasana pun menatap Amanda penuh dengan nappsu.


Amanda hanya diam dan menatap Lana. Mereka kemudian saling tatap dan saling menelan ludahnya.


"Ehm!"


Lana kemudian mendekatkan diri ke Amanda


Amanda malah diam memejamkan matanya. Lana yang on fire merasa mendapat lampu hijau.


Dia pun menyentuh Amanda dengan bibirnya lalu membuka selimutnya. Amanda yang sudah tahu enaknya hanya pasrah.


Pagi itu, walau tanpa cinta, mereka kembali bergelut melakukan penyatuan panas lagi.


****


Tuan Lukman bangun pagi, begitu juga Bu Mutia hingga tanpa sengaja bertemu di halaman depan


"Ehm...," dehem Tuan Lukman canggung.


Tidak pernah menyangka pujaan hatinya dulu sekarang ada di rumahnya. Sayangnya status Bu Mutia istri orang dan jadi besanya.


"Pagi Larasati?"


"Agi...?" jawab Bu Mutia tersenyum.


"Kamu biasa olahraga pagi?"


Bu Mutia mengangguk lagi.


Tuan Lukman kemudian menawarkan teh dan mereka mengobrol bersama




Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 243"