Istri yang terabaikan Bab 241

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang suka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Rumah impian.


Isyana fokus mengerjakan tugas kuliahnya agar cepat selesai. Sementara Bu Dini mengurusi arsitek yang hendak menyulap atap lantai rumah Isyana menjadi istana yang indah.


Selang sekitar lima belas menit, lebih tepatnya jam setengah 8 malam tamu Bu Dini datang. Bu Dini yang tahu Isyana belum selesai dengan bijak menemuinya dulu, menemani tamunya itu bercengkerama.


"Selamat malam Nyonya Dini?" sapa Miss Atik anggun dan sopan. 


Miss Atik adalah arsitek yang hasil karyanya sudah go internasional, bahkan hasil karya tangan dan otaknya banyak berbentuk resort atau bahkan hotel di berbagai kawasan wisata dan artis ternama.


"Selamat malam, Miss…mari silahkan duduk!" Jawab Bu Dini anggun. 


Bu Dini pun duduk di sofa mahal Binar. Rumah Binar ini dulu juga digarap oleh Miss Atik. 


"Senang bisa bertemu kembali dengan anda Nyonya Dini,"


"Yah. Selamat datang. Lama ya kita tidak berjumpa? Miss Atik sehat?"


"Sehat. Bu Dini sendiri apa kabar? Saya melihat, semakin hari Bu Dini semakin cantik?" ucap Miss Atik berbosa basi.


Bu Dini pun membalasnya ramah dan tersenyum.


"Miss Atik bisa saja. Saya mau minta tolong, Miss!"


"Ya dengan senang hati Nyonya!"


"Saya punya menantu baru, Miss. Juga cucu baru," tutur Bu Dini.


"Oh ya? Wah selamat, Nyonya Dini. Kok saya belum dengar. Kapan Tuan Binar menikah?" tanya Miss Atik.


"Putraku menikahi seorang janda belum lama ini. Kami memang belum resepsi. Kami butuh ruang baru untuk anak cucu dan menantuku. Jadi kita ingin memanfaatkan lantai tiga!" tutur Bu Dini lagi.


Miss Atik pun mengangguk.


"Oh ya ya. Tapi kenapa tidak beli rumah baru saja kalau begitu? Kan biar semua terasa fresh!" sahut Bu Atik berbosa- basi menawarkan bisnisnya. 


Bu Dini hanya tersenyum. 


"Mereka katanya cinta dengan rumah ini. Saya orang tua yang penting anak- anak bahagia. Yang mau menempati kan anak, menantu dan cucuku. Saya tidak bisa memutuskan!" Jawab Bu Dini lagi dengan lembut.


"Oh, ya. Saya mengerti. Anda baik sekali Nyonya Dini?" jawab Miss Atik.


Bu Dini hanya tersenyum.


ART yang sudah diberitahu Bu Dini mau ada tamu keluar membawa camilan dan minuman. 


Bu Dini pun menuangkan teh panas dari teko emasnya yang cantik dengan jemari lentiknya. Walau sudah berumur Bu Dini rutin menicure pedicure jadi tetap cantik dan indah.


"Mari diminum tehnya, Miss!" tawar Bu Dini memberikan cangkir cantik beserta tatakanya itu dengan anggun.


Miss Atik pun mengangguk, menerima teh dari Bu Dini.


Mereka berdua kemudian menyeruput teh wangi itu bersamaan. Menikmati setiap teguhanya dengan penuh syukur.


"Sekalian camilanya!" Tawar Bu Dini lagi.


Menawarkan role cale strawbery. Juga ada camilan kacang panggang.


Bu Dini sengaja mengulur waktu Miss Atik untuk menikmati camilan agar Isyana menyelesaikan tugas kuliahnya dengan tenang. Bu Dini rela memutar otak bertanya ngalor ngidul, walau tidak jelas. 


Bu Dini melirik jam besar  di dinding ruang tamu mereka. Waktu tenggang yang Isyana minta untuk mengerjakan tugas, sudah berakhir.


"Miss. Aku panggilkan menantuku ya! Dinikmati dulu camilanya!" tutur Bu Dini.


"Oh iya.. ya, silahkan!" jawab Miss Atik tersenyum mempersilahkan. 


Bu Dini kemudian masuk ke ruang tengah hendak memanggil Isyana.


Tepat di saat Bu Dini berjalan masuk, Isyana sedang mengklik tombol save dan diikuti Shut down. 


Bahkan di samping Isyana putri duduk menunggu sambil menguap minta ditemani tidur. 


"Nak. Isyana?" Panggil Bu Dini.


"Ya, Mah!" jawab Isyana menoleh.


"Oma? Oma mau tidur di kamar Putri juga?" tanya Putri malah mengira Omanya mau temani Putri tidur.


Bu Dini yang kangen dengan Putri mengangguk.


"Boleh juga! Putri udah ngantuk yah?" tanya Bu Dini.


"Mmm… gimana ya?" jawab Putri dengan gaya centilnya. Sebenarnya Putri masih ingin bermain tapi kebiasaanya tidur sebelum jam 9 jadi jam setengah 8 sudah menguap. "Sedikiiit, Oma!" jawab Putri gengsi seperti Daddynya.


Isyana yang mendengarnya hanya tersenyum sembari membereskan buku dan laptopnya.


"Oma dan Mommy tapi ada Tamu, Nak. Gimana? Putri mau ke kamar dulu. Apa mau ikut?" tanya Bu Dini menawarkan.


"Ikut. Tapi emang siapa yang datang Omah?" tanya Putri pintar.


"Tante cantik yang mau buatin kamar Mommy dan Daddy!" tutur Bu Dini memberitahu.


"Putri ikut ya, Mommy?" tanya Putri ijin ke Isyana. 


Isyana mengangguk tersenyum. Mereka kemudian keluar menemui Miss Atik.


Miss Atik yang tadinya duduk tenang, begitu Putri dan Isyana datang langsung kaget. Bahkan memperhatikan Isyana dari ujung kaki sampai ujung kepala Isyana.


Isyana merendahkan bahunya memberikan salam hormat dan tersenyum.


"Selamat malam Miss. Atik?" 


"Ehm..malam," jawab Miss Atik tersenyum canggung menoleh ke Bu Dini.


Kata Bu Dini Binar menikahi janda dan mempunyai anak, tapi yang keluar gadis yang tampak masih sangat segar, muda dan seperti baru beranjak dewasa. Hanya saja bagian dada dan pinggung Isyana memang lebih padat dan melar. 


"Dengan Nyonya Binar Aksa?" tanya Miss Atik memastikan.


"Yah! Saya!" jawab Isyana tersenyum sembari duduk dan memangku Putri.


Miss Atik pun dalam hatinya membatin, laki- laki memang suka gaun muda.


"This is my Mommy. Her name is Isyana. Panggil Mom Isya!" jawab Putri pintar memperkenalkan Mommynya dengan ceria.


Putri tahu, Mommy barunya masih muda, orang- orang, bahkan teman- teman Putri sering tidak percaya dan mengatai Putri. Tapi Putri selalu menegaskan tante manis dan imutnya itu Mommynya bukan tante atau kakaknya.


Bu Dini, Isyana dan Miss Atik pun menyambut Putri dengan senyum ramah.


"Nama yang cantik, secantik orangnya? Saya panggil Mom Isya boleh?" tanya Miss Atik memuji.


"Ya!" jawab Isyana senang.


Walau seusia teman Isyana seharusnya baru lulus kuliah dan mencari kerja, Isyana dengan senang hati menyandang gelar Mom dari dua orang anak.


Bu Dini kembali menegaskan keperluan memanggil Bu Atik, Bu Atik pun menjawab mengerti. Bu Atik sudah membawa dua katalog besar berisi contoh- contoh desain ruangan di lantai 3 hasil karyanya. 


"Sebenarnya, jauh sebelum hari ini. Tuan Binar sudah pernah membahas rencana dia membangun lantai 3, Nyonya. Bahkan sejak pertama tanya rumah ini. Siap dibangun ke atas atau tidak? Saya jawab sangat siap. Dan sekitar 1 bulan sebelum pindah ke sini, Tuan Binar juga mengungkapkan lagi?" tutur Miss Atik memberitahu 


"Oh ya?" tanya Bu Dini dan Isyana tidak mengira. Binar sebelum ada Isyana memang ingin menambah desain rumah.


"Iya. Katanya Tuan Binar ingin ada ruang bilyard dan bioskop!" sambung Miss Atik.


Saat mengobrol di kamar malam itu, Binar memang pernah menyebutkan itu ke Isyana. 


"Iya, benar. Mas Binar ingi itu!" jawab Isyana membenarkan.


"Saya bantu filter contoh desain yang luas nya sesuai dengan lantai tiga rumah ini, biar anda nggak terlalu pusing ya Mom?" tutur Miss Atik menunjukan contoh ruangan yang lebih spesifik agar Isyana tidak bingung.


"Ya!" jawab Isyana.


Putri meski anak kecil menyimak, mendengar kata bilyard Putri mendongak meraih pipi Isyana bertanya.


"Bioskop dan Bilyard itu apa Mom?" tanya Putri berbisik.


Miss Atik yang mendengarnya tersenyum.

"Bioskop itu tempat menonton film yang besar, kalau Bilyard tempat Daddy bermain bola sodok!" jawab Isyana memberitahu.


"Bola sodok?" tanya Putri masih belum mengerti.


"Niih yang seperti ini?" tutur Miss Atik menyerahkan katalog ke Isyana dan menunjukan ruang bilyardnya.


Putri dan Isyana pun mulai membuka lembar demi lembar koleksi foto Miss Atik. Di setiap detailnya Isyana memperhatikan dengan seksama.


Seketika itu, tangan Isyana gemetar. Semua desain yang Bu Atik berikan adalah desain interior untuk resort atau mansion mewah, yang pernah Isyana lihat di luar negeri.


Isyana tidur di rumah nenek di kamar kecil saja sudah nyenyak, ini Isyana disuruh memilih kamar pribadinya luasnya terserah tinggal pilih. Pilihanya mewah semua bagus semua. Isyana jadi bingung.


Bu Dini dan Miss Atik menunggu pilihan Isyana dengan tenang. Tatapan mereka berdua tertuju Pada Isyana. Putri juga tampak ikut melihat dengan seksama layaknya orang dewasa.


Sementara Isyana malah gugup dan menelan ludahnya lalu menoleh ke Bu Dini dan Miss Atik ragu.


"Pilihanya harus yang ada di sini?" tanya Isyana ragu.


Bu Dini hanya tersenyum mengangguk.


Sementara Miss Atik gelagapan salah kira mengira Isyana tidak suka. Padahal itu karya terbaik dan pilihanya. Miss Atik malah jadi minder, setinggi apa selera Isyana.


"Kenapa Nyonya? Apa kurang bagus? Atau anda punya rekomendasi sendiri. Saya akan usahakan semaksimal mungkin! Boleh tunjukan!" Jawab Miss Atik profesional.


Isyana langsung nyengir.


"He..bukan… bukan begitu? Semua gambar di sini terlalu mewah dan megah! Saya bingung memilihnya. Mamah atau Mas Binar aja yang pilih!" jawab Isyana polos dan sungkan.


Miss Atik pun menghela nafasnya lega dan jadi penasaran sosok istri Milyader Binar ini kenapa beda sekali dengan ibu sosialita yang lain.


Rata- rata istri kan sibuk merengek ke suaminya meminta ini itu. Isyana yang ditawari malah pusing.


"Pilih aja Mommy! Sini Putri kasih tahu. Kalau Putri suka dengan gambar yang di sini!" celetuk Putri berani, bahkan Putri yang masih kecil dan punya pilihan.


"Mommymu, bingung Nak. Bantu pilihkan coba?" sambung Bu Dini.


Isyana pun mengangguk malu.


"Putri suka yang mana?" tanya Isyana.


"Putri kan sudah punya kamar yang besar sekaali. Punya adik Bian, juga besar kan bekas kamar Putri. Daddy dan Mommy kan berdua. Berarti kamarnya juga  harus lebih besar ya!" celetuk Putri dengan pemikiranya sendiri.


"Mommy mau yang sedeng aja. Coba mana pilihkan?" pinta Isyana.


"Putri punya 3 pilihan. Ini?" ucap Putri menjujuk gambar di depan, "Ini!" lanjut Putri membalikan lembaran yang lain lagi. "Dan ini. Mommy yang pilih kan buat Mommy bukan buat Putri!" ucap Putri lagi dengan pintar.


Isyana mengangguk. Pilihan Putri ternyata hampir sama dengan yang disuka Isyana, gaya modern dan kalem. Tidak seperti di rumah Bu Dini yang klasik. Tapi Isyana masih merasa sungkan, kemudian menatap Bu Dini lagi.


"Pilihlah Nak. Kalau bisa Binar pulang sudah nyicil dikerjakan. Ingat rumahmu surgamu!" sahut Bu Dini menambahkan dan meyakinkan Isyana.


"Apa ini tidak memberatkan atau berlebihan Mah? Di bawah kan masih banyak kamar?" tutur Isyana lagi.


Miss Atik jadi semakin gemas ke istri rekanananya ini.


"Berlebihan gimana, Nak? Kamu masih muda masih subur. Memang Bian nggak mau punya adik lagi? Mamah masih ingin punya cucu lagi lho. Putri juga suka adik banyak kan?" tanya Bu Dini memberi kode.


Walau Bu Dini meminta Isyana berKB dan menyelesaikan kuliah, tapi Bu Dini juga ingin punya penerus Binar versi cowok. Bu Dinu juga masih berharap punya cucu lagi meski menganjurkan berjarak.


Isyana sebagai istri mengangguk.


"Iya Ma!" jawab Isyana kemudian memeriksa dan memulai memilih.


"Kalau tiap ruangan beda cat boleh?" tanya Isyana lagi masih ragu dan takut dibilang ngelunjak.


Bu Dini dan Miss Atik jadi tertawa lagi. Dimana- dimana klien Miss Atik banyak permintaan dan banyak mengatur ini malah Isyana ketakutan.


"Tentu saja boleh Mom Isya. Kan ini kamar anda, yang akan menempati Anda bersama Tuan Binar. Pilihlah yang membuat kalian nyaman. Dan paling pokok Tuan Binar harus betah di rumah!" jawab Miss Atik lagi memberitahu.


"Benar kata Miss Atik. Nak. Tidak usah ragu!" sambung Bu Dini.


Kali ini Putri tidak nyeletuk dan hanya memberi anggukan kepala ke Ibunya. "Dengarkan Mommy!" celetuk Putri.


"Ya.. baiklah. Aku pilih ini!" tutur Isyana menunjuk.


bedroomnya.


Untuk desain tempat tidurnya Isyana memilih satu dari tiga pilihan Putri. Kamar mandinya sesuai pilihan Isyana. Tema alam yang soft, berbeda dengan di rumah Bu Dini atau di kamar Tiara. 


bathroom dan batrubenya.


Tempat pakaian.


Sofa santai.


Untuk ruang Bilyard dan Bioskopnya, Isyana bingung dan meminta saran dari Miss Atik. 


Miss Atik pun memilihkan untuk Isyana sesuai selera Binar. 


swimmingpool di lantai atas. Kamar menghadap ke depan dengan dinding kaca tebal.


Bioskop


"Fiks ya... ini?"


"Insya Alloh!" jawab Isyana.


"Kalau ada perubahan.... besok siang saya dan tim ke sini. Untuk mulai mengukurnya!" tutur Miss Atik.


Isyana pun menoleh ke Bu Dini. Bu Dini yang di rumah Isyana kuliah.


"Ya, jam berapa Miss?" tanya Bu Dini.


"Jam 8!" jawab Miss Atik mantap.


Ya Miss Atik profesional, mereka bekerja cepat apalagi terhadap langganan seperti Binar.


"Hoaam," Putri yang memang sudah ngatuk menguap lagi.


"Duh. Anak cantik udah ngantuk ya. Tante pulang dulu deh!" tutur Miss Atik.


"Habiskan dulu Tehnya!" tutur Bu Dini.


Miss Atik menghabiskan tehnya, Putri sendiri langsung merangkul Isyana minta digendong.


Miss Atik pamitan pulang, dengan menggendong Putri, Isyana mengantar Miss Atik ke depan bersama Bu Dini.


"Kasian Mommymu Nak. Kamu sudah besar!" tegur Bu Dini.


"Tapi Putri ngantuk!" jawab Putri.


"Nggak apa- apa, Mah. Selagi Bian belum pulang, biar Putri puas dulu!" jawab Isyana malah membela.


Ya Isyana sudah membayangkan, bagaimana nanti dia membagi kasih sayang. Jangan sampai Putri merasa kehilangan kasih sayang karena bukan anak kandung.


"Yuk.. tidur yuk. Besok kalau ada adek. Kak Putri harus dewasa ya. Nggak boleh manja!" tutur Bu Dini.


"Hmmm"


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 241"