Istri yang terabaikan Bab 238

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang suka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Tunggu


"Ah… Lana"


"Kamu suka?"


"Iyah.. i like it!"


"Oke, I give you more!"


"No. One more in here!" ceracau Amanda manja dengan suara yang mengundang sahwat Lana semakin membara. Amanda tidak terima saat tangan Lana beralih dari memelintir tombol coklat di dadanya. Dia menikmati permainan tangan Lana.


Baik dengan Isyana atau dengan Amanda, Lana memang tidak sabaran ingin cepat menuju ke inti permainan. Dia tidak suka pemanas an yang lama.


Sayangya pasangan Lana bermain ingin dituntaskan dulu. 


"No. Tenang saja. Kamu akan dapatkan yang lebih dasyat. Wait!" Jawab Lana dengan tatapan penuh has_ratnya.


Tanganya bergerak membuka resleting celananya dan menyembul tongkat keras nya.


"Woah. So big!" celetuk Amanda sudah tidak punya malu.


"Peganglah!" ucap Lana.


Amanda mengikutinya. "Kulum!" titah Lana lagi.


Amanda mengikutinya. "Ih Bau! Asin. Wuek!" keluh Amanda.


Lana pun tertawa dan menggoyangkan tongkatnya. Lana kemudian mengangkat dress Amanda dan menurunkan kain pembungkus bagian pusaka mahalnya.


"Gersang sekali?" gumam Lana sambil mengelusnya.


"Ah!" Amanda merespon.


Ternyata punya Amanda sangat bersih tidak seperti punya Mika dan Isyana yang sedikit ada semak terawatnya.


Lana langsung meminta Amanda pindah posisi. Karena tidak sabaran Lana tidak peduli Manda sudah keluar banyak atau belum dia main tembak. 


"Ak.. its soo hurt! Sh_iit!!" teriak Manda meringis kesakitan.


Lana masih di tempatnya malah tertawa. "Its so good. Realy feel good!" Lana malah sangat menikmatinya. Ternyata Amanda masih segelan, tidak jauh berbeda dengan Isyana.


Amanda menepuk Lana menahan perih dan pedas. 


"Wait, Baby. Ini hanya permulaan. Setelah ini, kita akan terbang bersama!" jawab Lana menolak mencabut.


"Perih, gobllok…cepat cabut!" isak Amanda kesakitan.


"Wait. Kamu akan tahu rasanya. Ayo kita terbang bersama. Kau ternyata lebih hebat. Bukan hanya menjepit, tapi menggigit!" ceracau Lana memuji Amanda, padahal Amanda kesakitan.


Lana pun memulai menunjukan keahlianya. Lana sudah berpengalaman menjelajah ke dua gua jadi pintar melunakan Amanda.Lana pandai mengatur ritme dari pelan - pelan menarik ulur dan menggugah rasa Amanda.


Amanda, lambat laut terbawa ke permainan Lana dan mulai merasakan hal sama.


"Ow..h. yeah. Ini enak. Ah!" de_sah Amanda menikmati.


Lana semakin mempercepat gerakanya mengeluarkan tenaganya sekuat mungkin. Apalagi bermain di ruang sempit seperti mobil nan dingin membuat Lana merasakan sensasi yang berbeda.


"Ah!"


Amanda pun terus menjerit nikmat mengikuti setiap hentakan yang Lana berikan. Hingga tanpa mereka sadari mobil mereka di ketuk dari luar.


"Brak… Braak…!! Woy. Siapa kalian. Jangan kotori tempat kami!"


"Ah..!" 


Lana dan Amanda berhenti dan mendongakan kepala. Di luar, mobil mereka sudah dikerubungi banyak pasang mata penuh hujatan dan siap memberikan sanksi.


"Siapa mereka. Ck…breengsek!" gerutu Lana sangat kesal.


Dia tidak rela melepas pusakanya karena sudah diujung dan tinggal keluar laharnya.


"Brak… braak…! Woy kalian sedang apa? Berhenti. Keluar kalian cepat!" teriak warga lagi 


Amanda yang setengah sadar berespon.


"Siapa mereka?" tanya Amanda setengah bangun dan meminta Lana melepas. Tapi Lana malah semakin menajamkan untuk keluar.


"Wait Baby!"


Lana dan Amanda di bawah pengaruh alkohol sehingga rasa malu, bersalah dan akal sehatnya hilang. Lana tetap menuntaskan hajatnya menyemburkan laharnya.


Warga yang mengintip dari kaca semakin membara emosinya. Sudah dikepung bukanya malu. Lana malah terlihat menajamkan pusakanya.


Mereka berdua seakan menyepelekan warga malah terlihat menegang menikmati ******* bersama. 


Merasa disepelekan, juga dinodai tempat tinggalnya. Warna lepas kendali, menggoyangkan mobil Lana dan memukul kaca mobil Lana.


"Braak.. braak…," dua pukulan kayu, baru retak karena mobil Lana mahal, besar dan kuat. 


"Kurang ajar mereka!" geram Lana malah menatap warga marah seakan menantang.


Lana sedang menuntaskan cairanya yang belum habis menggenangi milin Amanda. Amanda hanya diam kelelahan bercampur pusing dan bingung dengan situasinya. Membiarkan ceruk lubang pusakanya menampung benih- benih adiknya Bian.


"Praang!" Akhirnya warga berhasil memecang kaca mobil Lana dan Amanda.


"Ak…sh_iiiit!" umpat Lana dan Amanda terkena serpihan maca.


"Kurang ajar kalian. Biaadap! Berbuat me_um di pinggir jalan. Keluar kalian!" bentak salah seorang warga yang bertubuh tinggi besar hitam memakai peci. Dia yang berhasil memecahkan kaca mobil Lana.


"Heiii kalian? Tidak siapa aku? Beraninya menggangguku! Sakit tahu? Kalian sudah merusak mobilku dan mencederaiku. Kalian akan menyesal!" 


Lana yang dibawah pengaruh alkohol tidak gentar sedikitpun malah mengancam. Lana memang terkena serpihan kaca lebih banyak karena dia di atas Amanda.


"Mereka tidak punya akhlak. Bawa mereka!" tegur salah satu warga lain.

"Hukum aja mereka memalukan!" teriak yang lain


"Hukuuum?" teriak ibu- ibu yang lain.


Warga yang awalnya ingin memastikan dan memberi peringatan damai jadi anaarkis dan brutal.


Mereka kemudian membuka paksa mobil Lana dan menyeret Lana keluar.


"Woy. Lepaskan!" ronta Lana melawan. Warga kesal dan terpaksa memukul Lana dan memelintir tanganya.


"Ak ak..," jerit Lana kesakitan tapi masih tetap tidak merasa bersalah dan berusaha menghindar. 


"Nurut! Minta maaf atau mau kupukul lagi? Hah! Mau pukul lagi?" terika warga sangat kesak kemudian memukuli Lana.


"Lepaskan. Kalian kurang ajar. Kalian belum tahu aku siapa?" jawab Lana masih sombong.


Warga jadi tambah marah, dan hilang kembali. Mereka kemudian berama- ramai memukuli Lana yang mereka hempaskan ke tanah.


"Stop. stop jangan main hakim sendiri. Kita bawa ke balai desa!" lerai salah satu bapak berpeci putih melerai dan mencegah Lana meregang nyawa.


Lana terkapar, wajah dan badanya babak belur.  Sudah terkena pecahan kaca ditambah dipukuli.


Warga emosinya teredam, menghentikan gerakan tangan dan kakinya yang sangat ingin menghabisi orang kurang ajar seperti Lana.


Sementara Amanda dicekal emak- emak yang berbadan melar. 


"Heeei.. kalian apa- apaan. Aku mau dibawa kemana? Siapa kaliaan? Sela kananku perih tauu! Itu temanku kenapa dipukuli?" jerit Amanda seperti orang bodoh dan tidak tahu malu.


Untung Amanda memakai dress yang hanya disingkap oleh Lana, jadi walau celananya sudah dilucuti Lana, begitu berdiri barangnya tertutupi. Hanya buah di atas dadanya yang sedikit menyembul karena kancingnya belum tertutup sempurna. Sementara Lana masih berpakaian lengkap.


"Dasaar perempuan Bin_all! Dia bau alkohol!" teriak perempuan sangat benci.


Mereka tidak ada yang peduli dengan keluhan juga pertanyaan Amanda. Mereka juga tidak mendengar kicauan Lana yang sombong dan asal.


"Ya sepertinya mereka berdua mabuk!"


"Ayo cepat bawa ke balai desa!" 


Warga kemudian membawa mereka berdua ke aula balai desa. Tanpa kasian, tahu mereka berdua mabuk. Warga menyiram air ember ke mereka berdua sehingga mereka berdua basah kuyup dan sedikit sadar.


"Sepertinya susah berbicara dengan orang yang kesadaranya hilang, Kyai?" tutur salah seorang warga. Ke Pria yang berpeci putih ternyata Kyai.


Laki- laki tua yang berpeci putih dan tatapanya tampak tenang diam berfikir.


"Sekarang waktunya maghrib. Kita sholat dulu dan biarkan mereka di sini sampai sadar!" tutur Kyai di desa itu. 


Warga ternyata sangat patuh ke kyai itu dan mengangguk. Mereka tanpa peduli Lana kesakitan dan Amanda kedinginan meninggalkan Amanda dan Lana seperti tawanan di balai desa 


"Dingiin sekalii. Hiiks. Periih!" rengek Amanda.


"Hhh…," Sementara Lana yang babak belur dipukul warga tidak berkomentar.


Mata Lana berkunang- kunang apalagi tenaganya banyak terkuras setelah menggempur Amanda. Lana memejamkan matanya tergeletak di tengah aula desa itu.


Amanda pun menangis sendirian dan kedinginan.


Salah satu warga yang usianya muda, sedari tadi ternyata menyalakan ponselnya dan merekam. Dia dan dua temanya termasuk pemuda tanggung dan malas beribadah sehingga masih stay.


Sekelompok Pemuda tanggung itu malah, memeriksa hasil rekamanya dan memperhatikan wajah Lana dan Amanda.


"Eh ini itu mirip sama pejabat yang ditangkap karena narkoba itu bukan sih?" celetuk si yang punya hp.


Dua temanya memeriksa, kemudian mencari berita tentang Tuan Wira.


"Waah iya. Betul. Pantas! Anak penjahat negara, kelakuanya kaya binatang!" jawab yang lain.


"Mereka yang habisin uang kita untuk bersenang- senang. Kita rakyat kelaparan dan nggak sekolah!"


"Mereka pantas begini!"


"Semua orang harus tau nih!


"Waah iya, bisa viral ini. Kita upload yuk!" celetuk salah satu temanya lagi.


"Ayok! Seru nih!" 


Mereka bertiga kemudian memfoto Lana dan Amanda yang terkapar tidak lupa mengedit video yang tadi mereka dapat. Mereka pun membuat narasi kejam tentang Lana dan Amanda.


Tidak berselang lama, warga yang selesai berjamaah kembali menemui Lana dan Amanda.


Karena sudah sholat amarah mereka reda. Mereka pun memikirkan solusinya dengan bijak. 


"Tolong mereka dulu. Mereka manusia, kita juga manusia. Kita bantu ganti pakaian mereka dan obati pengaruh alkoholnya. Kita bisa ambil solusi bertanya siapa keluarganya!" tutur Pak Kyai memberikan solusi.


Warga patuh. Sebagian ibu- ibu mengambil pakaian Amanda. Membantu Amanda berganti pakaian juga memberi minuman hangat.


Begitu juga bapak- bapak. Lalu mereka berusaha menyadarkan keduanya dengan air kelapa dan ramuan doa pak Kyai.


Setelah mereka bisa diajak bicara, Pak Kyai mewawancarai mereka, bertanya asal usulnya identitasnya. Sayangnya hanya Amanda yang bisa menjawab.


Pak Kyai pun meminta warga ada yang menghubungi dan memanggil orang tua atau keluarga Amanda.


Lana ternyata mabuk parah sehingga saat diminumin obat hanya muntah lalu tertidur.


"Biar sementara mereka tidur di sini sampai keluarganya datang!" tutur Pak Kyai 


"Kita nikahkan saja mereka Pak Kyai?"


"Kita tunggu keluarganya!" jawab Pak Kyai. 



Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 238"