Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 66

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ISTRI KECIL CEO LUMPUH “ novel yang baru setelah novel istri yang tak dianggap ,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Menikmatinya Bersama


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Eidra sedang menyuapi suami nya makan. Saat ini mereka sedang sarapan pagi berdua di meja makan. Sejak mengalami Sindrom Couvade atau ngidam, Edgar lebih suka makan dimeja makan dibanding dikamarnya.


"Mau lagi?". Edgar mengangguk.


Julio yang melihat menghela nafas panjang. Kadang Julio berpikir aneh, yang hamil Eidra tapi yang manja Edgar. Memang dia sedang mengalami Sindrom, tapi dia seperti wanita hamil yang ingin diperhatikan selalu.


"Minum air Tuan Suami". Edgar mengangguk dan menerima air minum yang disedorkan istrinya.


"Ramuan Cinta". Eidra mengangkat satu gelas berisi ramuan buatannya.


Kembali wajah Edgar ditekuk dan belum siap meminum air pahit yang benar-benar membuat perutnya bergelojak ingin muntah.


"Kan aku sedang ngidam. Apakah boleh tidak meminumnya?". Tawar Edgar. Sebelum meminumnya dia selalu melakukan tawar menawar .


"Tidak". Jawab Eidra cepat.


"Cihh, rasanya sangat tidak enak. Dan bau nya itu membuat seluruh isi perutku ingin keluar". Gerutu Edgar


Eidra tidak mau tahu dia tersenyum devil menatap suaminya "Sayang suamiku. Tuan Suami tampanku. Cintaku. Yang namanya obat rasanya selalu tidak enak dan pahit. Kalau enak itu aku". Eidra mengedipkan matanya jahil.


Badan Edgar langsung panas dingin mendengar godaan istrinya. Andai saja mereka dikamar, sudah pasti dia akan menerkam istrinya.


"Ayo sayang diminum". Suruh Eidra "Dijamin rasanya pahit dan tidak enak. Jika masih kurang dan ingin, istri cantik dan menggemaskanmu ini masih siap membuatkan yang baru". Celetuk Eidra.


Edgar mengendus kesal. Namun akhirnya dia menerima minuman itu dari tangan istrinya, apalagi saat Eidra membantunya meminum ramuan itu membuatnya tak bisa menolak.


"Tuan Suami hebat". Eidra bertepuk tangan senang melihat suaminya menghabiskan ramuan yang dia buat.


"Huwekkkkkkkkk".


"Jangan dimuntahkan". Eidra langsung menutup mulut suaminya "Telan Tuan Suami". Ujar Eidra dengan penuh semangat "Ayo pasti bisa". Seru Eidra lagi.


Gukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk


Akhirnya ramuan itu masuk kedalam perut Edgar. Dia sudah setengah mati menahan rasa pahit dan tidak enak dari ramuan yang diberikan istrinya itu. Ingin menolak juga tidak bisa.


"Bagaimana enak kan?". Goda Eidra menaik turunkan alisnya dan tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah kesal Edgar.


Edgar mendelik kesal "Rasanya aku ingin mati saja dari pada dihukum meminum ramuan jelek itu". Gerutu Edgar.


"Jangan mati dulu Tuan Suami. Apa kau tidak ingin melihat bayi kita lahir? Masa aku harus pinjam suami orang buat aku cakar pas aku lahiran". Celetuk Eidra cekikian melihat wajah kesal suaminya.


"Kau ini.......". Edgar menarik pipi suaminya dengan gemes.


"Awww... Tuan Suami sakit". Rintih Eidra mengelus pipinya yang memerah.


"Sini, aku gigit, biar tambah sakit".


"Tidak". Eidra langsung menghindar.


Dia tahu maksud suaminya. Jangan sampai suaminya mesum dimeja makan yang dilihat oleh banyak pelayan. Bisa mati kutu Eidra menahan malunya.


.


.


.


Eidra membawa suaminya berkeliling taman villa mereka. Taman yang sudah didesain oleh Julio seindah mungkin. Bunga-bunga yang ditanam juga dibeli langsung dari luar negeri. Bahkan ada bunga sakura yang juga ditaman disana. Tentu saja semua atas perintah Edgar yang tahu jika istrinya itu menyukai bunga sakura.


"Tuan Suami, bagaimana jika aku membantumu berdiri. Aku yakin jika latih berdiri kakimu akan terbiasa". Ucap Eidra menghentikan kursi roda suaminya saat mereka sudah berada dibangku taman.


"Apakah bisa? Aku berat. Aku takut kau tidak mampu menampung tubuh besarku". Sahut Edgar.

"Tenang saja, aku kan kuat". Senyum Eidra.


"Tapi aku takut dia terluka". Edgar mengelus perut istrinya "Bagaimana jika dia nanti kelelahan seperti mu?'. Ujar Edgar lagi.


"Tidak akan. Bahkan dia yang menyuruh Mommy nya untuk membantu Daddynya berdiri". Timpal Eidra tersenyum hangat mengelus perut yang sudah sedikit terlihat membuncit.


"Baiklah. Aku akan mencobanya". Ujar Edgar antusias.


Eidra membantu suaminya berdiri dari kursi roda. Selama ini dia tidak pernah mencoba membantu Edgar berdiri. Eidra yakin jika kaki suaminya terus dilatih dengan berdiri perlahan Edgar akan bisa berjalan kembali.


"Kau ternyata berat Tuan Suami". Keluh Eidra "Ayo pelan-pelan angkat kakimu". Ujar Eidra lagi membantu suaminya. Tangan Edgar merangkul leher istrinya.


"Sakit sekali Istri Kecil. Kakiku tidak bisa angkat berat". Desah Edgar.


"Pelan-pelan pasti bisa". Ucap Eidra tetap bersikukuh membantu suaminya berdiri.


Edgar terus mencoba berdiri dari kursi rodanya. Tubuhnya terasa berat dan ini juga pertama kalinya dia berdiri setelah sepuluh tahun duduk dikursi roda.


"Ah ah ah ah". Eidra ngos-ngosan mengangkat tubuh kekar suaminya. Entah apa yang ada didalam tubuh suaminya itu, kenapa berat sekali?.


"Ayo coba sekali lagi". Eidra masih tak menyerah. Melihat istrinya yang semangat sudut bibir Edgar tertarik. Jika istrinya saja begitu antusias kenapa dia harus lemah?


"Iya".


Dengan susah payah Edgar mengangkat tubuhnya dan dibantu oleh sang istri dan akhirnya dia bisa berdiri meski dipapah oleh Eidra.


"Yeiiii, Tuan Suami bisa berdiri. Tuan Suami bisa berdiri". Eidra bersorak senang.


"Iya Istri Kecil. Tapi jangan melepaskanku ya, aku bisa jatuh". Celetuk Edgar.


"Siapppp". Eidra tersenyum kesenangan.


"Okeee sekarang kita berjalan pelan-pelan ya. Jangan takut, aku akan memegang tanganmu". Ujar Eidra


Meski ragu namun Edgar tetap mengikuti perkataan istrinya. Eidra yang memang dokter spesialis tulang, sedikit tahu masalah kelumpuhan. Meski tak seratus persen berhasil tapi beberapa bisa menjadi proses agar bisa berjalan normal.


Edgar melangkahkan kakinya dengan pelan dan hati-hati, tangan kanannya terukur memegang lututnya agar bisa berjalan meskin hanya selangkah.


"Satu". Eidra menghitung langkah kaki suaminya "Dua". Langkah kaki Edgar pelan sekali. Dan kakinya masih sangat berat.


"Ayo Tuan Suami, pelan-pelan. Selangkah demi selangkah bisa jadi berlangkah-langkah". Oceh Eidra. Dia terus mengoceh sambil memberi semangat pada suaminya.


"Sakit sekali Istri Kecil". Keluh Edgar memegang lutut kanannya "Kakiku berat". Renggek Edgar.


"Iya Tuan Suami aku tahu. Makanya harus dilatih supaya terbiasa. Aku akan membantumu".


Edgar mengangguk. Kembali lagi Edgar melanjutkan langkah kakinya dengan pelan. Untung saja Eidra kuat menahan tubuh kekar Edgar. Jika tidak sudah pastikan mereka berdua jatuh ke tanah.


Tanpa Edgar dan Eidra sadari. Sedari tadi sepasang mata menatapnya dengan berkaca-kaca. Dia adalah Erwin. Erwin tak menyangka jika Kakaknya yang lumpu selama sepuluh tahun itu bisa berdiri dengan tegap meski masih dipapah dan dibantu. Niat Erwin datang ke villa Edgar adalah untuk membahas kasus Raina. Namun ketika kakinya ingin melangkah masuk dia melihat permandangan yang membuat jantungnya berdenyut sakit.


Mungkin memang Erwin harus melepaskan cintanya untuk Eidra. Erwin tidak mau gara-gara dia, Eidra disakiti lagi oleh istrinya. Eidra memang pantas untuk Edgar dan Erwin akan bahagia melepaskan Eidra bersama suaminya, Edgar.


**Bersambung.....


Ed & Ei.


Horeeeee Edgar hampir bisa berjalan, yukk yang penasaran jangan lupa ikutin terus dna dukungannya ya.


Mampir ke karya baru author...


Pacarku Presdir. Ceritanya seru, bikin ngakak dan juga gemes...hehhe**


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 66"