Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 61

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ISTRI KECIL CEO LUMPUH “ novel yang baru setelah novel istri yang tak dianggap ,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Hamil?


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹


Edgar dan Julio masih menunggu dokter dengan gusar. Edgar bahkan beberapa kali menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia sangat takut jika terjadi sesuatu dengan istri kecilnya. Entah akan seperti apa hidup Edgar tanpa Eidra.


"Julio, kenapa lama sekali? Apa yang terjadi pada istriku? Kenapa lama sekali". Ujar Edgar tak tenang. Jika saja dia bisa berdiri, sudah pasti dia mondar-mandir seperti sertika kepanasan.


"Sabar lah Tuan". Sahut Julio berusaha menenangkan.


Cekreekkkk


Dokter keluar bersama perawat dari ruang pemeriksaan.


"Dokter bagaimana keadaan istri saya? Apa dia baik-baik saja? Apa nya yang sakit? Cepat katakan padaku Dokter?". Cecar Edgar.


Dokter wanita itu tersenyum hangat "Selamat ya Tuan". Ujar sang dokter menyalimi Edgar dan Julio.


"Selamat?". Beo Edgar dan Julio bersamaan mereka saling melihat "Selamat untuk apa Dokter?". Tanya Edgar tak mengerti.


"Selamat istri anda sedang hamil". Senyum dokter itu.


"H-hamil Dok?". Tanya Edgar terbata.


Sang dokter mengangguk "Usia kandungan istri anda memasuki Minggu keempat. Disarankan untuk lebih menjaga istri anda, baik pola makan maupun kesehatan mentalnya".


Edgar tak menyangka mendengar jawaban dokter. Jantungnya berdegup kencang. Penantian cukup panjang, dan akhirnya dia akan segera menjadi seorang Ayah.


"Terima kasih Dok". Sahut Edgar.


"Sama-sama Tuan. Kalau begitu saya permisi".


Julio mendorong kursi roda Edgar masuk kedalam ruang pemeriksaan Eidra. Edgar tampak tak sabar, bahkan dia mendesak Julio dari tadi.


"Istri Kecil".


"Tuan Suami".


Edgar memeluk istrinya dengan isakkan tangis bahagia. Tak pernah Edgar sebahagia ini dalam hidupnya. Seluruh tubuhnya serasa ikut merayakan kebahagiaan nya saat ini.


"Istri Kecil. Aku mencintaimu". Edgar menghujani wajah Eidra dengan banyak ciuman.


"Aku juga mencintaimu Tuan Suami". Ucap Eidra membalas pelukkan suaminya. Julio, ingin rasanya bersembunyi dibalik tembok tak sanggup melihat kebucinan dua manusia itu.


"Selamat sayang. Sebentar lagi kita akan jadi orang tua". Ucap Edgar dengan semangat.


"Jadi orangtua? Maksudmu?". Tanya Eidra tak mengerti dia menatap suaminya dengan selidik.


"Kau hamil". Sahut Edgar cepat dengan mata berkaca-kaca saking bahagianya.


"H-hamilll?". Tanya Eidra setengah tak percaya.


"Iya Istri Kecil. Kau hamil. Kau akan jadi Mommy dan aku akan jadi Daddy". Jelas Edgar dengan semangat.


"Tuan Suami aku hamil. Tuan Suami aku hamil". Eidra bersorak senang bahkan wanita itu turun dari ranjang dan melompat.


"Sayang, jangan melompat-lompat". Tegur Edgar panik.


"Heheh iya Tuan Suami. Aku sangat senang". Eidra cenggegesan lalu memeluk suaminya dengan sayang "Aku akan jadi Mommy dan Tuan Suami akan jadi Daddy. Kita berdua akan jadi orang tua". Celetuk Eidra senang "Semoga dia perempuan". Eidra mengelus perut ratanya.


"Tidak. Dia harus laki-laki biar tampan seperti ku". Ucap Edgar tak mau kalah.


"Ck, mana bisa seperti itu Tuan Suami. Dia harus perempuan, biar cantik sepertiku". Celetuk Eidra tak mau kalah juga.


"Tidak dia harus laki-laki".


"Tidak mau, dia harus perempuan. Aku yang mengandung dan melahirkan nya jadi dia harus sama seperti ku". Seru Eidra menatap suaminya tajam.


"Tapi aku yang bekerja keras malam hari jadi dia harus laki-laki karena gen nya dariku". Sahut Edgar juga tak mau kalah dia menatap istrinya tajam. Alhasil mereka saling tatap-tatapan dan masih berdebat masalah jenis kelamin anak dikandungan Eidra.


Julio menepuk jidatnya. Dia bingung harus mendengar suara siapa. Kedua manusia itu masih saja memperdebatkan jenis kelamin anak mereka. Eidra yang memang wanita berisik tak mau kalah selalu menemukan kata-kata untuk menyanggah suaminya. Sementara Edgar pria dingin juga tak mau kalah dia menyerang balik istrinya dengan kata-kata yang sama.

"Lama-lama aku yang gila". Desah Julio dalam hati


.


.


.


Eidra bersandar manja dibahu suaminya. Sekarang mereka menuju jalan pulang ke villa. Edgar menjadi suami posesif bukan main. Sebelum keluar dari rumah sakit dia mengacek ulang kesehatan Eidra dan kandungan istrinya takut jika terjadi sesuatu.


"Pokok nya sampai di villa nanti, kau tidak boleh masak. Biar Bik Kim saja yang memasak".


"Jangan membuat ramuan cinta untukku. Biar Julio saja yang mengerjakannya".


"Semua kebutuhan ku Julio yang akan siapkan".


"Jangan jauh-jauh dariku".


"Makan makanan yang bergizi dan setiap malam sebelum tidur harus minum susu".


"Jangan lupa vitamin nya".


"Sebelum tidur, aku harus mengelus perutmu dan berbicara dengan anak kita".


"Dia harus laki-laki dan mirip denganku".


Eidra memutar bola matanya malas mendengar peraturan baru dari suaminya. Belum sampai di villa dia sudah dibuat pusing dengan peraturan tak berunfaedah dari suaminya.


"Ck, tidak bisa begitu Tuan Suami". Protes Eidra.


"Aku tidak menerima penolakkan. Semua peraturan harus aku yang buat". Tandas Edgar tegas dia tidak mau istrinya kecapean dan sakit.


Sampai divilla, Edgar tak mau istrinya yang membantunya duduk dikursi roda takut jika istriny kelelahan dan itu akan bahaya. Edgar juga tidak mau Eidra yang mendorong kursi rodanya, takut nanti tangan istrinya pegal-pegal dan berpengaruh pada kesehatan.


"Hati-hati sayang, pelan-pelan jalannya". Tegur Edgar pada istrinya. Padahal Eidra berjalan pelan dan Edgar selalu mengenggam tangan istrinya sambil didorong oleh Julio.


"Ck, Tuan Suami. Aku sudah berjalan seperti siput masih disuruh pelan-pelan lagi". Gerutu Eidra.


"Berhenti mengerutu sayang. Aku tidak mau kau kelelahan. Setelah ini kau langsung istirahat dan jangan kemana-mana". Tegas Edgar.


Eidra mengendus kesal "Baiklah". Ketus Eidra.


Masuk kedalam kamar mereka, Julio segera keluar. Sedangkan Eidra memasang wajah cemberut, suaminya benar-benar keterlaluan. Bayangkan Eidra tidak boleh melakukan apapun, bahkan hanya untuk sekedar mandi saja harus bersama Edgar takut jika istrinya jatuh dikamar mandi. Padahal kalau istrinya jatuh juga Edgar takkan bisa menolongnya.


"Sini Istri Kecil. Biar Tuan Suami suapi". Edgar langsung mengambil piring istrinya saat Eidra ingin menyuap makanan.


"Aku bisa sendiri". Ketus Eidra kesal.


"Baiklah. Sepertinya aku harus menyuapimu lewat mulut". Edgar tersenyum jahil sambil menatap istrinya dengan menggoda.


"Ck, baiklah". Eidra mengalah.


Edgar menyuapi Eidra dengan sabar tak lupa sesekali dia mencium bibir istrinya dengan gemes saat istrinya terus saja mengomel tanpa henti.


Semua kebutuhan Eidra dikontrol oleh Edgar. Bahkan dari makanan dan pakaian saja harus Edgar yang memilih untuk istrinya.


Eidra diharuskan untuk tidur siang. Tidak boleh keluar kamar tanpa dirinya. Tidak boleh memasak dan membuat ramuan cinta. Edgar benar-benar mengatur segala hal yang bersangkutan dengan istrinya. Dia menjadi pria paling posesif dan overprotektif tak lupa selalu siaga.


Edgar ingin melindungi kedua orang yang begitu berarti dalam hidupnya. Tidak ada yang lebih penting didunia ini selain Eidra dan kandung nya.


**Bersambung.......



Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 61"