Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 44

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ISTRI KECIL CEO LUMPUH “ novel yang baru setelah novel istri yang tak dianggap ,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Perjuanganku Tidak Mudah.


Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹


"Kak".


Eidra dan Raina sedang memasak didapur tanpa dibantu oleh pelayan. Eidra memang jarang meminta pelayan membantu nya jika berbicara masalah perut. Suaminya itu selalu tahu jika masakkan yang dimasak bukan punya istrinya.


"Iya". Raina mencoba tersenyum sambil memotong sayuran.


"Bagaimana pernikahan Kakak dan adik ipar?". Tanya Eidra juga sambil memotong bawang.


"Baik". Sahut Raina singkat. Dia melanjutkan masaknya.


Eidra merasa ada yang aneh dengan Kakak nya ini. Tak biasanya Raina dingin padanya. Raina selalu hangat dan membuatnya merasa nyaman.


"Kau baik-baik saja Kak?". Tanya Eidra menyelidik. Jiwa keponya kembali lagi.


Raina menghembuskan nafas kasar. Dia menatap Eidra dan meletakkan alat masaknya.


"Ei".


"Iya Kak?". Tanya Eidra.


"Apa Kakak boleh bicara sesuatu?". Ujar Raina.


"Boleh Kak. Mau bicara apa?". Tanya Eidra polos.


"Sebenarnya, Erwin menyukaimu dan dia meminta aku untuk mendapatkan kamu serta membuat kamu dan Tuan Edgar berpisah". Ucap Raina sedikit ragu pada ucapan nya.


Eidra terkejut. Dia tak menyangka jika Kakak nya mengatakan hal itu.


"Apa yang kau katakan Kak?". Eidra tak mengerti. Mengapa seorang istri mengatakan suaminya menyukai wanita lain.


"Dia menyukai mu". Jawab Raina singkat.


"Bukankah dia sudah menikahi Kakak? Bagaiamana mungkin dia menyukaiku? Lagian juga aku sama sekali tidak ada perasaan padanya". Jelas Eidra.


"Dia tidak mencintaiku. Tapi dia mencintaimu". Ucap Raina dingin. Seperti nya, mengalah adalah jalan keluar agar terbebas dari perasaan sakit.


Eidra menggeleng "Jangan mengatakan hal itu Kak". Ujar Eidra. Dia bisa melihat ada luka di mata Kakak nya.


Raina terdiam menunduk. Dia tidak tahu harus bagaimana? Perasaan nya semakin hari semakin tumbuh. Sementara sikap suaminya semakin dingin dan tak bersahabat.


"Kak". Eidra mengusap lembut baju Raina "Jika kau butuh teman curhat. Ceritalah padaku. Siapa tahu aku bisa membantu Kakak". Timpal Eidra lagi.


"Aku tidak seberuntung kau Ei. Kau dinikahi pria yang mencintai mu. Kau disayangi oleh suamimu sendiri. Sedangkan aku, aku menikahi pria yang mencintai Kakak iparnya sendiri. Hidupku miris". Ujar Raina dengan air mata luruh sambil menatap Eidra.


Eidra justru terkekeh mendengar ucapan Kakak nya. Raina tidak tahu bagaimana sulitnya perjalanan Eidra.


"Perjalananku tidak mudah Kak". Eidra mengusap pipi Raina "Bahkan aku dinikahi demi merawat suami. Dia juga tidak menerima kehadiranku. Dia menolakku. Membentakku. Setiap yang aku lakukan selalu salah di matanya. Aku dituduh menikahinya hanya karena harta. Awalnya aku ragu dan berpikir jika ini adalah awal dari penderitaan. Hingga aku belajar ikhlas dan tulus. Aku memutuskan untuk mengubah penderitaan itu menjadi kebahagiaan. Dengan menerima dia. Memahami perasaan nya. Mengerti dunianya. Dan lihatlah sekarang, aku jatuh cinta padanya dan dia jatuh cinta padaku. Kami bukan pasangan sempurna tapi kami saling menerima. Kami tidak saling mencintai, tapi kami saling jatuh cinta. Kami saling melengkapi dalam kekurangan. Dia lebih dulu mencintaiku hingga aku belajar mencintainya". Jelas Eidra menatap Kakaknya.


"Perjalanan ku tidak mudah Kak. Tapi aku tidak menyerah. Aku percaya dengan usaha yang gigih dan cinta, semua bisa dilewati".


Raina menatap Eidra. Dia tidak tahu bagaimana awal pernikahan Edgar dan Eidra.


"Jika Kakak mencintainya. Perjuangkan dia. Buktikan padanya, bahwa kau mencintainya. Terkadang kita memang butuh pengorbanan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Tidak mudah, karena banyak lika-liku yang harus dilewati". Eidra memeluk Raina "Begitu juga dalam hal percintaan dan rumah tangga. Kita akan merasakan sakit ketika kita mencintai seseorang. Itu dinamakan kasih. Kenapa kita tidak menyerah? Karena kita cinta. Cinta tulus. Tidak peduli rasa sakit. Tidak peduli disakiti". Peluk Eidra.


Raina tak bergeming. Dia juga tak membalas pelukkan Eidra. Hanya air mata mengalir yang menandakan bahwa dia sedang terluka.


Eidra melepaskan pelukannya "Perjuangkan jika Kakak mencintainya. Tapi jika memang tidak bisa dipaksa, sebaiknya lepaskan. Lebih baik sakit sekali dari pada berkali-kali". Ujar Eidra. Entah kenapa Eidra bisa merasakan bahwa Kakak yang ini menaruh iri padanya.


"Ayo Kak. Lanjut masak". Ucap Eidra.


"Baik". Raina mengusap air matanya.


Mereka lanjut masak. Tak ada lagi pembicaraan. Eidra fokus pada masakkan untuk suaminya. Pembicaraan nya dengan Raina cukup membuat Eidra sadar, bahwa ada banyak yang akan menggoyahkan rumah tangganya bersama Edgar. Namun Eidra takkan membiarkan apapun yang membuat mereka saling menyakiti. Eidra percaya dengan cinta yang dia miliki, dia dan suaminya bisa bertahan sampai maut memisahkan.


Satu jam berlalu. Masakkan Eidra dan Raina telah siap disajikan. Mereka menyajikan makanan itu diatas meja dan menyusunnya dengan rapih.


"Tuan Suami".


"Istri Kecil".


Eidra menghampiri suaminya diikuti oleh Raina dibelakangnya.


"Ayo, makan". Eidra mendorong kursi roda suaminya.


"Ayo adik ipar. Kak Julio".


"Baik Nona".


Erwin menatap istrinya heran. Wanita itu terus terdiam dengan menunduk.


"Silahkan makan". Senyum Eidra.


"Terima kasih".


"Tuan Suami. Sini". Eidra mengeser piringnya. seperti biasa mereka akan makan saling suap-suapan.


Erwin menatap cara Eidra melayani suaminya. Lalu dia beralih pada Raina yang makan dalam diam. Tanpa ada niat untuk mengambilkannya nasi atau makanan.


"Silahkan makan adik Ipar. Jangan malu-malu". Ujar Eidra.


"Terima kasih Ei". Balas Erwin tersenyum hangat.


Mereka lanjut makan. Jika Julio, Erwin dan Raina fokus makan. Maka berbeda dengan Edgar dan Eidra. Mereka makan sambil mengobrol dan bercanda membahas hal-hal yang membuat Edgar terkekeh lucu.


"Buka mulut Istri Kecil.....".


Eidra membuka mulutnya dan menyambut suapan dari suaminya.


Edgar tersenyum bangga pada istri kecilnya. Diam-diam Edgar membandingkan Eidra dan Raina. Kedua wanita bersuami itu memang memiliki sifat berbeda. Eidra cerewet luar biasa. Raina sedikit pendiam dan tidak banyak bicara


"Kak Nana".


Raina mengangkat pandangan nya "Iya Ei?". Sahut Raina memaksakan senyum.


"Ambilkan suami Kakak makanan. Seperti nya dia lapar. Lihatlah nasi didalam piringnya sudah habis".


Raina langsung tertuju pada suaminya. Wanita itu mengangguk. Lalu mengambil piring Erwin dan mengisinya dengan makanan, serta menumpahi nasi itu dengan sup buntut buatan Eidra.


Erwin mengambil dari tangan istrinya tanpa ekspresi. Jika tidak ditegur begitu, Raina pasti tidak akan punya niat untuk mengambilkannya makanan.


"Maaf Tuan Erwin. Bukan aku tidak ingin melayani mu. Hanya aku sadar jika posisiku sebagai istri mu hanya diatas kertas. Entah aku maju atau mundur, aku tidak tahu. Tergantung dari caramu memperlakukan ku". Batin Raina melanjutkan makannya.


"Minum Tuan Suami". Eidra mengangkat gelasnya dan memberikan nya pada Edgar.


"Terima kasih Istri Kecil". Senyum Edgar.


Lagi-lagi Julio harus menyaksikan kebucinan dua pasutri itu.


"Ohhh Tuhan turunkanlah jodoh untuk hambaMu yang tampan ini". Jerit Julio dalam hati.


**Bersambung......



Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn



Posting Komentar untuk "Istri Kecil CEO Lumpuh Bab 44"