Istri yang terabaikan Bab 234

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Malu


"Daddy mana Mommy?" tanya Putri menyadari Daddynya tidak ada.


Isyana langsung merasa bertanggung jawab karena dia ibunya dan sudah memberi peringatan ke Binar tapi nyatanya, Binar dan Isyana memutuskan menginap, tidak pulang untuk pamitan. Menghabiskan waktu berdua di malam yang panas.


Isyana melirik Bu Dini dan Bu Dini yang bijak tidak menyahut atau menyerobot membiarkan Isyana menjalankan peranya. 


"Ehm.. Mommy dan Daddy minta maaf ya Nak," jawab Isyana pelan berharap Putri akan bisa mengerti. Isyana menyadari seharusnya Putri adalah prioritas mereka. Isyana takut Putri merasa terabaikan dan tidak dapat kasih sayang Binar karena Binar harys pergi. 


"Huh? Maaf? Why Mommy?" jawab Putri bertanya, dia bingung kenapa harus butuh maafnya Putri. 


"Janji dulu sama Mommy. Putri maafin Daddy dan Mommy! Jangan marah sama Daddy ya?"


"Ya Mommy.  Kan katanya kalau marah ke orang tua dosa. Emang kenapa?" jawab Putri pintar.


"Putri tahu kan? Menjadi seorang Daddy itu punya kewajiban mencari nafkah, mencari uang, agar Putri bisa sekolah, bisa beli makanan dan lain sebagainya?" tutur Isyana menjelaskan lagi.


"Ya!" jawab Putri masih tenang dan pintar 


"Daddy harus pergi kerja ke Eropa, maafin Daddy ya… Eropa itu jauh Nak. Harus naik pesawat berjam- jam bahkan berhari- hari kalau naik kapal laut. Jadi maafin Daddy ya.. untuk beberapa hari Daddy pergi dan nggak pulang," lanjut Isyana lagi sangat hati- hati.


Putri mengangguk.


"Putri nggak marah kan? Kalau Putri kangen. Kita bisa video Call Daddy ya. Daddy pergi untuk bekerja. Untuk kita!" Sambung Isyana lagi sangat takut Putri bersedih.


"Iya Mommy!" jawab Putri lagi. 


"Bener ya. Nggak marah?"


"Nggak. Kenapa juga Putri marah, Putri malah senang!" jawab Putri membuat Isyana dan Bu Dini tersentak.


"Hah?" tanya Isyana. "Kok senang?" 


"Kalau Daddy pergi berarti kan Putri bisa tidur sama Mommy terus kan? Putri nggak ditinggal malam- malam lagi kan?" celetuk Putri lagi.


Kali ini bukan membuat Isyana tersentak tapi malu bukan kepalang. Isyana tidak berani menoleh ke Bu Dini 


"Ehm…," dehem Isyana. 


Isyana memang kemarin meninggalkan Putri di kamar Bu  Tiara sendirian di tengah malam. Binar dan Isyana kira Putri tidur dan tidak tahu. 


"Iya kan Mom?" tanya Putri lagi karena Isyana tidak langsung menjawab malah wajahnya pucat menyeringai.


Bu Dini yang mendengarnya jadi ingin mengerjai Isyana


"Memang Mommy kemana Sayang?" tanya Bu Dini.


"Nggak tahu? Putri kesal sama Daddy. Oma belum tahu kan? Sekarang Putri kamarnya pindang ke kamar besar. Kan Putri belum terbiasa, takut kalau sendirian. Kalau di kamar Putri, Putri berani Oma. Seingat Putri pas mau tidur ada Mommy, nenek sama Kak Dina. Tapi Putri lihat Daddy gendong Mommy dibawa keluar. Putri ditinggal?" ucap Putri lagi bercerita. 


Isyana tambah malu lagi dengar cerita Putri. "Haduh.. sayang jangan diteruskan. Ketahuan kan kelakuan Mas Binar, Mas Binar dengarkan anakmu ini?" guman Isyana malu. 


"He.. nggak. Kayaknya, Kamu ngimpi. Sayang!" serobot Isyana cepatm 


"Kalau kamu lihat Daddy gendong Mommy. Jangan mau kalah. Putri kalau takut bilang. Kenapa kamu diam aja. Ikut minta gendong juga dong!" sahut Bu Dini semakin ingin mengerjai Isyana.


Isyana pun seperti dikuliti dan semakin malu. 


"Sayang. Momy temani Putri kok. Putri mimpi sepertinya. Nggak begitu, coba ingat lagi?" jawab Isyana berusaha mengelak.

"Putri ngantuk sekali Oma!" jawab Putri lagi mengingat dia memang terbangun antara sadar dan tidak sadar.


Bu Dini kemudian tersenyum, dan menyahut lagi..


"Besok kalau kamu liat lagi. Panggil Daddy. Ikut ya. Jangan mau ditinggal!" tutur Bu Dini lagi.


Bu Dini memang geram ke Binar. Bu Dini sangat khawatir Binar kebablasan, Bu Dini kasian ke Isyana yang anaknya masih butuh perawatan juga belum selesai nifas. Setelah mendengar cerita Putri Bu Dini jadi puas


"Nggak Mah. Putri mimpi kali," sahut Isyana ingin mengaburkan malunya. 


"Tapi Putri ingat Mommy. Putri dengar!" jawab Putri ngotot.


"Yaya. Sudah- sudah. Oma percaya. Yang penting nanti malam sampai Daddy pulang. Mommy nggak akan ninggalin Putri lagi kok! Iya kan Mom?" jawab Bu Dini lagi melerai Isyana dan Putri berdebat. Bu dini juga hendak menyelamatkan Isyana. 


"Iya!" jawab Isyana. 


"Ngomong- ngomong kenapa kok sekarang pindah ke kamar besar?" tanya Bu Dini kemudian. 


"Nggak tahu. Kenapa Mommy?" jwab Putri lagi menatap Isyana. 


Isyana kena lagi. Tapi kan Isyana tidak mungkin cerita kalau alasanya, dia tidak bisa menunaikan kewajiban kalau di kamar bekas Bu Ara.


"Maaf Mah. Isyana memang yang ingin Putri pindah ke Kamar Kak Ara!" jawab Isyana mengaku.


"Kenapa? Setau mamah kamar itu memang besar sekali. Pantas kalau Putri butuh ditemani!" jawab Bu Dini. 


"Ehm…sebenarnya ingin untuk jangka panjang. Tapi Isyana pikir tidak ada salahnya dibiasakan dari sekarang?" jawab Isyana beralasan.


"Jangka panjang?" tanya Bu Dini.


"Ya kan. Nanti Bian besar. Dia butuh kamar. Mas Binar kan juga pasti ingin punya keturunan laki- laki juga Mah. Itu artinya anak- anak kelak butuh kamar. Rencananya, Mas Binar mau buat lantai tiga untuk kita. Terus anak- anak di lantai dua. Di kamar Kak Ara kan banyak kenangan dan barang Kak Ara. Putri kan yang paling berhak atas semuanya!" jawab Isyana panjang menjelaskan.


"Oh ya. Barang- barang Tiara masih ada ya?" jawab Bu Dini mengangguk.


"Waah. Daddy mau buat lantai tiga Mom?" celetuk Putri lagi.


Isyana mengangguk. 


"Yeaay! Nanti buat kebun di atas kaya yang di buku ya Mom?" seru Putri girang.


"Yaaa…," jawab Isyana 


"Cepat dibuatnya Mommy. Putri juga mau ada bangku- bangku kaya di buku itu!" celetuk Putri lagi.


Sepanjang jalan dari rumah sakit ke rumah dipenuhi suara Putri dan Isyana merancang, pembangunan lantai 3, sampai Putri lelah.


Sesampainya di rumah Putri langsung mandi. Guru mengaji Putri datang. Putri kemudian mengaji. 


Isyana sendiri mandi, bebersih lalu menyiapkan makan. Di sela itu Bu Dini mendekati Isyana.


****


Nanti Up lagi Sementara ini dulu.  Episode Manda dan Lana Author mikir dulu.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 234"