Istri yang terabaikan Bab 230

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Trik Binar.


Orang bodoh, adalah orang jatuh ke dalam lubang yang sama. Tidak peduli, dia dikatain orang OKB atau tidak ngaca, atau tidak tahu terima kasih. Isyana hanya berfikir, tidak mau nasib pernikahanya seperti sebelumnya, pasrah dan menerima suaminya direbut orang. 


Isyana dulu berprinsip menikah adalah pengabdian, baik terhadap orang tua atau suaminya. Sehingga dia menerima semua perlakuan buruk Lana dan Mika, hanya bisa memohon pertolongan Tuhan, serta patuh pada nasihat Bu Wira, hingga dia harus menghabiskan dua tahun dalam hidupnya dalam penderitaan.


Isyana sudah khatam dengan semua luka yang Lana berikan. Dan di pernikahan keduanya, dia tidak ingin seperti itu, apalgi sekarang ada dua anak kecil yang butuh keluarga yang sehat untuk tumbuh kembangnya.


Hal itu membuat otaknya terus menyala dan waspada. Bahkan melebihi pikiran normal dan jati diri Isyana sesungguhnya yang sebelumnya menjunjung tinggi kehormataan dan kesopanan sebagai wanita.


Hanya mendengar hasutan Lana, Binar dekat dengan Amanda saat mereka belum jadian saja, hati Isyana terbakar dan membuta. Sampai dia kabur ke rumah teh Bila. Saking cintanya Isyana pada Binar walau tak dia akui dan sadari.


Padahal saat itu, belum tahu siapa Amanda, belum juga, ada yang Isyana berikan, ditautkan atau korbankan. 


Sekarang Isyana sudah menyerahkan hidupnya, berjanji pada Tuhannya untuk mempertahankan rumah tangga, menjadi istri yang melayani suaminya. Serta memberikan apa yang dia punya, tubuhnya cintanya, waktunya. Bahkan Isyana menerobos hal yang tidak wajar dilakukan normalnya perempuan yang menikah tidak tahu waktu, setelah melahirkan tanpa peduli apa kata orang. 


Isyana menjadi berkali- kali lipat curiga dan khawatirnya. Terlebih baginya Binar lebih segalanya dari Lana. Isyana jadi gelisah dan tidak tenang melihat gelagat Bintang yang akan pergi dengan suaminya.


Walau tidak begitu mudeng bagaimana mengoperasikan alat Binar yang harganya Milyaran dengan teknologi luar negeri yang penggunaanya khusus hal urgent pdan bahkan negara tidak punya, Isyana dengan berani memintanya pada Binar. 


“Hadeh... kenapa dia berubah? Jadi begini cemburunya anak kecil? Aku harus pintar?” batin Binar garuk- garuk kepala berfikir.


Entah bagaimana respon Tuan Priangga kalau tahu. Bukan hanya Isyana yang malu dikatai istri yang lebai, tapi juga Binar sebagai suami pasti dikatain, tak bisa mendidik istri. Alat itu bukan untuk hal pribadi apalagi menangani perkara cemburu.


Bukan hanya tentang harganya pula yang membuat Binar khawatir, tapi Isyana bisa tidak mengoperasikanya? Kalau rusak atau hilang membelinya lagi repot.


Hanya saja kalau permintaan Isyana tidak dituruti, Binar sendiri yang kewalahan. Mengobati Isyana yang ngambek saat tidak bersama bisa membuatnya tak konsentrasi bekerja. Lebih baik disatpami Isyana ketimbang dicueki Isyana.


Apalagi saat ini keselamatan mereka terancam. Tapi Binar juga harus berupaya mengatasi istrinya itu agar tetap dia yang mengendalikanya.


“Semoga dia tidak paham dan tidak jadi, bahaya, kalau beneran dia harus tau semua pembicaraanku? Cukup pakai hp aja, ya sayang!” batin Binar berharap Isyana membatalkan permintaanya sambil berjalan meminta Isyana mengikutinya. 


Binar kan meeting dengan berbagai macam orang yang tidak semuanya lurus. Kadang di tempat perjudian atau bahkan dijamu oleh perempuan seksi. Walau Binar tak mencicipi tapi mereka tetap menghormati dan menyambutnya.


Setelah mendapat jawaban dari Richarcd dan acc. Binar mengajak Isyana ke ruang kerja di rumah Tuan Priangga. 


Sepanjang jalan walau masih di dalam rumah, Isyana terbengong. Di rumah mertuanya sendiri, dia merasa seperti di adegan film yang pernah dia tonton.


Ternyata seperti rumah Lana, bahkan lebih besar dan panjang. Tuan Priangga mempunyai ruang bawah tanah dan tersembunyi. Di dalamnya, dinding lorongnyanya seperti terbuat dari kaca, memantul dan berkilau, tidak gelap sama sekali.


Di bawah seperti ada sebuah galeri tempat Tuan Priangga menyusun koleksi miniatur produk elektronik dan kendaraan yang pernah mereka buat. Juga yang mereka suka dari berbagai negara dan dari masa ke masa. Isyana hanya menelan ludahnya, hidupnya seperti mimpi, bisa berada di sisi Binar. Tidak bisa digambarkan betapa hebat dan kaya mertuanya.


“Apa aku nglunjak, jika meminta ini, dari Mas Binar, Tuhan?” batin Isyana timbul rasa rendah setelah menyaksikan betapa kaya mertuanya.


Isyana juga sebenarnya merasa sekarang, dirinya tidak sesuai dengan jati diri sebelumnya. Dia termakan ketakutan yang berlebihan.


“Tapi aku tidak mau, aku menjadi istri boneka lagi. Itu artis- artis, cantik, seksi punya anak juga suaminya selingkuh kan? Aku mau tahu semua yang suamiku lakukan. Kenapa aku sangat takut begini?” batin Isyana pikiranya mulai goyah lagi.


“Tapi, Mas Binar dan tidak menolak aku meminta mengawasinya. Aku benar kan? Wajar kan? Aku tidak salah!” batin Isyana lagi melirik ke Binar yang terus menggenggamnya. 


Mereka kemudian sampai di sebuah ruang. Isyana masih terbengong melihat ke sekeliling. Terlihat seperti ada lemari besi, sepertinya itu brankas uang seperti di rumah Tuan Wira. Ya orang kaya di rumahnya memang ada ruang khususs menyimpan uang, seperti punya bank sendiri. 


Isyana melirik ke samping. Ada ruang kecil yang di dalamnya isinya layar komputer banyak sekali, entah fungsinya utuk apa. Seperti ruang kendali, juga ada tombol- tombol. 


Isyana kembali mengedarkan padangan ke ruang tempat dia berdiri sekarang. Binar tampak menyuruh Isyana duduk dan dia tampak membuka komputer juga alat yang Richard antar.


Dan mata Isyana menangkap sesuatu yang anehh. Ada satu  lemari kaca, di belakang sofa dan tempat duduk mereka, lemari kaca itu isinya beberapa botol wine.


Isyana tidak kenal satupun, tapi hanya dari botolnya yang unik dia bisa menebak harganya mahal dan bukan produk dari negaranya. 


“Mas!” panggil Isyana.


“Hemmm, apa Sayang?” jawab Binar tampak fokus menyalakan komputer tidak menoleh ke Isyana. 


“Ini ruang apa? Ini punya siapa?” tanya Isyana. 


“Punya papah dan akulah. Kamu orang spesial yang masuk ke sini. Putri aja belum, Tiara aja nggak pernah mau masuk ke sini! Kalau kita tinggal di sini dan nyari Mas nggak ketemu, Mas di sini!” jawab Binar menunjukan dan memberitahu sepenting itu Isyana baginya. Binar berharap Isyana sadar kalau dia benar mencintainya. 


“Ini wine kan?” tanya Isyana raut mukanya langsung kecewa. 


Binar pun menoleh. 


“Iyah!” jawab Binar mantap. 


Isyana langsung mendelik dan cemberut. 


“Ini Papah, dan Mas yang koleksi?” tanya Isyana lagi. 


“Iya... ada hadiah juga, dari teman bisnis Papah!” jawab Binar lagi mantap. 


“Jadi mas sama Papah minum alkohol?” tanya Isyana langsung menampakan muka tidak sukanya. 


Binar pun garuk- garuk kepala serta menghela nafasnya.


“Nggak!” jawab Binar singkat dan jelas.


“Bohong! Ini apa?” jawab Isyana jadi tambah ngambeknya. 


“Mas, muslim Dhek Isyaku, istriku Sayang. Mas tahu alkohol itu haram, ini bukan untuk diminum Mas!” 


“Berarti papah yang minum?” tanya Isyana lagi. 


“Nggak juga, Papah kan punya sakit jantung?” 


“Terus? Ruang ini cuma Mas, Papah dan Mamah kan yang masuk?” tanya Isyana emosi dan merasa kecewa kalau suaminya ternyata minum alkohol. Dia semakin khawatir kalau Binar jauh darinya.


“Siapa bilang. Sama kamu belum disebutin?” jawab Binar masih sempat ngebanyol membercandai Isyana yang otaknya sudah dipenuhi dengan emosi.


“Ih, bukan itu. Aku kan baru? Kalau Papah nggak minum, nggak mungkin kan Mamah? Berarti itu Mas? Isya nggak suka! Isya nggak m41au mas minum alkohol. Dosa Mas. Terus nanti kalau mas mabuk terus nidurin orang sembarangan gimana?” jawab Isyana protes dengan mata nanarnya, bayangan buruk karena dia sering baca novel online datang.

Isyana sangat takut dan tidak ingin dekat dengan orang yang hoby minum alkohol. 


Binar pun kembali tersenyum, Istrinya ternyata tetap istri yang polos. 


“Duduk sini, makanya duduk dulu! Jangan kebanyakan negatif thingking. Sini Mas kasih tahu!” jawab Binar samtai menepuk bangku di sampingnya.


Dengan Tiara dulu tidak ada sekalipun Tiara berfikir seperti itu. Saat sehat jika kangen Tiara secara lugas ikut Binar ke luar negeri. Setelah sakit, bukanya curiga dan menangis, Tiara sendiri malah yang meminta Binar jajan atau punya istri lagi sebab Tiara jika berhubungan badan kesakitan dan keluar darah.


Isyana yang cemberut ikut duduk. Binar pun langsung merangkulnya mesra lalu menatap istrinya yang pipinya menggembung itu dengan gemas.


“Sayang. Papah dulu memang, pernah minum, mas juga pernah sesekali minum. Tapi duluuu, sewaktu masih bujang.” tutur Binar pelan.


“Kalau minum dulu? Kenapa ini masih disimpan?” 


“Ini itu hadiah dan cadangan kalau ada tamu Papah. Tamu Papah kan kebanyakan orang luar dan agamanya beda dari kita Sayang. Jadi kan kita harus jamu mereka dengan baik! Menyimpan anggur dengan kualitas mahal itu perlu ruang khusus!" 


“Bener nggak diminum Mas?” 


“Iya bener? Tau sendiri kan? Tiara sakit apa? Sejak saat itu, mas hidup sehat. Tiara buat Mas sadar kita harus jaga badan kita dengan baik!” jawab Binar meyakinkan Isyana lagi, dalam hati “Duh bahaya kalau Isyana beneran jadi makai dan bawa alat ini?” batin Binar lagi. Karena jika berkumpul dengan temanya, sebenarnya Binar memang masih ikut minum, walau hanya sedikit.


Isyana cukup percaya penjelasan Binar, dia pun diam dan tidak protes lagi.


Binar pun tersenyum lega. Lalu kembali menyusun siasat agar Isyana tidak meminta alat penghubung dan kendali mereka lagi. 


“Kamu percaya kan sama Mas? Nih bahkan, yang bisa masuk ruang ini? Cuma kamu, mamah, papah dan aku. Ini bukti Sayang, kamu berarti buat Mas. Apalagi yang kamu raguin?” tanya Binar memulai aksinya.


“Bintang nggak pernah?” tanya Isyana masih cemburu dengan Bintang.


"Aih? Bintang lagi?" jawab Binar langsung menggelengkan kepala.


“Nggak pernag Sayang tanya aja sama Mamah!” jawab Binar meyakinkan.  


Isyana diam mencoba mencerna dan sekarang semakin percaya kata suaminya.


"Bener ya Mas. Jaga diri di luar!"


“Iyah! Pasti! Dah sini... kalau kamu masih nggak percaya. Mas ajarin cara pakai si pintar. Kamu bisa satpamin mas, biar lega. Mas mandi, mas buang air kamu bisa liat semuanya!” ucap Binar lagi, terkesan menuruti Isyana tapi dalam hati berniat memberikan sindiran agar Isyana mengurungkan permintaanya karena itu lebay baginya.


Isyana diam mengangguk dan menunggu penjelasan Binar.


Binar mulai menjelaskan, sayangnya Binar sengaja melebihkan penjelasanya bahkan dengan bahasa yang Isyana tidak paham.


Ternyata alat yang digunakan untuk si pengendali tak sesimple alat Isyana, yang hanya tinggal ditempel dan dipencet. 


Alat yang dipegang Binar seperti jam tangan, juga harus terhubung ke komputer dan ada sandi- sandinya juga tombolnya. Mana yang bisa menyalakan mode hanya mendengar atau juga melihat, komunikasi searaah dua arah bahkan merekam. 


“Ternyata pusing ya Mas?” tanya Isyana akhirnya dan rencana Binar berhasil, membuat Isyana pusing.


“Ya... nggak pusing, kan sayang bisa hafalin!” jawab Binar dengan wajah, meyakinkan Isyana bisa walau dalam hati berharap Isyana menyerah. 


“Kalau mau lihat, harus terhubung ke sini dan hanya dengan i pad ini yang bisa?” tanya Isyana lagi. 


“Ya kodenya yang udah terhubung ke sini. Bisa ke alat lain tapi kan diprogram dulu!" 


“Lama yah? Nggak bisa ke hape Isya?” tanya Isyana lagi. 


Binar menggeleng. 


“Hhhhh...,” Isyana akhirnya menyerah. “Kalau gitu sama dong dengan hape?” gumam Isyana.


“Ya beda. Kan ini meski mati lampu masih tetap bisa terhubung. Charge nya juga dengan matahari aja.” 


Isyana diam, menimbang. Ternyata menjadi yang diawasi dengan yang mengawasi lebih rumit yang mengawasi. Isyana kan sibuk kuliah urus Putri belum lagi kalau Bian pulang. Tanpa ditolak dan bertengkar Isyana mengurungkan niatnya.


“Mas bisa dipercaya kan? Mas sayang dan cinta kan sama Isyana? Mas setia kan sama Isya?” tanya Isyana dengan wajah lugunya menyerah.


Binar langsung terkekeh bangga.  


“Berapa kali Mas jawab? Hah? Kurang bukti apalagi? Mas cinta ke kamu! Banget! Nih kalau kamu nggak percaya, kurang bukti. Sok..pakai bawa. Ikut mas juga boleh!” jawab Binar meyakinkan lagi. 


“Ya udah, Isya percaya. Isyana nggak jadi pakai alat ini. Simpan aja. Tapi kalau di wa dan ditelpon diangkat ya? Selalu kabarin, pokoknya nggak boleh centil- centil. Harus ibadah tepat waktu, jauhi alkohol, jangan bersentuhan dengan perempuan manapun kecuali, mamah aku dan Putri!” ucap Isyana akhirnya. 


Binar mengangguk mantap dan tersenyum puas sampai bergerak memberikan hormat. 


“Siap Nyonya!” jawab Binar hatinya puas dan menang.


Di saat yang bersamaan telepon Binar berdering, rupanya Bu Dini mengajak Isyana segera berangkat, Tuan Priangga juga sudah menanyakanya. 


Mereka pun segera keluar. 


“Jaga diri baik- baik, kalau butuh apa- apa komunikasi sama Mamah ya. Sampaiin mafnya Mas ke Putri,” tutur Binar berpamitan di depan mobil yang mengantar Binar. 


Isyana Mengangguk. Mereke pun berpelukan sesaat, tanpa malu walau Bu Dini berdiri di sampingnya. Tidak lupa Binar memberikan kecupan basah di kening Isyana dan juga bibirnya, sebagai salam perpisahan. Terkesan sangat lebai karena Tuan Priangga dan Bu Dini bersikap biasa saja walau mereka sering berpisah jauh. 


Tapi Binar dan Isyana tidak peduli, rasanya mereka masih ingin berlama- lama saling memeluk satu sama lain juga menciumnya. Itu semua sebagai komunikasi dan luapan rasa mereka. Betapa mereka sebenarnya tak ingin berpisah walau hanya sedetik. 


“Hati- hati, ingat pesan Isya juga!” bisik Isyana.


Binar mengangguk dan memberikan jempol. 


Setelah berpamitan pada Isyana Binar pamitan pada Bu Dini. Binar pun berangkat menyusul Bintang dan yang lain yang sudah berangkat lebih dulu ke kantor.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 230"