Istri yang terabaikan Bab 228

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


Bermanja.


“Lhoh, Kakak Ipar, ambil jurusan HI juga?” tanya Bintang saat berkumpul dan bercengkerama di ruang keluarga Bu Dini. 


Isyana mengangguk. 


“Iyah,” 


“Ajarin tuh, Tang biar dia cepat lulus! Bintang ini cumlaude lho, Yang! Kamu bisa belajar banyak sama dia!” sahut Binar. 


Isyana langsung mendelik, hatinya sesak tidak suka. Kuping Isyana panas memuji perempuan lain. Akrab dan dekat saja Isyana tidak rela, apalagi memuji dan suruh berguru. Jelas Isyana semakin terbakar. 


“Mas, Isyana kan juga baru mau naik semester dua, mau gimanapun lulusnya masih 3 tahun lagi! Nggak ada pengaruh belajar, dari Mbak Bintang atau enggak!” jawab Isyana menolak berguru pada Bintang tapi dengan bahass yang halus. Dia merasa diremehkan dan ingin menunjukan dia juga bisa lulus tepat waktu, tapi tepat waktunya ya tetap masih lama. 


“Lhoh.. Kaka Ipar baru kuliahnya?” tanya Arya.


“Ehm...,” Isyana berdehem melirik Bu Dini tidak nyaman. Isyana tidak mau adik- adik Binar yang baru pulang dari luar negeri ini tahu masalalunya. 


“Iyah!” 


“Udah, sih. Kakak Ipar nggak usah kuliah, ada Kak Binar inih. Capek tau kak kuliah, dunia kerja itu kejam!” celetuk Bintang malah mengendorkan Isyana dan semakin membuat Binar tersenyum senang. 


“Naaah, tuh. Dengerin Yang! Udah nggak usah kuliah aja!” sahut Binar. 


“Bintang, aja pengen cepet- cepet nikah, Kak. Biar ada yang nyariin duit. Hidup enak. Tinggal rawat diri, nongki- nongki, abis tinggal minta. Cita- citaku sebenarnya ingin menikah dengan pria kaya. Bukan jadi pegawainya Bang Binar begini, dimarahin wae. Huh!” jawab Bintang lagi nyeletuk. 


“Huuu...,” Arya dan Dion langsung melempari Bintang dengan snack di depan mereka. 


Bintang memang tipikal seperti Dina, realistis, asal ceplos dan apa adanya. Tuan Priangga yang sedang menyeruput kopi sampai hampir tersedak melihat anak asuhnya begitu. Bu Dini pun hanya mengulas senyum, sementara Binar melirik ke Isyana. 


“Jangan dengerin, Kak.. dia mah gitu!” celetuk Dion. 


“Gua doain lu, nggak dapet- dapet jodoh niatnya udah jelek gitu!” sambung Arya. 


Selain Isyana semua jadi membulli Bintang dan suasana jadi hangat. Akan tetapi, Isyana yang sejak awal tidak suka dengan Bintang yang terlalu dekat ke Binar mendengar pernyataan Bintang semakin bertambah khawatir dan cemburunya. Isyana jadi merasa kalau kedekatan Bintang bukan karena Binar dia anggap kakak, tapi memang ingin punya suami seperti Binar. 


Isyana langsung inisiatip mendekatkan duduknya dan merapat ke Binar lalu bergelayut manja. 


“Kuliah kan nggak harus untuk kerja, Mbak. Aku ingin selesaikan kuliahku biar Mas Binar bisa bangga sama aku dan kelak bisa imbangi anak- anakku!” jawab Isyana cerdas. 


“Kalaupun urusan kerja, terserah Mas Binar aja nanti ijinin atau enggak!” jawab Isyana lagi. 


Bu Dini  tersenyum lagi. Bangga akan jawaban menantunya. 


“Tuh dengerin, tuh, itu baru bener!” sahut Dion lagi. 


“Kakak Ipar, kamu memang keren Kak. Aku semakin mantap jadi penggemarmu!” sahut Arya yang tadi memanggil Isyana dhek, sekarang berubah jadi kaka Ipar. 


Mendengar gurauan Arya, Binar jadi bangga, tapi langsung posesif tidak. Isyana miliknya tidak boleh ada orang lain. Sementara Isyana tersipu.


“Ye...,” sahut Bintang lagi. 


“Sudah.. sudah. Jadi nggak dikerjain kan? Gegara ngobrol. Ayo balik ke topik awal. Apa planning kita nanti!” sela Tuan Priangga. 


Rupanya, Dion, Arya dan Bintang adalah tim Binar. Mereka setara dengan Saka. Hanya saja Saka, difokuskan menghandle perusahaan di dalam negeri. Sementara trio wek- wek ini, mereka yang aktif di luar negeri. Mereka nanti yang akan bantu Binar. 


Alasan Binar menginap, walau di rumah mereka juga melakukan meeting santai tentang agenda mereka di luar. Isyana ikut nimbrung dan dia baru tahu kalau Bintang cakap menemui beberapa pengusaha di luar negeri dulunya dia juga kuliah hubungan internasional. 


Bu Dini pun mendukung Isyana untuk ikut meeting walau entah paham atau tidak. Tapi setidaknya dia punya gambaran dan motivasi. Syukur kelak suatu saat nanti, walau tak terikat kerja, dia bisa selalu dampingi Binar jika ada perjalanan bisnis ke luar negeri. 


“Ya Pah!” jawab semuanya dan kembali fokus ke laptop mereka. 


Jika Tuan Priangga, sudah mengeluarkan titah, semua pun jadi patuh termasuk Binar. Walau tidak di kantor, mereka meeting serius sampai jam menunjukan pukul 11 malam. 


“Kita tidur dulu, lanjut besok ya!” tutur Tuan Priangga. 


“Ya Pah!” jawab semuanya. 

Karena sudah tahu kondisinya. Isyana malam itu patuh tidur di rumah Bu Dini, dan akan pulang ke kota B pagi- pagi bersama Bu Dini. 


Setelah dibubarkan Tuan Priangga mereka semua pun menuju ke kamar masing- masing. Sepanjang berkumpul dan ada Bintang. Isyana terus menempel ke Binar tanpa malu. Bahkan saat berjalan menuju ke lantai atas, dia minta digandeng. 


Bahkan sesampainya di kamar Isyana terus menguntit Binar. 


“Kamu kenapa sih?” tanya Binar lama- lama malah dia yang rasa aneh saat Isyana berlebihan. 


“Kenapa gimana?”


“Mas mau kenciing kamu mau ikut?” tanya Binar. 


Isyana berhenti dan manyun. 


“Jangan lama- lama. Isyana tungguin! Eh Isyana ikut masuk aja!” jawab Isyana. 


Binar pun menatap Isyana dengan tatapan penuh tanda tanya. 


“Mas Cuma mau buang air. Kita di kamar yang sama! Beneran mau ikut?” jawab Binar. 


“Isya mau sikat gigi, dan cuci muka kok!” jawab Isyana. 


Binar pun mengangguk. Akhirnya ke kamar mandi pun mereka bersama, sampai merbahkan diri hendak tidur mereka juga bersama. 


“Kamu takut, ya Mas mau pergi!” tanya Binar kemudian sambil menghadapkan mukanya membelai rambut Isyana. 


“Masih tanya lagi. Iya lah!” 


“Takut kenapa emangnya?” 


“Takut Mas centil- centil sama Bintang!” jawab Isyana. 


“Hhhh...” Binar pun hanya menghela nafasnya. 


“Jangan bilang, dia adik Mas dan anak kecil. Walau Mas tahu masa kecilnya dia dan kalian tumbuh bersama. Tapi kalian tidak ada hubungan darah. Bahkan Bintang lebih tua dari aku!” jawab Isyana cepat. 


“Iya.. iyaa...!” jawab Binar lagi. 


“Pokoknya, nggak boleh bersentuhan dengan perempuan manapun selain aku!” jawab Isyana ternyata sekarang lebih posesif dari Binar. 


“Ya..,” 


“Aku mau Mas juga pakai alat kita waktu itu!” celetuk Isyana lagi. 


“Woah?” pekik Binar semakin heran, bahkan Isyanas ingin terus mengawasi pergerakan Binar. 


“Mas milikku!” jawab Isyana lagi sambil cemberut. 


Binar semakin menelan ludahnya. Dan tanpa Binar duga, tiba- tiba tangan Isyana merayap menelusup masuk ke celah celana Binar. 


“Say_yaang!” rintih Binar tidak tahan ternyata sekarang Isyana mulai pandai. Dan semakin tidak Binar kira, Isyana bangun dari tidurnya dan berpindah ke duduk ke hadapan Binar. 


“Mas mau lagi?” tanya Isyana. 


Binar mengangguk cepat. 


“Hu_uh. Lakukan!” jawab Binar sangat senang.


Isyana dengan cepat menarik celana Binar ke bawah. Dia pun kembali memanjakan Binar.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat adminnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 228"