Istri yang terabaikan Bab 212

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.

Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


212 Polisi.


Entah apa yang dilakukan Binar dan Isyana selepas subuh, yang pasti pukul 06.30 Putri terbangun tak mendapati Mommy sambung yang saat beranjak tidur di sampingnya.


Akan tetapi ada di atas sofa meringkuk bersama Daddynya, berada dalam pelukan Daddynya.


Putri yang tak pernah melihat pemandangan itu saat Mommy kandungnya masih hidup hanya terbengong. Terlebih Putri melihat pakaian dalam Daddynya terserak di lantai, Daddynya tidur mengenakan sarung.


“Daddy sama Mommy ngapain tidur di situ?” gumam Putri mengucek matanya.


“Orang tua itu sering aneh... Kamar Putri luas, kamar Mommy Ara juga sangat luas, kenapa Daddy sama Mom Isyana tidur sempit- sempitan begitu?”


Putri yang pintar kemudian turun dan melihat pakaian dalam Daddynya.


“Iiiisssh, Daddy jowlook. Kata Mbak Nik kalau pakaian berserak di lantai kan di datangi semut sama kuman, bisa gigit nanti!” gumam Putri lagi.


Entah apa yang terjadi tapi mereka benar- benar ceroboh. Untungnya Isyana masih berpakaian lengkap, hanya celana Binar yang di bawah.


Putri melihat secercah cahaya yang masuk melewati celah jendela. Putri mengerahkan tenaganya, menyibak tirai dengan tangan kecilnya. Dan benar saja, matahari telah naik begitu terangnya, begitu tirai terbuka semua sinar matahari masuk.


“Sudaah siang rupanya?” celetuk Putri lagi lalu melirik ke Mommy dan Daddynya tumben sekali mereka bangun siang.


“Em..m.m.pt,” Binar dan Isyana yang terkena pancaran sinar matahari langsung silau dan terbangun.


“Putriiiii...., silau, tutup lagi!” panggil Binar menutup matanya dan sedikit menggeretu. Binar kan masih ngantuk dan ingin tidur.


“Em,....,” sementara Isyana begitu sadar langsung panik dan melepas kungkungan Binar. “Astaghfirulloh kenapa kesiangan begini?” batin Isyana bangun dan baru sadar pakaian atasnya belum dikancing, Isyana pun segera merapihkanya.


“Iiiih... Daddy sama Mommy kenapa sekarang jadi pemalas, sudah siaang, belum bangun!” ucap Putri tanganya berkacak pinggang dengan wajah manyun siap memarahi Daddynya.


“Maaf Sayang... Mommy ketiduran!” jawab Isyana memberikan senyum ke Putri dan berjalan mendekat.


Baik Binar dan Isyana masih belum ada yang sadar kalau celaana Binar terserak di lantai. Jika Isyana bangun menghampiri Putri, Binar hanya mengubah posisi yang tadinya memeluk Isyana berganti miring ke arah kebalikan sambil menutup wajahnya dengan tanganya. Binar kan memang belum tidur.


“Hmmm... kenapa Mommy sama Daddy tidur di sofa kamar Putri sih?” ceplos Putri. “Empet empetan lagi!”


“Ehm....,” dehem Isyana malu.


Isyana tidak bisa menjelaskan alasanya. Isyana tidak bisa menunaikan kewajibanya dalam bentuk apapun di kamar bekas Bu Tiara. Di kamar lain Binar banyak alasan.


“Tadi pagi nggak sengaja ketiduran Sayang. Selepas sholat subuh, Daddy nggak berniat tidur, ngobrol- ngobrol bentar terus ketiduran, Daddy pulang dini hari jadi ngantuk." jawab Isyana


“Ohh...,” Putri mengangguk.


“Sekarang mandi yah! Yuk mandi sama Mommy yuk!” ajak Isyana kemudian.


“Mommy tunggu, Daddy tidurnya nggak pakai celana ya?” celetuk pUtri lagi.


“Ho...,” pekik Isyana melongo dan terkaget, kok Putri sampai tanya itu? Perasaan anak konda yang tadi pagi dia sapa sudah rapi tertutup sarung.


“Nanti jadi sarang semut atau nyamuk lho, kalau pakaian ditaruh di bawah, masa Daddy lepas celana ditaruh dibawah?” ucap Putri lagi.


Isyana pun semakin tercengang dan matanya membulat sempurna. Isyana segera menoleh ke lantai lebih tepatnya di bawah sofa. Celana Binar memang tergeletak acak. Isyana pun menyeringai malu.


“Itu jatuh Sayang. Daddymu ngantuk jadi nggak sadar!” jawab Isyana beralasan.


“Daddy jorook!” ejek Putri lagi.


Isyana hanya tersenyum.


Isyana pun segera mengambilnya sambil menatap suaminya yang heranya malah ngorok. “Ceroboh banget sih Mas?” gumam Isyana pingin jitak Binar.


Isyana kemudian segera ajak Putri mandi dan bersiap sekolah.


Sepanjang mandi, Isyana jadi berfikir, cepat atau lambat, apalagi setelah tahu Binar lumayan aktif, sepertinya Isyana butuh ruang privasi.


Tapi Isyana benar- benar tidak bisa kalau harus melalukan hal iin tim di kamar bekas Bu Tiara.


Isyana merasa Putrilah yang berhak menempati kamar ibunya beserta semua kemewahanya. Tapi bagaimana Isyana jelaskan ke Putri kalau Isyana ingin tukaran kamar.


“Daddy nggak ikut sarapan, Mom?” tanya Putri sudah cantik dan siap sekolah.


“Daddy pulang pagi Nak, tuh tidurnya sampai ngorok gitu, Mommy nggak tega bangunin. Putri sama Mommy, sama Nenek dan Kak Dina aja ya!” tutur Isyana


“Oke! Emang Daddy pulang jam berapa? Katanya nggak mau pulang,” ceplos Putri lagi mulai bisa menengarai janji dan ucapan.


“Jam berapa ya? Sebelum subuh! Daddy kan sangaat sayang dan rindu sama Putri, jadi Daddy nggak bisa lama- lama nggak pulang!” jawab Isyana menghibur Putri.


“Oh gitu? Tapi dulu Daddy sering pergi lama dan nggak pernah pulang dini hari! Daddy juga sering ninggalin Putri sama Omma..” jawab Putri lagi, Putri tidak pandai dirayu dan dibohongi.


“Ehm...,” Isyana jadi gelagapan. Ya Binar kan rindu beratnya bukan sama Putri, tapi istri barunya.


“Mungkin kalau dulu kepentinganya lebih banyak dan lebih penting, kalau sekarang udah selesai!” jawab Isyana lagi.


“Yayaya!” jawab Putri.


Isyana pun mengajak Putri turun, karena sudah siang, Dina sudah hampir berangat sekolah. Semua pun bertanya dan heran kok tumben Isyana dan Putri keluar kamar siang.

“Maaf!” jawab Isyana.


Dina tidak menjawab tatapan Dina malah salah fokus ke leher Isyana.


“Ehm... ehm.... sepertinya kita emang nggak usah nungguin Teteh Nek,” celetuk Dina.


“Hum...,”


“Iya... teteh pasti akan telat terus, secara, mulai sekarang Teteh ada jam lembur malam terus, Nek!” celetuk Dina lagi.


“Dina!” pekik Isyana.


“Rambutnya nggak usah dikuncir, Teh. Dina masih kecil!” ucap Dina lagi. Dina masih kecil tapi suka baca- baca bacaan orang dewasa, teman- teman Dina di dunia ngamen dan jualan di pasar juga orang dewasa sehingga Dina dewasa sebelum waktunya.


Semua jadi menoleh ke Isyana.


Nenek langsung menginjak kaki Dina. Dan Dina mengaduh.


Putri yang anak kecil tidak mudeng arah pembicaraan orang dewasa, tapi karena semua menoleh ke Isyana. Putri ikut menoleh.


“Mommy kenapa lehernya? Mommy gatal? Digigit semut?” celetuk Putri.


“Hoooh!” pekik Isyana wajahnya langsung merah padam. Isyana langsung melepas ikat rambutnya.


“Iya Sayang! Tapi udah sembuh kok!”


“Tuh kan? Makanya kalau pakaian itu jangan asal taruh di lantai!” celetuk Putri lagi.


Isyana pun semakin gelagapan tidak bisa menjawab, semua jadi tambah tanda tanya.


“Ehm... sudah siang kan? Cepat selesaiakan makanya!” ucap Isyana memutus suasana menyebalkan di meja makan pagi itu.


Supir kemudian mengantar Dina dan Putri ke sekolah.


Isyana pun kembali ke kamar. Isyana malu sama Nenek ataupun Mbak Nik. Walau pernah bersuami, tapi saat bersama Lana Isyana kan tidak pernah menemui hal- hal semacam itu.


Isyana melihat jam, undangan ke kantor polisi masih jam 9. Sementara sekarang masih jam 7. Isyana pun membiarkan suaminya tidur terlebih dahulu.


“Aku harus segera bahas masalah kamar ke Mas Binar,” batin Isyana melihat ke cermin.


Ya Binar jauuh berbeda dengan Lana, jika dulu Lana kasar dan to the point. Jika Binar walau belum melakukan shoot inti dan merambah ken pusat, Binar sudah mampu memmbuat Isyana terbang melayang.


“Tapi bagaimana cara bicaranya ke Putri? Kalau aku nunggu lantai 3 jadi pasti akan sangat lama?” gumam Isyana lagi


****


Di rumah Mika.


“Bapak menguliahkanmu, dengan susah payah, mana bukti omong kosongmu, kamu kuliah sambbil nyari uang dan lulus langsung kerja? Pulang- pulang malah memalukan begini. Perawan bukan janda juga bukan bahkan statusmu tidak jelas! Malah jadi beban keluarga, bangun!” omel Bapak Mika masih kesal ke anaknya.


“Iiiih,” Mika yang ingin bermalas- malasan dimarahi bapaknya pun melawan dan mengeratkan selimutnya.


“Banguun!” omel Bapak Mika lagi menyeret selimut Mika.


“Bapak apaan sih? Mika ngantuk Pak!” jawab Mika malah membentak bapaknya.


“Kurang ajar ya kamu. Lihat ini sudah jam 10.00 bangun! Tidur terus!”


“Paak... aku itu anak Bapak kan? Ini rumah aku kan? Kenapa sih tidur di rumh sendiri berasa di penjara. Diatur- atur. Mika ngantuk Pak!” jawab Mika lagi.


“Astagah, siapa yang ngajarin kamu begini. Kamu perempuan, bantu ibumu, bersih- bersih rumah atau setidaknya bantu asuh adikmu!” ucap Bapak Mika lagi.


“Iiiih malas banget sih, dia bukan ibuku! Udah ” jawab Mika lagi.


Ya orang tua Mika memang bercerai, perempuan yang bersama ayah Mika sekarang ibu tiri. Ibu kandung Mika tidak tahan hidup dengan ayah Mika yang bergaji sedikit dan menikah lagi dengan pengusaha luar negeri.


Ayah Mika kemudian menikah lagi dengan ibu rumah tangga dan dikaruniai 3 orang anak. 1 sudah SMP, satu masih sd dan satu balita. Itu sebabnya Mika kurang perhatian dan menuruni sifat ibunya.


Ayah Mika pun habis kesabaran, ketimbang mengurusi anak sulungnya yang durhaka dan membuat tensinya naik dia lebih baik bantu istrinya.


“Jangan berantem terus Pak. Wong anak nggak pernah pulang sekalinya pulang malah bertengkar terus?” tegur Ibu Tiri Mika sambil suapin balitanya makan.


“Tapi keterlaluan, Bapak nggak enak sama kamu Bu, masa Ibu sudah beres masak, sama cuci baju dia belum bangun. Kuliah temanya pada wisuda nggak wisuda- wisuda juga! Katanya menikah tau- tahu cerai gitu aja. Bapak kan sejak awal sudah kasih tahu jangan mau nikah siri, jadi begini kan?”


“Ya sudah nanti kita bicarakan baik- baik, tanya apa sebabnya,” jawab Ibu Tiri Mika lagi.


Di saat yang bersamaan tiba- tiba ada yang datang.


“Permisi?” sapa pria berseragam. Bapak dan Ibu Mika kemudian menoleh.


“Polisi?”


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat admitnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 212"