Istri yang terabaikan Bab 208

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


208 Pulang ke Alamat asli.


Binar pun menjelaskan detail keadaan Lana sesuai cerita Arbi. Isyana menelan ludahnya kaget dan tersentak mendengarkan setiap kata yang suaminya susun.


Bukan bahagia atau GR mendengar mantan suaminya yang jahat sekarang dirawat intensif karena overdosis menginginkan dirinya kembali, tapi Isyana prihatin.


Tuhan benar- benar sangat mudah membalikan keadaan. Rasanya ngilu mengingat semuanya. Lana yang dulu menghina Isyana kenapa sampai serendah itu.


Bahkan sesaat Isyana terdiam dan matanya berkaca- kaca. Hanya saja ada Dina dan Putri, Isyana tidak mungkin menangis jadi dia tahan sambil menghadap membelakangi Putri dan Dina.


"Astaghfirulloh. Kasian sekali Mas. Kok bisa ya Mas. Mas Lana sampai gitu?" tutur Isyana kemudian setelah Binar selesai cerita.


"Ya bisaa.. makanya kamu jangan terlalu menarik jadi orang, kalau cantik ya udah cantik aja, jangan ditambahin imut sama ngangenin," jawab Binar malah ngeledekin Isyana.


Isyana yang tadinya serius dan sedih, jadi hilang sedihnya. Malah pipinya mendadak merah.


"Ih apaan sih?" jawab Isya tersipu malu- malu imut sekali. Binar jadi senang melihat Isyana tersipu salting begitu.


"Bukan karena Isya ya Mas. Mas Lana aja yang nggak punya iman!" imbuh Isyana mengelak.


"Nggak emang kamu keknya biang keroknya. Pake pelet apa sih? Mas mungkin lebih parah lho kalau kehilangan kamu!" goda Binar lagi.


"Iih apan sih ngelantur ngomongnya. Mas kan yang ajarin Isya. Punya mulut dijaga. Pamali ngomong buruk!"


"Oh ya ya. Ampun- ampun. Maaf Sayang. Mas mau terus sama kamu, sampai Putri punya Cucu. Sampai maut memisahkan!" rayu Binar lagi


"Aaamiin,"


"Udahan dulu ya, Mas mau berangkat!"


"Ya udah. Mas hati- hati ya. Jangan buat keributan sama Bu Mutia!” tutur Isyana lembut memberi pesan ke suaminya.


“Iya Sayangku, kapan sih Mas buat keributan sama?” jawab Binar.


“Ya Mas kan sama Mas Lana sukanya berantem?” jawab Isyana mengelak lagi.


Binar terkekeh mengingatnya bahkan bekas tonjokan Lana masih ada.


“Kan berantem karena kamu, Sayang. Sekarang kamu udah jadi punya Mas. Nggak, mas nggak berantem, janji!" jawab Binar.


“Iiiish, dah ya kumatikan teleponya!” jawab Isyana.


“Kasih kiss dulu dong!” pinta Binar manyunin bibirnya.


Sayangnya Isyana balasnya bibirnya malah cemberut dan mencebik, kemudian menutup ponselnya.


Binar pun tersenyum melajukan mobilnya untuk menyusul Amanda menuju rumah sakit menengok Lana.


****


Di tempat Lain.


“Paak, Saya lapar,” tutur Mika mengiba di depan warung padang.


Sehari ini pagi- pagi Mika sudah diguyur air si pemilik toko tempat dia menginap semalam. Mika yang rambutnya acak- acakan akibat dijambak pacar Andre sampai sekarang belum sempat disisir karena sisirnya lupa tidak dibawa.


Wajahnya yang cantik, karena sudah seharian tidak tersentuh facial wash dan pelembab pun kusam, ditambah lebam biru bekas pukulan Lana dan cakaran pacar Andre membuat kesan pengemis semakin sempurna melekat pada Mika.


Mika yang uangnya sudah habis berjalan terus kedepan tanpa tau arah. Perhiasan yang dia curi dari Lana sudah dijadikan tebusan ke komplek dia digerebek.


Dia hanya tinggal punya jam tangan Lana yang mahal dan ponselnya, tapi toko yang Mika lalui belum ada toko yang menjual dan membeli barang tersebut. Mika juga masih butuh ponsel.


Para pelayan warung rumah makan itu kemudian menatap Mika dengan tatapan sinis dari ujung kaki sampai ujung kepala.


Bukanya kasih makan mereka malah tutup hidung.


“Haaisssh... kamu jangan ganggu tamu kami..., menjijikan sana pergi! Bau sekalii?” usir tukang penjual nasi.


Ya, Mika sejak ketahuan ehem ehem kan belum mandi. Walau belum ******* di ronde pas digrebek mereka sebelumnya sudah ehem- ehem ronde pertama. Ditambah sehari semalam lebih tidak mandi, aroma parfum alami di tubuh Mika sangat menyengat dan kentara. Bahkan Mika mulai merasa gatal.


“Paak saya lapar, saya minta makan!” tutur Mika lagi mengiba, karena perutnya mulai perih. Mika tak peduli apapun lagi, benar- benar malunya sudah hilang.


“Ini bukan panti sosial, sana pergi!” usir Tukang nasi lagi.


“Saya bayar setelah saya jual jam saya!” ucap Mika lagi menawarkan.


Sayangnya tukang Nasi tidak percaya dan tetap usir Mika malah sekarang usirnya dengan sapu.


Mika pun terpaksa pergi membawa luka yang menganga di hatinya. Mika menangis sepanjang jalan.


“Gue bukan pengemis, gue sarjana hukum, gue mahasiswa dengan IPK selalu cumlaude, gue cantik, gue istri Lana Hanggara.. gue nggak mau jadi gembel begini? Hiiiks hiiiiks hiiiks!”


Mika berhenti di pinggir jalan duduk bersimpuh sesenggukan.


Tetiba ada segerombolan anak nakal seusia SD kelas 5an, mereka ada 4 orang mendengar Mika menangis sendirian dengan rambut awut- awutan.


"Eeh ada orang gila!" teriak mereka.


Mika yang mendengarnya langsung menoleh dengan tatapan bengisnya.


"Eh dia noleh!" jawab segerombolan anak- anak malah itu kegirangan liat ekpresi Mika. Habis nangis terus menatap galak.


Anak usia segitu kan belum berfikir dewasa dan nakal- nakalnya. Mereka malah ingin iseng dan mengerjai Mika.


"Eh aku bukan orang gila!" bentak Mika.

"Eh dia jawab. Kita kerjain yuk?" celetuk salah satu anak itu.


Lalu anak yang lain setuju terus mereka bergandengan tangan membentuk lingkaran mengepung Mika dan rame- rame mengatai Mika.


"Oraang gilaa orang gilaa orang gilaa!" seru anak- anak itu sambil menari.


Tentu saja Mika yang waras dibuat pusing sampai ubun- ubun.


"Hhrrrrrggggg," jerit Mika mengamuk. "Aku bukan orang gilaa!" teriak Mika.


Anak- anak itu pun jadi semakin tertantang dan yakin Mika orang gila.


Mereka menjerit dan lari. Tapi masih sambil ngeledek Mika.


"Orang gilaaaa...!"


"Dasaar anak nakaal. breeengseek!!


"Orang gilaaa!" ledek mereka lagi.


Mika jadi dipermainkan anak- anak kecil, sampai Mika menangis dan kesal. Untung ada orang tua yang menegur anak- anak itu. Mika selamat.


Tapi Mika tetap sendirian dan orang tua itu tidak peduli hanya melirik Mika acuh.


Mika semakin tersudut dan terlunta.


“Siaaal. Kenapa hidup gue jadi begini. Gue bukan orang gila. Gue harus mikir. Gue nggak mau jadi gembel. Gue harus jual ponsel ini. Gue bisa tuker dengan yang second. Gue harus pulang ke rumah bapak!” batin Mika mempunyai ide.


Mika bahkan mengalami hal yang sama seperti Isyana menggantungkan hidup pada jual hape.


Mika berharap jual hape minimal dapat 1 juta seharusnya sih bisa 7jutaan.


Tidak peduli dia sudah durhaka dan memaki bapaknya tempo hari. Tapi Mika sekarang sudah tidak punya tempat tujuan. Mika masih punya orang tua.


Entah nanti bapaknya mau menerimanya atau tidak. Mika mau ke rumah bapaknya. Ke alamat asalnya sesuai ktp Mika yang berlaku.


Mika pun menatap ponselnya, harta yang bisa dia jual cepat saat itu. Sebelum dia menjual dia membuka layarnya.


“Ya Tuhan kenapa wajahku benar- benar seperti gembel?” batin Mika baru sadar kalau penampilanya persis gembel. Bahkan sekarang Mika memang gembel.


"Pantas mereka mengataiku gembel? Aku harus mandi tapi mandi dimana?" batin Mika melihat sekeliling.


Karena berlarian dikerjai anak kecil Mika sekarang berada di jalan tepi sawah. Masji atau temlat umum masih jauh adanya sungai kecil.


"Aku harus mandi?" batin Mika.


Mika pun berniat mandi di tepi jalan.


****


Di kantor polisi.


Suruhan Mika pun sudah selesai diperiksa dan menjelaskan detail dan jelas kalau mereka disuruh Mika membakar kontrakan Isyana.


"Oh kontrakan Ibu Isyana yang viral itu?" tanya Polisi.


"Iya Pak!"


"Kenal dimana sama Nyonya Mika?"


"Dari teman Pak?"


"Ada nomer ponselnya?" tanya polisi meminta data Mika hendak menangkap.


"Ada," jawab si pembakar kontrakan Isyana memberikan nomer ponsel Mika.


Sayangnya nomer yang dikasih tidak bisa dihubungi.


"Nama panjang Mika?" tanya Polisi.


"Tidak tahu! Saya hanya tau dia wanitanya Tuan Lana Hanggara. Dia pernah tinggal di sana!" jawab si tahanan.


Polisi pun segera mencatat.


Polisi hendak melapor pada Adnan tentang perkembanganya sayangnya Adnan yang pundung karena merasa ditolak dan dibohongi alias dicampakan Isyana Adnan malah mengabaikan telepon polisi


Meski begitu polisi tetap mendatangi rumah Lana.


"Bu Mika memang oernah tinggal di sini tapi sudah diusir, tuan Lana!" jawab ART Lana.


"Tinggal dimana Bu Mika sekarang?" tanya Polisi


"Saya tidak tahu!" jawab Art Lana.


Polisi kemudian pergi.


"Darimana kita dapatkan data tentang Perempuan bernama Mika ini? Nama panjangmya saja tidak tahu?" gumam salah seorang polisi.


"Kita tunggu balasan dari Mas Adnan," jawab rekan yang lain.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat admitnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 208"