Istri yang terabaikan Bab 207

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


207 Pemandangan.


Binar malas menemui Amanda di rumah sakit tempat Putra Lana di rawat. Binar pun tersenyum licik, di otaknya nongol ide jahat pada Amanda.


“Kriiiing!”


Dering telpon ruang bayi Isyana dirawat berbunyi.


“Selamat sore. Ruang NICU RSU Mutiara sehat, ada yang bisa kami bantu?” jawab perawat yang bertugas.


“Saya Binar Aksa, Sus!” jawab Binar.


“Oh ya, Tuan Binar, ada yang bisa kami bantu?”


“Apa para reporter masih memburu berita tentang anak saya?” tanya Binar.


“Sampai 30 menit yang lalu masih, tapi sudah security usir Tuan!” jawab perawat lapor.


Ya semenjak Bu Mutia menyebutkan nama rumah sakit dan pihak rumah sakit membuat klarifikasi terkait prosedur penjengukan di rumah sakit. Jika ruang nicu hanya ibu bayi yang boleh masuk, keluarga lain lewat kaca dan mengenai informasi rekam medis hanya pihak keluarga atau wali yang boleh tahu, citra rumah sakit mutiara sehat jadi terkenal baik.


Bahkan wartawan yang penasaran seperti apa rupa Isyana, juga diam- diam curi- curi informasi.


Sayangnya Isyana sudah Binar bawa pulang cepat. Reporter yang taunya kediaman keluarga Priangga di ibukota pun memburu rumah Tuan Priangga. Untungnya Isyana tidak jadi pulang ke Ibukota jadi Isyana tidak terusik.


“Oke Bagus. Apa ada pengunjung yang perempuan tinggi rambut pirang panjang?” tanya Binar lagi.


“Oh iya Tuan, ada, baru saja tanya ke sini, itu sedang berbicara dengan teman saya!”


“Aiiiissshh... cepat beritahu dia. Istriku sudah dipindah ke rumah Sakti Bakti Sehat! Jangan kasih tahu kalau putraku masih di ruang itu. Tutup saja jendelanya!” tutur Binar iseng.


Menurut keterangan Arbi Lana dirawat di rumah sakit Bakti Sehat. Binar kan tau dalam hal pekerjaan kalau sedang rapat yang paling menyebalkan dan satu tower dengan Amanda adalah Lana.


Binar mau mengerjai Amanda, daripada usilin Isyana dan anaknya. Mending Amanda kasiy support dan jenguk Lana.


Amanda adalah rekanan baik bagi Binar dalam pekerjaan mengingat orang tua Amanda pemilik pabrik bahan mentah pabrik Binar. Tapi Binar kesal karena Amanda terus mengejarnya.


Padahal sejak dulu, Binar sudah bilang anggap Amanda profesional kerja, sahabat. Cinta Binar untuk Tiara, bahkan Amanda kenal Tiara.


Dan sekarang Tiara sudah tiada, perasaan Binar tetap, Amanda hanya rekan profesional. Pemilik hatinya adalah Isyana.


“Ya Tuan!” jawab perawat.


“Oke makasih Sus. Bagaimana perkembangan bayi saya? Bisa divideokan, istriku ingin melihatnya! Dia bisa ngedrop memikirkan bayinya Sus. Tolong yaa!” tanya Binar lagi ingat istrinya.


Binar tahu semalam Isyana hampir menangis memikirkan bayinya.


“Ya Tuan!” jawab perawat.


Jika menurut undang- undang, mengambil gambar selama di ruang rawat kan tidak boleh. Jika Binar yang masuk dan merekam juga tidak boleh, karena Isyana sang ibu ada di rumah, Binar pun meminta kemanusiaan ke perawat meski berbohong mendramatisir keadaan Isyana. Padahal Isyana sangat positif thingking dan terus berdoa agar sehat dirinya dan bayinya.


“Bagaimana apa berat badanya sudah nambah? Apa nafasnya masih sesak? Apa sudah boleh minum?” tanya Binar banyak.


“Alhamdulillah hari ini sudah BAB, BAK terpantau lancar, berat terakhir tadi pagi 1370 gram naik ya Pak. Untuk minum masih 3 cc infantrini ya Pak, masih lewat selang OGT... nafas terpantau baik, bayi mulai menangis!” jawab perawat lengkap.


Meski ASI Isyana belum keluar banyak, tapi bayi Isyana mendapatkan infus berbagai cairan, mulai cairan elektrolit, protein dan juga cairan lipid atau lemak, juga minum yang diresepi khusus untuk bayi kecil untuk mengejar Berat badan bayi Isyana.


Binar sangat lega mendengarnya walau bukan anak kandungnya, tapi bayi itu kebahagiaan Istrinya. Bayi Isyana dalam waktu 3 hari naik 70gram, itu sangat Binar Syukuri.


“Makasih, Sus!” jawab Binar senang.


Binar kemudian menelpon rumah sakit Bakti Sehat yang kebetulan itu adalah rumah sakit milik Suntech letaknya juga dekat dengan kantornya.


Kemarin Bu Mutia hanya memburu cepat, yang penting Lana selamat, jadi Bu Wira ke rumah sakit di samping kantor Suntech.


Karena rumah sakit salah satu anakan usaha Suntech, Binar pun mudah mengkoordinir tentang pegawainya.Mereka kan bawahan Binar. Binar menguasai semua aksesnya.


“Sus...,”


“Ya Tuan!”


“Tanya identitas setiap pengunjung yang masuk. Kalau ada yang namanya Amanda, tanya pasien bernama Isyana Putri Anjani. Beritahu dia kamar tempat Tuan Lana dirawat ya!” tutur Binar mengkoordinir pegawainya


“Ya Tuan!” jawab petugas di depan pintu masuk ruang rawat.


Binar menutup teleponya sambil tertawa puas, sembari melipat bibir tebalnya.


Binar yang hobby nyetir sendiri jika bepergian jarak dekat pun segera meninggalkan rumah sakit Mutiara Sehat.


Dan benar saja begitu Binar keluar, Amanda segera keluar.


Binar pun cerdas, dia tidak langsung keluar menuju ke rumahnya, tapi Binar belok ke salah satu kafe di dekat rumah sakit, menunggu Amanda berjalan duluan.


Setelah melihat Amanda Binar membuntutinya dari belakang.


Binar kan juga ingin jenguk Lana. Kalau nanti ada Amanda dia kan tidak diusir.


Binar juga ingin, daripada Amanda jomblo kejar- kejar dia mending urus Lana saja. Barangkali Lana jadi sadar.

Sambil menunggu Amanda lewat, Binar mengirim video laporan Putra Isyana pada Istri tercintanya.


Dan setelah yakin Amanda lewat, Binar masih sempat video call istrinya. Karena pesanya tidak segera dibalas.


“Hai Sayang! Kok lama angkatnya?” sapa Binar.


Di layar ponselnya kini nampak Isyana lebih segar bahkan kancing dada Isyana terbuka, tentu saja Binar sangat senang dan matanya langsung menyala.


“Ada apa Mas? Isyana lagi perah ASI..., maaf belum sempat buka wa ” jawab Isyana terlihat sibuk membenahi sesuatu.


“Oh... nanti kalau Mas pulang Mas aja ya yang perah!” goda Binar lagi dan tatapanya fokus ke belahan dada Isyana yang sedikit menyembul


“Iiiiisssh,” desis Isyana manyun. “Ada apa?” tanya Isyana "Cepet bilang jangan bercanda terus!” ucap Isyana tau tatapan Binar mulai nakal.


“Mas kirim video dhedhek, beratnya udah nambah lagi, Sayang!”


“Oh ya? Alhamdulillah senangnya, makasih Mas!” jawab Isyana langsung tersenyum senang mendengar berat anaknya nambah.


Seberappapun yang pentiny tambah.


“Oh ya? Putri udah pulang?” tanya Binarn kangen Putri.


“Udah, tuh lagi belajar sama Dina!” jawab Isyana lagi lalu mengarahkan kamera ponselnya ke anak dan adiknya.


“Putri Sayang, Daddy niiih!” panggil Isyana.


Putri yang lagi bermain buku mewarai dan isinya mencocokan huruf dan benda langsung berjingkat mendekat ke ibunya.


Isyana pun menyerahkan ponsel ke Putri.


“Haai Daddy!” sapa Putri dengan wajah manisnya yang mirip Daddynya.


“Hai sayang... malam ini tidur sama Mommy ya. Daddy nggak pulang lagi! Nggak apa- apa Kan?


“ Ya Dad! Nggak apa- apa. Putri happy ada Mommy dan Kak Dina!” jawab Putri biasa saja ditinggal Daddnya bahkan terkesan cuek dan inngin cepat bermain lagi.


"Oke.. anak Daddy pintar ya!"


“Putri lagi belajar sama Kak Dina. Udah ya Daad!” jawab Putri tidak suka video callan dengan Daddynya dan langsung menyerahkan ponselnya ke Isyana lagi.


Binar pun manyun dicueki anaknya.


"Lhoh kok udah?" cibir Binar kesal sekarang bukan prioritas lagi buat Putri.


Dan kini kembali bertatapan dengan istrinya.


Isyana pun tidak komentar.


“Kok ditutup Yang?” tanya Binar tiba- tiba.


“Apanya yang ditutup? Ini masih nyambung masih bisa telponann kita? Mas gimana sih?” jawab Isyana mengernyit, tidak mudeng.


Saat Putri memegang ponsel, Isyana merapihkan kancing dasternya. Maksud Binar kan biar saja dibuka buat jadi pemandangan Binar.


“Aih bukann itu?” jawab Binar garuk- garuk kepala yang tidak gatal.


“Terus apa yang ditutup?” tanya Isyana.


“Itu yang ada di dada kamu, biar aja mas lihat! Katanya mau merah!"


“Iiiiih dasarr me**sum!” pekik Isyana tertahan bicaranya dipelankan tapi sambil geram. Kan di salam satu ruang Isyana ada Putri dan Dina.


Ya... kamar Putri juga sangat luas, aktifitas Isyana semuanya masih di kamar Putri. Kelak kamar Tiara dan Binar untuk di tempati Putri. Dan kamar Putri untuk putra Isyana di masa depan.


“Hehe,” jawab Binar terkekeh.


“Udah selesai kok. Alhamdulillah mulai keluar Asinya setelah dipijat. Ada sekitar 10 cc ini Mas"


"Syukurlah! Sehat- sehat ya!"


"Iyaah. Oh ya. Mas udah makan?” tanya Isyana perhatian.


“Udah Sayang. Ya udah ya... mas mau jenguk Lana!” pamit Binar.


“Jenguk Mas Lana?” pekik Isyana kaget.


“Iyah!”


“Mas Lana kenapa?” tanya Isyana.


Jangan lupa klik perbab ya kak biar semangat admitnya maakaccihh 😘


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 207"