Istri yang terabaikan Bab 192

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


192 Gerebek


"Neeeeek....," teriak Dina histeris ke nenek.


"Naoon Diin. Ih. Pulang sekolah teriak teriak!" gumam Nenek malah mencibir Dina.


Nenek sedang menyiram tanaman Isyana di rumah belakang.


Dina sepulang sekolah sembari melepas kaos kaki duduk di bangku depan televisi iseng pencet remote. Tayangan yang muncul adalah muka perempuan tua, yang menitikan air mata di depan kamera. Siapa lagi kalau bukan Bu Wira.


"Nenek iiih. Buruu kadie taah... Teteh Nek. Teteh eta si nenek sihir ada di tipii!" teriak Dina lagi menambah volume televisi..


"Naon sih?" gumam Nenek jadi penasaran.


Nenek segera meletakan gayung airnya ke ember, mengeringkan kedua telapak tanganga pada kain yang menggantung lalu buru- buru ke depan.


"Astaghpirulloh," gumam Nenek langsung menuttup mulutnya.


Dada nenek seperti dihantam api panas mendengar penuturan Bu Wira, nafasnya mendadak tersendat sesak seperti ada yang mencekik.


"Pantas Teteh hapenya nggak aktip Nek," sambung Dina lagi lirih


"Ya ampun. Astaghpirulloh, eta si dhedhek bayi kumaha? Bayina selamat nte'? Cucu Nenek," tanya Nenek lirih dan tidak terasa mata nenek memerah tergenangi air.


Nenek sangat khawatir.


"Tapi katanya Teteh Nikah Nek sama Daddy nya Putri," ucap Dina.


“Mereka nikah?”


“Iya tuh nenek sihir itu bilang gitu, Nek!” jawab Dina asal.


“Plak!” Nenek langsung pukul paha Dina, mendengar Dina memanggil Bu Mutia Nenek sihir.


“Apa sih Nek?”


“Pamali, orang tua jangan dikatain Nenek sihir!” jawab Nenek.


“Ye... emang gitu. Jahat banget kan si Nenek bilang gitu. Mana ada Teteh begitu? Orang kita tahu sendiri, teteh jadi gelandangan lagi hamil, untung ketemu sama kita kan? Kita jadi saksi teteh ngamen sama kita pas lagi hamil muda. Dina denger sendiri Nek, gimana respon Mantan suami Teteh dan pacarnya itu ngata- ngatain teteh, katanya anak Teteh anak tukang sayur!” cibir Dina berapi- api dan menggebu- gebu.


“Iiiihhh Dina pengen remees itu bibir Nenek tua, dasar keriput, sok cantik lagi, pengen muntah Dina Nek. Emosi deh!” gerutu Dina terus.


Sementara Nenek langsung menyandarkan tubuhnya ke belakang.


“Kalau benar mereka nikah, nenek sih udah tenang, nenek percaya Tuan Binar Aksa bisa jaga Neng Isya!” tutur Nenek sambio menghela nafas dan menyeka air matanya.


“Aamiin, tapi kok bisa gitu ya Nek? Teteh banyak nyembunyiin sesuatu dari kita!” jawab Dina lagi.


“Coba hubungi Teh Isya. Atau Ibunya Tuan Aksa? Gimana keadaan Isyana? Gimana keadaan Bayinya!” tutur Nenek lagi meminta.


“Ya Nek!”


Dina kemudian menelpon Mbak Nik.


“Aduh punten Neng, Tuan belum pulang udah 3 hari ini. Nyonya tua sih di sini!” jawab Mbak Nik malah tidak tahu.


“Oh gitu... di rumah tenang- tenang wae gitu? Nggak ada huru hara?”


“Nggak, Non Putri sekolah biasa, Nyonya juga terlihat tenang saja!”


“Mbak Nik liat tayangan Lambe Sisa deh, coba tengok!” tutur Dina lagi.


“Duuuh kerjaan masih banyak Neng. Kalau nyonya tua dateng semua harus dibersihkan. Ini lagi mau bongkar- bongkar taman, maaf deh nggak sempat!” jawab Mbak Nik malah tidak peduli.


Dina memanh hanya bertanya tidak langsung oada intinya. Dina ingin tahu kebenaranya dulu.


“Iiiih penting inih!” jawab Dina.


“Udah ya, kalau Nyonya tua lihat aku telponan aku dimarahi, nanti aku telpon lagi!” jawab Mbak Nik malah buru- buru matikan telepon Dina.


“Iiiih aneh banget sih?” gerutu Dina.


Nenek di depan Dina pun menunggu dengan seksama.


“Apa katanya?” tanya Nenek sudah penasaran.


Dina pun menampakan wajahh tanda tanyanya juga.


“Mbak Nik nggak tahu apa- apa, Bu Dini juga nggak komentar apapun. Malah sedang berkebun. Kok gitu ya Nek?” tanya Dina heran.


“Hhhhh...,” nenek menghela nafasnya diam dan berfikir sejenak.


Dina mulutnya bergerak acak. Kenapa Bu Wira dan di akun gosip rame dan heboh, Bu Dini malah tenang tenang saja. Berkebun malah. Padahal kan jelas- jelas Bu Wira menjelekan anak Bu Dini.


“Ya sudah, nenek juga mau buat sapu aja!” jawab Nenek bangun dengan wajah datarnya lagi.


“Lhoh Nek , kok gitu? Ini gimana masalah teteh? Nenek nggak penasaran?” tanya Dina.


“Bukan nggak penasaran. Jangankan kita, kalau Bu Dini aja tenang kenapa kita harus risau?” jawab Nenek.


“Tapi ini berita tentang Teteh dan Tuan Aksa trending Nek!”


“Trending eta Naon?” tanya Nenek malah nggak mudeng.


“Aih Nenek, niih Cinta segitiga putra Tuan Hanggara, dihianati sahabat sendiri. Terus nih ini foto- foto Si laki- laki borokokok itu!” jawab Dina lagi menunjukan video acak Lana yang direkam amatir oleh pengunjung Rumah Sakit.


“Tapi Teteh nggak ada kan fotonya dan videonya?” tanya Nenek.


“Nggak sih, Nek!”

“Ya udah, nggak usah pusing- pusing, itu kan yang disorot mereka yang jadi pejabat!” jawab Nenek lagi.


Ya memang, di kalangan ibu- ibu yang tidak suka bergosip dan lebih memilih bekerja produktif, tentu saja menyelesaikan pekerjaan rumah atau pekerjaan yang manfaat lebih penting ketimbang urusin Bu Wira yang sedang memburu popularitas.


Begitu juga Mbak Nik dan Bu Dini.


Bu Dini tidak sempat memikirkan hal- hal buruk dan negatif, Bu Dini malah menyiapkan taman bermain untuk Putri dan anak Isyana kelak jika sudah pulang.


Itu sebabnya Bu Dini meminta Mbak Nik, Mang Ujang, teh Ely dan yang lain untuk membongkar taman belakang dibuat padang rumput lebih luas. Tanaman yang berserakan dirapihkan, sebab semenjak Bu Tiara tidak ada, bunga- bunga mereka tidak terurus.


Bu Dini memang tidak level dan bukan kelasnya memikirkan gosip murahan apalagi tak berdasar. Baginya itu juga tidak mempengaruhi kualitas hidupnya.


Bu Dini kan yang memberikan mas kawin cincin 2,5 Mnya, tentu saja Bu Dini tahu semua masalah anaknya. Tapi Bu Dini selalu berpositif thingking, suami dan anaknya bisa mengatasinya.


Bu Dini sengaja tidak banyak bercerita karena ingin memberi kejutan pada Putri.


Sudah bisa dipastikan Putri akan heboh minta ke Ibukota dan ribut untuk nempel pada Isyana. Padahal bayi Isyana kan masih di inkubator. Jadi biar saja, Bu Dini menunggu kabar, kalau Isyana sudah sehat.


“Laah tapi kasian Teteh di sana sendrian?”


“Kalau teteh butuh kita pasti hubungibkita. Percaya aja sama Tuan Binar Aksa! Jagain Neng Isya,” jawab Nenek berhenti melangkah dan nasehatin Dina.


Dina diam dan manyun, bagi Dina tentu saja tidak setuju dengan pendapat Nenek. Perempuan seperti Nek Mutia harus dilawan. Enak aja. Dina juga harus dengar dari Isyana.


“Ganti bajumu, makan! Ada PR nggak sana dikerjain!” sambung Nenek menasehati.


“Ya Nek!” jawab Dina.


Dina memang patuh pada Nenek dalam hal menaruh kaus kaki di kerangjang pakaian kotor, lalu ganti baju dan makan.


Sayangnya setelah makan Dina masuk ke kamar. Dandan cantik dan siap menyerbu netizen.


Dina mengupload foto Isyana ngamen lalu dia tag akun lambeSisa. Dina juga inbok akun- akun yang mengupload video Bu Wira untuk klarifikasi atau mau kasih video tentang Isyana.


“Teh Isyana itu di selingkuhi, bukan selingkuh. Bahkan Tuan Lana Hanggara sudah menikah dengan perempuan lain. Nih fotonya. Satu lagi, Teh Isyana diabaikan dan ditelantarkan sebagai istri. Teh Isyana hamil muda ngamen dan jualan bunga!” gerutu Dina gemas dan ngotot.


Dina kan yang hidup dengan Isyana selama berbulan- bulan satu atap mengais rejeki bersama, begadang keringetan.


Tak ada sekalipun, Isyana bersama Binar menikmati harta berwah- wah seperti yang dituduhkan.


Dina juga tahu berapa kali dan kapan mereka pergi. Selalu karena alasan ada Putri. Baru kemarin saja, menjelang ada masalah dengan Lana. Dina juga sangat tahu bagaimana kakunya Binar dan Isyana saat Bu Tiara masih hidup. Mana sempat mereka selingkuh


****


“Oh... oh... Andree.. enaak Ndre..,” Mika mengeluarkan suara emasnya sambil memejamkan matanya dan membuka lebar kedua pahanya.


Andre berada di bawah pangkal paha Mika, memainkan lidahnya memanjakan Mika.


“Do you like this?” tanya Andre.


“Yes...,”


“Buruan aku tidak tahan,” rintih Mika lagi dengan suara racunya


Andre pun berdiri menampakan mentimun kerasnya. Mika tentu saja matanya langsung biru.


Akan tetapi sejurus kemudian, saat Andre bersiap. Ponsel Andre berbunyi.


“Owh Shiiit!” umpat Andre dan Mika sama- sama kesal.


Andre menunda menerobos lubang gua Mika, dan melirik ponselnya.


“Siapa?” tanya Mika kesal.


“Pacarku!” jawab Andre malas.


Mika langsung cemberut. “Matikan atau buang saja!” jawab Mika.


“Oke Baby..,” jawab Andre,


Mika kemudian merebut ponselnya. Dan melempar acak.


Andre kemudian tersenyum, bukit indah yang ditumbuhi rumput tipis itu sudah melambai, pintu guanya mengeluarkan lahar hangat siap untuk dimasuki.


Akan tetapi baru sampai pintu ponsel berbunyi lagi.


Sambil menawarkan guanya. Tangan Mika yang satu meraih ponsel itu dan menggeser tombol hendak mematikan.


“Masukin aja Ndre cepat!” pinta Mika.


“Ya, Sayang!”


“Oh......,” le nguuh Mika.


****


“Shiiit...!” umpat pacar Andre.


Tanpa Andre dan Mika tahu, pacar Andre orang kaya dan sudah merasa pacarnya nggak beres menyalakan aplikasi pelacak.


Bahkan pacar Andre sekarang ada di depan kontrakan Mika bersama dua temanya.

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 192"