Istri yang terabaikan Bab 189

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


189 Drama


“Sudah, malam, Yang.. keramasnya besok aja!” tutur Binar tanganya menyabuni tubuh belakang Isyana.


"Tadi bilangnya, rambut bau, keramas abis ini!" jawab Isyana mendengus menirukan hinaan Binar pasca ijab tadi.


"Kan bercanda, Sayang. Nggak kok. Mas tahu kamu kan dua hari nggak mandi!" jawab Binar lagi.


"Tuh kan ngatain lagi?"


"Bukaan. Tadi bercanda. Sekarang kan yang penting udah mandi. Keramasnya besok aja, ya!" jawab Binar lagi meluruskan.


“Kata orang tua, sehabis melahirkan, baiknya keramas, Mas. Nggak apa- apa. Isyana sehat. Bantuin yaah!"


"Bener nggak pusing? Nggak ada hair dryer lho!"


"Rambutku kan pendek Mas. Wajahku tengadah dan angkat tangan biar infusku aman,” jawab Isyana nekad minta dikeramasi.


“Yakin kamu sehat dan nggak pusing?” tanya Binar sambil membilas.


“Kan mandi justru memperlancar aliran darahku, janji aku sehat!” jawab Isyana tetap ingin keramas.


"Oke!" jawab Binar


Sambil duduk di atas kloset duduk, Isyana pun dikeramasi Binar. Binar masih fokus membersihkan tubuh bagian belakang.


“Ehm...” dehem Binar tiba- tiba menelan ludahnya.


Kini tiba waktunya Binar menyabuni bagian depan tubuh Isyana.


Isyana yang sedari tadi sudah melepas urat syaraf malunya biasa saja.


Akan tetapi Binar yang gejolaknya terus meronta tetap gemetaran. Tidak berhenti tetap terus dia lanjutkan.


Binar sabuni dan bersihkan dua bulatan putih besar dengan tengah ada daging menonjol. Karena gemas setelah penasaran lama dan menahan lama, begitu di depanya tanpa ijin Isyana, Binar pelintir kelepasan dan rem mas sedikit.


“Aaak,” teriak Isyana mendelik. “Maas!” pekik Isyana.


“Maaf, mas kelepasan!” jawab Binar nyengir.


“Jangan main- main dulu, Isyana kedinginan kalau kelamaan! Tunggu abis nifas!” jawab Isyana menegur.


“Ya... maaf! Nyiciil dikiit!” jawab Binar nakal.


"Iiish, jangan!" desis Isyana menutupinya.


"Iya iya nggak! Sini lanjutin!"


"Janji!"


"Janji!"


Binar pun segera membilas dan memakaikan handuk. Pacar Saka pintar, Isyana dibelikan baju seperti blazer berkancing. Jadi, mudah dipakai juga dibuka. Binar pun memakaikan, tak lupa memakaikan pembalut jua tanpa jijik.


“Mas gendong yah!” ucap Binar setelah Isyana rapih.


Isyana kembali wangi, sangat segar dan terlihat sangat imut. Kulitnya seperti kembali muda. Rasanya ingin mendekap dan menghirup aroma tubuhnya.


“Nggak usah, kan kata perawat Isyana harus latian mobilisasi. Kelebihan lahiran normal kan pulih lebih cepat. Isyana mau cepat sembuh!” jawab Isyana rupanya sifat mandirinya sudah balik.


Binar mengangguk dan hanya membawakan infus Isyana.


Ya, demi buah hatinya, Isyana memaksakan diri dengan penuh tekad dan semangat harus pulih cepat.


Rasa nyeri pada luka jahitan pun dia tepis. Tapi memang jahitan Isyana tidak terlalu banyak karena bayinya kecil. Hanya sedikit di depan pintu lahir.


Binar menggantung infus Isyana dan merapihkan pakaian kotor. Setelah itu mengambil brosur tentang langkah- langkah pijat oksitosin dan breast care manual.


Binar tampak gugup tapi sangat ingin praktek juga. Isyana pun melihat semua keanehan suaminya.


“Biar bidan aja yang lakukan ya Mas!” celetuk Isyana ragu dengan Binar.


“Jangan!” cegah Binar cepat.


Saat edukasi di ruang bayi tadi. Binar juga sudah ditawari ada layanan dari rumah sakit untuk itu. Tapi Binar bersikukuh bisa.


Batin Binar enak aja, barang berharganya dipegang- pegang orang. Walau itu perempuan dan petugas kesehatan.


Walau bekas, pokoknya, miliknya ya hanya dia yang pegang.


“Mas yakin bisa dan efektif ngrangsang ASI? Jangan- jangan yang kerangsaang bukan ASI tapi cairan lain?” jawab Isyana cerdas.


Isyana bilang begitu karena dirinya juga merasa panas dingin. Pangkal paha Binar juga tercetak jelas ada gundukan keras.


“Ehm...,” dehem Binar plintat plintut.


“Mas,... profesional kok. Mas tanggung jawab dan bisa. Bentar yah, mas lihat tutorialnya di youtube!” jawab Binar kekeh meyakinkan Bisa.


Padahal sebenarnya baru tahu dan Binar sedang tegang akibat melawan jeritan adik kecilnya.


Binar lebih baik memaksa adik kecilnya mengalah ketimbang barang berharganya dipegang orang lain.


Binar pun serius memperhatikan video yang berisi ilmu, bukan otak kotor. Binar memperagakan secara bayangan dulu. Setelah yakin hafal, Binar menutup pintu dan meminta Isyana membuka kembali pakaianya.


“Jangan ngerangsaang yang lain ya Mas, yang dirangsang oksitosin dan prolaktinya!” tutur Isyana memberi teguran karena ikut mendengarkan peragaan di youtube.


“Yaa..., ikuti gerakan ini, duduk pegangan dan bungkuk bentar, mas pijat punggungnya!” tutur Binar.


Walau bukan bidan atau perawat, demi Isyana. Binar menjadi suami multilatenta. Binar pun memperagakan sesuai instruksi di youtube melakukan pijat oksitosin. Dan langkah demi langkah Binar lakukan dengan serius.


“Sekarang tinggal breast car. Duduk tegak!” ucap Binar.


“Isyana bisa sendiri!” jawab Isyana cepat.


Kalau pijat oksitosin kan di punggung belakang memang butuh bantuan. Breas care ternyat bisa sendiri.


“Mas aja!” jawab Binar ngotot.


“Di video ngelakuin sendri kok!” jawab Isyana.


“Mas aja dulu, nanti baru kamu!” jawab Binar lagi pokoknya ngotot mau praktek.


“Isshhh, kok maksa?”


“Jangan khawatir, tangan mas mengepal giji. nggak akan macem- macem!” jawab Binar sungguhan mengikuti prosedur ilmu.

“Oke...,” jawab Isyana percaya.


Isyana menghargai niat baik Binar.


Akhirnya walau sebenarnya Isyana bisa melakukan pijat paayudara sendiri, tapi Binar yang melakukan.


Akan tetapi, meski sudah diingatkan. Tanpa Isyana tahu ternyata, celana Binar sudah basah kuyup dan tergenang cairan kental. Belum Binar menyelesaikan sesuai teori. Binar sudah menyerah dan berhenti,


“Mas lupa, gerakan apalagi, setelah memutar,” ucap Binar sambil ekpresi matanya beberapa kali terpejam dan menelan ludahnya.


Rupanya tiap gerakan Binar menghayati selaras dengan keinginan adik kecilnya.


Isyana menatap suaminya aneh, sedikit curiga, tapi berusaha berposotof thingking. Sebab gerakan Binar memang sesuai instruksi ilmu di leaflet dan youtube. Sayangnya otak laki- laki kan bisa berkembang semaunya. Tanpa penyatuan atau terjadi gesekan, Binar tetap bisa keluar.


“Gimana sih? Makanya Isyana aja!” jawab Isyana mendengus.


“Ya. Lakukan sendiri, mas mau ke kamar mandi!” jawab Binar cepat.


“Oke!” jawab Isyana mengambil leaflet dari perawat dan memperagakanya sendiri.


Sementara Binar langsung ke kamar mandi mengganti pakaianya.


Isyana pun melihatnya aneh.


“Huuuuh,” ucap Binar menghela nafasnya.


Akhirnya hasil produksi bibit unggul dari tubuhnya kembali dia buang percuma. Entah kapan bisa tertampung dengan baik.


Binar memang risihan dan jijikan. Untung bawa serep celana banyak. Jika tidak bisa bau kemana- mana kalau tidak diganti.


****


Tidak peduli di luar apa yang terjadi dengan Lana. Isyana fokus berusaha mengasihi bayinya. Mengikuti semua nasehat perawat.


Karena melakukan sendiri dan serius tidak lama Isyana menyelesaikan semua langkah- langkah sesuai leaflet.


Lalu mencoba memerah dengan botol yang dibawakan oleh perawat.


“Belum banyak, Mas!” keluh Isyana menunjukan hasil perahanya ke Binar. Hanya sekitar 4 cc yang keluar.


“Nggak apa- apa, Sayang. Kan kamu udah mencoba, tadi juga uda dijelasin kan? Bertahap! Dhedhek katanya juga masih puasa dan perbaikan kondisi dulu. Nggak usah sedih!” jawab Binar sudah waras. Binar memberikan support ke Isyana.


Setelah cairanya keluar tanpa sepengetahuan Isyana, otak Binar jadi bersih dan bersikap dewasa.


“Iyah!” jawab Isyana mengangguk dan tersenyum.


Isyana bersyukur suamiya sangat dewasa dalam berfikir.


“Ya udah simpan dulu sesuai petunjuk perawat ASInya. Besok kita perah lagi. Sekarang makan malam, terus minum obatnya, tidur ya!” tutur Binar lagi mengambil ASI perahan Isyana dan menyimpanya di tempat yang disediakan Rumah Sakit.


“Iya..,” jawab Isyana patuh.


Binar pun mengambil makananya dan bersiap suapi Isyana.


“Isyana bisa makan sendiri Mas!” tutur Isyana mandiri.


“Kasih pahala lah buat Mas, mas suapin kamu!” jawab Binar.


Isyana tersenyum menatap suami tampan dan mesranya itu. Binar benar- benar memanjakanya.


Kemudian Isyana menangkap aneh. Isyana bau sampo dari rambut Binar.


“Mas mandi?” tanya Isyana.


Binar menoleh kaget, kalau ketahuan kan tengsin.


“Mas keramas juga?” tanya Isyana lagi memegang rambut Binar. Padahal Binar belum jawab.


“Ehm...,” dehem Binar malu ketahuan nih.


Isyana pun menatapnya dengan tatapan curiga,


“Mas risih jadi mandi lagi!” jawab Binar ngeles cepat.


“Kan mas baru saja mandi tadi sore?” sanggah Isyana.


“Kenapa sih emangnya. Mandi aja diributin!” jawab Binar ngeles lagi.


“Yaa... nggak gitu!” jawab Isyana mengalah tapi tetap rasa ada yang janggal.


“Udah cepat makan, abis itu minum obat terus tidur!” jawab Binar jadi pundung meletakan makanan di atas meja dan memilih duduk di sofa.


“Nggak jadi suapin aku?” tanya Isyana.


“Nggak! Mas ada kerjaan!” jawab Binar beralasan.


Binar mengambil ponsel dan tidak melihat Isyana.


Isyana pun manyun dan makan sendiri.


"Oh ya Mas. Ponsel Isyana mana?"


"Makan dulu. Minum obat abis itu tidur. Nggak boleh main ponsel, mikirin kuliah atau apapun itu!" jawab Binar mulai posesif


"Ishhh...," desis Isyana lalu melanjutkan makan. BBM


****


“Uhuk...!”


Seorang perempuan yang sedang menyeruput es boba di kamar kontrakan langsung tersedak tatkala menyalakan televisi.


“Bikin drama apalagi mereka?” gumam perempuan itu mengelap bekas boba yang belepotan.


Mika menonton acara konferensi press di televisi.


Pasien dan pengunjung rumah sakit ternyata mengunggah kelakuan Lana.


Bu Wira pun mengklarifikasi tentang desas desus yang beredar di internet kenapa Lana melakukan tindakan kasaar terhadap satpam.


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 189"