Istri yang terabaikan Bab 175

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


175 Mas Binar...


Binar serasa mendapatkan hadiah di tengah perjuangan cintanya. Tidak sia- sia dia menyebrang provinsi berbeda, dari kota B menuju ke Ibukota di malam yang dingin yang seharusnya memeluk Putri. Ya walau jarak dua provinsi itu hanya 1- 2 jam-an.


Lebih dari sekedar, mendapatkan bukti Lana psikopat, ini seperti harta karun. Tuan James, Tuan Wira dan Irjen Sandi bersahabat, melakukan pertemuan di malam gelap dini hari. Pasti mereka punya rahasia besar.


Ya mobil mereka masuk ke halaman rumah Lana. Binar pun memarkirkan mobilnya di balik pagar sebuah rumah tuan tak berpenghuni di seberang rumah Lana. Halaman bangunan tua yang gelap dan ditumbuhi rumput liar.


Binar harus bersembunyi. Binar juga tahu rumah Lana banyak cctvnya.


Meski konyol dan jadi orang bodoh dalam hal cinta, tapi Binar juga bukan kaleng- kaleng dalam hal teknologi dan beladiri.


Di bawah karpet mobil belakang jok supir, Binar juga menyimpan senjata api dan senjata tajam. Binar kemudian mengambilnya dan memasukkannya ke dalam saku bagian dalamnya. Tidak lupa Binar memakai sarung tangan dan penutup kepala.


Tentu saja yang tidak ketinggalan, alat perekam.


Dengan gesit Binar berjalan menghindari tempat cctv. Binar pun mencari cara agar bisa masuk, termasuk mengumpulkan batu dan balok besar sebagai pijakan agar bisa lompat pagar.


Binar kemudian mengendap. Di saat seperti itu, Binar masih sempat selfi dan mengirim ke Isyana. Nekat kirim lewat ponsel lagi. Padahal ponsel Isyana dimatikan.


“Sayang... aku kangen. Aku jemput kamu! Nih udah sampai. Jangan tidur sama Lana sama aku aja!” ketik Binar, disertai emot.


“Huuuft,” Binar menghempaskan nafasnya pelan dan memasukan ponselnya ke sakunya.


Binar berjalan membungkuk merambat di balik tembok. Karena menghindari cctv, Binar lewat samping rumah Lana lalu ke belakang.


Ternyata rombongan Tuan Wira tidak hanya mereka bertiga. Kesemua dari mereka membawa anak buah. Dan Binar semakin melotot tatkala melihat satu karyawan setia Papahnya juga ada di sana.


“Bajiguuuur, Om Marco... Ternyata kamu ada di kubu, Om Wira?” gumam Binar mengepalkan tanganya.


Binar pun memfotonya, mereka masuk ke sebuah ruangan. Bukan masuk ke rumah utama, dan lewat pintu besar, tapi rumah samping, anakan rumah kecil di rumah Lana.


Binar mengangguk, tersenyum. “pantas Tante Mutia juga sering nginap di rumah Lana, rumah ini punya sejuta rahasia,”


Ya ternyata di rumah Lana ada tempat khusus. Di sini sepertinya Lana tidak ikut. Fq


Biar mengikuti mereka tapi berputar lewat arah belakang agar tidak ketahuan.


Di belakang rumah, ternyata ada tangga, rumah tangga yang tergeletak di dekat gudang. Mungkin tadi pagi ART di rumah Lana habis mengecat ulang, kata Bu Mutia kan beberapa kamar di rumah Lana memang sedang diperbaharui. Hal itu jadi seperti pertolongan besar untuk Binar.


Meski malam dan harus lewat jalan belakang rumah, Binar mengarahkan tanngga ke atas. Binar tidak mungkin mengitari rumah Lana karena di area itu ada cctv. Binar jadi memanjat lewat atap.


“Mana kamar Isyana?” gumam Binar sambil merambat dia masih sempat mengintip celah- celah kaca dimana pacarnya itu menginap. Sayangnya belum ketemu.


Karena rumah Lana bertingkat,, jadi mudah untuk Binar berjalan di atas atap lalu naik ke balkon.


Binar pun berjalan di atas rumah Lana seperti pencuri lalu mengendap mengitari dan mencari dimana Tuan Wira berkumpul.


Rumah kecil yang mereka jadikan tempat rapat ternyata di rumah anakan yang hanya lantai satu. Dan akhirnya ketemu.


Binar pun berbaring di atas atap sambil mendengarkan dan merekam.


Binar benar- benar tercengang. Ternyata mereka sedang rapat agenda menyelamatkan barang- barang terlarang ke luar negeri. Juga tentang acara pesta pertemuan Juuudi di klub Tuan James. Hadiahnya bukan main- main, tapi saham. Untungnya bukan saham di perusahaan Binar.


“Pantas mereka cepat kaya, bahkan melesat cepat ketimbang aku dan Papah yang dari dulu punya warisan dari Opa?” batin Binar.


Binar pun berhasil merekam, kapan jam berapa dan dimana? Mereka akan betransaksi.


Usaha James selalu sukses ternyata karena Om Sandy backingan mereka.


Rombongan mereka juga terlihat bertransaksi uang sekoper, isinya dolar semua. Itu ternyata imbalan dari James untuk Om Sandi dan Tuan Wira sebagai pejabat yang melindungi James.


Binar pun merilekskan diri di atas atap menatap langit.


“Semoga aku kelak bisa mendidik anakmu Isyana. Kamu mengandung keturunan mafiaa,” gumam Binar menerawang jauh memohon pada Tuhan.


Meski belum lahir, belum menikah dan bukan darah dagingnya, Binar sudah memikirkan bagaimana Binar kelak menjadi ayah.


Rombongan Tuan James dan juga Om Sandi pergi. Binar yang tadinya duduk langsung terlentang lagi agar tak terlihat.


Akan tetapi yang aneh, lampu di bawah masih menyala. Om Marcho ternyata belum pulang.


Binar yang tadinya mau cari kamar Isyana jadi berubah mendengarkan lagi.


Ternyata mereka sedang merencanakan mencurangi Om Josua orangnya TuaN Priangga agar menjual sahamnya ke Tuan Wira. Bahkan di akhir percakapan mereka meyebut Tuan Priangga.


“Jangan gegabah untuk menyingkirkanya, biarkan dia hidup dulu, aku senang mengerjainya,” ucap Tuan Wira yang dimaksud mengerjai ayah Binar.

Binar yang di atas nguping jadi gemelethek mengeratkan rahangnya ingin pithes itu dua orang di bawahnya.


Sekitar jam 2 malam barulah Om Marcho pergi dan semua lampu di matikan.


Alat canggih penghubung ke Isyana tetiba menyala, tapi ponselnya belum.


“Mas!” panggil Isyana.


Binar pun girang setengah mati. Isyana belum tidur padahal 3 jam sudah berlalu artinya sekarang sudah jam 2 malam tadi kan sunyi dan terdengar dengkuran Lana.


“Ya, Sayang!” jawab Binar.


“Lhoh belum tidur benaran?” pekik Isyana niatnya tadi cuma cek.


“Kamu dimana?” tanya Binar tanpa bosa. asi atau jawab pertanyaan Isyana.


“Ya dirumah Lana, di kamar mandi, ini Mas keangun atau belum tidur?” jawab Isyana masih penasaran kok binar on aja.


“Beritahu aku, kamar mandinya di sebelah mana?” tanya Binar lagi memaksa.


“Apa- apaan sih? Ya kamar mandi di rumah Lana. Ini aku udah dapatkan semua yang kamu mau. Tapi masih di memory siimut belum kupindah ke hp,” tutur Isyana lapor.


Lana berhasil tidur, dan Isyana aman.


“Katakan dimana kamu? Arah kamarmu dari rumah samping Lana sebelah mana?” tanya Binar lagi.


Isyana jadi bingung, Binar tanya hal nggak penting menurutnya.


Isyana belum lihat ponselnya, foto obat- obat Lana dan ambil kertas diagnosa Lana pakai alat canggih yang Isyana namai si imut (BAYANGKAN NONTON FILM LUAR, AKU JUGA nggak tahu namanya apa? Haha).


Isyana jadi bingung, bukanya memuji, malah tanya aneh- aneh.


“Apaan sih Mas, udah ya, aku mau balik takut Mas Lanaa bangun!” jawab Isyana.


“Ckk... cepat katakan dimana? Jelaskan gambaran peta kamar mandimu, dari arah rumah depan Lana!” tanya Binar sekaligus memerintah.


Meski di otaknya berfikir Binar aneh, mau tidak mau Isyana menyebutkan arah ruanganya. Ternyata Isyana ada di bawah Binar sekarang berada.


“Stop di situ, dan jangan pergi!” ucap Binar lagi.


“Kamu apa- apaan sih?” tanya Isyana.


“Diam di tempat!” ucap Binar lagim


Meski tidak tahu apa maksudnya, Isyana patuh. Isyana kemudian duduk di kloset duduk di kamar mandi Lana itu. Sudah selesai buang hajat, tapi kan Isyana kan tadinya hanya mau laporan.


Karena ngantuk, Isyana memejamkan matanya. Tau- tau terdengar suara plafon i atas isyana.


Isyana kaget di kira tikus.


"Apa banyak tikus? Kok tumben?"


tapi kemudian kotakan kecil plafon di sudut kamar mandi bergeser.


“Hoooh,” pekik Isyana langsung menutup mulut dan merapatkan diri ke tembok kamar mandi.


Isyana jadi panik dan takut, ada makhluk lain di atasnya.


Sebuah kaki keluar dari pintu plafon yang ada di sudut atas kamar mandi.


Isyana kaget takut, dan was- was, penjahat? pencuri? Apa iya Binar? Kan sama sekali tidak masuk ke akal isyana.


Satu kaki turun, jantung Isyana berdebar keras, satu lagi turun, jantung Isyana memacu dua kali lipat, dan ketika badan turun, tangan lalu, terakhir kaki bergerak ke celah jendela berpijak dan bergelantungan lalu barulah terlihat mukanya, Isyana langsung melotot.


“Mas Binarrrrr!” geraam Isyana tidak habis pikir.


“Geloooo,” batin gumam Isyana.


Tapi Binar langsung turun lompat, dan tesrsenyum.


Untung kamar mandi kedap suara.

****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 175"