Istri yang terabaikan Bab 172

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


172 Laci


Jika Lana bersikap seperti anak kecil yang suka ngamuk, ternyata Binar tak jauh beda, suka jadi anak kecil yang pikun dan bodoh.


Saka mengambil nafasnya panjang, kalau bisa memilih Saka mau tuker jadi Mbak Nik. Kayaknya lebih mudah mengurus Putri timbang bapaknya.


“Ehm...” dehem Saka. Supir pun menoleh ke Saka bingung.


“Kenapa kalian malah pada diam?” tanya Binar emosi.


“Karya kita baru diluncurkan, Tuan. Setelah dikatakan layak, kita akan berkeliling prsentasi dan menawarkan barang kita. Apa, Tuan memilih menginap dipenjara dan terus dibodohi?” tanya Saka menyindir.


“Ya... oke!” jawab Binar sadar. “Tapi mereka berduaan di kamar, Lana merayu Isyana bahkan ingi menyentuhnya, tanganku gatal!” jawab Binar.


“Ingat Tuan, tuan yang meminta Bu Isyana datang ke sana!” ucap Saka lagi.


“Hoooh,” dengus Binar kesal. Ya memang Binar yang meminta Isyaa kesana.


“Ya sudah, kita cek ke gudang dan ketersediaan alat!” jawab Binar.


Binar masih on mendengarkan Isyana, sekarang nampak sepi. Seperti nya Lana sudah pergi. Binar pun tidak sabar langsung ingin menghidupkan agar bisa berkomunikasi.


“Sayaaang,” panggil Binar.


“Issshh kenpaa telepon sih, bahaya!” jawab Isyana.


“Apa yang kamu lakukan? Jangan mau dekat- dekat lana!”


“Berisik, aku juga mau buru- buru pergi, aku harus segera cari. Besok pagi aku akan ikut mamah ke desa ziarah dan gudang. Malam ini aku harus dapat, jangan ganggau!” jawab isyana.


“Tapi kamu jangan dekat- dekat Lana!”


“Iyaah, udah jangan telepon kalau ada yang denger bahaya!”


“Ya tapi kamu tadi ngapain sama Lana.”


“Astagah!” jawab Isyana kesal.


“Isyana!” panggil Bu Wira tiba- tiba.


“Gleg!” Isyana langsung matikan sambunanya dan menoleh. “Gawat,” batin Isyana langsung gemeteran dan jantungnya berdegub kencang.


“Mamah!”


“Kamu bicara sama siapa?” tanya Bu wira.


“Bicara gimana Mah??” tanya Isyana.


“Tadi, astagah! Gitu?”


“Oh itu, Isyana lupa nggak bawa pil kalsium Isyana!” jawab Isyana berbohong.


“Oh..., nanti mamah belikan. Nanti siang kita ke butik teman Mamah ya. Kita pilih pakaian untuk upacara 7 bulananmu, sekalian pesan makanan dan pilih dekornya!!” ajak Bu Wira.


“Oh iyaa Mah Isyana istirahat dulu, Mah!” jawab isyana.


“Oke mamah kasih waktu 1 jam ya!” tutr BU Wira.


“Iya Mah!” jawab Isyana


Bu Wira keluar.


“Hoh!” Isyana langsung mengelus dadanya.


“Mas Binar ini gimana sih? Hampir aja, untung dia nggak dengar,” batin Isyana.


Isyana pun ingat dimana Binar simpan resep obat- obatanya dan alamat dokternya. Isyana menuju ke tempat itu.


“Kreeek... kreeek...,” ternyata dikunci.


“Aiiih, kenapa dikunci? Padahal dulu tidak dikunci?” batin Isyana kadi frustasi dan kesal sendiri.


Isyana pun duduk dan menncari ide. Bagaimana cara membuka loker itu. Isyana kemudian berputar- putar mencari kuncinya. Tapi tidak ketemu.


“Aku harus tanya Lana. Tapi bagaimana caranya? Apa iya aku harus rayu dia?” gumam Isyana berfikir. Apa alasanku menanyakan kunci loker?” gumam Isyana lagi.


Rupanya, Lana memang menyembunyikan semuanya dari Mika, sehingga lemari obat lokernya itu dia kunci.


Isyana kemudian keluar kamar hendak merayu Lana. Sayangnya saat keluar malah ada Bu Wira.


“Sudah istirahatnya, Nak?” tanya Bu Wira.


Isyyana menelan ludahnya,


“Sudah Mah!” jawab Isyana.


“Yuk kita pergi sekarang!” jawab Isyana

Mau tidak mau Isyana mengangguk. Akan tetapi sepanjang jalan bukanya memilih barang yang dibutuhkan untuk 7 bulanan, Isyana malah berfikir bagaimana menjebol kuncinya, kalau minta ke Lana kata apa yang tepat sebagai alasan.


Sepanjang jalan pergi, Isyana malah melihat perempuan yang berjalan dan berkerudung dan menutup mukanya dnegan masker.


“Itu seperti Mika?” gumam Isyana dalam hati.


Tepat di saat yang sama hp Isyana berdering.


“Adnan?” gumam Isyana. Akan tetapi Isyana tetap keep silent dari Bu Wira.


Isyana sedikit tercengang mendapat kabar dari Adnan. Apalagi fakta yang Adnan kirim.


“Aku sekarang di kantor polisi. Plat nomor tersangka sudah kukantongi dan kuserahkan polisi. Ada yang ingin membunuhmu Isyana. Aku ingin ertemu denganmu, kamu dimana?” ketik Adnan.


Isyana yang di sampingnya ada Bu Wira jadi tidak bisa berfikir dan langsung memasukan ponselnya ke tas lagi. Isyana kemudian mengikuti Bu Wira memilih- milih.


“Mah, Isyana ke kamar mandi dulu!” ijin Isyana saat hp nye bergetar.


Isyana harus jawab cepat. Aku tidak bisa ngapa- ngapain kalau begini? Gumam Isyana.


“Kamu sampaikan saja sama Daddynya Putri,” ketik Isyana.


Satu- satunya harapan Isyana adalah Binar.


“Kok Daddynya Putri?” tanya Adnan kaget, selain Dina belum ada yang tahu tentang hubungan yang terjalin antara Isyana dan Binar.


“Udah pokoknya kamu temui saja dia. Katakan semuanya sama dia!”


“Aku ingin ketemu kamu!”


“Temui daddynya PuTRI, dia yang urus semuanya!” jawab Isyana cepat- cepat.


Bisa curiga lagi Bu Wira kalau isyana lama di kamar mandi. Dan benar saja, Bu Wira menyusul Isyana ke kamar mandi.


“Kamu baik- baik saja?” tanya Bu Wira.


“Baik Mah!” jawab Isyana.


“Bajunya sudah kita tentukan. Kita ke tempat dekor dan catering ya!” ucap Bu Wira.


“Isyana pun mengangguk ikut.” Isyana jadi semakin tidak konsen, ingin pamit pulang hidup bebas dan ketemu Adnan. Isyana kan juga penasaran.


****


Adnan masih duduk di bangku kantor polisi setelah memberikan aduan. Adnan jadi bingung sendiri. Kenapa harus lapor ke Daddynya Putri.


Karena sudah lelah, Adnan berniat lapor ke Daddynyya Putri esok saja.


****


Isyana pun kembali, sayangnya Lana pergi, sehingga satu hari berlalu Isyana belum mendapatkan hasil apapun. Karena sempat dipergoki Bu Wira, Isyana jadi hati- hati, dan tidak berani ttelepon, hanya terhubung saja. Isyana pun tidur seperti biasanya.


Tanpa Isyana tahu, saat isyana tidur, dengan mata nyaalangnya, Lana masuk ke kamarnya, menatap Isyana penuh dengaan naafsu.


“Kamu milikku Isyana, hanya milikku,” batin Lana matanya merah.


Lana mendekat ke Isyana, memandanginya dalam, seperti orang keseetanan menakutkan. Kemudian tanganya terulur mulai menyentuh ujung kaki Isyana.


“Kamu tidak boleh meninggalkan rumah ini lagi dan akan terus di sini!” batin Lana lagi ekspresinya sangat mengerikan.


Tangan Lana terulur dari ujung kaki lalu ke atas, ke paha, lalu lengan. Di bagian lengan diusap beberapa kali agak lama.


Isyana belum sadar dan hanya reflek tanganya menampil. Lana diam.


Lana ingat pesan ibunya, “Jangan macam- macam, dulu, buat dia nyaman!”


Lana akhirnya menyentuh kepala Isyana dan membelai rambutnya saja, karena tidur, Isyana meletakannya di bawah telinga alat dari Binar.


Lana hanpir menyentuh telinga Isyana, akan tetapi seketika itu Isyana bangun membuka matanya dan kaget


“Mas Lana!” peki Isyana melotot.


“Ehm ... maaf!” jawab Lana.


“Mas Lana sedang apa? Kenapa masuk ke kamar tidak ketuk pintu dulu?” tanya Isyana kesal


“Maaf, aku mau ambil sesuatu! Aku lihat selimutmu berantakan, aku juga ingin sentuh anakku, bolehkan?” jawab Lana beralasan dan meminta.


Isyana mengangguk. Lana mengelus sebentar bayinya yang bergerak. Lana tersenyum senang kemudian bangun.


Isyana memperhatikan dengan jelas kemaana Lana. Ternyata Lana membuka lacinya.


****

Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 172"