Istri yang terabaikan Bab 93

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


93. Bagaimana mengajaknya?


Karena tidur lebih malam, di saat nenek dan Dina terbangun, Isyana masih terpejam. Dina melihatnya pun tidak tega membangunkan. Dina lebih memilih bangun sendiri dan menyelesaikan pekerjaanya.


Meski baru lulus SMP, Dina terlatih kerja keras membantu Nenek.


"Neng Isyana belum bangun, tumben?" tanya Nenek.


"Iyah, Teteh keliatan ngantuk berat. Tidurnya lelap banget, Nek! Dina nggak tega banguninya," jawab Dina.


"Tapi ini lewat subuh, udah siang. Dia belum doa, dia juga kan harus kuliah. Sok dibangunkan!" tutur Nenek menyuruh.


Dina mengangguk dan masuk ke kamar membangunkan.


Tidak ada yang tahu semalam Isyana wa‐nan dengan anak kecil sampai malam.


"Teh Bangun. Udah siang!" tutur Dina membangunkan Isyana.


Isyana terkaget bangun.


"Astagfirulloh. Dinaa. Jam berapa ini?" tanya Isyana.


"Jam 6 kurang 10 menit!" jawab Dina.


"Iih kok nggak bangunin Teteh?" keluh Isyana bangun cepat- cepat. Biasanya jam setengah 5 Isyana sudah bangun. Sholat belajar dan bantu nenek. Isyana pun bangun buru- buru, karena terburu- buru Isyana terjatuh.


"Astagah, Teteh. Hati- hati!" pekik Dina membantu Isyana.


"Auhhh!" keluh Isyana. Pinggang belakangmta terasa ngilu sekali. Isyana berusaha memegang perut bawahnya agar anaknya terlindungi.


"Teeh..," panggil Dina gusar. "Teteh baik- baik aja kaan?" tanya Dina panik. Isyana kan sedang hamik.


Isyana mengusap tulang belakangnya dan mengambil nafas dan menghembuskanya, berusaha agar tidak sakit.


"Huuuuft...., Teteh baik- baik aja kok!" jawab Isyana tersenyum.


"Dina bantu ya Teh!" tutur Dina mau bantu Isyana bangun.


"Teteh bisa sendrii!" jawab Isyana.


"Teteh pelan- pelan. Bener kan baik- baik aja?" tanya Dina lagi memeriksa kaki Isyana takut kaya di sinetron- sintereon ada darah keluar. Tapi Isyana kakinya tetap kering dan tetap berdiri tegak malah terus berjalan.


"Iyaah. Nggak apa- apa!" jawab Isya berusaha berjalan cepat ke sumur.


Setelah memastikan Isyana baik- baik saja. Dina kemudian ke dapur lagi menyiapkan sarapan.


Sekitar setngah jam, menu sarapan rapi tersedia di meja. Isyana juga sudah cantik siap kuliah.


"Sarapan yuk!" ajak Nenek.


Meski bertiga, perempuan semua dan tidak ada hubungan darah. Mereka bertiga selalu menyempatkan sarapan bersama dengan hangat.


"Diin," panggil Isyana selesai sarapan.


"Ya Teh,"


"Kayaknya view video kita nggak begitu laku deh, teteh ragu sama hasil video kita." tutur Isyana sedih.


"Nggak apa-apa Teh. Kan baru! Nanti kita buat lagi. Pantang nyerah dong Teh! Siapa tahu dari banyak lagu kita ada yang disuka orang, labgsung melejit. Kaya raya kita Teh!" jawab Dina semangat buat video kolab nyanyi bareng. Dina kan sangat suka main gitar. Diba juga pemimpi ulung dan sangat ingin sekolah.


"Aamiin. Tapi kita juga nggak boleg andalin satu jalan yang belum kita lihat hasilnya! Mimpi boleh, tapi tetap sadar dengan realita dan rasionalitas!"


"Ya iya Teh," jawab Dina sedih.


"Teteh punya ide jalan lain untuk hasilin uang," celetuk Isyana.


"Apa Teh?"


"Nerusin usaha teteh. Jual tanaman!"


"Tanaman?"


"Iyah!"


"Emang bisa laku? Emang bisa untung?" tanya Dina tidak tahu tentang bisnis tanaman.


"Bisaaa...Teteh dulu pas di kampung Nenek juga bantuin tetangga Teteh. Asal kita tahu pasarnya itu justru menjanjikan. Bisa kaya raya. Apalagi kalau bisa ekspor!"


"Bisa gitu? Cuma dari tanaman?"


"Bisalah. Segala apa asal dipelajari dan diseriusi bisa. Kamu mau kan? Kamu masih mau lanjut SMA kaan? Pekerjaan ini tidak terpaku waktu, sesukanya kita, sesempatnya kita yang penting rajin dan teratur dirawat, Anggap peliharaan tapi menghasilkan." tutur Isyana memberitahu.


"Caranya gimana?"


"Niiih baca buku ini ya. Ini beberapa teknik modifikasi tanaman agar bisa cantik dan unik.Kamu baca dulu. Untuk kegiatan dan hobi bisa kita coba.Nanti diiklanin, pembeli akan datng sendiri!" jawab Isyana memberikan buku ke Dina.


Nenek sedari tadi diam memperhatikan.

"Sudah iyain aja!" tutur Nenek.


Dina mengangguk, dan mengambil buku Isyana. Setelah sarapan selesai Isyana pamit berangkat kuliah.


Meski pada Dina, Isyana bilang baik-baik aja, tapi tulang belakanh Isyana masih terasa nyeri.


"Huuuft, temanu Ibun ujian ya Nak. Please... kamu baik-baik saja dan seterong ya!" gumam Isyana sambil berjalan di gang rumah nenek menuju halte di depan.


"Sepertinya aku harus ke dokter!" gumam Isyana.


Tanpa Isyana tahu, di seberang jalan, lebih tepatnya seberang halte terparkir mobil berwarna silver. Dari luar tidak terlihat siapa yang di dalam.


"Itu Dia Isyana, mau kemana dia membawa tas dan buku? Apa dia sungguh kuliah?" gumam Lana ternyata semalam masih mengintai Isyana tapi sampai batas gang.


Isyana duduk di halte menunggu angkutan kota datang. Sebenarnya jarak kampus Isyana dekat, jika tidak hamil Isyana memilih naik sepeda atau bahkan kalau mau berolahraga jalan kaki 20 menit sampai.


Sekitar 5 menit angkutan kota datang, hanya 5 menit pula Isyana sampai di kampusnya. Lana juga masih terus membuntuti Isyana.


Lana syok melihat Isyana mengeluarkan kartu identitas saat masuk. Kampus Isyana sekarang juga kampus yang tak kalah favorit dengan kampus Mika. Dimana Isyana daftar tapi gugur dan tidak ketrima.


"Jadi dia benar- benar kuliah? Uang darimana dia? Tidak masuk akal. Dia hanya pengamen tapi dia kuliah juga? Perempuan macam sebenarnya kamu Isyana?" gumam Lana baru ingin tahu siapa istri yang sudah dia buahi.


Lana mempunyai kenalan dosen di kampus itu. Lana kemudian menelponya dan mengajak bertemu untuk mencari tahu banyak tentang Isyana.


"Kenapa kamu bertanya tentangnya...?" tanya Dosen yang bernama Ferdi.


"Jawab saja!"


"Dia mahasiswaku!" jawab Ferdi


"Oh iya... katakan semua tentangnya!" tutur Lana sangat terlihat ambisi untuk tahu tentang Isyana.


Pak Ferdi tahunya Isyana hamil punya suami.


"Dia sedang hamil. Untuk apa kamu menanyai perempuan hamil.Mau nyari masalah. Kamu punya istri kan?" jawab Pak Ferdi cerdas.


Semua teman-teman Lana tahunya Lana beristri. Di Foto profil yang disetting Mika, istri Lana Mika. Jadi teman'- teman Lana tahunya Mikalah istri Lana. Tak ada yang tahu Lana menikah dua kali, dan Mik hanya siri.


"Haishh cerewet sekali kamu. Memang kamu tahu siapa suaminya? Dan ayah bayinya?" jawab Lana, emosi.


"Kenapa emosi begitu?"


"Sudah jawab saja. Bagaimana dia di kelas? Apa kau pernah lihat dia dekat dengan laki- laki? Kau tahu dia tinggal dimana? Siapa yang biayai kuliahnya?"


"Tunggu- tunggu. Seorang Lana Hanggara begitu kepo tertarik dengan mahasiswa Bunting.Memang dia siapanya kamu?" Pak Ferdi malah curiga Isyana simpanan Lana.


"Haishh pusing aku ngobrol sama kamu!"


"Dia pacarmu? Waah kurang ajar kamu. Istrimu sudah cantik begitu masih jadikan mahasiswa jadi hamil begitu? Dia terlihat seperti anak baik- baik. Keterlaluan kamu!" celetuk Ferdi malah salah sangka.


"Ck...!" Lana mengacak- acak rambutnya kesal. "Ya sudah aku cari tahu sendiri saja. Kamu memang tidak bisa diandalkan!" ucap Lana kesal.


"Eh tunggu!" pekik Ferdi.


Sayanya Lana marah dan pergi berniat mau cari info sendiri dengan uangnya. Lana ditelpon Arbi untuk segera bekerja dan menemui klienya. Lana pun melesat pergi.


*****


"Byee.... Sayang. Belajar yang pintar yaah!" tutur Tuan Aksa mencium rambut Putri di depan gerbang yayasan sekolah Paud bergengsi di kota B.


"Daad, boleh nggak Putri nanti main ke Tante, Isyana!" ucap Putri tiba- tiba.


"Main ke Tante Isyana?" tanya Tuan Aksa mendadak dheg- dhegan.


"Kita ajak Tante makan siang yuk. Kalau orang kuliah, waktu Makan siang juga istirahat kan? Kita jemput ke kampusnya aja. Daddy kan punya nomer teleponya!" celetuk Putri lagi.


"Gleg!" Tuan Aksa menelan ludahnya. Tuan Aksa ragu hendak makan siang bersama Isyana tapi kalau ditolak, Putri nanti marah udah di depan gerbang lagi. Bahaya kalau ngamuk dan mogok sekolah.


"Oke. Nanti Daddy hubungi Tante Isyana ya!" jawab Tuan Aksa.


"Yeaay. Makasih Dad!" jawab Putri.


"Ya udah sana masuk.Belajar yang pintar ya!" tutur Tuan Aksa.


Putri cium tangan Tuan Aksa lalu masuk berlari ke dalam dengan berdendang riang.


"Huuuh!" Tuan Aksa masuk ke mobilnya lagi yang sudah ada supirnya.


Tuan Aksa menggigit bibir bawahnya membuka ponselnya dan membuka pesan whastap Isyana lagi.


"Hhhhh.... bagaimana aku mengajaknya makan siang ya?" gumam Tuan Aksa mendadak gugup meski tidak dia sadari.


Bersambung


Lanjut ke bab 94


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 93"