Istri yang terabaikan Bab 88

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


88. Jangan kesana


Pov Isyana.


"Huuuft...," Isyana turun dan masuk ke rumah Nek Tjutju.


Mendengar suara mobil, Dina ternyata keluar memeriksa dan kepo.


"Teteh diantar siapa?" tanya Dina menyergap.


Belum Isyana ucapkan salam Dina langsung menodong pertanyaan.


"Astaghfirulloh, Dina! Teteh kaget!" ucap Isyana memegang dadanya.


"He....," Dina nyengir. "Pesananku mana? Teteh diantar siapa? Mobilnya bagus banget, Teh!" ucap Dina.


"Hemmm," Isyana hanya berdehem.


"Maaf, teteh diantar Tuan Aksa teteh nggak berani ngerepotin minta berhenti. Sana kamu beli sendiri aja. Teteh capek!" jawab Isyana meminta maaf dan menolak Isyana langsung masuk membersihkan dirinya dan istirahat.


"Woooh. Tuan Aksa?" gumam Dina malah langsung membulatkan matanyanya dan tersenyum membiarkan Isyana berjalan masuk. Dina bahagia sekali Tau Isyana diantar duda dua hari itu.


Karena hujan, malam itu, baik Nenek atau Isyana tidak ngamen atau jualan. Mereka istirahat cepat, Isyana juga segera membaringkan tubuhnya dan banyak diam diri di kamar.


"Aku apakan uang ini? Bagaimana caranya aku kembalikan? Apa mau Mas Lana? Pelayan itu tidak mau memegangnya?" gumam Isyana mengeluarkan uang dari sakunya.


"Aku cerita ke Dina saja ahh...!" batin Isyana.


Tapi saat Isyana ke Dina, Dina tidur, ya sudah Isyana balik ke kamar dan istirahat..


Pagi- paginya Isyana kuliah, jadi siang itu Isyana dan Dina tidak ngobrol. Sampai sore tiba.


"Din... !" panggil Isyana di dapur sambil menyiapkan dagangan nenek.


"Ya Teh...,"


"Teteh mau cerita!"


"Ya... Dina juga mau diceritain, kok Teteh bisa bareng Dadynya Putri? Teteh cocok tau sama Dadynya Putri," ceplos Dina malah ledek Isyana.


"Ish... apaan sih kamu, ngarang aja! Dia itu orangnya pendiam banget? Apa kamu nggak tahu, dia itu orang yang benci kalau aku dekat- dekat Putri. Aku dengar sendiri!" tutur Isyana mengeluarkan pendapatnya.


"Ah masa? Buat Dina enggak kok, malah sebaliknya!" jawab Dina.


"Aku dengar sendiri, pas dulu, Bu Tiara ingin aku tinggal di sana karna kontrakanku kebakaran, Bu Dini dan Tuan Aksa bertengkar dia tidak mau aku di sana dan dekat- dekat Putri! Ya meski yang tolongin Aku Tuan Aksa juga," tutur Isyana curhat masalalu.


"Hemmm ya iya lah, orang dulu Bu Tiara masih hidup. Tapi kan sekarang beda Teh. Tatapan Tuan Aksa tuh gimana gitu! Sungguh," ucap Dina lagi.


"Gleg!" Isyana jadi menelan ludahnya, ada desiran aneh yang membuat pipi Isyana merona mendengar kata Dina, seperti rasa bahagia tapi tidak bisa Isyana artikan.


"Apa sih? Tatapan aneh gimana? Kapan kamu lihatnya. Kamu itu kebanyakan hayal dan liat film!" jawab Isyana menutupi rasa tersipunya.


"Ya pas di rumah Tuan Aksa kemarin? Terus pas dia sakit? Terus.. pas!"


"Issshhh ck. Nggak lah, kamu aja yang bikin cerita aneh!" jawab Isyana segera memotong, saat Dina mengingatkan pas malam takziah kan Isyana ingat mereka tidur bertiga, Tuan Aksa memang aneh. Isyana jadi panik mengingat itu. Isyana tidak mau kalau sampai ada yang tahu.


"Ih beneran Teh. Diam- diam Dina itu perhatikan beliau terus!"


"Ngapain kamu perhatiin dia. Iih kamu, kurang kerjaan!"


"Ya abis dia ganteng, jadi Dina liatin, eh pas Dina liatin, dia kaya curi- curi pandang gitu ke Teteh!"


"Kapan begitu? Kamu ngarang deh! Udah sih! Nggak jadi cerita kan teteh?"


"Nggak beneran, ini Dina lagi bahas serius. Tapi ya udah lah sok atuh Teteh mau cerita apa?,"


"Pokoknya stop bahas Daddynya Putri ya. Teteh mau tanya, mungkin nggak Mantan suami teteh buntutin teteh?"


"Buntutin?"


"Iyah!"


"Ngapain kurang kerjaan amat? Udah ngeselin gitu juga!"


"Karena anak Teteh mungkin?"


"Kan dia nuduh Teteh selingkuh!" jawab Dina.


"Hmmm iya yah?"

"Ngapain Teteh tanya-tanya gitu?"


"Soalnya kemarin Teteh beli buku. Pas Teteh mau bayar petugas kasir bilang suami Teteh titipin uang ke Teteh 1 juta! Padahal Teteh beli buku sekitat 300an. Apa coba maksudnya? Terus ini kembali, gimsna dong?" tanya Isyana setelah cerita.


"Hmmm petugas kasir bilang dari suami Teteh?"


"Iyah!"


"Darimana Petugas Kasir bisa bilang suami Teteh?" tanya Dina cerdas.


"Gleg," Isyana menelan ludahnya tersadar.


"Pak Nyebelin itu kan bukan suami teteh lagi? Ngeselin gitu, sakitin Teteh masa ngaku suami teteh? Kayaknya enggak deh Teh. Teteh tanya Nggak ke pelayannya orangnya seperri apa kok bisa bilang suami teteh. Kan Teteh udah nggak ada suami?"


"Oh iya yah? Kenapa aku nggak tanya itu?"


"Hemmm...," Dina jadi berfikir dan menatap Isyana curiga. Dina masih penasran kenapa Isyana diantar Tuan Aksa.


"Kenapa liatin Teteh gitu?"


"Teteh belum cerita, kenapa Teteh diantar Tuan Aksa?"


"Ooh, itu karena Teteh... teteh ketemu dia di toko buku. Dia lagi cari buku buat Putri. Tau nggak dia lucu banget masa belikan Putri komik anime? Hahah lucu kan?" jawab Isyana terlihat berbinar cerita Tuan Aksa.


Dina pun langsung menyimak dengan ekspresi centilnya. Dina meletakan dagunya di kedua tangan Dina yang ada di Meja. Isyana langsung tersinggung.


"Kamu kenapa? Teteh salah lagi?"


"Kan cerita Daddy Putri lagi? Jadi teteh di toko buku bareng Tuan Aksa? Iya?" tanya Dina mengintimdasi.


"Iyah!" jawab Isyana mendadak gelagapan


"Menurutku Tuan Aksa Teh yang bayarin!" ucap Dina semangat.


"Hooh. Apa iya? Enggak ah? Dia pulang duluan. Masak iya dia ngaku suami Teteh?" jawab Isyana mengelak.


Dina pun kembali teesenyum.


"Teh, kok bisa Teteh bilang dia pergi dulu? Nyatanya dia bisa antar Teteh? Kok bisa teteh berfikir ke mantan suami teteh? Ya jelas ini Daddynya Putri, apalagi Teteh kencan bareng di situ?" tutur Dina yakin setelah mendengar cerita Isyana.


"Kita nggak bareng Din, ketemu bentat, terus dia? Dia tiba-tiba... ada di depan teteh, pas nunggu di halte!" jawab Isyana cerita dengan polosnya.


"Nah kan berarti dia belum pergi. Dia yang perhatiin teteh!" tutur Dina memberitahu.


Isyana gelagapan sendiri dan wajahnya kembali merona.


"Kayaknya enggak deh. Dia jutej sama aku?Kenapa pas dia di mobil nggak tanya atau bilang?" tanya Isyana lagi.


"Ya nggak tahu. Kenapa Teteh nggak tanya pas di mobil? Kok dia bisa ketemu dan tolongin Teteh? Hemmm!" jawab Dina lagi.


Isyana dia m menghubung- hubungkan.


"Kalau emang bayarin aku. Kenapa diam-diam gitu? Nggak. Bukan dia lah! Ngapain?" tutur Isyana masih tidak yakin.


"Nah lebih ngapain lagi, mantan suami Teteh yang jahat itu ikutin Teteh. Kok bisa teteh berfikir itu dia? Bukan teh bukan! Ini Daddynya Putri!" ucap Dina sangat yakin.


"Gleg!" Isyana jadi diam tak bisa berkata lagi. Jantung Isyana mendadak dheg-dhegan, Isyana jadi ingat pas Isyana mau keluar tapi pintunya dikunci.


"Oh my God. Kalau benar dia? Malunya aku? Aku harus balikin uangnya berarti!" batin Isyana menyeringai.


"Besoj temani Teteh ya!" ucap Isyana kemudian.


"Kemana?"


"Ke rumah dia!"


"Oke!" jawab Dina girang.


Tiba- tiba bebek datang dan langsung bilang,


"Jangan kesana, Neng!" ucap Nenek ikut duduk.


"Kenapa Nek?"


Bersambung lanjut ke bab 89


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 88"