Istri yang terabaikan Bab 89

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


89. Raih cita- citamu dulu.


Isyana dan Dina kaget mendengar nenek tiba- tiba di samping mereka. Terlebih Nenek langsung berekspresi serius dan melarang.


"Nenek?" pekik Isyana.


"Kenapa nenek larang Teteh ke rumah Daddynya Putri?" tanya Dina polos.


"Diam kamu. Anak kecil sukanya kompor?" tegur Nenek ke Dina.


"Nah apa salah Dina, Nek. Kan Teteh curhat sama Dina, Dina kan hanya menanggapi Teteh. Menanggapi!" jawab Dina bawel.


Nenek dan Dina malah adu mulut, Isyana diam saja.


"Tau apa kamu anak kecil!" omel Nenek lagi.


"Lah Dina udah lulus SMP, Nek!" jawab Dina masih bawel.


Isyana jadi rasa bersalah karenanya Dina dan Nenek malah bertengkar. Isyana pun buka mulut.


"Maaf, Nek. Dina nggak salah, Isya yang ajak obrol Dina, maaf nenek dengar obrolan kami ya?" tutur Isyanq lembut sungkan dan malu.


"Maaf Neng. Bukan Nenek mau ikut campur. Sejak kamu tinggal di rumah ini, nenek anggap kamu cucu nenek. Sama seperti Dina!" jawab Nenek mulai mengeluarkan petuahnya.


"Iya, Nek. Isyana seneng banget. Isyana juga anggep nenek, Nenek Isya."


"Nggak apa- apa ya, nenek nasehatin kamu dan tegur kamu?" tanya Nenek lembut.


"Nggak apa- apa Nek. Isyana seneng malah. Kan Isyana juga tidak banyak pengalaman dan memang butuh Nenek," jawab Isyana lagi.


"Apa kamu tertarik dengan Tuan Aksa itu?" tanya nenek tiba- tiba. Pertanyaan nenek membuat Isyana tersipu dan menelan ludahnya. Apa hal yang membuat nenek tanya begitu.


"Nenek kok tanyanya to the poiny gitu?" tanya Dina menyela.


"Kamu anak kecil, sana cuci piring jangan ikut- ikutan!" jawab Nenek lagi.


"Ish. Orang udah kucuci Nek. Kenapa sih? Dina udah gede kok!" jawab Dina ngeyel tetep ikut nimbrung Dina pun mengambil toples camilan malah ngemil di belakang Nenek.


Nenek kembali menatap Isyana yang menunduk tersipu.


"Jawab dan jujur sama Nenek? Sejak kapan kamu kenal keluaga Tuan Aksa? Apa kamu tertarik denganya? Bagaimaba dengan mantan suamimu?" tanya Nenek lagi.


Isyana diam sesaat. Isyana sungguh malu ditanya seperti itu. Isyana juga tidak sadar apa perasaanya. Isyana hanya tahu, Tuan Aksa pria yang sangat mencibtai mendiang istrinya. Berbeda sekali dengan mantan suami Isyana yang tidak punya pendirian dan tidak bisa dipegang perkataanya.


"Kenapa Nenek tanya begitu?" jawab Isyana.


"Kalau memang iya. Tahan! Percaya jodoh tidak akan kemana? Tapi ingat, kamu bercerai belum ada setahun dan kamu sedang hamil. Kamu cerita ke nenek, suamimu dan istrinya itu menuduhmu selingkuh kan?" tanya Nenek pelan.


"Iya Nek,"


"Jangan dulu dekat dengan laki- laki manapun. Apalagi Tuan Aksa yang baru saja menduda. Pamali, tidak baik untuk anakmu. Tidak baik untuk harga dirimu mu. Maaf, bukan nenek tidak ingin kamu menderita karena berjuang sama nenek dalam kemiskinan begini,"


"Nenek!" potong Isyana cepat saat Nenek Bilang miskin. "Jangan bilang begitu. Isyana bahagia kok tinggal dan kerja sama Nenek!" potong Isyana.


"Syukurlah kalau benar kamu merasa begitu,"


"Iya Nek. Isyana sungguh bahagia bersama nenek!" jawab Isyana.


"Nenek juga tidak ingin kamu harus hidup begini. Tapi, katamu, meski kamu menjadi istri Mantan Suamimu yang kaya itu, kamu tidak bahagia kan?"


"Iya Nek!"


"Nenek tidak ingin kamu tambah masalah lagi. Pikirkan bagaimana dan seperti apa omongan keluarga Bu Tiara kalau apa yang Dina bicarakan itu benar. Lalu apa kata mantan mertuamu, mantan suamimu dan terlebih istrinya. Kamu juga dikuliahkan Bu Dini, jangan sampai kamu dibilang nglunjak. Fokuslah dengan cita- citamu dulu. Jangan sampai putus lagi kaya dulu. Jangan khawatir. Nenek yang akan rawat anakmu!" tutur Nenek lagi.


Nenek sudah tahu latar belakang Isyana yang putus kuliah karena menikah dengan Lana. Endingnya Lana menyakiti Isyana yang merasa tak sederajat. Nenek benar- benar ingin Isyana berhasil.

"Iya Nek. Isyana juga janji, Isyana akan bantu Dina kalau Isyana sudah bekerja," jawb Isyana.


"Maafin Nenek ya!"


"Kenapa minta maaf Nek?"


"Kalau kamu kesana. Ada Bu Dini dan untuk Putrinya, nggak apa- apa. Tapi kalau bisa kesana jangan pas ada Tuan Aksa! Nenek bukan larang kamu berhubungan denganya. Kalau dia jodohmu, dia akan mencarimu. Tapi jangan buat kamu menjadi bahan omongan. Ingat pengalamanmu. Kalau kamu menikah lagi. Buat calon suamimu melamarmu dengan hormat!" tutur Nenek lagi.


"Ya Nek. Isyana mau fokus dengan abak Isyana dan kuliah Isyana! Makasih ya Nek!"


"Nenek sayang sama Neng Isyana!"


"Isyana juga sayang Nenek. Terus uang ini gimana Nek?" tanya Isyana lagi


"Tanya dulu ke pelayan yang dititipi? Kenapa kamu tidak jujur kamu tidak punya suami? Apa kamu masih berharap kamu kembali ke mantanmu?" tanya Nenek mengintergoasi dengan pebekanan lebih. Ternyata mental Nenek benar- benar pejuang dan lebih baja dari keliatanya.


"Nenek kok bilang gitu?" tanya Isyana tersinggung. Isyana tidak terima kalau dibilang masig berharap Lana. Meski hati kecil Isyana berdoa agar anaknya diakui dan punya Bapak.


"Kenapa kamu terima dan diam saja saat pelayan bilang itu dari suamimu? Kan kamu sekarang tidak punya suami?"


"Maaf Nek. Isyana malu bilang Isyana tidak punya suami padahal perut Isyana besar begini," jawab Isyana jujur.


"Oh... Nenek bisa ngerti perasaanmu. Tapi jujur lebih baik Neng. Kamu kan hatinya kuat, nggak apa- apa bilang apa adanya," tutur Nenek lagi.


"Iya Nek," jawab Isyana lagi.


"Bukan kamu merindukan suamimu kan?" gurau nenek ingin bikin Isyana tidak tegang.


"Ih nenek! Nggak! Sama sekali Nek, lagian dia juga udah jadi suami orang. Dia juga bukan laki- laki yang hargai Isyana Nek,"


"Bagus! Jangan harapkan lagi orang yang sudah meninggalkanmu. Janhan berharap belas kasihan dari orang. Rawat anakmu dengan keringatmu!"


"Iya Nek!"


"Ya sudah yok dagang yuk!" ajak Nenek.


Dina yang mendengarkan hanya mencibir. "Pantas Nenek miskin terus, prinsip Nenek kolot. Apaan aku putus sekolah gini?" gumam Dina cemberut. Tapi Dina tetap sayang Nenek dan patuj ke Nenek. Dina pun beranjak dari ngemilnya.


Dina terus menggerutu karena masih belum bisa mengerti.


Malam itu mereka kemudian beribadah dan berdoa sebelum berdagang makanan. Setelah persiapan lengkap, mereka ke pangkalan mereka.


Sekitar jam 22.00 malam mereka pulang karena dagangan Nenek habis. Meski yang kasih uang sawer Isyana masih betah, tapi Isyana ngamenya ikut nenek.


"Benar- benar drastis banget ya Teh!" keluh Dina sedih.


Yang mebuat penghasilan mereka besar kan Bu Tiara. Dina tadinya semabfat tahun depan mau lanjut SMA sekarang jadi loyo lagi.


Isyana diam, berdikir. Ngamen memang hanya bisa untuk makan seorang bukan untuk masa depan.


"Teteh punya ide!" celetuk Isyana.


"Ya?"


"Kita Upload di youtube aja perform kita!"


"Boleh, Teh!" jawab Dina.



Bersambung lanjut ke bab 90


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 89"