Istri yang terabaikan Bab 80



 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


80. Mulai bercabang


Adzan subuh terdengar. Santri dari kelompok pengajian yang Bu Dini mintai tolong membacakan ayat- ayat Al- Qur'an untuk menemani jenazah Bu Tiara pun sudah selesai.


Para pelayan di rumah Tuan Aksa pun semakin sibuk menggelar karpet untuk pelayat yang hendak mensholatkan dan menata bangku juga. Keluarga Bu Tiara yang dari luar negeri juga sudah mengabari, mereka baru saja mendarat di ibukota.


Isyana yang terbiasa bangun subuh meski kamar masih petang pun terbangun.


"Ehm....," dehem Isyana kenapa rasanya sesak dan gerah.


Seingat Isyana kan tidur di pinggir ranjangg, kenapa Isyana merasa diapit. Perut Isyana pun terasa berdenyut.


Isyana mengerjapkan matanya mencoba mencari celah cahaya, dan menyadarkan dirinya sepenuh kesadaranya kalau yang dia rasakan benar.


"Apa Putri demam?" Isyana mencoba menyentuh tangan yang memelit tubuhnya bahkan menempel di bawah dua pabrik penyimpan cadangan makanan untuk bayinya nanti. Tanganya terasa besar dan panas, Tuan Aksa sakit.


"Kenapa tangan Putri sebesar ini?" Isyana mulai dheg- dhegan dan panik. Isyana mencoba menggerakan tubuhnya, wangi rambut Putri tercium di depanya.


Lalu Isyana meraba ke depan, tangan Putri tetap mungil lembut dan hangat normal sedang memeluk guling karakter Doraemon.


"Hoooh," jantung Isyana pun berdegub kencang mulai panik, Isyana berusaha bergerak dan mengurai tangan yang membelitnya.


"Apa ini Tuan Aksa? Oh Tuhan... semoga bukan? Aku mimpikan? Astaghfirulloh apa yang terjadi? Apa yang aku lakukan? Bu Tiara... maafkan aku," batin Isyana gugup.


Isyana mulai menggerakan badanya memutar dan menghindar, tapi ternyata hal itu membangunkan Tuan Aksa. Dan


"Wuaa!" Isyana dan Tuan Aksa sama- sama terlonjak kaget.


Tapi reflek kedua tangan mereka saling menutup mulut. Bahkan Isyana berani menutup mulut Tuan Aksa karena Tuan Aksa yang bersuara lebih keras. Mereka sadar ada Putri di samping mereka. Jangan sampai Putri tahu dan menimbulkan kegaduhan. Apa kata orang jika ada yang melihatnya. Jenazah Bu Tiara belum dimakamkan masa iya mereka terlibat isu skandal.


"Kamu!" tanya Tuan Aksa kaget melepaskan tangan yang menutup mulut Isyana.


Mereka masih di posisi berhimpitan, tapi Tuan Aksa sudah melonggarkan kakinya.


Isyana kemudian menunduk tidak berani mendongak, masih di hadapan Tuan Aksa.


"Maaf Tuan, bisa saya permisi lewat, saya harus sholat subuh" ucap Isyana lirih.


"Ehm...," Tuan Aksa berdehem, bangun dengan pelan kemudian menyalakan lampu tidur.


"Hooh," Tuan Aksa malu sendiri ke Isyana.


Isyana juga berusaha bangun dengan pelan- pelan, jangan sampai Putri bangun. Jantung Isyana rasanya seperti mau copot, bahaya sekali jika ada yang melihat.


"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Tuan Aksa menghentikan Isyana.


"Sejak pulang dari rumah sakit!" jawab Isyana.


Tuan Aksa menunduk malu, Tuan Aksa juga sejujurnya sangat pusing, Isyana juga bisa tahu karena tangan Tuan Aksa juga terasa panas.


"Cepat keluar!" ucap Tuan Aksa dingin. Meski Tuan Aksa yang salah tapi Tuan Aksa tidak mau mengakui kesalahanya dan minta maaf.


Isyana pun hanya diam, rumah ini kan rumah Tuan Aksa kalau pun Isyana mau jawab malah jadi kerusuhan. Isyana memilih segera keluar dari kamar Putri, menuju ke kamar para ART dan menumpang sholat di sana.


"Kita pulang dulu, yuk!" ajak Isyana ke Dina. Isyana jadi malu kalau di situ dan bertemu dengan Tuan Aksa lagi.


"Jangan Non... nanti kalau Non Putri nyari, gimana?" tutur Mbak Nik.


"Kan ada Bu Dini," tutur Isyana.


Mbak Nik kemudian diam menatap Jingga, tumben Isyana tak peduli dengan Putri, ini kan pemakaman Nyonya Tiara masa nggak ikut.


"Non Yakin mau pulang? Nggak mau ikut ke pemakaman Nyonya?" tanya Mbak Nik.


Isyana diam, sebenarnya Isyana juga ingin. Tapi bahkan tubuh Isyana rasanya masih panas, dadanya masih dheg- dhegan. Isyana takut ketemy Tuan Aksa lagi.


"Ke pemakaman kan pasti nanti banyak keluarga Tuan Aksa dan Bu Tiara, aku mah siapa? Aku doa dari rumah aja. Ayok Din kita pulang!" ajak Isyana ke Dina.


"Nggak, Non. Jangan pulang dulu! Pamit dulu ke Bu Dini!" tutur Mbak Nik kekeh mencegah Isyana pulang.

****


"Karangann Bunga pesenan saya udah dikirim Pak?" tanya Bu Wira ke koleganya di telepon.


"Pagi ini kita kirim, Nyonya!"


"Oke," jawab Bu Wira.


Bu Wira kemudian bersiap bersama suaminya menuju ke kota B.


"Kita sekalian cari Isyana lagi ya Pah," tutur Bu Wira.


"Tidak usah ganggu hidup dia lagi Mah. Mungkin Isyana lebih bahagia tanpa kita," jawab Tuan Wira sudah tidak ingin cari Isyana lagi, setelah mendengar cerita dari Tuti dan temanya katanya Isyana sudah ditolong keluarga pengusaha yang baik.


"Mamah cuma mau mastiin, Isyana hidup dengan baik Pah!" jawab Bu Dini.


Tuan Wira diam. Tuan Wira dan Bu Wira tak seperti Bu Dini yang langsung kerahkan anak buahnya saat cari Isyana. Bu Dini mencari Isyana dengan kaki sendiri lewat teman- teman Isyana jadi ya nggak akan ketemu kalau belum takdirnya.


****


Di hotel.


Mika cemberut di balkon hotel. Semua rencana indah selfie selfienya gagal. Apalagi pagi ini Mika disuruh pulang duluan.


"Mas aku pengen ke kefe ini? Nggak bisa kita mampir bentar?" rengek Mika menunjukan kafe hits di Instagram yang dia incar.


"Maafkan aku Sayang, kalau kamu mengunjungi tempat wisata yang kamu maksud, kamu bisa pergi sendiri atau lain kali. Aku tidak bisa," jawab Lana.


Lana bertekad mau menemui Isyana lagi tanpa sepengetahuan Mika.


"Kenapa?" tanya Mika.


"Aku harus takziah. Kamu boleh bawa mobilku.Kamu pulang dulu yah!" tutur Lana lagi merayu Mika agar Mika mau pulang duluan.


"Takziah ke siapa?" tanya Mika.


"Istrinya Tuan Binar. Dia mantan direktur di Suntech satu sebelumku. Sekarang dia pindah ke Suntech dua. Dia putra makhkota di Suntech grup!" tutur Lana memberi alasan ke Mika, kalau Lana akan pulang terlambat.


Mika diam berfikir.


"Kamu pulang saja ya? Mau naik kereta atau naik mobil? Aku pesankan!" ucap Lana lagi.


"Masa aku harus pulang sendiri?" tanya Mika kesal.


"Nggak apa- apa kan dekat ini!"


"Aku nggak boleh ikut takziah?"


"Kamu akan capek nanti, kan aku nanti bergabung sama kolega- kolegaku. Memang kamu punya kenalan di sana? Kamu bete lagi kalau ikut?"rayu Lana lagi sangat pandai beralasan.


"Oke!" jawab Mika.


Lana langsung mengembangkan senyum. Di Otak Lana kemudian terbayang wajah Isyana mantan istrinya yang penurut dan semakin tambah cantik.


"Mau naik mobil atau kereta?" tanya Lana.


"Kalau aku naik mobil, kamu naik apa?" tanya Mika lagi.


"Aku kan gampang, sayang naik taksi bisa. Nanti juga ada Papah. Aku nggak mau kamu kepanasan dan lama menunggu. Mobil kamu bawa aja ya!" ucap Lana lagi mulai pandai berkilah dan bermain trik.


"Oke!" jawab Mika menurut.


Lana pun pura- pura bantu Mika berkemas agar cepat pulang.


Bersambung lanjut ke bab 81


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 80"