Istri yang terabaikan Bab 8

Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


8. Kantor Pusat


Seakan terbius dan terbutakan oleh cinta yang salah, Lana menghapus semua pikiran buruk tentang orang tuanya. Lana mengiyakan kata Mika. Dua tahun sudah dia menjalani pernikahan dengan perempuan yang menurutnya menjijikan kini harus segera dia akhiri. 


“Ya... Sayang, aku akan katakan perempuan menjijikan itu yang pergi dan mencuri barangku!” jawab Lana ke Mika. 


“Gitu dong... aku tuh capek tahu, kalau harus bersembunyi begini terus, aku juga pengen nama Hanggara terselip di namaku!” jawab Mika mengkerucutkan bibir dengan gaya manjanya. 


“Cup...” Lana mencium rambut Mika yang wangi yang terurus, “Pasti! Secepatnya, ya udah habiskan makananya, aku akan segera pulang!” tutur Lana kemudian. 


“Bener yaa!” 


“Ya...!” jawab Lana memastikan. 


Mereka berdua melanjutkan makanya, bahkan Lana mengabari ibunya agar menunggunya jika dia belum sampai rumah.


Untuk Lana yang terpenting sekarang adalah membahagiakan Mika. Pesona Mika cukup membuai hati Lana dan Lana bertekuk lutut padanya.


Setelah mengantar Mika ke apartemenya dan memberi janji pada Mika untuk mengganti liburanya yang tertunda dengan sebuah hadiah mahal, Lana segera melesat ke rumahnya. 


Benar saja, ibunya sudah di rumah, duduk di depan pintu dengan tangan bersedekap dan wajahnya muram, seperti matahari yang ditelan awan menjelang hujan. 


“Hai... Mih!” sapa Lana mencium tangan Ibunya tapi ditolak. 


“Dimana Isyana?” satu pertanyaan terlontar dari Ibu Lana sesuai dengan perkiraan Lana.


Ibu Lana sebelumnya bertanya pada asisten rumah tangga mereka, dan semua menjawab sejak takziah ke orng tua Isyana, nyonya baik mereka tak kunjung pulang. 


“Dia pergi, Mih!” jawab Lana sesuai nasehat Mika, tidak menutupi atau menyembunyikan masalah rumah tangganya.


“Dan kamu membiarkanya?” tanya Ibu Lana dengan mata merahnya merasa putranya keterlaluan. 


“Mih, ayolah Mih, dia yang pergi, dia yang meninggalkan Lana!” jawab Lana membela diri . 


“Plak!” Dengan gerakan cepat, ibu Lana mendaratkan tamparan di pipi Lana, rasanya cukup pedas, tapi tak sebanding dengan luka yang Lana berikan pada Isyana. 


Lana pun memegang pipinya, mengulum lidahnya, kemudian menatap ibunya dengan berani dan mengeratkan rahang setelahnya. 


“Suami macam apa kamu? Sampai istrimu pergi meninggalkanmu!” omel ibu Lana merasa anaknya salah. 


“Seharusnya Lana Mih yang tanya, perempuan dan istri macam apa yang Mami Papi pilihkan untuk Lana? Lihatlah kelakuanya, dia berani melawanku bahkan dia pergi entah kemana dan dengan siapa? Dia tidak ada baik- baiknya. Sudah jelek kurang ajar lagi!” jawab Lana berusaha mengalihkan kesalahan dan mengkambing hitamkan istrinya. 


“Lana!” sentak ibu Lana tidak terima Isyana yang baik dijelek- jelekan oleh anaknya sendiri.


“Kamu Mami Papi besarkan dan sekolahkan tinggi untuk menjadi pria yang bertanggung jawab, bukan lelaki pecundang seperti kamu! Kamu adalah suami, pemimpin dalam rumah tangga dan yang bertanggung jawab atas semuanya. Mami tau bagaimana Isyana. Baik buruknya sikap istri itu tergantung bagaimana kamu mendidiknya. Tidak mungkin dia pergi jika tidak terjadi sesuatu dengan kalian. Apa yang kamu lakukan terhadappnya? Hah!” omel Ibu Lana lagi.


“Stop Mih!” bentak Lana keraa pada ibunya sehingga ibunya menjadi kaget dan sakit hati anaknya melawanya. 


“Lana!” pekik Ibunya merasa sakit anak semata wayang yang dia sayangi membentak. 


“Lana capek Mih... Dia tidak pantas jadi istri Lana!” jawab Lana lagi dengan mantap melawan ibunya.


“Lana...!” pekik Ibu Lana lagi.


“Mami dan Papi itu buta apa gimana sih Mih? Sejak awal Lana nggak cinta Mih sama Isyana, Lana mencintai perempuan Lain. Isyana dekil, jelek, dan menjijikan. Bisa- bisanya Mami Papi menikahkan Lana dengannya, Lana capek Mih, dua tahun tinggal bersama perempuan jelek sepertinya...!” jawab Lana mengeluarkan emosinya dengan tanpa bosa basi dan dia tutupi dari ibunya. 


“Lana..., kamu...” Mendengar perkataan Lana, Ibu Lana tercekat dan tidak menyangka. Bagi ibu Lana ucapan Lana sangat menyakitkan. 


“Hah... hah...!” Ibu Lana memegang dadanya merasakan sakit hati yang luar biasa atas penuturan putranya yang selama ini penurut dan sopan terhadapnya.


Tubuh Ibu Lana pun tak mampu menahan rasa sakit hati itu, sehingga nafas ibu Lana tersengal dan dadanya terasa begitu nyeri. Ibu Lana pun terhuyung jatuh. 


“Mih...,Miih!” meski sedang marah dan terbakar amarah, melihat ibunya panik, Lana tetaplah panik dan segera menyangga ibunya yang tejatuh. 


“Jemput Isyana... cari Isyana...” ucap Ibu Lana lirih, sambil menahan nyerii dada yang teramat sangat.  


Lana tidak mendengar perkataan ibunya dan segera membawa ibunya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit ibu Lana segera ditangani. Dokter menyampaikan keadaan ibu Lana cukup serius, mengingat belum lama ini, ibunya baru selesai operasi, masih rutin kontrol dan masih proses penyembuhan. 

“Huuuh!” Lana mengusap rambutnya kasar. Lana bisa menebak jika ayahnya tahu, Lana pasti akan dihajar habis- habisan oleh ayahnya. 


“Huuuft, gue kan lagi mau minta dipromosiin agar gue bisa beralih jadi direktur di perusahaan pusat, bukan di perusahaan cabang!” bati Lana kemudian. 


Pemilik perusahaan utama tempat Lana bekerja adalah sahabat karib, ayah Lana. Perusahaan internasional, Suntech Kingdom, dia seorang milyader yang tinggal di luar negeri dan mempunyai beberapa cabang di berbagai negara. Untuk di negara yang Lana tinggali ada dua perusahaan di dua tempat yang berbeda, dan salah satunya Lana yang memimpin. 


“Gue harus temukan Isyana dalam waktu cepat!” batin Lana kemudian. 


Lana melirik sejenak ke ibunya yang berbaring dengan banyak peralatan medis, dengan segera Lana menghubungi Arbi untuk kembali mencari Isyana. 


Selain menghubungi Arbi, Lana juga menghubungi Mika pujaan hatinya sebagai tempatnya mengadu dan bekeluh kesah saat ini. Bagi Lana, Mika adalah semua solusi dari masalahnya. 


**** 


Di kota Bunga. 


“Aku boleh menyilamya yaa!” ucap Putri dengan suara merdunya dan senyum cantiknya. 


“Iya, cantik, udah bisa belum caranya?” tanya Isyana lembut. 


“Disemplotkan?” tanya Putri. 


“Iya... karena itu tante kasih pupuk semprotnya bagian pangkal pohon sebelah sini ya? Biar daunya nanti Tante yang bersihkan!” tutur Isyana mengajari. 


Selaian menjual anggrek, Isyana juga berbelanja tanaman hias daun berbagai aglonema, philodendron, calatea dan yang lain. Meski  belum banyak, tapi Isyana berbelanja cukup lengkap, indukan dan anakan. Karena untuk dijual, Isyana merawatnya dengan sungguh- sungguh. 


Isyana pun mengajari Putri melakukan hal- hal kecil dan menyenangkan tentang tanaman. Putri yang kesepian dan cukup depresi karena satu tahun terakhir harus selalu melihat ibunya kesakitan menjadi sangat terhibur. 


Isyana sendiri sangat menyukai Putri. Putri sangat cantik, rambutnya pirang seperti bule, kulitnya pun putih bersih, senyumnya juga begitu imut.


“Iya, Tante!” jawab Putri cerdas dan mempraktekan yang Isyana ajarkan. 


Isyana tersenyum dan melanjutkan bagianya, menyeka daun- daun cantik aglonemanya, dengan cairan herbal ramuanya agar daun tanaman yang mahal kepunyaanya tak dihinggapi hama dan tampak mengkilap. 


“Waah rajinya...!” sapa seseorang mengagetkan Putri dan Isyana. 


Isyana dan Putri pun menoleh. 


“Adnan.... hei! Tumben udah pulang? Emang udah selesai jualanya? Kok main?” sapa Isyana. Seharusnya Adnan masih jualan di pasar bukan kelayapan.


Adnan kemudian berjalan mendekat ke Isyana dengan, tangan dimasukan ke sakunya. 


“Aku kan bosnya, terserah aku dong, kan ada yang jualin!” jawab Adnan bergaya. 


“Yaya...!” jawab Isyana.  


Putri yang belum kenal dengan Adnan kemudian berkenalan. Selama Isyana tinggal di kontrakan itu, setelah Mang Diman pamit ikut proyek kerja bangunan di luar kota, Adnan dan Tuti adalah teman baik Isyana. Adnan yang banyak menunjukan tempat- tempat belanja ke Isyana. 


Adnan juga sering memberi sayuran Cuma- Cuma ke Isyana mengingat dia ternyata seorang juragan sayur di pasar yang mempunyai ruko terbesar di dareha situ.


Adnan sendiri sebenarnya seorang sarjana yang baru selesai kontrak kerjanya dan pulang ke rumah menjenguk orang tuanya. 


“Tambah laris aja nih!” ucap Adnan memuji Isyana.


“Iya...Alhamdulillah, semua berkat kamu!” tutur Isyana melanjutkan pekerjaanya. 


Adnan kemudian menggoda Putri kecil dan mengajaknya bermain.


Jika sedang nganggur Adnan memang sering main ke greenhouse Isyana sekedar minta dibuatkan kopi dan duduk- duduk melihat tanaman Isyana.


Bersambung.  🥰🥰lanjut bab 9


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 8"