Istri yang terabaikan Bab 76

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


76. Mobil jemputan.


Isyana fokus menyanyi, dan tidak melihat siapa yang datang. Sementara Mika duduk mengambil tempat Bu Tiara biasanya.


"Prok... prok....,"


Penonton lain tepuk tangan saat Isyana mengakhiri lagu akhirnya. Isyana menyanyikan lagu Tak Ingin Usai.


Lalu para pendengar lagu Isyana memasukan uang ke selembat sapu tangan ukuran tanggung. Ada yang 2000, ada yang 5000, ada yang 10000.


"Terima kasih. Ada yang mau request lagi?" tanya Isyana memberikan penawaran. Kan Isyana memang menerima saweran.


"Saya!" celetuk Mika mengangkat tangan.


"Dheg!" Isyana menoleh dan seketika mulutnya tercekat.


Mika mengangkat satu tanganya dan satunya bersedekap. Mulutnya tersenyum simpul penuh dengan ejekan begitu juga matanya.


Isyana tak peduli Mika. Tapi Isyana melihat satu orang pecundang yang Isyana benci. Laki- laki itu mematung dengan mata hampanya memandang Isyana.


Isyana kemudian menunduk.


"Dia datang Nak. Apa dia akan menanyakanmu? Atau menyakiti Ibun lagi? Akankah aku beritahukan keberadaanmu sekarang?" batin Isyana kacau dan terbengong.


"Mau request lagu apa Kak?" celetuk Dina menjawab karena Dina melihat Isyana malah terbengong.


"Apa yaa? Aku sih sebenarnya nggak begitu suka lagu- lagu jalanan gini. Aku kasian aja sama kalian, jadi ingin sawer kalian. Terserah deh mau lagu apa! Nih!" ucap Mika sombong mengacungkan uang 5 ribuan.


"Wua!" Dina yang lebih labil dari Isyana pun langsung meradang.


Sementara Isyana masih berusaha mengusai dirinya tatapan Isyana justru tertuju ke Lana. Isyana ingin Lana merespon kehamilanya. Sayangnya Lana malah seperti patung tak bernyawa.


"Apa hati Lana benar- benar sudah mati?" batin Isyana.


"Kasar sekali katamu Nyonys! Apa maksud Anda, Nyonya. Kami di sini menjual karya, bukan meminta belas kasihan!" ucap Dina berani.


"Oh... karya ya? Hahaha. Anak kecil tau apa kamu? Begini karya? Pengamen jiplakan!" jawab Mika lagi sombong.


Ucapan Mika yang sombong itu terdengar tidak hanya untuk Isyana dan Dina. Tapi semua yang ada di depan.


Ternyata, meski Isyana diam, penonton Isyana malah yang risih dan tidak suka dengan ucapan Mika.


"Eh Nona... punya mulut dijaga. Pernah kenal bangku sekolahan nggak sih? Cantik- cantik nggak punya adab! Ya iyslah. nggak semua orang bisa main gitar dan nyanyi!" ejek salah satu mas-mas.


"Iyaa... apa maksudnya, kaya-kaya kasih uang 5 ribua doang. Penampilanya aja yang wah. Beraninya bayar 5 ribu!"


"Kalau mau amal karena kasihan sana ke panti sosial Kak di sini kami mau hiburan. Bikin resah aja. Sudah jangan dengarkan mereka. Ayo teh Isya nyanyi lagi!"


Isyana pun dibela oleh penontonya dan Mika dibuat malu oleh orang- orang. Mika jadi meradang.


"Kalian ya! Dasar orang rendahan!" jawab Mika malah memancing emosi orang bantak.

"Waah. Kamu nantangin kami Bu?"


"Huu dasar. Waaah perempuan sombong dan congkak. Berani yaa ngatain kita! Mau nya apa lo Bu?"jawab orang mau maju menyerang Mika.


"Iya.. wuu. sana pergi jangan di sini. Gue sobek tuh mulut gangguin orang makan aja!" sambung yang lain.


"Kakak. Kakak! Sudah cukup jangan buat keributan! Biar saja ibu ini mau ngomong apa. Ibu tolong kalau tidak mau dengarkan suara saya.Silahkan pergi" ucap Isyana akhirnya melerai dan mengusir Mika halus.


"Teh Isya ibu ini perlu diberi pelajaran" tawar penonton ingin beri Mika pelajaran.


"Sudah sudah biar saja!" ucap Isyana menahan.


Mika terlihat ketakutan mau diserang. Mika pun malu dan resah.


"Ayo pergi, Yang. Aku nggak mau di sini!" ucap Mika menarik tangan Lana segera pergi.


Mika jadi menciut saat dirinya sendirian dikeroyok banyak orang. Mika niatnya mau mempermalukan Isyana di depan banyak orang, malah Mika yang diserang.


Lana patuh tapi Lana menoleh ke Isyana dan Isyana juga menatap Lana.


"Dia pergi begitu saja, Nak?" ucap Isyana dalam hati berujar sedih.


Tapi Isyana tidak mau larut dalam kesedihan. Isyana kemudian kembali menyapa orang- orang yang menghargai suaranya.


Karena tidak ada yang request, Isyana menyanyikan lagu Dan karya Sheila on sevent.


Sayangnya baru bebrapa lagi, angin bertiup kencang dan hujan mulai turun. Isyana terpaksa harus mengakhiri pertunjukanya. Mereka bergegas membereskan karpet dan dagabgan nenek. Begitu juga orang- orang pada pergi.


"Dina sebel banget sama perempuan tadi pengen tak gampar!" celetuk Dina sambil berjalan membawa dagangan nenek. Isyana bagian memegangi payung.


"Sudah lupakan!" jawab Isyana tidak memberitahu kalau orang yang Dina maksud adalah orang yang Isyana kebal.


"Nggak akan. Dina sudah tandain tu muka orang. Aku sumpahin dia nanti akan rasain yang aku rasain!" ucap Dina lagi.


"Eh.. nggak boleh doain orang jelek-jelek.Doa yanh baik. Doa baik kan kembali ke kita juga!" jawab Isyana.


"Rejeki kita jadi dikit kaan? Hujan juga.Ini pasti gara-gara orang tadi. Dasar perempuan pembawa sial! Dina kessel." lanjut Dina lagi mengata- ngatai Mika.


Jingga pun hanya tersenyum, kadang kalau marah Dina lucu.


"Thiiin thiin!" suara klakson mobil berbunyi, mereka pun berhenti dan menoleh. Sebuah mobil besar berhenti tepat di samping mereka.


"Maaf Nona Isyana. Kami ditugaskan untuk menemui anda dan menjemput Anda. Silahkan ikut kami!" ucap Seseorang dari dalam mobil dan bersiap memberikan payung.


"Maaf kalian siapa ya?" tanya Isyana.


Bersambung Lanjut ke bab 77


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 76"