Istri yang terabaikan Bab 71

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


71. Lima Permintaan


Di sebuah Kafe Berdinding kaca


“Nih oleh- oleh dari gue… gue beliin lo sepatu. Ini gue beli di Paris,” tutur teman Mika ke Mika. 


“Thanks ya!” jawab Mika. 


“Lo katanya, mau honeymoon ke switchzerland… mana oleh- olehnya udah belum?” tanya teman Mika yang lain.


“He…,” Mika pun tersenyum menyeringai sambal di otaknya mencari ide berbohong. “Suamiku lagi banyak kerjaan, sepertinya bulan depan,” jawab Mika beralasan. 


“Oooh, banyak kerjaan,” jawab teman- teman Mika kemudian.


Tidak mau terus dibully teman- teman sosialitanya, Mika buru- buru minta pamit pulang dari teman- temanya. 


“Suamiku ngajak lunch. Sorry ya… gue pulang dulu!” pamit Mika. 


Teman- teman Mika pun hanya tersenyum simpul. 


"Duh... sayang banget.. kan baru ngumpul kita,"


"Maaf ya. Lain kali deh. Daah,"


"Oke... take care ya,"


"Ya..,"


Mika buru- buru menyambar mobilnya kencang dengan penuh emosi merasa terhina. Mika melajukan ke kantor suaminya hendak merajuk.


Akan tetapi seperti sebelumnya, jika di kantor Lana susah dihubungi. Yang ada Mika disuruh menunggu di loby. 


Tapi Mika tidak lemah dan bodoh. Mika mengambil celah melewati pintu lain dan menerobos masuk.


Sayangnya saat sudah sampai di ruangan Lana. Langkah Mika terhenti. 


Ternyata Tuan Hanggara sedang mengunjungi Putranya. 


Mungkin karena kehamilan Isyana sudah masuk usia keempat bulan. Lana mulai sehat dan bekerja. Akan tetapi kemarin Lana banyak ijin. Beberapa pertemuan yang melibatkan pejabat seperti Tuan Hanggara Lana tak hadir.


Tuan Hanggara juga dengar laporan kalau kinerja Lana menurun. Hal itu membuat Tuan Hanggara geregetan ingin menemui Putranya.


“Kamu itu gimana sih? Kenapa setelah menempati posisi ini kamu malah menurun kerjanya?” omel Tuan Hanggara. 


“Maaf, Pah!” 


“Papah sudah tinggal diam, tentang masalah pribadimu. Akan tetapi kalua kamu memalukan Papah dalam hal pekerjaan. Papah nggak bisa tolong kamu lagi,” ucap Tuan Hanggara lagi. 


“Lana sering tidak berangkat bukan untuk berhura- hura atau bolos Pah, tapi Lana sakit!” jawab Lana beralasan. 


“Sakit- sakit. Tetap saja. Jangan sampai kamu diturunkan dari jabatanmu!” ucap Tuan Wira Hanggara lagi. 


“Ya Pah!” jawab Lana.


"Kalau sampai di bawah kepemimpinanmu perusahaan ini merugi atau menurun. Papa nggak bisa tolong kamu lagi, dan jangan salahkan Papa kalau kamu tidak jadi apa- apa,"


"Lana akan bekerja keras Pah!"


"Masih bagus, Tuan Priangga memberimu kekuasaan dan memimpin perusahaan ini. Jaga kepercayaanya dengan baik!"


"Iya Pah,"


"Jangan iya iya aja. Tapi lakukan!"


"Siap. Pah!"


Tuan Wira bangun hendak pergi dari ruangan Lana. Pada saat membuka pintu, Tuan Wira Hanggara berpapasan dengan dengan Mika. Tuan Wira melirik Mika sinis sementara Mika menunduk. 


“Urus suamimu dengan baik agar bisa bekerja dengan baik. Jangan justru buat malu!” ucap Tuan Wira. 


Mika menunduk diam. Setelah Tuan Wira berlalu, Mika masuk. Dilihatnya Lana duduk memegangi kepalanya. 


“Kenapa Papah sampai ada di sini, Mas?” tanya Mika tanpa salam langsung menanyai suaminya. Sontak Lana kaget. 


“Kamu? Sejak kapan ke sini? Mau apa kamu kesini?” tanya Lana seperti tidak suka Mika datang. 


“Aku istrimu, Mas. Kok gitu tanggapanya? Bukanya senang,” jawab Mika tersinggung. 


Mika kan datang mau merajuk, minta diajak liburan agar tidak disindir teman- temanya. Malah disinisi suaminya.


“Kamu kan tahu, Sayang. Selama aku sakit aku sering tidak berangkat. Hal itu sampai ke telinga Papah. Rusak namaku, jadi tolong, kamu juga harus professional. Jangan buat namaku di hadapan karyawan juga jelek, jangan datang saat aku bekerja!” ucap Lana menegur Mika jangan sering- sering di kantor. 


Meski Lana sebagai pimpinan, tapi beberapa staf dan pegawai tetap orang kepercayaan Tuan Priangga mantan bawahan Binar. Mereka professional dan menilai kinerja atasan mereka. 


“Hiks….,” Mika yang tersinggung mengeluarkan jurus menangisnya. 


“Aku istrimu, ini kan jamnya makan siang. Salah ya kalua aku ajak kamu makan siang?” tutur Mika dengan suara isaknya. 


“Hhhh….,” Lana menghela nafas merasa tidak nyaman membuat istrinya menangis, mau tidak mau Lana mengerti Mika. 


Lana kemudian mendekat ke Mika dan memeluknya tidak mau istrinya menangis. 

“Oke… sory, ayo kita makan, mau makan di mana?” 


“Di kafe orion,” ucap Mika berhenti menangis dan meminta nama restoran mewah. 


Lana pun tak dapat berkilah dan mengikuti Mika. Mereka kemudian makan di kafe orion.


Saat sudah makan, Mika mengeluarkan jurus rayuanya meminta honeymoon. Akan tetapi Lana langsung membantahnya. 


“Tak!” Lana langsung meletakan garpu dan pisaunya sambil berdecak mendengar permintaan Mika ingin ke Switchzerland.


Mika terhenti dan tersentak. 


“Sayang kamu marah?” tanya Mika. 


“Mika… please! Tolong mengertilah!” ucap Lana.


“Mengerti gimana? Apa aku salah? Selama sebulan ini, aku sudah jadi istri yang baik merawatmu selama sakit. Aku juga pusing dan capek merawat kamu. Sekarang kamu sudah sembuh kan? Wajar dong aku minta self reward. Itu juga bukan untuk aku sendiri, untuk kamu juga, ayolah kita healing biar kamu fresh!” jawab Mika beralasan.


“Mika...Kamu itu punya otak nggak sih?” omel Lana kali ini tersulut emosi sampai pengunjung restoran lain dengar. 


“Kamu dengar kan tadi kata Papah? Selama aku sakit, aku banyak melewatkan beberapa tender. Aku udah ningalin banyak pekerjaan. Bias- bisanya kamu minta healing?” omel Lana. 


“Hiks…. Hiks….,” Mika yang tertolak, tersinggung lagi dan merasa sakit. Mika malu dimarahi suaminya di tempat umum. 


Mika menunduk mengeluarkan jurus menangisnya lagi.


Mika langsung mengambil tasnya dan pergi, 


“Sayang… hey… please, dengerin dulu!” panggil Lana tapi Mika tetap berlari menangis. 


“Haishhh,” desis Lana memijat kepalanya pusing. 


Lana pun bangun membayar tagihan dan mengejar Mika untuk merayu. 


Setelah menikah Lana dan Mika memang lebih banyak bertengkar.


***** 


“Nguuuuuungggg…..,” Pesawat yang dinaiki keluarga Tuan Priangga mendarat di tanah air.


Setelah mendengarkan semua permintaan Bu Tiara, Tuan Binar dan Bu Dini memutuskan untuk pulang ke tanah air. 


Kali ini, Tuan Priangga ikut menjemput menantunya dan membawa pengawal.


Putri digendong Tuan Binar, sementara Bu Tiara didorong kursi roda oleh perawat pribadi yang dipekerjakan Tuan Priangga. 


Mereka langsung bertolak ke rumah Tuan Aksa. 


“Mulai sekarang, jangan pikirkan pekerjaan dan perusahaan. Biar orangnya Papah yang mengurus!” tutur Tuan Priangga bijak ke Tuan Binar. 


“Ya Pah,” jawab Tuan Binar. 


Permintaan Bu Tiara ada 5. Pertama Bu Tiara ingin meninggal di kota B, tanah kelahiranya dan dimakamkan dekat orang tuanya. Kedua, Bu Tiara ingin makan makanan khas kota B, makanan kesukaanya saat kecil. Ketiga, Bu Tiara ingin banyak menghabiskan waktu berkamping dengan Putri dan tuan Binar di alam seperti inginnya Putri, mengingat selama ini Bu Tiara selalu berhati- hati dan banyak di rumah sakit. Keempat, Bu Tiara ingin bertemu dengan Nyonya Isyana, membantunya menjenguk kehamilanya. Kelima, Bu Tiara ingin beramal jariah, membuat Yayasan yang membantu meringankan orang- orang yang sakit tapi tak ada biaya. 


Untuk urusan Tuan Aksa, Bu Tiara tak meminta apapun kecuali Tuan Aksa tetap bahagia seperti apa yang Tuan Aksa mau.


Bu Dini yang memang punya Yayasan tentu mudah menyanggupi permintaan kelima. Dan untuk menyanggupi semua permintaan Bu Tiara, utamanya nomer 1,2, dan 4 mereka pun pulang ke kota B, bukan Ibukota. Tuan Priangga pun membebaskan Tuan Aksa dari bekerja untuk memenuhi keinginan ke tiga. 


“Greenhouse Nyonya Isyana kok sekarang berubah jadi ruko, pakaian?” tanya Bu Tiara saat di perjalanan melihat bekas kontrakan Isyana yang sudah rampung diperbaiki berubah jadi ruko. 


Tuan Binar Aksa diam karena merasa bersalah. Padahal kan jika dia bias sabar, Bu Dini bisa menahan Isyana sampai kontrakan selesai diperbaiki, Istana tak harus kabur atau tinggal di rumah Tuan Aksa, tapi kembali ngontrak. 


“Ya…, Nona Isyana sudah tidak tinggal di situ, dan tidak jualan bunga lagi” jawab Bu Dini.


Semua pun menoleh termasuk Putri. Tuan Aksa juga ikut bingung, kok ibunya tau banyak.


“Terus Tante Bunga kemana Oma?” tanya Putri. 


“Besok ya, kita temui, tante Bunga Bersama,” jawab Bu Dini. 


“Puteri kangen Tante Bunga,” jawab Putri. 


"Mama tahu dimana Nyonya Isyana?" tanya Tuan Binar.


"Tau!"


Bersambung kanjut ke bab 72


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 71"