Istri yang terabaikan Bab 69

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


69. Sudah Siap.


Hari berikutnya, kondisi Nyonya Ara kembali drop sehingga Tuan Aksa harus stand by lagi. Tuan Aksa pun memyerah untuk berjuang sendiri dan meminta ibunya datang. Akan tetapi Dini bisa tiba di negara itu lusa. Mau tidak mau Tuan Aksa meninggalkan Putri dengan Mbak Nik.


Mbak Nik sebenarnya juga cukup profesional menjaga Putri. Akan tetapi latar belakang pendidikan Mbak Nik yang berbeda dengan Isyana tetap mempunyai sisi berbeda dalam mengasuh Putri.


Meski dulu dekil, Isyana kan juga berasal dari keluarga terhormat awalnya. Jadi pengenalan nilai- nilai kehidupan dan keterampilan juga berbeda.


Bounding Mbak Nik san Putri dengan bounding Putri dan Isyana juga berbeda. Apalagi secara status jelas, Mbak Nik mengasuh Putri karena pekerjaan sementara Isyana tulus tanpa berharap apapun.


"Baik-baik sama Mbak Niik ya Sayang. Jadi anak pintar yah!" tutur Tuan Aksa ke Putri lewat video call.


"Ya Dad!"


"I Love you,"


"I love you too, Dad. Putri Love Mommy too! Pokoknya I love both of you!"


"Yaaas... Mmwah,"


"Mmmwah!"


Tuan Aksa pun menutup teleponnya setelah menutup percakapan dengan kissing. Dengan sabar Tuan Aksa menunggu dojter melakukan tindakan dan memberikan pengobatan untuk Nyonya Tiara.


Setelah dokter selesai melakukan tindakan, Tuan Aksa diperbolehkan masuk. Meski Nyonya Tiara berbaring tak bisa diajak komunikasi, Tuan Aksa masuk, duduk di sampingnya dengan setia.


"Bertahanlah, Sayang. Aku mohon. Demi Putri kita. Kamu tahu kan aku tidak bisa tanpamu. Please. I know you are very strong woman. I believe the miracle is true will come for you!" tutur Tuan Aksa memegangi tangan Bu Tiara sembari menteskan air mata.


Lama Tuan Aksa berbicara sendiri akhirnya Tuan Aksa tertidur, dan ponsel tergeletak di meja samping kepala Bu Tiara.


Obat dari dokter bekerja. Bu Tiara kembali sadar. Bu Tiara terbangun saat mendengar ponsel Tuan Aksa berdering, tapi dilihatnya Tuan Aksa tertidur mengorok.


Dengan meraba- raba. Meski di hidung dan tanganya tertempel alat kesehatan. Bu Tiara mau tidak mau mengambil ponsel Tuan Aksa dan membukanya.


"Astaghfirulloh...," pekik Bu Tiara.


Dibacanya pesan dari Mbak Nik, kalau Putri panas tinggi. Dalam tidurnya mengigau memanggil nama Isyana. Bahkan Mbak Nik merekam suara Putri.


"Aku sudah bilang kan Mas... biarkan Putri di rumah atau diambil Mamah. Putri tidak betah tinggal di sini. Putri jan juga tidak suka makanan di sini?" gumam Bu Tiara begitu sadar malah langsung meneteskan air matanya.


Bu Tiara meletakan ponsel Tuan Aksa sambil bergetar sehingga ponselnya terjatuh dan membangunkan Tuan Aksa.


"Mamah, are you ok? I am so happy. Akhirnya kamu bangun sayang," tutur Tuan Aksa senang melihat istrinya tersadar.


"Maaf Mamah menjatuhkan ponsel Papah," tutur Nyonya Tiara lirih.


"Nggak apa- apa!"


"Tadi, bunyi terus. Coba dicek Pah!"


"Oke!" jawab Tuan Aksa mengambil ponselnya.


Setelah membacanya Tuan Aksa terlihat sangat kacau dan bingung. Istri dan anaknya sama- sama sakit. Siapa yang harus Tuan Aksa pilih.


Tuan Aksa kemudian menelpon ibunya untuk segera datang ke negaranya. Bu Tiara meski tahu tapi pura-pura tidak tahu.


Bukan tidak mau peduli, tapi mereka sudah banyak berdebat tentang Putri. Bahkan Nyonya Tiara saat tahu Isyana hamil ingin suaminya membantunya, bukan menyuruhnya pergi.


Akan tetapi nasi telah menjadi bubur. Kini Nyonya Tiara memilih diam. Biar Tuan Aksa menyadari kesalahanya dan memikirkan solusi sendiri.


"Ada apa mas?" tanya Bu Tiara.


"Nggak apa-apa Sayang. Biasa kerjaan! Gimana keadaanmu? Apa sakit sekali? Katakan mana yang sakit? Aku pijit ya. Atau aku panggilkan dokter?" tanya Tuan Aksa gugup.


Tuan Aksa berbohong karena tidak ingin istrinya sedih. Nyonya Tiara pun tahu itu. Nyonya Tiara pun hanya tersenyum lemah.


Tidak lama dokter melakukan evaluasi keadaan Bu Tiara. Semua bahagia karena Bu Tiara kembali normal sampai Bu Tiara diperbolehkan makan dan minum lagi tanpa selang.


Tuan Aksa pun merawat Bu Tiara sepenuh hati, sambil memantau perkembangan Putri lewat ponsel. Mbak Nik hanya memberi obat yang dia beli via online.


Sampai akhirnya Bu Dini sampai. Tuan Aksa lega karena Bu Dini sudah ada di apartemen dan merawat Putri. Hingga Tuan Aksa tak lagi banyak mengirim pesan dan fokus menemani Nyonya Tiara.


Tau-tahu Ibunya sudah samlai di rumah sakit.

"Mamah...," pekik Bu Tiara dan Tuan Aksa.


"How are you, Sayang. Kamu sudah lebih baik?"


"I am Ok. Mah," jawab Bu Tiara.


Bu Tiara pun mendekat ke Bu Tiara memberikan kecupan sayang sebagai merrua dan memberi dukungan.


"Mamah mau ngomong sama Binar!" tutur Bu Dini.


"Mau ngomong apa Mah? Putri baik- baik aja kan?" tanya Binar gugup serasa mau dihakimi.


Bu Tiara tahu kalau Bu Dini pasti mau bahas Putri, meski sakit kepekaan bu Tiara justru bertambah.


"Tiara mau tidur, Pah. Silahkan ngobrol di luar!" tutur Nyonya Tiara.


Tuan Aksa dan Bu Dini keluar, tapi tidak jauh. Diam- diam Bu Tiara ternyata memasang telinganya baik-baik dan tetap penasaran.


"Kamu lihat kan? Putri sakit!" omel Bu Dini ke Tuan Aksa.


"Maafin Binar, Mah."


"Apa salah Isyana sampai kamu begitu membencinya?"


"Binar nggak benci Nona Isyana, Mah!"


"Terus kenapa kamu menjauhkan Putri dan melarangnya!"


"Mah! Binar tidak melakukan itu. Yang Binar lakukan adalah mendekatkan Putri dengan ibu kandungnya. Binar nggak mau Putri terlalu dekat dengan orang lain terus nanti lupa dengan ibu kandungnya,"


"Kamu itu ngomong apa? Ya nggak mungkin Putri lupain ibu kandungnya. Walau sampai kapanpun Tiara tetap Ibu Putri. Tapi bukan berarti kamu korbankan Putri juga. Pokoknya Mamah mau bawa Putri pulang!"


"Nggak Mah!"


"Kenapa? Masih tidak cukup kamu buat Putri sakit?"


"Bukan begitu Mah,"


"Lantas apa?"


"Tolong mengerrilah. Aku tidak ingin di usia dewasanya nanti Putri menyesal jika dia tidak bisa melihat ibunya di hari- hari terakhirnya. Aku juga ingin Tiara pergi dengan damai!" tutut Binar keceplosan saking frsutasinya.


"Binar!" pekik Bu Dini menatap putranya serius. "Apa maksudmu bicara begitu?" tanya Bu Dini.


Tuan Aksa terdiam menelan ludahnya dengan tatapan kacaunya.


"Kata dokter, sel itu sudah merusak semua organ- organ penting tubuh Tiara Mah. Jantung Tiara, hepar Tiara, Ginjal Tiara, Empedu Tiara bahkan satu parunya sudah hampir tak berfungsi," tutur Tuan Aksa parau.


"Hoooh!" Bu Dini pun langsung syok dan terhuyung ke tembok.


Walau bagaimanapun Bu Dini tahu Tiara ada sumber kebahagiaan Putranya. Entah bagaimana buat Tuan Aksa move on kalau sesuatu yang buruk terjadi. Kalau pun dijodohkan kasian juga menikah tapi hati Tuan Aksa ada pada orang lain.


Apalagi menjodohkan Isyana, Bu Dini anti. Sebab Bu Dini tak ingin menambah derita rumah tangga lagi ke Isyana.


"Kata dokter prediksi bertahanya Tiara tidak lebih dari satu, bulan Mah!" ucap Tuan Aksa mengakhiri perkataanya.


Semua hening.


Ternyata yang mendengar itu semua bukan mereka berdua. Akan tetapi Bu Tiara juga.


Air mata Bu Tiara pun kembali lolos.


"Berobat atau tidak berobat, aku akan pergi bukan? Tidak aku tidak mau menghabiskan waktu ku di ruang sempit ini!" gumam Bu Tiara bertekad.


Bu Tiara yang sudah sakit bertahun- tahun seakaan sudah siap semuanya. Bu Tiara pun menyusun banyak rencana dan permintaan.


Bersambung.  🥰🥰lanjut ke bab 70



gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 69"