Istri yang terabaikan Bab 60

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


60. Saya Baru Bercerai 3 bulan ini


“Baguslah kalau nggak ketemu, apalagi kalau mati, ahahahah,” ucap Mika di dalam mobil dengan wajah riang dan tawa jahatnya. Sampai pria di sampingnya menoleh. 


Akan tetapi entah kenapa, ada sakit yang menyusup di hati Lana saat Mika menyebut kata mati. 


“Kok kamu bilang gitu sih Yang?” tanya Lana kenapa istrinya terkesan jahat. Padahal kan memang jahat dirinya juga ikut- ikutan. 


“Lah... iya lebih baik kan? Kalau dia mati, kita nggak usah susah- susah nyingkirin dia, kamu juga nggak perlu berantem sama orang tua kamu. Isyana itu emang nggak pantes hidup, dia itu perempuan bermuka dua, kasihan kan mamah kamu sama papah kamu dibohongin sama tampang lugunya?” ucap Mika lagi memutar balikan fakta dan tidak koreksi diri. 


Ya memang begitu manusia, sangat suka melempar kesalahan pada orang lain, tidak pernah memeriksa dirinya sendiri.


Padahal seringkali, orang yang menuduh orang salah, dirinyalah yang salahnya bertubi- tubi. 


Orang yang benar mana sempat menyalahkan orang lain. Orang yang benar kan akan sibuk memperbaiki diri dan mengejar hal positif. 


“Iya juga sih, tapi apa iya dia meninggal?” ucap Lana lagi. 


“Tau deh,” jawab Mika. 


“Hmmmm....,” jawab Lana berdehem.


Walau bagaimanapun juga, dan meski dibuat sebenci apapun Lana terhadap Isyana, tetap saja, Isyana pernah jadi teman tidur Lana.


Selain jelek, kampungan dan tak mempunyai gelar sarjana, sebenarnya tidak ada kesalahan yang dibuat Isyana selama 2 tahun menjadi istri. Di hati Lana tetap ada rasa sedih yang menimpa. 


“Salah dia sendiri sok- sokan kuliah, sokan nantangin gue? Jadi kena kan karmanya? Gembel mah gembel aja, udah baik kan kita nggak jahatin dia duluan," sahut Mika lagi merasa Isyana yang duluan mengusiknya dengan mendaftar kuliah di universitas yang sama.


"Ya sudahlah, ayo kita pulang," jawab Lana memutar balikan setir mobilnya.


Setelah mendapat jatah tanah dari orang tuanya, Lana dan Mika pergi ke kota B, untuk memeriksa dan memastikan. Mika sangat bahagia melihat toko milik Isyana hancur.


"Malam ini kita party ya Mas, meski nggak resepsi boleh kan aku ajak temen- temenku minum?" ucap Mika merayu.


"Hemmmm," jawab Lana malas.


Entah kenapa tiba- tiba bayangan Isyana meninggal menetap di hati Lana dan membuatnya ada rasa bersalah, apalagi setelah tahu, ternyata Isyana tidak tahu menahu tentang tanah, bahkan Isyana belum menerima. Lana saja kaget saat Mika cerita.


Tapi tetap saja Mika berhasil menghasut dengan banyak hal yang membuat Isyana tetap salah termasuk merayu Lana untuk meminta setengahnya.


"Kamu ikut doong, kamu belum pernah ngumpul kaan ma temen- temenku!" rayu Lana lagi.


"Emang mau party dimana sih?" tanya Lana.


"Di resort pantai bintang," ucap Mika memberitahu nama penginapan kecil di tepi pantai sangat indah.


"Hmmmm," jawab Lana lagi hanya berdehem.


"Mau yah, boleh yah!"


"Ya...," jawab Lana malas.


"Senyum dong... jangan cemberut gitu," rayu Mika lagi sambil memegang pipi suaminya yang tampak layu, entah karena lelah mengendarai mobil atau ada kegundahan di hatinya. Tapi Lana benar- benar tak berdaya dan hanya mengikuti kata Mika dengan hati yang hampa.


Malam itu pun Lana membiayai party Mika dan teman-temanya di sebuah resort mewah. Mereka minum wishky dan menyalakan musik keras.


Entah kenapa hati Lana dibuat kesepian dan gundah sepanjang party, seperti masuk ke dunia asing yang tak dia kenal. Seperti masuk ke dunia yang membuatnya menjadi orang lain.


****


1 minggu berlalu.


Isyana, Bu Dini dan Putri terbang kembali ke tanah tercinta dan meninggalkan Nyonya Ara dan Tuan Aksa. Isyana sendiri tidak tahu seberapa parah penyakit Nyonya Ara.


Kata Bu Dini, Nyonya Ara menderita kanker otak dan sebelumnya pernah operasi, tapi ini kambuh lagi.


Meski begitu, sekecil apapun harapanya, sebagai mahkhluk yang mempunyai Tuhan, mereka tetap ikhtiar maksimal memanfaatkan harapan kecil itu. Entah seberapa banyak Tuhan memberikan harapan dan uluran waktunya, mereka pasrah yang penting usaha.


Isyana kuliah tiga hari lagi, di kampus yang berbeda dengan Mika. Bu Dini dan suaminya memang tidak menyanggupi selalu tinggal di kota B. Dia akan seperi Tuan Aksa bolak balik ke kota B dan Ibu kota, karena Tuan Priangga juga mempunyai kehidupan sosial di Ibukota.


"Lusa saya ke sini lagi, saya percayakan Putri padamu dan pada Mbak Niik ya. Mbak Niik sudah lama kok ikut keluarga saya," tutur Bu Dini pamitan ke Isyana.


"Siap, Nyonya,"


"Jaga rumah ya Mbak Niik!" tutur Bu Dini lagi.


"Inggih, Ndoro. Siap laksanakan!" jawab Mbak Nik, kepala pelayan di rumah Tuan Aksa yang sudah mengabdi sejak beliau remaja.


"Putri sama Mbak Nik dan Nona Isya yaa...," tutur Bu Dini pamit dan mencium cucunya.


Putri mengangguk manis pada neneknya.


Selama Isyana di rumah tidak ada sang empunya, Isyana membantu para maid membersihkan rumah. Akan tetapi Isyana lebih banyak menemani Putri belajar mewarnai, bercerita dan bermain.

Jika Putri tidur, Isyana melakukan pekerjaanya. Mengembalikan beberapa utang dan kerugian tanamanya.


Tuan Aksa akan mengantarnya bertemu dengan tim kreatif dan pemasaran perusahaan masih 3 hari lagi juga.


Karena tidak ada majikan, tidak ada motor juga, Isyana juga tidak berani keluar rumah. Isyana juga belum membeli ponsel lagi.


Isyana hanya mendapat informasi dari orang suruhan Tuan Aksa, tidak ada bukti kejahatan dari kebakaran kontrakan Lana. Kemungkinan karena konsleting listrik.


Untuk biaya kerugian bangunan semua sudah diurus. Hal itu membuat Isyana sampai sekarang belum bertemu Tuti.


2 hari berlalu, sesuai janji Bu Dini, Bu Dini kembali ke kota B.


"Omaaa....," panggil Putri girang saat melihat neneknya datang.


"Morning my princess," jawab Oma merentangkan tangan ingin memeluk cucunya.


"Morning Oma,"


"Kok Putri sendirian? Mana Tante Isyana?" tanya Bu Dini melihat Putri di meja makan sendirian dan menunduk lemas dengan baju sekolahnya.


Putri kemudian cemberut.


"Kenapa?" tanya Bu Dini ikutan penuh tanda tanya.


"Apa semua yang sayang sama Putri dan temani Putri, akan sakit?" celetuk Putri dengan mata beningnya.


"Apa maksudmu, Oma sayang kamu, Oma sehat,"


"Tante Isyana tadi pagi mutah- mutah, sekarang berbaring di kamar," tutur Putri bercertia.


Bu Dini menelan ludahnya mulai gundah. Isyana sakit?


"Habiskan makananmu ya. Biar Putri tetap sehat. Oma akan temui Tante Iysana dan ajak berobat," tutur Oma ke Putri.


Putri mengangguk dan melanjutkan makanya.


Bu Dini kemudian menghampiri Isyana ke kamar. Benar saja, Isyana sangat pucat.


"Are you oke, Isyana?" tanya Bu Dini.


"Mohon maaf Nyonya,"jawab Isyana merasa bersalah, jika dirinya sakit tidak membantu malah merepotkan.


"Kenapa minta maaf, kamu kenapa? Kamu sakit? Apa yang di rasa?"


"Mungkin karena saya mabuk perjalanan dan kecapekan, setelah istirahabmt insya Alloh sembuh,"


"No..., ayo kita antar Putri ke sekolah, kita harus ke dokter!"


"Tidak usah Nyonya, setelah istirahat saya akan sembuh,"


"Kenapa tidak usah? Kamu bisa istirahat nanti, sakit harus diobati, oke,"


"Saya tidak mau merepotkan!"


"Pokoknya sekarang antar Putri kita dokter, tidak ada bantahan!" ucap Bu Dini memaksa.


Akhirnya tiga sejoli beda generasi itu berangkat. Setelah mengantar Putri ke sekolah mereka ke klinik terdekat untuk memeriksakan Isyana.


****


"Mbak Isyana, masih Nona atau sudah Nyonya?" tanya dokter di ruang periksa.


Gleg


Isyana sedikit tersentak, sebenarnya itu pertanyaan wajar dari seorang dokter. Akan tetapi tetap saja Isyana panik.


"Saya baru 3 bulan bercerai dari suami saya," ucap Isyana lirih dengan wajah menunduk malu.


Bu Dini yang baru tahu, menoleh kaget.


"Kamu baru bercerai 3 bulan ini?" tanya Bu Dini.


Isyana mengangguk dengan tatapan getirnya.


"Iya Nyonya,"


Bersambung.  🥰🥰 Lanjut bke bab 61


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 60"