Istri yang terabaikan Bab 58

Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰



58. Pertolongan.


Semua yang ada di meja makan terdiam dan menatap Bu Dini. Bu Dini yang menentang ada orang masuk ke rumah tangga anaknya yang sakit ternyata mengenal Isyana. 


Bu Dini sendiri kaget. Sejak awal melihat Isyana bertutur kata lembut sopan dan ceria saat berjualan membuatnya jatuh hati. Bu Dini yang sangat perfeksionist dan cerewet tersentuh oleh gadis semuda Isyana bekerja keras, untuk mengejar cita- cita.


Bu Dini tidak tahu kalau Isyana mantan menantu rekan arisanya. Bu Wira memang malu mengenalkan Isyana kalau sampai anaknya yang bekerja pada suami Bu Dini ketahuan tabiat buruknya.


“Bu Dini?” gumam Isyana gemetaran dan malu karena dirinya sekarang terlihat menyedihkan. Isyana menelan ludahnya dan menunduk. 


“Mamah kenal dengan Nona Putri?” tanya Nyonya Ara senang. 


“Nak Isya Putri? Benar ini kamu?” panggil Bu Dini, ke Isyana mengabaikan pertanyaan anak dan menantunya. Bu Dini sangat kaget, melihat Isyana tampak lesu sedih dan berbeda.


“Iya Nyonya, Ini saya,” jawab Isyana. 


"Hoh....," Bu Dini menelan ludahnya dan menatap anak dan menantunya.


“Kamukah, perempuan yang katanya rumahnya terbakar? Sehingga ikut Putraku?” tanya Bu Dini malah mengkhawatirkan Isyana. 


Isyana mengangguk.


"Oh Ya, Tuhan, kasihan sekali kamu?"


Bu Dini memundurkan kursinya dan bangun, langsung memeluk Isyana. 


“Ibu turut prihatin, Nak!” tutur Bu Dini. 


Isyana hanya diam dan bingung mendapatkan pelukan dari Bu Dini. 


“Rumah tante Bunga telbakar?”  celetuk Putri cerdas dan ikut menyimak. 


“Iya, Sayang, semalam Daddy jalan pulang, terus see Tante Isyana house kebakaran,” jawab Nyonya Ara ke Putri. 


“Hooh, dont be sad Tante...,” ucap Putri dengan pintarnya. 


“Ayo duduklah kemari, ceritakan apa yang terjadi?” ajak Bu Dini ke Isyana duduk.


Isyana pun bercerita. Isyana berangkat tidur pukul 11 malam lebih setelah selesai mempacking 3 aglonema pesanan pelanggan dan mencatat hasil penjualan. Seingat Isyana semua lampu, sudah dimatikan. Tapi tahu- tahu Isyana dibangunkan Tuan Aksa.


"Astaghfirulloh, apa ya yang membuat kebakaran?"gumam Bu Dini terlihat sangat iba dan kasian ke Isyana.


Nyonya Ara tersenyumm melihat mertuanya ternyata sayang dan kenal Isyana, Nyonya Ara tidak jadi dimarahi mertuanya.


Sementara Tuan Aksa terdiam menunduk, seperti tidak suka, kalau ibunya menyukai Isyana. 


"Polisi sedang selidiki Mah," sahut Tuan Aksa.


"Oke, apapun itu jangan sedih ya. Pasti semua ada jalan keluarnya," sahut Suami Bu Dini.


“Oh ya. Kamu pasti bingungkan kenapa aku di sini?” tanya Bu Dini. 


“Iya Nyonya,” jawab Isyana mengangguk.


“Perkenalkan ini suamiku, dan mereka, anak menantu dan cucuku, aku ibunya Binar,” tutur Bu Dini. 


“Oh?” jawab Isyana tersenyum kemudian menunduk.


Isyana menatap Tuan Priangga mengangguk tanda hormat, tapi tidak berani dan segan menatap Tuan Binar Aksa Priangga, yang tampak dingin. 


“Oma sama Tante Bunga kenal dimana?” tanya Putri. 


“Iya, Sayang. Tante Isyana ini, teman Oma. Kita sering telponan dan whastapan, tante juga beberapa kali ke rumah antar Bunga buat Oma, Oma pelangganya Tante Isyana.” jawab Oma memberitahu. 


“Oooh...,” jawab Putri dan Nyonya Ara mengerti.


“Tante Isyana juga teman Puteli Oma,” ucap Puteri senang.


"Oma senang mendengarnya,"


“Sudah, ceritanya nanti lagi, lanjutkan dulu makanya,” ucap Tuan Aksa nyeletuk membuat semuanya jadi tidak enak hati, terutama Isyana. 


“Ya udah makan dulu, Yuk!” sahut Nyonya Ara. 


“Jadi ini masakanmu, Nak?” tanya Bu Dini masih ngeyel dan terus bicara. 


Isyana mengangguk. 


“Ya udah ayuk, l sarapan dulu,” tutur Bu Dini malah mengambilkan piring untuk Isyana. 


Isyana mengangguk sungkan dan ikut makan. 

Setelah makan selesai, Tuan Binar atau di kantor dikenal Tuan Aksa langsung bangun dan pergi disusul ayahnya.


Sementara Putri, langsung menempel, Nyonya Ara dan Bu Dini ingin mewawancarai Isyana. 


“Ibu sangat senang karena ternyata kamu teman menantuku, Nak, kenapa baru cerita?” tanya Bu Dini. 


“Kami juga baru kenal di sini, Saya tidak tahu, Putri ternyata cucu Anda, Nyonya,” jawab Isyana. 


“Mana kita tahu juga kan? Kalau Mama juga beli bunga ke Nona Isyana,” sahut Nyonya Ara. 


“Terus gimana rumahmu? Apa rencanamu setelah ini? Kamu mau tinggal dimana? Apa sudah menghubungi keluargamu?” tanya Bu Dini kemudian menyerbu Isyana dengan banyak tanya.


Isyana menelan ludahnya bingung mau jawab apa. Ponselnya saja raib, mau menghubungi siapa tidak tahu juga.


“Saya juga belum lihat lagi, saya mau pamit ke Nyonya Tiara, saya mau pulang untuk lihat rumah kontrakan saya,” jawab Isyana getir, menjawab seadanya.


“Maaf, Nona Isya... bukan saya gimana- gimana, kata Daddynya Putri, kemungkinan kontrakanya tidak bisa diselamatkan. Nona Isya di sini saja ya. Mamah setujukan? Jadi kalau Mamah me Ibukota ada yang temani Mbak- mbak di sini jaga Putri,” tutur Nyonya Ara akhirnya menyampaikan tujuanya. 


"Bagaimana rencana kuliahmu? Apa kamu ketrima?"tanya Bu Dini lagi.


Isyana bingung mau jawab apa.


"Untuk yang di Universitas I saya gagal Nyonya. Tapi baru kemarin saya dafrar ulang di Universitaa II, tapi seperrinya saya tidak akan melanjutkan niat saya," jawab Isyana berfikir tidak bisa melanjutkan kuliah.


"Lhoh... kenapa? Kan udah daftar ulang?" tanya Bu Dini dan Nyonya Ara kompak.


Isyana diam ragu untuk cerita perihal ekonomi dan kesusahanya.


"Nggak usah ragu- ragu, cerita saja pada kami," ucap Nyonya Ara.


"Saya harus selamatkan hidup saya dulu. Pemilik kontrakan, para pelanggan dan beberapa rekan kerja pasti akan menuntut . Sementara uang saya tidak banyak," jawab Isyana malu.


"Jangan pikirkan itu, semangat dong!"


"Jangan khawatir, tinggalah di sini," tutur Bu Dini.


"Maaf, saya rasa, saya akan cari kontrakan lagi saja," jawan Isyana.


"Kenapa?"


"Terina kasih atas bantuan Nyonya Ara dan Bu Dini, tapi saya tidak mau merepotkan lebih banyak,"


"Tidak merepotkan. Apa kamu mau bekerja?" tanya Nyonya Ara.


"Bekerja?" tanya Isyana kaget.


"Nona Isyana bisa komputer kan?" tanya Nyonya Ara sempat mencari tahu pendidikan Isyana.


"Bisa Nyonya,"


"Sepulang kuliah, Nona Isyana sambil awasi Putri bisa bekerja di rumah ini, jadilah marketing online dan tim kreatif di perusahaan suami saya," ucap Nyonya Ara. "Nona Ara bisa bekereja dari rumah, buat konten iklan setiap produk- produk dari perusahaan suami saya, nanti akan ada tim lain yang bantu," ucap Nyonya Ara menjelaskan.


Isyana menelan ludahnya tidak percaya.


Bu Dini yang mendengarnya tersenyum.


Nyonya Ara tahu dan bisa menilai, bahasa Isyana pada klienya dan cara Isyana memasarkan tanamanya, Iayana pandai dan mempunyai skill bagus.


"Ide bagus Itu, Nak!"


"Kebetulan Tim yang di sini fokus ke barang besar. Padahal prodak dari perusahaan suami saya banyak. Tinggalah di rumah ini. Ada banyak maid yang bisa bantu kamu, Putri juga senang kan Nona Isyana di sini?"


"Sangaat senang,"


"Tapi apa saya mampu? Pekerjaan itu terlalu berat untuk saya. Saya tidak sepandai itu Nyonya," jawab Isyana merendah.


"Coba saja dulu! Nyonya Isya tidak sendirian kok, kami ada timnya. Besok biar Dady Putri kenalkan dengan timmu. Aku lihat, Nyonya Isya kreatif," jawab Nyonya Ara.


"Benar apa kata menantuku Nak. Coba saja!"


"Baiklah, terima kasih,"


"Gitu dong. Tapi paling minggu depan ya! Suamiku akan ke sini 3 hari sekali atau tiap minggu," tutur Nyonya Ara.


Akhirny Isyana menyanggupi pekerjaan berat itu.


Bersambung.  🥰🥰lanjut ke bab 59


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







 

Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 58"