Istri yang terabaikan Bab 43

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


43. Kapan Kamu Sadar Isyana


1 Bulan berlalu.


"Isya Putri... udah sih istirahat! Lihat udah jam berapa sekarang?" tegur Tuti kesal ke Isyana.


Isyana tidak memperdulikan Tuti. Di jam 22.00, Isyana masih di belakang rumahnya, memakai sepatu boot, sarung tangan kebon dan apron berkebun.


Isyana tidak menoleh, hanya berhenti sebentar dari mengaduk tanah dan mengelap keringat di dahinya dengan lenganya karena kedua sarung tanganya kotor terkena pupuk kandang.


"Isyaa! Denger nggak sih?" tanya Tuti lagi.


"Berisik banget sih! Kalau mau pulang, pulang aja sana!" jawab Isyana.


"Aku tuh cuma kasian ke kamu. Ini udah malam, jangan mainan tanah terus!" jawab Tuti.


Isyana kemudian berdiri dari jongkoknya dan menatap ke Tuti.


"Ini kesempatan Tuti. Aku dapet orderan kafe di sebrang sana, gedhe lho kafenya, tanaman gue di borong. Gue harus tanam lebih banyak biar tumbuh lagi. Incaran gue adalah memenuhi pasar pemerintah kota buat setok kantor- kantor dan taman- taman. Gue harus punya bibit banyak. Terus nih liat nihhh!" jawab Isyana menggebu dan menunjukan satu pot jenis calatea mahal yang rimbun dan satu pot penuh anakan.


"Satu pot ini ada 5 anakan. Aku harus kembang biakin secepatnya. Ini uang Tuti!" jawab Isyana bersemangat.


Satu bulan ini setelah sidang cerai, Isyana fokus mengembangkan usahanya. Bahkan Isyana menyewa satu ladang lagi di belakang rumah dengan tempat yang lebih luas.


Isyana begadang setiap malam berselancar ke dunia maya. Isyana memfollow akun pecinta tanaman terkenal. Agar bisa barter tanaman, Isyana juga sksd dan berniat bekerja sama dengan florist besar di berbagai daerah.


Selain itu, Isyana juga membuat video di setiap aktivitas menanamnya. Niat awal Isyana hanya mendokumentasikan pengalamanya dan membagi ilmunya.


Di luar dugaan Isyana, video yang diupload di youtube, banyak yang menonton, mendatangkan uang dan juga pelanggan, meski uangnya belum Isyana cairkan, tapi itu bisa membuat hati Isyana tenang ada harapan dan tabungan. Dari video itu, ada juga yang sesama florist dan mengajak kerja sama.


Isyana juga membuat katalog manual, blog dan banyak akun media sosial. Isyana menawarkan tanamanya ke kafe- kafe, hotel dan juga instansi. Beberapa dengam sitem sewa beberapa dibeli.


Meski baru 1 kafe dan satu hotel kecil yang bersedia memborong tanaman Isyana, akan tetapi itu kemajuan pesat untuk Isyana.


Bagi Isyana itu jalan keberhasilan mengembangkan usaha Isyana.


Sampai 2 minggu terakhir ini juga, Isyana sudah mempunyai 1 karyawan, yang direkrut dari Adnan, karyawan itu bekerja di siang hari. Kalau ditambah Tuti jadi 2, sayangnya Tuti pegawai freelan.


“Ya tapi bukan berarti nggak istirahat, Isyana!” tegur Tuti lagi. 


“Lusa gue ujian seleksi tulis tahap pertama masuk universitas Ti..., malam ini harus aku selesaain siapin media tanam ke pot ini. Tunas besok pagi siap tanam, jadi besok pas pelangganku yang kenalan dari kantor dinas itu, percaya barangnya ada! Sambil nunggu mereka tumbuh aku bisa belajar!” jawab Isyana menggebu.


Di sela- selq waktu Isyana berkebun, Isyana kembali mencari materi SMA untuk masuk universitas.


“Hahhhh!” Tuti tidak bisa berkata- kata lagi. 


Isyana memang sangat gigih. Entah apa yang membuatnya begitu, setiap harinya yang dia fikir hanya uang, belajar dan kuliah. Heranya saat ada Putri Isyana masih bisa meluangkan waktunya. Meski tetap saja cara Isyana mengasuh Putri dengan mengajaknya berkebun dan meninggalkan gagdet dan televisi. 


“Kamu kalau mau pulang, pulang aja, sungguh!” ucap Isyana ke Tuti mengusir halus.


“Terus aku tega gitu ninggalin kamu kerja sendirian?” jawab Tuti. 


“Aku beneran, Tuti... kamu kan besok harus kerja. Aku bisa tidur besok! Kalau aku puasa aku juga nggak capek- capek masak, aku kan hidup sendiri, bebas. Kalau nggak ada pelanggan aku bisa tidur, beda sama kamu yang harus masuk dan kerja!” jawab Isyana lagi beralasan.


Tuti mengangguk tidak membantah. Tuti memilih pulang.


Di saat yang bersamaan, Adnan datang membawa minuman dan camilan. Adnan melihat lampu di belakang rumah Isyana menyala terang, itu artinya Isyana lembur lagi.


“Tuh temenmu kasih tahu, suruh istirahat!” Ucap Tuti sambil bersungut- sungut melepas apron dan sepatu bootnya. 


Isyana mendengarnya hanya tersenyum sementara Adnan tatapanya tak lepas dari memandang Isyana. 


“Makan dulu Put! Aku bawain makanan nih!” ajak Adnan yang masih suka memanggil Isyana dengan nama Putri meski sekarang semua sudah tahu nama asli Isyana Putri Anjani. 


“Tanggung, sok makan dulu!” jawab Isyana masih asik memasukan media tanam ke pot- pot plastik yang baru saja sampai di greenhouse Isyana. Isyana selalu berbelanja oline dan mencari diskonan. Itu sebabnya usahanya cepat berkembang, modal seminimal mungkin tapi tetap untung dan nanti bisa banyak.


Kali ini Adnan sedikit memaksa. Adnan mendekat ke Isyana dan menarik tanganya agar berhenti bekerja.


“Satu bulan ini kamu sudah memforsir tubuhmu Put, ayolah makan, kesehatanmu itu penting!” ucap Adanan menarik tangan Isyana. 


Akan tetapi dengan cepat Isyana kibaskan, Isyana tidak suka ada kontak fisik meski masih ada batas baju. 

"Apasih! Lepas Adnan!” ucap Isyana dan sedikit membuat Adnan tersinggung.


Hanya saja karena Adnan sedang jatuh cinta dia selalu bandel di setiap penolakan Isyana. 


“Kamu kenapa sih?” tanya Adnan dengan penekanan. 


“Aku yang tanya, kamu kenapa? Datang- datang larang- larang aku!” jawab isyana. 


“Istirahatlah Put... ini sudah malam, aku akan maksa lho! Biar aku yang kerjakan!” ucap Adnan mengancam dengan posesif, bahkan sekarang Adnan berani meraih tangan Isyana dan membuka paksa sarung tangan Isyana. 


“Kamu apa- apaan sih?” tanya Isyana merasa Adnan terlalu ikut campur. 


“Biar aku yang kerjakan! Kamu masuk dan tidurlah! Makan makanan yang aku bawa, aku bawakan ssusu jahe kesukaanmu dan martabak telur!” ucap Adnan.


Adnan merasa bertanggung jawab atas kesehatan, kebahagiaan Isyana dan ingin menunjukan cintanya. 


“Cukup, Adnan! Terima kasih atas kebaikanmu. Aku nggak suruh kamu kerjain ini semua. Kamu bisa pulang, aku bisa kerjakan sendiri kok!” jawab Isyana tetap menolak dan malah mengusir Adnan.


Isyana sadar, perceraianya belum lebih dari 3 bulan, Isyana tidak mau terlalu dekat dengan laki- laki apalagi jika tidak ada Tuti. 


“Tapi aku mau melakukanya, ini pekerjaan laki- laki, kamu bisa istirahat sekarang! Tidak baik perempuan malam- malam di kebun mainan tanah begini!” jawab Adnan ngotot ingin menunjukan cintanya. 


“Adnan!” pekik Isyana tetap menolak. “Pulanglah, aku bisa kerjakan sendiri!” turur Isyana ngambek, kenapa Adnan jadi sok ngatur dan posesif batin Isyana, meski sebetulnya Adnan benar.  


“Kenapa sih Put! Kamu keras kepala banget? Kamu tidak harus bekerja keras begini Put, kamu bisa sakit! Apa kamu takut tidak bisa hidup karena kamu sekarang sendiri? Ingat ada aku!” jawab Adnan.


“Aku yang bertanya? Kenapa kamu harus melakukan ini semua, tolong jangan ikut campur, dan pulanglah! Aku punya tujuan dan cita- cita sendiri, aku baik- baik saja, kok!” 


“Aku tahu kamu ingin kuliah. Aku kan sudah bilang, aku akan membantumu. Kamu tidak perlu begini!” tegur Adnan lagi, Adnan berulang kali merayu menawarkan bantuan ke Isyana tapi Isyana tolak.


“Terima kasih atas semua bantuanmu, tapi aku bisa sendiri!” 


“Put...!"


“Adnan, please pulanglah!” 


“Aku akan pulang kalau kamu mau berhenti dan istirahat!” 


“Aku baik- baik saja, aku bisa mengukur kesehatan diriku sendiri, kamu kenapa sih? Ikut campur banget!” jawab Isyana akhirnya gerah dan emosi.


“Kamu bilang ikut campur?” 


“Maaf, maksudku aku bisa kok atasi masalahku, terima kasih atas semua kebaikanmu. Aku tidak mau merepotkanmu lebih banyak. Pulanglah!” jawab Isyana. 


“Aku tidak merasa direpotkan kok, aku ingin bantu kamu, bahkan kalau kamu mau aku bisa kok biayai kuliah kamu!” 


“Adnan!” pekik Putri lagi.


“Putri!" balas Asdan.


Di pekarangan belakang kontrakan Isyana, Adnan dan Putri justru bertengkar.


"Heran aku sama kamu. Kamu nggak harus melakukan ini Adnan. Aku bisa sendiri!"


"Tapi aku ngerasa harus!"


"Why!"


"Kapan kamu sadar Put. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu!" ucap Adan akhirnya mengungkapkan perasaanya yang selama ini dia pendam


Dheg.


Isyana terdiam dan tidak menyangka.


Bersambung.  🥰🥰 Bab 44


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 43"