Istri yang terabaikan Bab 40

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


40. Sumpah Ibu.


"Cup," sebuah kecupan mendarat di leher jenjang Mika.


Demi menemui calon mertua, Mika mendatangkan hair stylis artis, tentu saja tagihanya diserahkan ke Lana.


Kini Mika pun menjelma menjadi perempuan anggun bak putri bangsawan. Mika mempunyai tubuh tinggi dengan berat ideal, pinggang ramping dan bokoong berisi bak gitar spanyol.


Leher jenjangnya terpampang sempurnya karena rambut Mika ditata dan diikat rapih agar terlihat elegan. Mika juga menggunakan dress mahal, semua orang yang melihatnya akan mengambil kesimpulan Mika adalah perempuan yang berasal dari keluarga berkelas.


"Sayaaangg," desaah Mika kegelian tapi tampak menikmati kecupan basah Lana dan pelukan hangatnya.


"Kamu memang terbaik, Sayang! Kamu sangat cantik!" puji Lana ke Mika, sambil meyakinkan hatinya sendiri yang pernah terkoyak dan bimbang.


Mika kemudian berbalik ke arah Lana, tersenyum manis, lalu mengalungkan tanganya agresif.


Tidak seperti Isyana jika dipuji siapapun akan tersipu. Lana sendiri tidak berani mengungkapkan dan menyatakan pengakuan hatinya yang sesungguhnya pada Isyana. Entah, pada Isyana Lana sangat berat mengakui kalau Isyana manis.


Saat dipuji, buat Mika adalah kesempatan dan peluang. Mika pun tidak menyiakan kesempatan. Mika justru semakin berusaha menyajikan yang terbaik untuk sumber uang dan kehidupanya itu agar tetap bertahan.


Dengan berani dan tanpa ragu- ragu. Mika mendaratkan bibir ranumnya yang berwarna merah menyala, memanjakan Lana, mendapatkan kenikmatan dalam setiap belitan ludahnya.


Tentu saja hal itu membuat Lana terlena dan masuk dalam genggamanya.


"I love you," ucap Mika saat Lana melepaskan pagutanya karena nafas mereka mulai habis.


"I love you too. Ayo kita berangkat! Jangan sampai Mama Papa marah!" jawab Lana tersenyum.


30 menit sebelum waktu yang mereka janjikan pada Tuan dan Wira Hanggara, Mika dan Lana sudah sampai di tempat tujuan.


Lana menyewa ruang privat. Ruang berdinding kaca dengan lampu berkilauan di lantai 3 sebuah restoran ternama.


Sebuah meja yang di ataanya sudah didekorasi seindah mungkin tersedia. Rangkaian bunga wangi dan manis terletak di central meja. Bunga itu siap menebarkan aroma wangi pada setiap yang duduk di sekelilinynya.


Meja, garpu, sendok dan pisau juga berjajar rapi menemai piring yang masih tertutup. Mereka siap menjadi abdi pada insan yang akan menjamahnya, mengantarkan setiap potong makanan masuk ke dalam mulut penikmat sajian di meja itu.


"Aku dheg- dhegan Sayang!" tutur Mika dengan nada manjanya.


Lana pun mengulurkan tanganya menggenggam tangan Mika.


"Nggak apa- apa. Tenang ya! Ada aku. Apapun kata Papa Mama nanti, kamu cukup diam dan biarkan aku yang bicara. Kamu juga tidak boleh mengambil hati, apa yang mereka katakan. Mereka hanya tidak tahu kamu. Mereka hanya tertipu tampang polos perempuan itu!" tutur Lana merayu.


Mika pun mengangguk.


"Ummm Sayang...!" jawab Mika manja.


"Kamu percaya padaku kan?"


"Iyah...!"


"Bagus!"


"Huuuft!" jawab Mika pura- pura membuang nafasnya agar terlihat gugup.


Padahal dalam hati Mika tidak dheg- dhegan, Mika justru sedang bersorak sorai ingin mengibarkan bendera kemenangan pada calon mertuanya yang menurutnya selama ini sangat menyebalkan.


Mika ingin menegaskan dirinya adalah pemenang. Mertuanya tak berarti lagi untuk anak laki-lakinya.


Mika yakin, baik ayah, terutama ibu Lana, pasti akan sangat sakit dan kecewa. Mika pun menginginkan itu. Bahkan mati juga lebih membahagiakan untuk Mika.


Selama berpacaran dulu, Lana memang pernah mengajak Mika untuk berkenalan. Akan tetapi baru melihat profilnya sekilas dan melihat fotonya, baik ibu ataupun ayah Lana menolak.


Beberapa kali juga Lana mengatur pertemuan, akan ditolak orang tua Lana dengan alasan sibuk. Orang tua Lana justru meminya Lana untuk memutuskan Mika.


Hal itu membuat catatan untuk Mika dan membuatnya benci ke orang tua Lana. Hal itu juga yang membuatnya ingin membalaskan rasa sakitnya.


"Tak... tak... tak...!"


Dari arah pintu terdengar suara heels dan sepatu. Mika pura- pura menunduk siap menyambut adegan pertebgkaran anak dan orang tua yang menurut Mika, seru!


Sementara Lana menoleh, justru Lana yang dadanya berdegub kencang. Dirinya yang selama ini selalu patuh pada orang tuanya, hari ini dia bertekad untuk menentang pertama kalinya.


"Lana!" pekik Nyonya Wira dan Tuan Wira menghentikan langkah di dekat meja tatkaka melihat perempuan di samping Lana berbeda.


"Hoooh... hoooh....!" mendadak Nyonya Wira merasa dunia seakan berhenti di waktu itu. Jantungnya mempompa sedikit kencang sehingga membuatnya lebih bekerja keras untuk mengambil nafas.


Tuan Wira pun reflek memegangi bahu Nyonya Wira sambil berbisik.


"Tenang Mah... tenang. Kendalikan dirimu!" tutur Tuan Wira lembut.


Nyonya Wira masih terus membulatkan kedua bolanya sambil memastikan dia benar berada di ruagan yang benar di dunia yang nyata.


Kenapa perempuan di samping Lana berubah menjadi perempuan bertubuh tinggi dan berisi, bukan perempuan mungil dan manis.


"Duduk Mah!" tutur Lana berdiri dan memundurkan kursi untuk Mamahnya.


Nyonya Wira berusaha kuat mengatur nafas dan ritme jantungnya. Nyonya Wira tidak mau kalah mengorbankan hidupnya untuk anak laki- lakinya yang menurutnya kurang ajar.


Nyonya menepis tangan suaminya dan masih berdiri enggan duduk. Nyonya Wira mampu berdiri tegak dengan sangat baik.


"Dimana Isyana?" tanya Nyonya Wira.


"Duduklah Mah!" ucap Lana lagi.


"Dimana Isyana!" tany! Nyonya Wira lagi sedikit membentak.


Lana diam hanya memutar lidahnya dalam rongga mulutnya. Lana mulai emosi terhadap ibunya sendiri.


"Jawab pertanyaan ibumu Lana!" timpal Tuan Hanggara.

"Pah Mah. Di sini ada Lana dan Mika, pacar Lana. Aku anak Papah Mamah kan? Tidak bisakah Papa Mamah menghargai kami, duduk dan jangan tanyakan orang lain di keluarga kita, yang tidak ada!" jawab Lana berani meski suaranya sedikit bergetar.


"Orang lain?" tanya Nyonya Wira terhenyak dengan pernyataan Lana.


"Ya!" jawab Lana dengan wajah dongkolnya.


Mika masih berada di posisinya dengan wajah yang sangat tenang.


"Isyana menantu Mamah. Dia istrimu! Dia bukan orang lain. Mamah yang seharusnya bertanya. Kenapa kamu mengundang orang lain di makan malam kita?" bentak Nyonya Wira.


"Lana sudah menalaknya dan mengusirnya!" jawab Lana dingin tapi tegas.


"Plak!"


Spontan Tuan Wira menampar anak tunggalnya itu.


"Pah! Papah nampar Lana?" pekik Lana untuk pertama kalinya berani melotot melawan Papanya.


"Cukup Pah! Jangan kotori tangan Papah!" ucap Nyonya Wira, melerai.


Nyonya Wira ingat saat dirinya meminta Isyana kembali. Nyonya Wira sudah tahu semua kelakuan anaknya. Nyonya Wira juga tidak melarang Isyana untuk bercerai dan bahkan membantunya jika Lana tidak berubah.


Dan sekarang di depan matanya Lana menjelaskan semua itu. Anaknya memang tidak pantas dibela.


Nyonya Wira pun tidak mau komentar lagi, meski sangat kecewa pada Putranya, tapi marahnya Nyonya Wira sudah kadaluarsa. Nyonya Wira sudah cukup banyak dibuat sakit oleh anaknya. Sekarang Nyonya Wira khatam.


Nyonya Wira hanya berusaha menguatkan hatinya agar tidak sakit lagi di depan perempuan yang menurutnya tak bermartabat.


"Tunggu Mah. Papah perlu bicara dengan anak Papah. Apa kamu tidak salah dengan ucapanmu? Lana?" tanya Tua Wira tidak tahu apa- apa dan ingin menghajar putranya sendiri.


"Ya Pah. Lana sudah menceraikan Isyana. Isyana bukan istri Lana lagi dan bukan anggota keluarga kita lagi. Besok sidang perceraian kami, Papa Mamah boleh datang. Setelah itu Lana Lana akan menikah dengan perempuan pilihan Lana. Dia calon istri Lana! Dia perempuan yang Lana cinta dan yang terbaik untuk Lana, Mika!" tutur Lana berani dan menunjukan Mika.


Tuan Wira hanya melirik sekilas ke Mika tidak menanggapi.


Baik Nyonya Wira dan Tuan Wira terdiam dengan mulut gemetaran menahan kecewa.


"Anak tidak tahu diuntung! Ayo kita pergi Pah. Mamah tidak sudi makan di sini!" ucap Nyonya Wira lirih dengan tatapan kecewa ke Lana tidak mau lama- lama di ruang itu.


"Kamu akan menyesal setelah menceraikan istrimu Lana! Ayo pulang Mah," sambung Tuan Wira dengan nada menyumpahi, lalu menggandeng tangan istrinya berbalik tidak sempat duduk.


"Lana tidak akan menyesali pilihan Lana. Papa dan Mamah yang akan menyesal karena mempercayai Isyana!" ucap Lana keras dan menghentikan langkah orang tuanya.


"Isyana selingkuh. Isyana bukan perempuan yang baik. Mikalah perempuan yang terbaik untuk Lana. Mika yang selama ini setia menunggu Lana Mah! Papa Mamah sudah salah memilihkan Isyana untuk Lana." lanjut Lana lagi merasa dirinya benar dan menyalahkan orang tuanya.


Nyonya Wira kali ini tidak hanya berhenti tapi berbalik arah menatap anaknya.


"Kamu sadar dengan apa yang kamu katakan?" tanya Nyonya Wira.


"Ya Mah! Isyana bukan perempuan baik- baik. Isyana selingkuh Mah!" jawab Lana lagi.


"Plak!" kali ini Nyonya Wira yang menampar Lana.


"Mamah!" pekik Lana lagi. "Kenapa Mamah selalu membela orang lain ketimbang anak mamah sendiri!"


"Mamah malu pernah melahirkan anak sepertimu Lana!" ucap Nyonya Wira kali ini sedikit lebih keras saking gemasnya ke Lana.


"Mah... mamah akan menyesal karena sudah memperlakukan Lana begini!" jawab Lana malah balas mengancam ibunya.


"Mamah tidak akan menyesal. Mamah membela anak yang pantas dibela!" jawab Nyonya Wira dengan mulut tertangkup sempurna menahan amarah.


"Mamah salah. Mamah tertipu oleh perempuan udik itu! Mamah akan menyesal!" jawab Lana lagi.


"Tidak terbalikkah Lana? Hah! Aku ibumu. Aku yang melahirkanmu. Mamah bersumpah. Kamu yang akan menyesal. Kamu yang sudah tertipu Lana. Hati dan matamu sudah tertutup karena kelakuanmu sendiri!" ucap Nyonya Wira akhirnya mengucapkan perkataan umpatan yang sangat pamali dan selalu dia jaga.


"Perempuan ini, perempuan yang kamu bilang baik? Hah? Perempuan baik tidak akan pernah mau dibawa laki- laki beristri ataupun laki- laki yang bermasalah dalam rumah tangganya. Perempuan baik tidak akan bandel, dan membuat anak melawan orang tuanya!"


"Mamah kenal Isyana dari kecil. Mamah tidak percaya Isyana selingkuh. Kamu seharusnya yang bercermin. Kamu yang jelas- jelas selingkuh dan menyakitinya. Mamah malu punya anak sepertimu!" jawab Nyonya Wira mengakhiri ucapanya.


Lana terdiam, dengan menelan ludahnya. Walau bagaimanapun, mendengar bentakan seorang ibu yang selama sangat lembut membuatnya bergetar.


Kali ini Nyonya Wira da Tuan Wira berlalu tanpa menoleh lagi meninggalkan anaknya.


Mika pun bangun dari duduknya, mengelus bahu Lana pelan, lalu memeluk Lana dari belakang.


"Sabar Sayang.... pasti sakit ya? Aku tidak masalah kok orang tuamu tidak menerimaku. Aku akan tetap ada untuk kamu," ucap Mika lembut sambil memeluk.


Lana pun membalas dengan mengelus tangan Mika yang membelit di perutnya. Lana kemudian berbalik menghadap ke Mika dan kembali mencium Mika.


"Aku tidak menyangka, ada orang tua seperti mereka. Orang tua macam apa mereka, lebih memilih percaya pada orang lain ketimbang anaknya? Perempuan udik itu benar- benar pandai!" tutur Mika lagi malah memprovokasi Lana untuk membenci orang tuanya.


"Sudahlah, tidak usah pedulikan. Besok temani aku ke sidang perceraianku ya!"


"Oke!"


"Yuk Makan!"


"Ayok!" jawab Mika.


Lana dan Mika kemudian menghabiskan dinner berdua, tidak peduli lagi dengan orang tuanya.


Bahkan malam itu Lana tidur di apartemen Mika. Cerita bohong yang Mika sampaikan ke Lana kalau mereka pernah tidur bersama membuatnya tidak membatasi diri lagi untuk memanjakan belut perkasanya pada lubang kecil yang sudah Mika siapkan selama ini.


Bersambung.  🥰🥰 Bab 41


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 40"