Istri yang terabaikan Bab 37

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


37. Baru Sadar


“Maafkan aku Sayang, aku tidak bermaksud mengacuhkanmu!” ucap Lana berkilah.


Mika tidak terima dan tidak tinggal diam diabaikan. Mika mengeluarkan jurusnya. Tidak peduli dengan harga dirinya, Mika tahu kelemahan Lana. 


Mika tidak peduli apapun jika Lana tak menurutinya, maka Mika akan tunjukan semua kejelakan Lana pada orang tuanya, pada khlayak umum dan di pekerjaanya. Tapi kalau Lana mau menuruti kemauan Mika. Mika akan bantu Lana tetap baik dan mengkambing hitamkan Isyana. 


“Tidak bermaksud bagaimana? Kamu membiarkanku seperti orang hilang? Dihina dan tidak dianggap!” protes Mika dengan wajah bersungut- sungut. 


Selama seharian itu, Mika terus menteror Lana, mau tidak mau sepulang meeting Lana langsung menuju ke apartemen Mika. 


“Maaf...!” ucap Lana dengan menahan sesuatu di hatinya, yang tidak bisa dijabarkan, yang pasti Lana mulai jengah dengan Mika. 


“Maaf- maaf, aku penting nggak sih buat kamu?” jawab Mika lagi. 


“Ehm...” Lana kemudian menelan ludahnya. Berfikir mencari cara meluluhkan Mika.


Lana mendekati Mika yang berdiri bersedekap menghadap ke dinding kaca apartemen itu. Lana memegangi bahu Mika, lalu mengecup puncak kepala Mika lembut. 


“Maaf, Sayang, sungguh aku tidak ingin mengabaikanmu atau membuatmu merasa terabaikan, aku sudah pernah bilang kan ke kamu? Kantorku yang sekarang itu beda. Orang yang tadi bersamaku itu klien terhormat dan orang dekat Bosku. Kamu tahu kan perceraianku dnegan Isyana belum resmi. Apa kata orang jika di tengah pekerjaan aku bersamamu? Tolong mengertilah! Hem?” tutur Lana pandai membuat Mika mengerti. 


Mika masih diam dengan mulut mengekrucutnya. Lana kemudian mendekap Mika dari belakang. 


“Maafkan aku sayang? Kamu mau beli apa? Huh? Tas? Cincin? Atau mobilmu mau ganti?” rayu Lana lagi. 


Mika diam dan bernafas dalam, Mika membalikan badanya menghadap ke Lana. 


Mika pun cerdas, dibanding mendapatkan barang sedikit- sedikit. Mika ingin menguasai semuanya. 


“Kapan sidang perceraianmu digelar? Aku ingin kita segera menikah dan semua orang mengakui aku istrimu!” jawab Mika. 


Lana diam tidak menjawab, Lana justru meraih dagu Mika mendaratkan bibirnya, meluumat bibir Mika dengan penuh gelora dan membuat Mika masuk ke dalamnya. 


“Jawab...!” tuntut Mika di sela nafasnya. 


“Secepatnya!” jawab Lana mengambang, Lana kemudian menggendong Mika dan membawanya ke raanjang Mika. 


Lana kemudian melanjutkan mencumbu Mika, membelai lembut rambut dan kepala Mika. Memberikan sentuhan yang melelehkan Mika. Setelah itu kembali mendaratkan bibirnya mengalirkan getaran rasa melalui pagutanya. 


Berlanjut ke bawah memainkan dua benda berharga Mika sehingga membuat Mika terbuai dalam kenikmatan.


Lana ingin Mika tertidur dan kembali tunduk mengikuti Lana.


Sayangnya kenikmatan itu berhenti, hanya sampai situ. Mika ternyata sedang datang bulan. 


Lana kemudian menghentikan aktivitasnya. Mereka terbangun dan merapihkan baju masing- masing. 


“Aku nggak mau tau Mas. Cepatlah bererai!” ucap Mika kembali ke topik awal menekan Lana.


“Yah... oke!" 


“Kapan kamu akan mengajukan berkas itu? Kamu tidak sedang menundanya kan? Atau kamu mau aku yang menjadi pengacaramu?” tutur Mika lagi memaksakan kehendak, padahal lulus saja belum. 


“Tidak perlu, secepatnya akan aku kabari kamu. Aku pulang dulu ya!” tutur Lana berpamitan tidak mau membahas dan terus didesak. Lana berpamitan sambil mencium puncak kepala Mika. 


Mika mengangguk dan membiarkan Lana pulang. 


Selama di jalan Lana membanting setirnya geram. 


“Aku tidak bisa terus dikendalikan apalagi diancam!” batin Lan berfikir. 


Lana mulai merasa dan sadar dirinya diperalat Mika. Padahal kan Lana inginya mengatur. Lana pun mencari celah agar dirinya tak lagi bisa diancam.


Sayangnya saat Lana bermain ponsel Mika, Lana tak dapat menemukan foto- foto dirinya dan Mika. Sepertinya Mika sudah mengamankan dan menggandakanya. 


Sesampainya di rumah, Lana langsung membersihkan dirinya. Masih dengan piyama tidurnya Lana mengambil berkas perceraian itu. 


“Huuuft, kenapa rasanya sangat berat mengantar berkas ini ke pengadilan!” batin Lana berdiri menghadap ke luar jendela dan melirik map itu. 


Lana melihat langit malam yang gelap, sedikit remang terkena pantulan cahaya bulan yang sebagian tertutup awan.

Lana kemudian teringat Isyana. Ingatan Lana yang datang banyaknya saat Isyana terakhir kali bersamanya. 


Isyana yang imut dan selalu menyiapkan minuman hangat untuknya.


Meski bayangan isyana di dua tahun sebelumnya pun datang.


Isyana yang tidak pernah meminta apapun padanya. Wajah Isyana yang selalu menunduk saat dia bentak. Wajah Isyana yang hanya bisa meneteskan air mata tak membalas saat dia pukul. 


Lana kemudian membandingkanya dengan Mika, sangat berbeda.


Semua ingatan itu seperti mengoyak batin Lana. Lana seperti merasakan sakitnya Isyana akan tindakanya selama ini. 


“Huuuft! Benarkah dia selingkuh? Aku sudah melakukan hal yang benar kan?” Lana pun bermonolog sendiri kacau.


Karena pusing, Lana pergi ke ruang khususnya dimana di situ dia simpan alkohol mahal pemberian kawanya. Tanpa ditemani siapapun, tidak ada yang tahu Lana menghabiskan malamnya berteman dengan minuman haram itu. 


****


Berbanding terbalik dengan Lana.


Di tempat lain, Isyana berada di sebuah rumah makan yang asri di tepi gunung.


Isyana sedikit tidak nyaman, karena Isyana lebih mirip seperti maid atau baby sister Putri. Isyana datang di tengah keluarga bahagia.


Akan tetapi, Nyonya Ara selalu berusaha membuat kecanggungan itu pergi. Sejak pagi Nyonya Ara sudah mendatangi greenhous Isyana dan memborong tanamanya.


Meski ragu Isyana sungguh mengkuti kuarga itu berlibur.


"Mommy Putri mau kasih makan ikan- ikan itu!" pinta Putri menunjuk kolam ikan koi ditengan tempat makan.


Sayangnya untuk ke kolam itu harus melalui jalan berundak, sementara Nyonya Ara kan pakai kursi roda.


Nyonya Ara dan suaminya kemudian saling tatap.Isyana pun ikut berfikir tidak nyaman.


"Kasih makanya sama Tante aja ya!" ceplos Isyana.


"Boleh!"jawab Putri menoleh ke ibu dan ayahnya.


Tuan Aksa tampak dingin tidak berkomentar, sementara Nyonya Ara mengangguk.


Putri kemudian bermain memberi makan ikan bersama Isyana. Nyonya Asa yang hanya bisa duduk di atas kursi roda hanya bisa tersenyum melihat putrinya riang.


Tiba- tiba tidak sengaja gelang kesayanga Putri jatuh ke kolam. Putri merengek.


"Biat Tante coba ambilkan ya!" ucap Isyana bersiap menggulung lenganya.


Momyy Ara yang melihatnya langsung mengkode suaminya. Meminta suaminya yang mencarikanya. Nyonya Ara tidak mau merepotkan Isyana lebih jauh.


Tuan Aksa pun segera menghampiri Putri, menggulung celananya dan turun ke kolam.


Saat Isyana,Putri dan Tuan Aksa di kolam itu,berputar - putar mencari gelang Putri semua orang di kafe itu melihat.


Mereka mengira Isyanalah istri Tuan Aksa. Sementara nyonya Asa, duduk diam di kursi roda menatap mereka dari kejauhan.


"Ketemu!" tutur Tuan Aksa mengangkat gelang Putri.


"Yeaay!" ucap Putri dan Isyana reflek berpelukan.


Tuan Aksa naik dan memberikan ke Putri sehingga Tuan Aksa dan Isyana saling pandang sesaat.


Tapi Isyana segera memalingkan mukanya.


"Ingat dia suami orang, Isya!" batin Isyana entah kenapa tatapan sangat dekat dengan Tuan Aksa membuatnya dheg- dhegan.


Bersambung.  🥰🥰 Bab 38


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 37"