Istri yang terabaikan Bab 35

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


35. Beruntungnya...


Satu minggu sudah berlalu. Satu minggu sudah juga Isyana menyandang status janda muda, meski surat undangan dari pengadilan tak kunjung datang.


Sebenarnya agak aneh. Berkas- berkas gugatan sudah lengkap, Lana juga orang berkuasa kenapa tak juga beres. Seharusnya dengan kekuatanya Lana bisa mempercepat. Padahal Lana juga sudah tahu keberadaan Isyana. Tidak mungkin kan suratnya salah alamat.


Ah entahlah.


Di hari ketiga Isyana pindah Adnan datang menyaapa. Isyana pun tak menaruh curiga sedikitpun.


Dia masih tetap menganggap Adnan sebagai sahabat dan penolong yang baik. Isyana tetap ramah dan terbuka pada Adnan. Akan tetapi Isyana lebih menjaga jarak.


Adnan juga menyambut kembalinya Isyana dengan suka cita. Harapan Adnan pun melambung ke atas awan tatkala mendengar penuturan Isyana kalau dirinya sungguh sudah ditalak oleh suaminya. 


Adnan justru menutup rapat mulutnya kalau hari itu pasca bermain dari kontrakan Isyana, Adnan ditemui Mika. Malamnya juga Adnan didatangi Lana dan Mika lagi. Adnan merahasiakanya. Dia berfikir tindakanya adalah benar.


Dan setelah itu Adnan yang memberitahu langkah- langkah Isyana. Menyemangati Isyana sebagai sahabat.


“Huuuuh....kata Adnan, seharusnya tidak lama panggilan sidang itu datang? Kenapa tidak kunjung ada ya?” batin Isyana di pagi buta sambil berjalan di tengah persawahan padi dan perkebunan cabai, yang membentuk terasiring. Akan tetapi jalanya sudah rapih berbahan beton, dengan latar pemandangan gunung yang masih tertutup kabut, indah.


Malam tadi, sekitar jam 04.00 dini hari, Isyana terbangun. Isyana bermimpi bertemu dengan neneknya. Tidak begitu berarti, hanya sepenggal ulangan memory di masa lalu saat Isyana pulang sekolah membantu neneknya menyiangi tanaman di kebun. 


Sosok neneknya yang mendatangi Isyana dalam mimpi, membuat Isyana teringat suaminya dan rumah tangganya.


Sejak terbangun itu juga Isyana tidak bisa tidur lagi. Isyana memilih jalan pagi di jalan tepi sawah belakang komplek itu.


Isyana ingin menyapa dinginya pagi, berkenalan dengan cantiknya embun yang menebarkan kesegaran saat cahaya matahari yang berwara emas mulai muncul. 


Setelah lelah berlari, Isyana berhenti di sebuah gubuk tengah sawah dan melamun seorang diri. 


“Ah entahlah, mungkin proses perceraian itu memang lama!” batin Isyana lagi, menjawab pertanyaanya sendiri. 


"Keenapa aku ingin prosesnya cepat selesai ya? Aku benarkan? Secara agama aku sudah tak memiliki hak apapun. Daripada terlalu lama digantung? Aku harus bebas secara negara juga. Apa iya aku tanya duluan?"


"Oke nanti akan kutanyakan" batin Isyana memutuskan.


Saat Isyana hendak bangun dari lamuan dan duduknya, terdengar suara hentakan sepatu mendekat ke arah gubuk itu. Isyana pun menoleh ke sumber suara. 


“Huh, Tuan Aksa?” batin Isyana melihat sesosok pria bertubuh tinggi tegap, wajahya seperti ada campuran darah luar negeri, sangat tampan. Meski anaknya sudah besar pesonany tetap terpancar. Setiap kaum hawa yang melihatnya sejenak pun akan terpana.


Melihat Isyana pria itu pun memelankan laju larinya dengan nafasnya yang terengah. Setelah dekat pria itu menganggukkan kepala dingin dan sopan. 


“Nona Putri?” sapa Pria itu tanpa tersenyum.


“Selamat Pagi, Tuan!” sapa Isyana membalas menganggukan kepala sopan menunduk, meski sebelumnya Isyana sedikit melirik ke tubuh Tuan Aksa.


Buliran keringat tampak mengalir di pelipis pria tampan itu. Keringatnya juga membasahi kaos mahal Tuan Aksa yang melekat press body dan menampakan dada kekarnya. Sepertinya Tuan Aksa sudah berlari cukup jauh. 


Anehnya meski masih berjarak beberapa langkah dan berkeringat aroma wangi masih tercium dari tubuh Tuan Aksa.


Entah, apa sebelum berangkat olah raga memakai parfum,  atau kualitas sabun mandi yang mahal atau pakai lotion apa? Yang jelas tak ada bau keringat. 


Padahal kan Tuan Aksa beristri dan mempunyai putri.  Tapi pesona tampan dan segarnya masih sangat kental. Sangat terlihat, Tuan Aksa bukanlah orang sembarangan dan berkelas. Dia seperti raja yang tersesat di kota kecil itu. 


Pikiran setiap orang yang tahu keadaan keluarga Tuan Aksa pun pasti akan bicara. Kasian sekali kehidupan Tuan Aksa. Tubuh sehat itu dianggurkan. Bagaimana Tuan Aksa menyalurkan hasrat biologisnya. Bagaimana kebesaran Tuan Aksa menghadapi ujianya.


“Kebetulan sekali bertemu di sini!” ucap Tuan Aksa tiba- tiba. 

“Hah!” pekik Isyana kaget. 


“Istriku dan putriku ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan Nona Putri kemarin. Istriku ingin mengundang anda makan malam. Apa nanti malam ada acara?” tanya Tuan Aksa.


“Oh...” jawab Isyana hanya tersenyum kaku, kemudian mengelus tengkuknya bingung.


Isyana kan tulus membantu Nyonya Ara dan menyayangi Putri, tidak perlu diberi imbalan.


“Bagaimana keadaan Mommynya Putri?” tanya Isyana mengalihkan pembicaraan.


“Alhamdulillah tadi malam sudah diperbolehkan pulang, sebenarnya hari ini mereka akan mengunjungi rumah Nona Putri, karena saya sudah bertemu lebih dulu, saya sampaikan sekarang, saya minta tolong dan berharap, anda bisa menyenangkan istri saya, tolong bersedialah menerima ajakan kami!” tutur Tuan Aksa sangat sopan dan baik. 


Isyana kemudian menelan ludahnya merasa tidak nyaman. 


Isyana mengangguk dan menundukan kepalanya.


“Insya Alloh, saya bisa!” 


“Baiklah terima kasih!" jawan Tuan Aksa. mengangguk hendak berlari lagi.


Isyana mengangguk


Akan tetapi Tuan Aksa berhenti dan menoleh ke Isyana lagi.


"Tolong jangan katakan kalau saya sudah lebih dulu memintanya!” tutur Tuan Aksa terakhir kalinya.


“Iya!” jawab Isyana mengangguk


"Terima Kasih!"


Tuan Aksa kemudian pergi dan melanjutkan olahraga paginya. 


Isyana terdiam melihat punggung tegap itu pergi dan berlalu, menghilang di telan oleh hehijauan pohon yang tertata teras siring itu. 


“Haaah... ada ya.. di dunia ini lelaki dan suami sebaik dia. Bersyukurnya Nyonya Ara. Di saat dirinya sakit dan berjuang, suaminya selalu ada untuknya, memberinya cinta sebesar itu. Seandainya mas Lana begitu? Ah...astaghfirulloh!” batin Isyana kemudian memukul kepalanya sendiri. 


“Jangan berandai- andai dan jangan iri, Isyana. Rejeki orang beda- beda. Mommy Ara kan dulu memang sangat cantik, berprestasi dan dari keluarga kaya, pantaslah dia bersuamikan laki- laki begitu!” batin Isyana lagi.


"Eh tapi kan nggak apa- apa berharap. Semoga jika aku bersuami lagi, suamiku akan baik dan mencintaiku, kabulkan ya Tuhan!" batin Isyana tersenyum.


Isyana pun bangun ikut melanjutkan olahraganya akan tetapi ke arah yang berlawanan dan berbeda. 


Isyana juga tidak lari melainkan jalan saja. 


****


Bersambung.  🥰🥰 Lanjjut Bab 36


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 35"