Istri yang terabaikan Bab 31

 Istri yang terabaikan Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


31. Cepat


Rasanya seperti terbalik, bukanya Isyana tidur bangun dari mimpi yang semu lalu menghadapi kenyaataan yang indah, tapi Isyana bangun dari mimpi yang terasa nyata dan kemudian di hadapkan pada kejadian menyakitkan yang tak terasa seperti mimpi.


Terkadang Isyana sampai bingung, mana yang mimpi dan mana yang kenyataan. 


Nyatanya, yang kenyataan sekarang justru hal menyakitkan yang Isyana kira mimpi. Semua berlalu begitu cepat. Tidak terduga dan berlalu begitu saja. Tapi nyata, Isyana sudah menjadi janda dalam waktu singkat.


Karena masih petang. Isyana menyempatkan melakukan doa, dan menenangkan dirinya.


Setidaknya ia ingin membasuh mukanya yang masih sayu dan tersapu air mata. Isyana juga ingin membersihkan diri, mandi di tempat ibadah di ujung jalan masih di komplek perumahan para milyader dekat rumah Lana.


Isyana yang selama menikah tidak sekalipun keluar rumah bersosialisasi, warga tampak acuh  dan tak mengenali siapa Isyana.


Wajah Isyana yang manis, bibirnya yang mungil, hidung tidak terlalu mancung tetapi imut dan mata bulat dengan bulun mata lentik alami, membuatnya selalu terlihat muda. Isyana terlihat seperti gadis beranjak dewasa yang tengah berteduh di tempat ibadah itu. 


Tak ada satupun yang mengira, Isyana adalah seorang menantu pejabat tinggi di negara itu dan seorang istri dari direktur perusahaan otomotif besar. Perusahaan yang bahkan menjadi karyawan kontrak saja menjadi idaman dan incaran para anak sekolah lulusan sekolah menengah kejuruan. 


Setelah mendapatkan kesegaran kembali, dari air yang membasahi wajah dan tubuhnya. Isyana duduk dan istirahat sejenak ingin menenangkan pikiranya.


“Darimana mau kemana Neng?” tanya Ibu- ibu paruh bayu yang juga melakukan ibadah di tempat itu. 


Isyana yang tadinya melamun tersentak dan menoleh, Isyana kemudian melemparkan senyum  manisnya, tapi bingung mau jawab apa? 


“Mau ke tempat saudara Bu!” jawab Isyana asal dan berbohong. 


“Oh... saudaranya dimana?” tanya Ibu itu lagi kepo. 


“Katanya di dekat sini, nanti mau jemput! Saya baru mengabarinya kalau saya sudah di sini!” jawab Isyana lagi. 


“Oh gitu, berarti nunggu jemputan ya?” 


“Iya!” 


“Maaf ya, nunggunya di luar ya, soalnya pintunya mau dikunci, takut disalah gunakan!” tutur Ibu itu memberitahu. 


Isyana kemudian mengangguk, dan keluar membawa tasnya.


Isyana menelan ludahnya getir. Bahkan tempat ibadah di kota yang seharusnya untuk umum pun dijaga ketat dan tidak sepenuhnya untuk umum. Isyana terusir seperti gelandangan. 


Isyana kemudian berjalan keluar sekalian pergi dari tempat ibadah itu, Isyana berjalan menuju ke halte bus.


Sepanjang langkahnya, Isyana tersenyum getir merutuki dirinya sendiri. 


Isyana tidak lagi menyisakan air mata atas kemalanganya, dia malah ingin menertawai kisahnya, menertawai kehidupan yang kadang membuatnya tak mengerti. 


“Hah... kasian sekali hidupku? Apa benar aku begitu sombong dan munafik, bisa- bisanya aku berkata begitu pada Mika? Benarkah aku akan menjadi gembel setelah ini?” batin Isyana sayu sambil melihat jalanan menunggu bis antar kota datang. 

Saat berhadapan dengan Mika, urat saraf normal Isyana memang hilang dan bisa bicara apa aja. Meski tidak rasional yang penting bisa membalas memberi pelajaran untuk Mika.


“Bodohnya aku mengira mas Lana sudah mencintaiku? Kenapa aku merasa sangat yakin, sikap ramahnya selama beberapa waktu terakhir ini sebuah cinta? Benar kan tidak mungkin orang berubah dalam waktu singkat? Dia hanya berbohong, dia hanya mau tubuhku saja?”  batin Isyana getir.


“Tapi bagaimana kalau perasaanku benar dia sungguh sudah mencintaiku? Apa dia akan terluka dengan keputusanya ini? Apa dia akan baik- baik saja? Kenapa aku malah memikirkanya?” 


“Ah tidak, semua itu hanya ilusiku dan aku yang terlalu percaya diri. Kalau Mas Lana benar mencintaiku, kenapa dia tidak mendengarkan penjelasanku dan mencari bukti yang benar? Kenapa dia tidak memberi kesempatan untuk memberi celah agar kita bertahan? Mudah sekali dia mengambil keputusan?” 


“Tunggu. Kalau dia tidak mencintaiku? Seharusnya dia tidak marah bukan kalau benar aku berselingkuh? Dia terlihat sangat marah?” 


“Tukang sayur? Bersekongkol? Laki- laki itu? Kenapa bisa aku tertuduh selingkuh dengan Adnan? Kenapa Mika bisa mengambil jalan Adnan untuk memfitnahku? Aku harus pastikan ini dan cari tahu ini! Jadi dia membuntutiku?Atau bagaimana?” 


“Ah, tidak... tidak... bagaimanapun jalan ceritanya? Mas Lana mencintaiku atau tidak, semua sudah terjadi, dari awal memang seharusnya aku tidak menikah denganya kan? Mas Lana memang tidak seharusnya bersamaku? Ini memang jalan terbaik! Yakin Isyana!” 


Isyana duduk termenung di sebuah halte, terus bermonolog dalam hati, memikirkan masalahnya.


Isyana memang tidak habis pikir kenapa dirinya sampai tertuduh selingkuh. Padahal jelas dan nyata, Lana lah yang berselingkuh.  


“Sekarang aku fokus ke kehidupanku saja. Aku tidak mungkin pulang ke rumah ibu? Yanga ada aku akan dihina dan disalahkan?” batin Isyana lebih baik memikirkan kedepan, dimana akan tinggal. Isyana bertekad tidak mau berurusan dengan ibu tirinya. 


Isyana mengambil dompetnya, uang yang dia punya sekarang tidak lebih dari satu juta. Untung sewa kontrakan kemarin masih sampai satu tahun ke depan.


Meski baru kemarin berpamitan pada Tuti dan memasrahkan green housenya, sepertinya Isyana memang harus memasang muka tebal kembali ke tempat itu. 


“Apa aku pamitan dan cerita ke Mama?” batin Isyana tiba- tiba teringat mertuanya. 


“Hah... untuk apa? Nanti aku dikira mengadu, tidak terima dan memohon belas kasihan? Biar saja Mas Lana yang memberitahu Mama!” batin Isyana memutuskan. 


“Semoga mamah selalu sehat, semoga Mika bisa jaga Mamah, biarlah Mika akan tahu bagaimana sifat Mas Lana!” batin Isyana menghela nafasnya mantap tidak mau memohon dukungan Mamahnya. 


Jika saja mereka bercerai dengan jalan baik, Isyana akan mengucapkan selamat tinggal dan berpamitan dengan cara yang baik.


Kenyataanya, Isyana diusir, diceraikan dengan cacian. Isyana tidak mau merendahkan harga dirinya lagi, Isyana harus cepat pergi.


Tidak berselang lama bus yang menuju ke arah kota B datang. Isyana pun meraih tas pakaianya naik bus itu. Memilih tempat duduk di belakang supir dekat jendela.


“Hh....!” Isyana bernafas panjang, berdoa dalam hati dan melebarkan sudut bibirnya. 


“Inilah hidup baruku, aku bukan hanya kabur dan sembunyi, tapi sekarang aku memang bebas. Akan aku ukir jalan hidupku sendiri!” batin Isyana menggenggam gagang tasnya. 


Bersambung.  🥰🥰 Bab 32


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 31"