Istri yang terabaikan Bab 165

 Hello moms kembali lagi admin akan memberikan novel gratis yang sangat seru,novel ini merupakan salah satu novel yang lagi viral di FB loh..Novel ini menceritakan tentang balas dendam seorang istri yang tak anggap.Novel ini sangat seru loh moms dan mempunyai banyak penggemar setia.


Novel yang Berjudul “ ISTRI YANG TERABAIKAN “ ini menceritakan kisah seorang istri yang diabaikan oleh suaminya yang ssuka marah dan tidak menghargainya sebagai istri,kisah yang membuat kita larut ke dalam alur ceritanya ini sangat patut untuk dibaca yuk simak Novel nya…cekidot 😘🥰


165 Asal Usul


“Kurang ajaar.... jalaaang...!” teriak Lana mengacak- acak kamarnya.


Lana menyadari Mika membawa jam tangan mahalnya dan koleksi barang antiknya.


Bu Wira yang juga sedang kesal diacuhkan Isyana kaget.


“Ada apa ini Lana?” tanya Bu Wira segera mendekat.


“Hah.... hah....,” Lana mencengkeram tanganya seperti orang keseetanan, menahan serangan penyakit emosionalnya yang kambuh.


“Ada apa Nak?” tanya Bu Wira datang ke putranya dan mengelus bahunya lembut.


“Dia mencuri barang- barangku, Mah!” ucap Lana mengadu.


Bu Wira melihat tangan Lana berdarah. Lana sudah memukul kaca.


Sebagai seorang ibu, Nyonya Wira merasakan sedih dan ikut marah. Bu Wira kemudian mendekat.


“Kita akan temukan dia dan buat dia membayar semuanya!” bisik Bu Wira.


Bu Wira kemudian mengambil sekotak p3k yang tertempel di dinding dan mengobati luka anaknya yang terkena serpihan kaca.


“Kemarilah, Nak. Mama obati!” tutur Bu Wira.


Lana diam patuh ikut Bu Mutia dengan tatapan mata kosong saat disentuh ibunya. Bu Wira mulutnya mengatup dan tatapanya juga tajam menerawang jauh.


Dengan gerakan perlahan dan lembut Bu Wira mengelap ceceran darah di tangan Lana, membersihkan dengan antiseptik dan kemudian memberinya salep agar cepat kering dan membungkusnya dengan kassa steril.


Di setipa gerakan tangan Bu Wira, bayangan Bu Wira terbang ke masa lalu. Masa lalu saat Lana masih kecil.


Flash back.


Kakek Lana seorang pengepul teh di kampung. Keluarga kakek Lana cukup terpandang, saat itu dia pengepul teh terbesar di desa itu.


Dari hasil itu, kakek Lana berhasil menyekolahkan Tuan Hanggara menjadi seorang Sarjana, bahkan Tuan Hanggara hendak melanjutkan S2 dan mendapatkan gelar magister.


Kakek Lana tentu saja dengan bangga mendukung anaknya. Mencari uang lebih giat dan lebih semangat.


Apalagi Tuan Hanggara menyampaikan ke orang tuanya kalau dirinya naksir anak seorang pejabat di kota itu, yang bernama Mutia Larasati.


Dia satu kampus dengan ayah Lana. Ya Bu Mutia adalah Bu Wira sekarang.


Bu Mutia memang terlahir dari keluarga pejabat sehingga dia pandai membawa diri dan anggun.


Akan tetapi kakek Lana terkenal suka mengurangi timbangan saat petani menjual hasil panen.


Hingga suatu ketika di desa seberang terdengar ada tuan tanah dan saudagar teh yang baik dan jujur.


Warga sekitar tidak lagi menjual ke kakek Lana melainkan ke saudagar di desa tetangga.


Setelah di selidiki, orang baik dari desa tetangga itu adalah keluarga Isyana.


Sejak saat itu, kakek Lana tidak bisa mendapatkan barang yang bagus dan keuntungan yang banyak seperti sebelumnya. Padahal ayah Lana baru saja masuk ke jenjang sekolah S2 di luar negeri dan butuh biaya banyak.


Kakek Lana juga baru saja melamar Bu Mutia untuk Tuan Wira dan menghabiskan banyak uang.


Kakek Lana akhirnya ikut berjudi. Akan tetapi Tuan Wira sampai akhir dia selesai kuliah S2 dan pulang ke negaranya tidak tahu menahu mengenai perilaku buruk ayahnya.


Tuan Wira hanya tahu ayahnya baik- baik saja. Ayahnya pun berusaha baik- baik saja agar Tua Wira tetap bahagia.


Awalnya Tuan Wira selepas sekolah bekerja di perusahaan Suntech.


Saat itupun perusahaan Suntech baru hanya ada satu di pusat.


Tuan Wira bertemu dengan Tuan Priangga. Akan tetapi selama bekerja, Tuan Wira selalu diperlakukan berbeda dengan Tuan Priangga.


Meski saat itu Tuan Priangga bekeerja santai dan Tuan Wira bekerja keras. Selalu Tuan Priangga yang dipromosikan.


Bagaimana tidak, Sebab Tuan Priangga anak yang punya perusahaan. Jadi ya sebaik apapun Tuan Wira tetaplah karyawan.


Akan tetapi Tuan Wira bertahan demi bisa menikahi kekasihnya yang notabenya adalah anak pejabat. Tuan Wira malu kalau tidak punya pekerjaan.


Hingga Tuan Wira menikah.


Setelah menikah dan berhasil menjadi menantu pejabat. Tuan Wira keluar kerja karena tidak bisa menahan amarah selalu menjadi nomor dua.


Tuan Wira pun terjun ke usaha ayahnya. Setelah terjun ke usaha ayahnya barulah, Tuan Wira tahu kalau usaha ayahnya ternyata bangkrut, dan terlilit hutang.


Di saat yang bersamaan, Bu Mutia hamil Lana.


Tuan Wira mau tidak mau menanggung semua hutang ayahnya. Apalagi tidak lama kemudian ayah Tuan Lana meninggal. Di saat bersamaan Lana lahir.


Selama masa kecil Lana, Bu Wira dan Tuan Wira banyak menemui kesulitan. Hari- hari mereka penuh dengan peluh keringat dan emosi.


Bahkan karena himpitan masalah tidak jarang Tuan Wira melakukan kekerasan sehingga Lana mengalami gangguan mental.


Ya Lana mengalami gangguan kontrol impuls semasa kecilnya. Lana kesulitan mengontrol emosi dan perilaku. Sejak anak- anak Lana menderita ODD (Oppositional Defiant Disorder). Gangguan tidak bisa mengendalikan emosi pada anak dan suka marah.


Bu Mutia yang anak pejabat kemudian mengadu pada ayahnya. Saat itu Lana dan Bu Mutia ikut orang tuanya. Lana mendapatkan pengobatan.


Tuan Wira sendiri bertahan memperbaiki usahanya meski harus menjual semua aset- asetnya. Untuk membayar hutang.


Hingga suatu hari Tuan Wira bertemu dengan Tuan James. Tuan Wira diajak bisnis haram dari orang yang meminjamkan uang pada ayahnya.


Sejak saat itu Tuan Wira membantu renterir bernama James, yang memberi hutang ayahnya dengan menyediakan gudangnya sebagai pabrik tersembunyi. Gudang tempat packing obat- obat terlarang yang di terima dari luar negeri berkedok gudang teh.


Tuan Wira mendapatkan uang sewa yang besar meski dia tidak sebagai tokoh utamanya.


Tuan Wira kemudian mempunyai akal untuk mendekati saudagar dari desa seberang yang tidak lain adalah orang tua Isyana. Tuan Wira bekerja sama dan mulai bangkit sedikit demi sedikit.


Mengetahui keluarga Isyana adalah penyebab kehancuran ayahnya Tuan Wira berniat jahat dengan menghancurkan rumah tangga ayah Isyana. Tuan Wira meminta karyawanya menggoda Tuan Atmadja.


Ya Tuan Atmadja tergoda oleh ibu tiri Isyana. Ibu Isyana jadi sakit dan meninggal.


Tuan Atmadja kemudian menikah dengan teman karyawan Tuan Wira. Dari sini awal mula kehancuran Tuan Atmadja.


Bu Mutia dan Lana kembali ke desa akan tetapi rupanya Lana belum sembuh. Di akhir masa remajanya Lana masih sering mengamuk. Karena Lana masih mengidap gangguan, IED (Intermitten explosive disorder). Kelainan yang masih di temui pada anak di akhir masa remaja sering mengamuk.


Sehingga Bu Wira mengobati Lana sekaligus menyekolahkan Lana di luar negeri. Bu Wira malu jika orang lain tahu tentang Lana.


Untuk membiayai sekolah Lana mau tidak mau Tuan Wira melanjutkan bisnis haramnya.


Kini tidak hanya sebagai penyedia tempat tapi ikut andil dan memberikan modal.


Tuan Wira tidak hanya mampu membiayai Lana tapi mampu membeli tanah agar lebih luas. Termasuk membeli lahan Tuan Atmadja berkedok menolong.


Hingga akhirnya Tuan Wira ikut masuk ke dalam partai politik. Mengikuti jejak mertuanya yang mulai sakit- sakitan.


Tuan Wira kemudian sukses di jalan politik itu.


Ekonomi Tuan Wira kembali pulih dan menjadi orang kaya lagi. Ingatan masa lalu Tuan Wira membuatnya dendam. Termasuk terhadap Tuan Priangga.


Tuan Wira berfikir, dia tidak ingin menjadi pekerja lagi, tapi ingin menjadi penguasa. Ingin mempunyai kekuasaan.Apalagi dengan kekuasanya semakin memperluas bisnisnya dan mudah.


Lana pulang ke tanah air tapi untuk beberapa waktu masih harus konsultasi ke psikologi. Meski begitu agar karir Lana tidak hancur, Bu Wira menyembunyikan penyakit Lana.


Tidak ada satu orang pun yang boleh tahu kalau anaknya mempunyai kelainan.


Itu sebabnya Bu Wira menikahi Isyana. Sebab Bu Wira melihat Isyana anak yang patuh. Bu Wira juga memegang kendali ibunya dan keluarganya. Bu Wira merasa Isyana bisa mengendalikan Isyana.


Bu Wira juga tetap menyayangi anaknya meski anaknya berbuat kesalahan. Karena Bu Wira tahu Lana sakit.


"Kita sudah punya semuanya Lana. Tolong kendalikan dirimu!" ucap Bu Wira


Lana menunduk menittikan air matanya. Sebenarnya Lana juga tersiksa dengan keadaanya.


“Mamah, akan lakukan apapun asal kamu bahagia Lana. Berhentilah berbuat seperti ini dan membuat mamah menderita!” lirih Bu Wira meneteskan air matanya. Bu Wira juga tersiksa setiap melihat Lana ngamuk dan memecahkan barang- barang.


“Semua sudah kita miliki sekarang, tolong lawan sakitmu, kendalikan emosimu...,” lirih Bu Wira lagi.


“Lana ingin Isyana kembali, Mah!” tutur Lana mengeratkan rahangnya dengan tatapan sangat mengerikan.


“Lana ingin Isyana, Mah!” tutur Lana lagi dnegan tatapan kosongnya.

****


Bersambung


Klik ini Untuk Lanjut ke bab Berikutnya 


gimana moms serukan kisah ini mempunyai plot alur cerita yang susah di tebak,ini permulaan yah moment yang menegangkan ada di pertengahan cerita.yuk kita lanjut lagi gaskuennnn







Posting Komentar untuk "Istri yang terabaikan Bab 165"